1 Prolog

Happy Reading!

"Cella!" panggil Luna, sahabat Cella begitu melihat Cella sampai di kelas.

Cella pun segera menghampiri Luna, dan duduk di bangkunya karena kebetulan ia satu meja dengan Luna.

"Wih tumben lo berangkat pagi Lun. Biasanya telat mulu," ucap Cella disertai kekehan kecil.

"Gue belum ngerjain tugas biologi jadinya gue berangkat pagi biar bisa nyontek," balas Luna.

"Emang biologi ada tugas?" tanya Cella mengernyit bingung.

"Jangan bilang lo belum ngerjain?" tuduh Luna dan dijawab anggukkan kepala oleh Cella.

"Mampus lo kena hukum ntar sama Bu Jia," ucap Luna.

"Masih ada waktu kan? Cepetan mana punya lo Lun, gue mau nyontek."

Cella segera mengeluarkan bukunya dan menyalin jawaban Luna. Masih ada waktu sekitar 6 menit, setidaknya bagi Cella itu adalah waktu yang cukup. Mengingat kemampuan menulisnya yang cepat.

6 menit telah berlalu, dan bel pelajaran pertama pun telah berbunyi. Cella menghela napas lega saat ia selesai menyalin semuanya tanpa kurang.

"Selesai Cel?" tanya Luna.

"Iya dong," jawab Cella dengan bangganya.

Bukannya Bu Jia yang masuk kelas, justru Adam, ketua kelas datang membawa beberapa tumpukan kertas.

"Hari ini Bu Jia nggak masuk, kita disuruh lanjutin tugas kemarin," ucap Adam dengan suara lantang.

Cella yang mendengar hal itu langsung kesal sendiri dan mengutuk gurunya itu.

"Astaga kenapa baru bilang sekarang," ucap Cella mendengus kesal.

Cella pun berdiri dari duduknya membuat Luna bertanya-tanya.

"Mau kemana Cel?" tanya Luna.

"Kantin. Laper gue belum sarapan," jawab Cella dan berjalan keluar kelas menuju kantin.

Cella berjalan dengan santainya di koridor sekolah walaupun saat ini kegiatan belajar mengajar sudah dimulai. Ya mau bagaimana lagi? Cella lebih mementingkan perutnya yang saat ini sudah minta diisi.

"Pak Jo Cella pesen bubur ayamnya satu ya nggak pake kacang," ucap Cella setelah sampai di kantin.

"Siap neng."

Suasana kantin sekolah terlihat sepi, ya hanya ada beberapa orang saja. Cella mengeluarkan handphonenya dan membuka media sosialnya. Ia melihat banyak direct massage yang masuk di akunnya, namun tak pernah ia hiraukan.

Cella termasuk orang yang cukup terkenal di sekolahnya. Parasnya yang cantik membuat ia menjadi rebutan banyak kaum adam. Namun tidak ada satupun yang bisa menarik hati Cella. Cella hanya menyukai satu orang di hidupnya. Bisa dibilang bahwa Cella ini setia bukan?

Tak lama kemudian, bubur ayam pesanan Cella telah siap. Cella pun mulai memakan buburnya dengan tenang.

Saat masih tenang memakan buburnya, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berdiri di depannya. Cella pun melihat name-tag laki-laki tersebut yang bertuliskan Gerald.

"Gue boleh duduk sini nggak?" tanya Gerald membuat Cella menghela napas.

"Enggak," jawab Cella namun Gerald tetap duduk di kursi depan Cella.

"Gu-"

"Eh gue ada tugas duluan ya," ucap Cella memotong perkataan Gerald.

"Oh iya bayarin bubur gue ya, makasih!" ucap Cella sebelum pergi meninggalkan kantin.

Cella pun berjalan menuju UKS, untuk apa? Tentu saja untuk tidur. Namun saat ia membuka pintu UKS, ada seorang laki-laki yang tengah berbaring di ranjang UKS.

Sebenarnya ada dua ranjang di UKS, tetapi tidak mungkin kan Cella bisa tidur di UKS dengan laki-laki. Ya walaupun beda ranjang, tapi tetap saja!

Cella pun memperhatikan laki-laki tersebut yang bernama Alfian.

"Lumayan," gumam Cella namun setelah itu ia langsung menggelengkan kepalanya.

Cella mengecek suhu badan Alfian dengan telapak tangannya ia tempelkan ke dahi Alfian.

"Nggak panas," ucap Cella.

Saat Cella hendak menarik tangannya, tiba-tiba saja Alfian membuka matanya dan tangan Cella ditahan oleh Alfian.

"Ngapain lo? Nyari kesempatan ya?" tuduh Alfian membuat Cella mengernyit.

"Hah? Kepedean lo!" ucap Cella menghempaskan tangan Alfian.

"Bisa jelasin kenapa tangan lo ada di kepala gue?" tanya Alfian beranjak dari tidurnya menjadi duduk.

"Ya gue cuma ngetes aja lo beneran sakit apa gimana," jawab Cella menutupi kekesalannya.

"Terus lo ngapain di sini?" tanya Alfian membuat Cella kebingungan menjawab. Masa iya ia menjawab kalau ia ingin tidur?

"Gue nyari anak PMR tapi nggak ada," jawab Cella setelah menemukan alasan yang tepat.

"Btw lo kan nggak sakit ngapain tiduran di sini?" tanya Cella balik.

"Suka-suka gue lah," jawab Alfian membuat Cella rasanya ingin mencakar wajah Alfian itu.

"Bodoamat," ucap Cella dan berjalan keluar dari UKS.

Namun, saat ingin membuka pintu UKS tiba-tiba tangannya dicekal oleh Alfian.

"Nggak usah nyari kesempatan deh."

---

Sepulang sekolah.

"Lun lo pulang naik apa?" tanya Cella begitu bel pulang sekolah telah berbunyi.

"Gue dijemput sama abang," jawab Luna membuat Cella mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Btw abang lo minggu depan jadi tunangan Lun?" tanya Cella.

"Iya makannya akhir-akhir ini sibuk banget," jawab Luna.

"Gue dateng sama siapa ya? Malu-maluin banget kalo gue dateng sendirian kayak anak ilang," ucap Cella membuat Luna tertawa kecil.

"Cari pacar makanya Cel. Kan banyak yang ngantri," ucap Luna.

"Abang gue udah di depan Cel gue duluan ya," lanjut Luna setelah mendapat chat dari abangnya.

"Iya hati-hati Lun!" ucap Cella dan melambaikan tangannya kepada Luna yang sudah berjalan cepat menuju gerbang sekolah.

Cella pun berjalan menuju parkiran sekolah, karena ia membawa mobil ke sekolah. Sesampainya di parkiran, Cella masuk ke dalam mobil dan mulai melakukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju rumahnya.

Jarak rumah Cella dengan sekolahan bisa terbilang cukup jauh. Karena perjalanan Cella dari rumah menuju sekolah memakan waktu sekitar 20 menit. Hal itu menjadikan Cella harus bangun dan berangkat lebih pagi.

Selang beberapa menit, Cella sudah sampai di rumahnya. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Cella langsung masuk ke dalam rumah.

"Ma, Cella pulang," ucap Cella begitu masuk ke dalam rumahnya.

Namun Cella dibuat terkejut, bukannya Mamanya yang menyambutnya pulang. Justru malah ada laki-laki asing yang duduk di ruang tamu. Apalagi tampilan laki-laki ini sangat rapi, memakai kemeja dan juga jas.

"Maaf anda siapa ya?" tanya Cella dengan sopan.

"Kamu lupa sama aku Cel?"

Mata Cella membulat, ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini bukanlah mimpi.

"Reyga?" ucap Cella lirih membuat laki-laki tersebut tersenyum kecil. Wajar saja Cella tidak ingat dengan wajah Reyga, karena merek berdua tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun.

"Iya ini aku Reyga," ucap laki-laki itu yang ternyata bernama Reyga.

"Kamu kapan bal-"

Perkataan Cella terpotong karena tiba-tiba Reyga mendekat dan memeluk Cella erat. Tanpa sadar air mata Cella berjatuhan. Tak dapat dipungkiri bahwa Cella sangat merindukan Reyga. Karena baginya Reyga ada teman masa kecilnya yang sangat berharga. Dan juga laki-laki yang selama ini mengisi hatinya.

to be continued...

avataravatar
Next chapter