webnovel

My Mission Is My Love Too

Kami di jodohkan tapi dengan cara yang aneh? Yang aku sendiri setelah mengetahuinya merasa kemana fikiran kedua tua bangka itu astaga!!!??? . .

Jeanova_Fierro · Urban
Not enough ratings
4 Chs

Chap 2

"Astaga oke sekarang perkenalkan dirimu wahai.wanita.ceroboh." kata lelaki di depan Syane penuh penekanan.

"Oke perkenalkan nama Saya Syane Putri Pratama" jawab Syane sembari mengulur kan tangan menjabat tangan lelaki yang akan menjadi boss nya.

"Sean Peterson" balas Sean singkat.

Setelah perkenalan singkat Syane dan Sean akhirnya Sean menyuruh Andre untuk memberitau apa saja pekerjaan yang akan dilakukan Syane sebagai sekertaris Sean.

Andre dengan senang hati mengajari Syane banyak hal. Tentunya Syane tau pekerjaan sebagai seorang sekertaris. Selain itu, mengetahui fakta bahwa bukan Andre lah Boss dari perusahaan ini membuatnya sedikit bosan mendengar penjelasan Andre.

Hahhhh akan sangat sulit mendekati Sean, dan kesan pertama yang kami berikan waktu pertama kali bertemu bukanlah kesan yang baik....aku hanya akan mendekatinya untuk sebuah informasi mengenai perusahaan ini bukan untuk jatuh cinta.

"Nah Syane hari ini aku hanya memberitahu mu apa saja yang akan dilakukan kau sebagai sekertaris Sean, Sean bukan lah orang yang mudah dihadapi, orang² yang menjadi sekertaris Sean selalu tidak betah hanya dalam waktu seminggu, maka dari itu lowongan pekerjaan disini yg selalu kosong adalah lowongan sekertaris" jelas Andre panjang lebar.

"Hemm okay, terima kasih Andre, aku akan mencobanya" jawab Syane.

"Ya kau harus mencobanya, aku tidak ingin kau pergi" gumam Andre, dan itu hanya sebuah gumam-an Syane tidak mendengarnya tentu saja.

"Kau mengatakan sesuatu?" Tanya Syane.

"A-ahh ti-tidak, semangat Syane" jwbnya gugup.

"Terima kasih"

*****

Syane.

Hari ini selesai sudah pelajaran pertamaku sebagai sekertaris Sean. Hahhhh, Aku lelah. Tiba-tiba saja Aku memikirkan kehidupan ku yang sudah berumur 25 tahun namun belum menikah. Aku lelah terus memerus menggulingkan perusahaan seseorang demi Ayah. Aku ingin memiliki keluarga kecil, mulai hidup dengan tujuan, bahagia, dan mempunyai anak-anak kecil yang lucu. Saat ini aku hanya berharap ini misi ku yang terakhir.

Memikirkan mempunyai keluarga kecil membuat perutku lapar. Aku pun berjalan menuju dapur yang ada di apartemen ku. Kemudian aku melihat seisi kulkas, Hahhhh....Lagi-lagi aku menghela nafas. Aku ingin sekali memasak tapi tidak ada apapun disini. Aku tidak sempat berbelanja kebutuhan dapur karna aku sudah memikirkannya sebelum dapat pekerjaan pasti aku akan sibuk jika mulai bekerja dan bahan makanan itu tak akan tersentuh oleh tanganku, dan hanya akan menjadi busuk.

Aku akhirnya keluar dari apartemen ku untuk mencari makanan. Aku malangkahkan kaki ku menuju lift. Sesampainya di lift aku menekan tombol lantai dasar gedung ini. Setelahnya terdengar bunyi dari lift ini yang menandakan aku sudah sampai di lantai dasar. Aku segera keluar dari apartemen ku menuju parkiran. Saat sedang berjalan tiba-tiba.....

BUGH

"Awww" ringis ku pelan mengusap-usap hidungku. Kemudian medongakan sedikit kepala ku untuk melihat orang yang aku tabrak(?).

"Ah pak Sean Anda tinggal di apartemen ini juga?" Ya...orang yang barusan aku tabrak adalah Sean-boss ku.

"Cukup Sean saja jika sedang di luar" jawabnya dingin. Ckk, dia dingin sekali hei bagaimana dengan pertanyaan ku tadi? Dia tidak menjawabnya sama sekali.

"Ahh baiklah pak-eum maksudku Sean" jawab ku agak gugup karna menurutku ini agak kurang sopan. Yah mau bagaimanapun awal pertemuan kami tetap saja dia sekarang boss ku dan ini agak kurang sopan menurutku. Setelah itu dia hanya berlalu pergi meninggalkanku. Pantas saja semua sekertarisnya tidak betah bekerja dengannya. Walaupun ia eum tampan-yah aku akui-tapi ia dingin. Semoga saja aku dapat bertahan karna aku sangat berharap ini yang terakhir. Akhh aku lupa dengan tujuan ku.

Aku pun segera masuk ke mobil, menyalakannya kemudia melajukan mobil ini membelah jalanan kota yang sedikit ramai. Sesampainya di restoran aku langsung memesan sebuah menu dan kemudian memakannya dengan khidmat. Tidak perlu berlama-lama makananku akhirnya sudah habis.

Aku tidak langsung melajukan mobil ku ke apartemen namun, melajukannya ke sebuah taman. Aku menginginkan ketenangan. Sesekali Aku tanpa sadar menyunggingkan sebuah senyuman melihat anak-anak bermain dan berlarian. Aku mendengar sebuah isakan kecil dan menoleh ke samping kanan ku ternyata ada seorang anak kecil menangis. Kemudian aku menghampirinya.

"Hei adik, mengapa kau menangis, apa ada yang menjahilimu atau kau kehilangan orang tua mu?" Tanyaku dengan lembut.

"Hiks hiks hiks huuuu" dia-anak kecil itu masih dalam isakannya, belum berniat membuka suara sedikitpun. Aku pun bertanya lagi.

"Hei aku sudah bertanya untuk yang ke tiga kalinya ya? Kau kenapa adik? Apa ada yang menjahilimu atau kau kehilangan orang tuamu hemm?" Tanyaku sedikit menggodanya, sebenarnya aku ingat aku sudah baru bertanya untuk yang kedua kalinya. Dan ia pun mulai membuka suaranya.

"Hikks hikks tidak, kakak baru bertanya sebanyak dua kali, Dan tidak ada yang menjahiliku, aku kehilangan kakak ku, tadi aku ketaman bersama kakak, namun karna aku yang terlalu bersemangat akhirnya aku kehilangan genggaman tangan kakak ku" jelasnya panjang lebar, aku sedikit terkekeh karna ia sangat lucu, menjelaskan situasinya yang sekarang sambil menggembungkan pipinya. Kemudian aku mengajukan sebuah ide.

"Hmmm bagaimana kalau kita mencari kakak mu bersama-sama, dan aku akan membelikan mu ice cream mungkin atau permen kapas?" Tanya ku untuk yang kesekian kalinya.

"Hmmm aku tidak bisa percaya padamu kakak, kakak ku bilang banyak orang jahat di luar sini, dan kaka juga bilang aku tidak boleh berbicara dengan orang asing. Jika ia melihatku berbicara dengan mu pasti a akan marah" jelasnya tak kalah panjang dari penjelasan sebelumnya.

"Hei apa kakak cantik ini terlihat seperti orang jahat?" Setelah aku mengajukan pertanyaan ia terlihat mengerutkan keningnya sedikit memikirkan jawaban pertnyaan ku, mungkin.

"Hmmm kakak memang cantik, tapi kakak ku bilang 'belum tentu yang cantik itu tidak berbahaya' begitu katanya" hei aku sedikit terlukan dengan penjelasannya tadi apa aku terlihat seperti wanita cantik yang berbahaya?.

"Hmmm kalau begitu begini saja agar kau lebih percaya, ini kan di taman tempat yang sangat ramai. Jika aku melakukan sesuatu yang buruk terhadap mu kau bisa berteriak minta tolong pada orang-orang, hmm bagaimana?" Tawar kum ia kemudian berfikir dan....

"Setuju!" Jawabnya sangat antusias, aku pun menggandeng tangan kecilnya, untuk membeli ice cream atau permen kapas-seperti yang aku janjikan sebelumnya.

"Ah iya aku lupa bolehkan aku bertanya nama mu adik?"

"Tentu saja boleh, nama ku Jade Peterson" aku mengerutkan keningku seperti pernah mendengar nama 'peterson'. Belum sempat aku bertanya lebih jauh tiba-tiba.

"HEIII KALIAN ATAU SIAPA PUN HENTIKAN PENCULIK ITU!!!!!"