webnovel

My Perfect Asisstant

Bocah itu ternyata seorang lelaki imut yang muncul untuk mematai dia dan perusahaannya, bukannya menyingkirkannya, ia justru menjadikannya pemuas tubuhnya dengan bisikan iblisnya, "Sayang, untuk apa memataiku, ini semua milikmu." Sesama lelaki, namun memanggil sayang? lelaki yang luar biasa, ANEH!

Silent_Love · Urban
Not enough ratings
4 Chs

Prolog

"Tenang lah, aku akan melakukannya dengan pelan." ucapan itu bagai kata kata dari pencabut nyawa, lelaki itu melirik pada sosok pria bertubuh kekar yang tengah sibuk melepas kancing kemejanya, seraya tubuhnya yang menimpa lelaki itu.

Tunggu tunggu! dimana dia sekarang? mengapa ada lelaki aneh dihadapannya? melakukannya dengan pelan? melakukan apa?.

Jun memperhatikan wajah kian lekat, shit! bukan kah ini bossnya? lelaki arogant yang selalu menatap tajam padanya? mengapa ia berada di bawah kungkungan pria itu.

Perlahan Jun merasakan sesuatu, sebuah kehangatan menyentuh tubuhnya. Tubuh? lelaki itu spontan melirik tubuhnya dan sial! tubuh benar benar telanjang tanpa sehelai pun, apa yang pria dihadapannya ini coba lakukan? jangan bilang pria ini manusia abnormal yang.

"Arghhhhh..." teriakan itu lepas, sesuatu menghantam bagian bawahnya, dan...

"Shit! apa yang kau lakukan padaku bajingan!" sentaknya mencoba melepaskan diri, namun pelukan lelaki itu terlalu kuat, tubuhnya jauh lebih besar dari pria itu.

kungkungannya membuat tubuh Jun melemas, bersamaan dengan irama hentakan yang menusuk bagian tubuhnya, semua berlangsung bagai mimpi buruk, bagaimana bisa seorang lelaki di cabuli oleh pria lainnya.

***

"Mamaaaa..." suara cempreng khas anak itu terdengar melengking di telinga, Jun tau siapa pemiliknya, tentu saja si bocah imut, Alfred.

Sejak semua yang terjadi, kini lelaki itu menempati posisi sebagai kekasih dari sang pengusaha sukses itu, seorang pria yang masih terhitung muda dalam pencapaian suksesnya.

lebih dari menyandang status kekasih, kini ia menjadi ibu dari sang bocah imut itu, benar bahwa dia lelaki, tapi kelihatannya sang boss melupakan itu, sejak ia menikmati tubuh dari anak remaja itu.