3 Awal dari sebuah penyiksaan

Di dalam rumah kayu...

"Bawa dia ke kamarku! Sisanya akan diurus oleh Armed!" perintah Troy acuh tak acuh.

"Tidak! lepaskan aku!" tolak Sofia dengan keras.

"Baik Bos!" jawab pria bertubuh gempal tersebut sambil menarik gadis dalam cengkeramannya menuju kamar pribadi bos-nya.

"Tidak! Aku tidak mau! Lepaskan aku! Lihat saja pembalasanku! Kalian tidak tahu sedang bermain- main dengan siapa!" teriak Sofia dengan arogan.

"Diam! Atau kau ingin aku menyumpal mulutmu dengan kaos kaki busuk!" ancam pria itu tegas.

Gadis itu langsung menutup mulutnya serapat mungkin ketika mendengar perkataan pria bertubuh gempal. Dengan tertatih -tatih ia mengikuti langkah pria tersebut. Tidak sengaja sepasang kakinya mengalami luka lecet dibeberapa tempat. Karena sejak awal ia selalu diseret secara paksa hingga beberapa kali terantuk.

Pria itu membawa Sofia menaiki anak tangga menuju lantai dua. Ketika berada di hadapan sebuah pintu kayu berwarna cokelat tua, ia menjulurkan salah satu tangan meraih kenop pintu dan mendorongnya supaya pintu terbuka lebar. Kemudian ia menghempaskan gadis yang berada di sisinya ke dalam ruangan tersebut. Sampai tubuh Sofia jatuh tersungkur di atas lantai kayu.

Dengan cepat Sofia segera bangkit berdiri, lalu memutar tubuhnya untuk berlari menuju pintu keluar. Namun, pria bertubuh gempal itu tidak sedikitpun menurunkan tingkat kewaspadaannya. Sehingga dengan mudah ia meraih pinggang ramping Sofia dan mengangkat tubuh mungilnya. Suara pekikan lolos dari bibir tipis milik gadis itu karena saking merasa terkejut. Lalu pria tersebut berjalan menghampiri ranjang king size yang berada di dalam ruangan.

Sekali lagi tubuh gadis itu dilempar dengan kasar ke atas ranjang. Pandangan kedua mata pria bertubuh gempal menjadi sangar dan kejam. Salah satu tangan terangkat ke depan menunjuk kearah Sofia. Seolah memperingatkan gadis tersebut untuk tidak bertindak konyol seperti barusan atau ia tidak akan segan lagi untuk melukai Sofia. Tanpa mengucapkan sepatah kata pria itu melangkah mundur ke belakang hingga sampai di dekat pintu kamar.

Tak lupa ia meraih kunci yang menggantung di dekat kenop pintu. Kemudian melangkahkan kedua kakinya menuju keluar ruangan. Pandangan mata terus mengawasi pergerakan gadis yang berada di atas ranjang. Tanpa ragu ia menutup pintu kamar dan segera menguncinya. Supaya gadis itu tidak dapat melarikan diri dari dalam ruangan.

Sepeninggal pria tadi, Sofia mulai mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling. Ia beranjak dari atas ranjang lalu berlari menuju kearah jendela kamar. Namun, gadis itu harus menelan kekecewaannya. Melihat teralis besi terpasang di setiap jendela kamar. Hal itu membuktikan bahwa sebelumnya pernah ada gadis lain yang bernasib sama seperti dirinya.

Kemudian gadis itu mulai memeriksa area kamar mandi. Akan tetapi, dengan lunglai ia kembali ke atas ranjang berukuran king size. Setengah jam kemudian terdengar suara kunci diputar. Seseorang sedang membuka kamar yang ditempati oleh Sofia. Seketika ia langsung merasa waspada terhadap bahaya yang datang mengintainya.

Sofia mencoba menunggu kesempatan untuk melarikan diri dari tempat terkutuk ini. Tiba -tiba seorang pria berusia diatas empat puluhan terlihat memasuki ruangan. Pria itu memerintahkan orang kepercayaannya untuk segera mengunci pintu kamar dari luar ruangan. Sebagian anggota Appollyon akan menunggu di luar ruangan sampai Bos mereka sendiri yang meminta supaya pintu dibukakan. Kemudian ia berjalan perlahan menghampiri ranjang king size miliknya, sambil membuka kancing kemeja satu- persatu.

Melihat apa yang dilakukan pria itu membuat Sofia beringsut ke belakang hingga tubuhnya membentur headboard. Setelah membuang kemejanya ke sembarangan arah, Troy segera naik ke atas ranjang. Tangan kanannya meraih salah satu kaki gadis tersebut. Kemudian menariknya dengan kasar hingga Sofia berada di bawah tubuh Troy.

"Mau lari kemana, hm?" tanya Troy dengan santai.

"Tolong lepaskan saya! Saya berjanji akan memberikan berapa pun yang Anda minta, asalkan Anda mau melepaskan saya!" mohon Sofia di sela -sela isak tangisnya.

"Aku tidak membutuhkan uangmu! Aku hanya menginginkan kehangatan tubuhmu!" tandas Troy terlihat tidak tertarik pada uang, karena ia bisa memeras atau merampok siapapun yang ia inginkan jika membutuhkannya.

Sreet! crash!

Sebuah tangan meraih gaun yang dikenakan gadis itu dan merobeknya dengan kasar menjadi dua bagian. Hingga memperlihatkan setiap lekuk tubuh Sofia yang terlihat padat dan berisi di beberapa tempat. Pelecehan tersebut membuat gadis muda itu mengigil ketakutan. Paras cantiknya menjadi seputih kapas kala tangan milik Troy mulai menjelajahi setiap jengkal tubuhnya.

"Tidak! Jangan sentuh aku!" seru Sofia sambil menutupi bagian atas tubuhnya dengan kedua telapak tangan.

Namun, Troy terlihat tidak memperdulikan perkataan Sofia. Ia terus mencumbu gadis itu untuk menemukan titik sensitif. Pemberontakan yang dilakukan oleh Sofia menjadi sia- sia. Pasalnya tenaga gadis itu tidak sebanding dengan pria seperti Troy.

"Tolong Tuan! Jangan lakukan ini!" pinta Sofia terlihat menggelengkan kepalanya.

Akan tetapi, pria berumur 40 tahunan ke atas itu tidak menggubris permintaan Sofia. Di sela -sela cumbuannya, Troy memaksa untuk memasuki tubuh Sofia. Ia memperkosa gadis malang itu berulang kali hingga menjelang pagi hari. Senyum puas menghiasi wajahnya, kala menemukan bercak darah pada permukaan seprai yang digunakan.

Kedua mata gadis itu bengkak dan kemerahan karena menangis semalaman. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan pegal- pegal, ditambah ia tidak memiliki tenaga lagi untuk melawan. Rasa panas menyengat terasa sampai membuat Sofia tidak nyaman pada bagian bawah tubuhnya. Hanya selembar selimut yang dapat digunakan untuk menutupi tubuh polosnya.

Disisi lain, Troy yang tengah terlelap di atas ranjang king sizenya. Ia tampak tidak memperdulikan keadaan mengenaskan yang dialami gadis malang itu. Membiarkan Sofia menangis sepuasnya di atas lantai kayu. Troy tidak merasa khawatir gadis itu akan melukai dirinya. Sebab ia mengetahui dengan baik bahwa kamar yang ia dan Sofia tempati kosong tanpa benda tajam satupun.

Rumah kayu ini hanya persinggahan bagi pria berumur 40 tahunan ke atas itu. Sehingga tidak ada barang pribadi yang dapat ditemukan di tempat ini. Ditambah putri semata wayangnya tidak akan membiarkan wanita lain berada di kediaman asli mereka. Sehingga rumah kayu tersebut menjadi markas sekaligus tempat ia melampiaskan nafsunya.

"Berisik! Apa kau tidak lelah menangis terus sejak semalam?!" tegur Troy dengan kesal karena tidurnya merasa terganggu.

"Dapatkah kau melepaskanku? Kau sudah mengambil sesuatu yang berharga bagiku!" timpal Sofia lirih.

"Tidak! Mulai detik ini kau akan tinggal disini! Tugasmu hanya melayaniku! Atau kau lebih memilih dijual ke rumah bordir untuk menjadi jalang murahan seperti gadis lainnya!" tandas Troy tegas.

Lalu ia segera mengubah posisi terlentang menjadi duduk bersandar pada headboard. Pandangan kedua matanya menatap tajam ke arah gadis yang berada tidak jauh darinya. Tampak jelas ia menikmati ketakutan yang sedang dirasakan oleh Sofia. Sekali lagi senyum puas menghiasi wajahnya melihat gadis itu diam membisu.

avataravatar
Next chapter