61 Asal Mula Stealth

Hello dear readers,

Cuman mau kasih info, mulai sekarang ceritanya agak ke arah suram/tegang karena sedikit demi sedikit hal2 misterius (di awal pertengahan cerita) mulai terkuak. Mulai mengenai organisasi LS lalu asal muasal terciptanya Stealth dan juga bagaimana Kinsey dan Cathy berpisah sejak lahir akan diceritakan bertahap. Jadi adegan manis antara VC akan jarang terlihat.

Mohon maaf kalau ceritanya agak rumit, tapi ini memang konsep dasar cerita saya. Saya harap kalian menyukainya hingga akhir.

Hari ini saya akan up satu bab lagi + spin off mengenai masa kecil Vincent saat bertemu dengan Cathy yang masih batita.

Happy Reading! 😁😁😁

~~~~~♡♡♡~~~~~

Vincent tidak pernah berkelahi sebelumnya. Kalaupun berkelahi, itu hanya seputar mencubit pipi sepupunya yang sering menggodanya. Namun dia tidak pernah adu fisik dengan sepupunya itu. Bahkan saat kakak perempuannya memukulnya, dia juga tidak pernah membalas. Lagipula pukulan kakaknya tidak benar-benar terasa sakit.

Tiap kali ada orang yang menantangnya unjuk kekuatan, dia tidak pernah meladeninya. Banyak yang bilang dia lemah dan pengecut, dia tidak peduli. Dia sudah dididik untuk tidak masuk dalam perkelahian ataupun memulainya. Namun dia juga tidak dididik untuk menjadi pengecut. Jika dia melakukan kesalahan, dia harus berani mengakuinya. Kalau dia tidak melakukan kesalahan, maka dia harus berani menghadapi masalah apapun yang mendatanginya.

Pada dasarnya, Vincent merupakan anak yang riang dan mudah bergaul karena itu meski ada yang menantangnya dia akan menanggapinya dengan humor yang langsung membawa tawa pada orang yang menantangnya. Dengan mudahnya dia mengubah seorang lawan menjadi kawan.

Sayangnya, dia tidak bisa menanggapi yang satu ini dengan humor karena taruhannya adalah nyawanya. Secara insting dia tahu dia harus menghindar dan dia yakin dia bisa menghindarinya. Tapi.. apa yang akan terjadi pada Chloe yang terduduk lemas di belakang punggungnya? Jika dia menghindar, maka pisau itu pasti mendarat ke tubuh lemah Chloe.

Akhirnya Vincent memutuskan untuk tidak bergeming dari tempatnya. Dia tidak bisa melawan, bertahan ataupun menghindar. Yang bisa dia lakukan untuk melindungi Chloe saat ini adalah menerima serangan yang datang menghampirinya.

Vincent memejamkan matanya mengantisipasi rasa sakit yang akan datang. Tapi rasa sakit itu tidak pernah datang, yang ada malah terdengar suara seperti erangan sakit.

Saat dia membuka matanya, dia melihat seorang pria lain berbaju serba hitam telah memiting orang bersenjata dan mengamankan pisaunya. Dalam sekali pukulan pada tengkuknya, orang tersebut sudah tidak sadarkan diri.

Vincent tetap tidak bergerak dari tempatnya dan bersikap waspada terhadap orang asing yang baru datang tersebut. Siapa orang ini? Vincent tidak tahu kenapa, tapi dia merasakan orang ini sangat berbahaya. Jauh lebih berbahaya daripada orang yang baru saja tak sadarkan diri. Vincent merasa terintimidasi hanya melihat tatapan mengerikan dan tubuh besar pria itu. Namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya dan berusaha melindungi wanita yang ada di belakangnya.

"Menarik sekali. Tidak ada ketakutan dari sinar matanya. Kurasa dia bisa.."

"Lest.. aku tidak ingin melibatkannya." ucap Chloe lemah namun ada nada perintah disana.

Vincent memandangi orang asing ini dengan tatapan menyelidik. Setelah yakin pria bernama Lest tidak bermaksud jahat, Vincent kembali berdiri di sisi Chloe dengan tatapan khawatir.

"Vincent kenapa kau membuang obatku?" tanya Chloe dengan lemah.

"Itu bukan obat, orang itu memasukkan sesuatu ke dalam mangkuk. Pasti gara-gara itu kau tidak sembuh selama berhari-hari."

Tidak ada reaksi terkejut pada mata Chloe, malah wanita itu hanya tersenyum menyesal kearahnya.

"Kau.. kau sudah tahu kalau kau diracuni?!"

"Tentu saja tidak. Awalnya aku tidak tahu. Setelah tahu, semuanya sudah terlambat. Kini efek racunnya sudah mulai bereaksi."

"Apa Tuan Davone sudah mengetahuinya?"

Chloe menjawabnya dengan sedih. "Memang apa yang bisa dilakukan ayahku? Beliau juga sedang berjuang di rumah sakit. Aku tidak ingin memperburuk kondisinya memikirkan kesehatanku. Biar ini jadi rahasia kita. Hm?"

Setitik air mata keluar dari mata Vincent.

"Kalau begitu kenapa? Kenapa kau masih meminumnya kalau sudah tahu?"

"Target mereka selanjutnya adalah Benjie. Jika mereka sadar telah gagal menyerangku, mereka pasti akan melukai Benjie dan aku sama sekali tidak menginginkannya."

Air mata lain menetes dari mata Vincent sebelum akhirnya dia menangis.

"Dokter, kita harus ke dokter. Kumohon Chloe.. ayo kita ke rumah sakit sekarang."

"Aku tidak bisa melakukannya. Jika aku ke dokter..."

"APA KAU TIDAK INGIN HIDUP LAGI?!"

Baik Lest maupun Chloe merasa terkejut mendengar bentakan anak remaja di hadapan mereka. Sepanjang ingatan Chloe, Vincent adalah anak yang manis, penurut, meski terkadang jahil tapi Vincent tidak pernah membentaknya. Vincent juga tidak pernah menunjukkan emosinya seperti saat ini.

"Bocah, sepertinya kau sangat mengkhawatirkan keadaan nona pertama, bagaimana kalau..."

"Lest!" nada Chloe terdengar mengancam dan mengerikan membuat Vincent tertarik untuk mendengarkan kelanjutan Lest.

Sebenarnya Vincent sama sekali tidak peduli Lest ada disana, dia hanya memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa membuat seorang Chloe yang keras kepala ini untuk segera pergi ke rumah sakit.

Namun saat menyadari Chloe tidak suka Lest mengatakan sesuatu, rasa ingin tahu Vincent tergugah.

"Apa yang ingin kau katakan?"

"Vincent, kau tidak harus.." kalimat Chloe kembali terpotong karena batuknya yang tidak kunjung berhenti. Tidak lama kemudian, Chloe tidak sadarkan diri.

"Chloe! Chloe!" rasa panik dan takut kembali menyerang Vincent.

Vincent hanya menangis dan membiarkan Lest menggendong Chloe untuk dibaringkan ke ranjang besar.

"Tidak perlu menangis, dia hanya tertidur."

"Kau sama sekali tidak mengkhawatirkannya?"

"Tuan besar Davone telah menempatkanku sebagai pengawal pribadinya semenjak usianya masih remaja. Kami sudah bersama selama lebih dari dua puluh tahun, kau masih berpikir aku tidak mengkhawatirkannya?"

"Ekspresimu sama sekali tidak menunjukkannya."

"Aku sudah dilatih seperti ini." jawab Lest masih dengan ekspresi datarnya.

"Tadi apa yang ingin kau katakan?"

"..." Lest terlihat ragu, "Lupakan saja. Nona pertama tidak ingin kau terlibat."

"Dengan aku terlibat, apa aku bisa membantunya?"

"Kau ingin membantunya?"

Untungnya saat ini Vincent duduk disebelah tubuh Chloe, kalau tidak kakinya pasti jatuh lemas melihat tatapan mengerikan disertai senyuman licik pria besar ini.

"Aku ingin membantunya."

"Kau hanya bisa membantunya jika kau bergabung dengan kami. Hanya saja nama organisasi kami sangat rahasia. Begitu kau mengetahui rahasia kami, kau tidak akan mudah lepas dari kami. Dan jika kau membocorkannya pada pihak asing, kau harus membayarnya dengan nyawamu. Apa kau masih tertarik?"

Vincent sadar kini kedua tangannya bergetar hebat karena rasa takut yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Kemudian dia melirik ke arah Chloe sekilas dan membulatkan keputusannya.

"Aku tetap ingin menolongnya."

Lest memperhatikan kedua tangan Vincent yang sudah tidak bergetar lagi. Lest mengangkat tubuh orang pemegang pisau tadi yang menyerang Vincent, lalu menyerahkannya pada orang lain. Semenjak itu Vincent tidak pernah melihat atau mengetahui kabar orang tersebut. Dia juga tidak peduli.

Setelah itu, Lest menceritakan panjang lebar asal muasal keluarga Paxton dan siapa pendiri LS sebenarnya.

Generasi pertama Paxton memiliki anak kembar bernama Zedakh dan Savannah. Waktu itu keluarga Paxton tidak memiliki kekayaan dan kekuasaan seperti sekarang. Singkat cerita Zed dan Sav saling bekerja sama untuk mengembangkan bisnis mereka. Hingga akhirnya mereka berhasil memasuki dua puluh besar orang tersukses di dunia ini.

Zed memiliki ambisi yang sangat besar untuk menguasai perekonomian dunia dan Sav mewujudkannya dengan menciptakan sebuah satelit bernama Stealth. Sav memiliki otak yang jenius bisa memprogram Stealth begitu rupa hingga bisa mengendalikan perekonomian dunia. Lalu suatu hari Sav ingin berhenti dan menyerahkan kendali Stealth sepenuhnya pada Zed. Dia ingin hidup bersama keluarganya dengan damai dan mengasingkan diri ke tempat yang lebih sepi.

Berbeda dengan Sav yang tidak tertarik dengan kekuasaan, Zed adalah seorang yang tidak pernah puas akan apa yang dimilikinya. Diam-diam dia menggaet beberapa mafia berbahaya dan menaungi mereka untuk melakukan pekerjaan kotor. Zed terkenal sebagai orang sombong, arogan, egois dan semua masyarakat yang levelnya lebih rendah darinya sangat membencinya.

Namun tidak ada yang bisa menghentikan ataupun melawan Zed. Waktu terus berjalan dan harta kekayaan serta kekuasaannya semakin bertambah. Bahkan kendali militer juga dipegangnya dan perang bisa pecah sewaktu-waktu jika Zed menginginkannya. Polisi, hukum, serta pengadilan berada di bawah kendalinya membuatnya menjadi orang terjahat dan terkejam di seluruh dunia ini. Kenyataan dia berada di peringkat nomor satu sebagai orang berkuasa dan terkaya di dunia membuat namanya menjadi yang paling ditakuti masyarakat.

Kemudian saat Zed sekarat karena usia tuanya, Dia mewariskan apa yang dimilikinya pada ketiga anaknya. Davone, Leonard dan Atlas. Davone mewarisi seluruh harta kekayaan Paxton, sementara Leonard mewarisi kelompok mafia yang dididik oleh Zed sebelumnya. Sementara Atlas... di mata orang-orang dia tidak mendapatkan warisan apa-apa, tapi sebenarnya dia mendapatkan apa yang tidak diwarisi kedua kakaknya... kendali penuh satelit Stealth. Diam-diam, Atlas merupakan anak kesayangan Zed dan tidak ada yang mengetahuinya.

Untungnya Atlas memiliki hati yang berbeda dengan ayahnya. Ditambah Sav sering menghubunginya dan memperingatinya untuk tidak menggunakan Stealth demi keegoisannya sendiri. Sav terus mengingatkan Atlas untuk menggunakan Stealth hanya untuk kepentingan keluarga.

Stealth bisa digunakan untuk pertahanan dan perlindungan, disaat yang sama juga bisa digunakan sebagai senjata untuk menghancurkan. Karena itu Atlas sangat jarang menggunakannya dan berpura-pura tidak tahu apa-apa mengenai Stealth. Rahasia mengenai keberadaan Stealth ikut terkubur bersama almarhum Zedakh dan Savannah.

Namun, Leonard iri pada Davone dan keiriannya bertumbuh seiring berjalannya waktu. Dia menganggap ayahnya pilih kasih dan hanya memberikan warisan kekayaan yang sesugguhnya pada kakaknya. Dia mengajak Atlas untuk menghancurkan sang kakak dan merebut warisannya. Di mata Atlas, Leonard akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Davone sama sekali tidak tahu rencana jahat adiknya sendiri dan tetap memperlakukan kedua adiknya dengan baik. Karakter Davone mirip dengan Sav yang tidak suka cari kekuatan ataupun pamer dengan kekayaannya. Karena itu, Atlas lebih merasa nyaman bersama Davone daripada Leonard.

Sekarang dia harus dihadapkan untuk memilih dari antara kedua kakaknya. Meski Atlas tidak terlalu suka dengan karakter Leonard, dia masih menganggapnya sebagai kakaknya. Karena itu untuk pertama kalinya dia menggunakan Stealth. Dengan bantuan Stealth dia mencari orang-orang berbakat untuk diperkerjakannya.

Tidak lama kemudian, Lion Stealth terbentuk yang kini disingkat menjadi LS. Anggotanya merupakan berbagai macam orang. Dokter, tentara, guru, detektif dan lain sebagainya. Singkatnya LS memiliki satu tim yang solid bertujuan melindungi dan mendukung Davone dari serangan licik siapapun.

LS berkembang dan memiliki tiga tim inti dengan bidang yang berbeda-beda. Begitu pula kekuasaan Leon yang semakin besar di dunia bawah. Semakin hari Leon semakin berani terang-terangan menyerang Davone hingga tega memberikan obat tidur dengan dosis tinggi pada kakaknya.

Akibatnya Davone harus dirawat inap di rumah sakit karena konsumsi obat yang terlalu tinggi. Kini Leon menyerang Chloe dengan memasukkan entah racun apa yang membuatnya semakin lemah dan sering sakit. Hingga saat ini semua dokter terbaik di LS masih meneliti racun tersebut dan berusaha menciptakan obat penawarnya.

"Coba lihat ke atas." ucap Lest membuat Vincent mendongakkan kepalanya melihat langit kamar Chloe.

Vincent terperangah akan apa yang dilihatnya. Sepanjang ingatannya saat memasuki kamar ini, dia tidak pernah ingat ada lukisan dengan tiga gambar yang mirip disana. Dia bahkan tidak menyadari ada lukisan di atas sana.

Lukisan dua ekor singa dengan warna berbeda serta seorang pria di tengah kedua singa tersebut dan mahkota emas di atas kepala ketiganya.

"Mahkota itu adalah satelit Stealth, dua singa merupakan dua pribadi yang akan selalu mendukung dan melindungi keberadaan Stealth. Pria itu adalah orang yang akan duduk di tahta Paxton." jelas Lest secara singkat.

"Jadi kedua singa itu adalah LS?"

"Sayangnya bukan. Aku tadi bilang dua pribadi. Aku beruntung pernah bertemu dengan mereka satu kali, sisanya mereka nyaris tidak pernah menampakkan diri. Keduanya adalah dua orang yang memegang kendali Stealth secara langsung. Mereka hanya bertindak menurut data yang ditunjukkan Stealth. Sembilan tahun yang lalu, nona pertama secara resmi mematikan Stealth sehingga dua pribadi ini tidak pernah muncul lagi. Mereka akan muncul begitu Stealth diaktifkan kembali."

"Kenapa Chloe mematikannya?"

"Bagaimana menurutmu? Stealth sangat berbahaya bila jatuh ke tangan orang yang salah. Leonard sudah menyadari ada sesuatu yang dimiliki Atlas, sehingga dia berusaha membuat Atlas membuka suara dengan menyakiti Tuan besar dan nona. Hanya saja, semenjak Stealth tidak aktif, Atlas telah menghilang."

"Jadi yang melindungi Chloe saat ini..."

"Ketiga tim inti LS yang masih aktif."

"Apakah Benjie mengetahui hal ini?"

Lest melirik ke arah Chloe yang masih tertidur pulas sebelum kembali menatap lurus mata anak remaja di depannya.

"Nona pertama tidak ingin adik bungsunya mengetahuinya." dia tidak ingin kehilangan seorang adik lagi. Lanjut Lest dalam pikirannya. "Semakin sedikit yang Benjamin ketahui semakin sedikit pula alasan Leonard menyakitinya." Lagipula Benjamin sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Paxton. Lest menyimpan pemikirannya untuk dirinya sendiri.

"Baiklah, aku akan bergabung. Jika memang itu bisa melindunginya, jika itu bisa membuat Chloe bertahan hidup, aku akan bergabung."

"Kau memang harus bergabung karena kau sudah mengetahui rahasia kami. Hanya saja kau harus mengikuti pelatihan khusus dan beberapa ujian yang harus kau lewati sebelum bergabung ke tim kami. Aku tidak yakin apakah kau bisa bertahan."

"Aku tetap akan melakukannya dan aku akan bertahan." jawab Vincent dengan penuh keyakinan.

Lest tersenyum puas mendengar suara ketekadan yang besar pada anak remaja itu. Dia bahkan bisa melihat tidak ada keraguan pada tatapan Vincent. Dia akan berkembang menjadi seorang ketua tim yang akan ditakuti musuhnya. Pikir Lest.

"Aku tidak akan mengizinkannya." tiba-tiba saja suara lemah Chloe terdengar kembali. "Aku tidak ingin melibatkan Vincent."

"Bukankah sudah terlambat? Anak ini mengetahui terlalu banyak mengenai rahasia LS. Kalau nona tidak mengizinkannya, dengan terpaksa aku harus membunuh anak ini sebelum dia keluar dari tempat ini."

"Lest! Apa kau menentangku?"

Dalam sekejap suasana disekitar Vincent berubah menjadi tegang dan mematikan. Vincent sama sekali tidak bersuara dan tanpa sadar keringat dingin mulai terbentuk di dahinya.

avataravatar
Next chapter