webnovel

My Mafia Boy

“Tugas aku untuk melindungi kamu sudah selesai, jalanilah hidup yang indah tuan putri kecilku.” --- Cella dipertemukan kembali dengan teman masa kecilnya, Reyga. Seorang laki-laki yang mengisi hatinya selama ini. Namun sebuah peristiwa membuat Cella dekat dengan Alfian, teman satu sekolahnya. Ia menjadi bimbang dengan perasaannya sendiri. Sejak saat itu muncul banyak masalah yang menghampiri Cella. Ia menyadari bahwa ada seseorang yang sangat membencinya. Di setiap masalah yang ia hadapi, selalu ada Reyga dan Alfian yang menolongnya. Sehingga akhirnya terungkap bahwa semua masalah yang dialami Cella disebabkan oleh dendam dari Mr. L, dan tak ada yang tahu apa sebenarnya hubungan Mr. L dengan Cella. Hingga orang tua Cella memberitahukan kebenaran yang membuat Cella terkejut.

adhistawp · Teen
Not enough ratings
326 Chs

MMB [24]

"Nggak ada cowok yang mau sama lo," ucap Alfian mendorong dahi Cella pelan. Sepertinya ini akan menjadi kebiasaannya untuk mendorong dahi Cella.

"Sembarangan lo, banyak ya yang ngantri mau jadi pacar gue," ucap Cella menyombongkan dirinya.

Belum sempat Alfian membalas perkataan Cella, tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk di handphone milik Cella. Cella pun mengambil handphonenya, dan tertera sebuah nomor yang tidak ia kenal sehingga membuat Cella mengernyit bingung.

"Siapa?" tanya Alfian melihat ekspresi Cella.

"Nggak tau, gue nggak nyimpen nomor ini," jawab Cella membuat Alfian berpikir sejenak.

"Biar gue aja yang angkat," ucap Alfian mengambil handphone dari tangan Cella.

Cella pun terkejut dengan perlakuan Alfian barusan, kalau ternyata yang menelponnya adalah kurir bagaimana? Ah abaikan saja.

"Halo?" ucap Alfian setelah menjawab panggilan tersebut.

Tidak ada jawaban sama sekali, kejadian ini sama seperti Cella waktu itu.

"Kalau lo nggak jawab, gue block nomor lo sekarang," ucap Alfian yang sudah geram.

Alfian sudah bersiap untuk memutuskan panggilan tersebut, namun tiba-tiba orang di seberang mengeluarkan suara.

"Nggak disangka ternyata Cella punya dua pelindung sekaligus. Lebih baik lo menjauh dari perempuan itu."

Alfian mengernyitkan dahinya mendengar suara seorang wanita di seberang.

Tut tut tut.

Belum sempat Alfian membalas perkataan orang tersebut, panggilannya sudah terputus. Alfian pun mendengus kesal dan memblokir nomor tersebut tanpa sepengetahuan Cella.

"Nih," ucap Alfian memberikan kembali handphone Cella.

"Siapa Al?" tanya Cella yang sudah sangat penasaran.

"Rentenir, mau nagih utang sama lo," jawab Alfian asal.

"Dih dibilang gue nggak pernah ngutang juga," ucap Cella kesal dan berjalan mendahului Alfian.

"Gue duluan ya Al," ucap Cella yang saat ini mereka sudah sampai di parkiran sekolah.

"Tunggu Cel," ucap Alfian membuat Cella menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Alfian dengan bingung.

"Kenapa?" tanya Cella. Alfian pun berjalan mendekat ke arah Cella.

"Jangan mau diajak ketemu sama orang asing, terus jangan ngobrol sama orang yang nggak lo kenal," ucap Alfian membuat Cella mengernyitkan dahinya.

"Iya iya gue bukan anak kecil lagi Alfian," ucap Cella tersenyum.

"Bagus, ya udah sana pulang," ucap Alfian dan setelah itu Cella langsung masuk ke dalam mobilnya.

Alfian tersenyum kecil setelah mobil Cella melaju meninggalkan sekolah, ia pun menaiki motornya dan melaju dengan kecepatan tinggi.

---

Pukul 18.31, Cella berada di dalam mobilnya bersama dengan Luna. Mereka hendak ke bioskop karena sudah berjanji untuk menonton bersama.

"Kita mau kemana Cel?" tanya Luna menyadari bahwa Cella tidak melajukan mobilnya menuju tempat bioskop.

"Oh lo masih inget Aysha kan? Gue ngajak dia juga," jawab Cella membuat Luna menganggukkan kepalanya.

"Sejak kapan lo deket sama Aysha?" tanya Luna mengernyit heran.

"Katanya dia mau balas budi gara-gara gue nolongin dia waktu dibully," ucap Cella.

"Balas budi?"

"Iya, tiket bioskopnya dia yang bayarin," ucap Cella membuat Luna membelalakkan matanya. Ternyata Cella mengajaknya nonton ke bioskop karena mendapat tiket gratis.

"Mayan kan Lun kapan lagi," lanjut Cella. Walau pun ia dari keluarga kaya namun ia tidak akan melewatkan kesempatan sekali pun.

"Malu juga gue temenan sama lo," ucap Luna membuat Cella tertawa kecil.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Aysha. Dan Aysha sudah berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Ayo Sha," ucap Cella membuat Aysha mengangguk dan masuk ke dalam mobil Cella.

"Lo nunggunya kelamaan ya Sha?" tanya Cella yang sekarang sudah melajukan mobilnya menuju bioskop.

"Enggak kok," jawab Aysha menggelengkan kepalanya.

Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di bioskop. Dan tepat jam 19.00, mereka sudah masuk ke dalam ruang teater karena filmnya akan segera diputar.

Mereka bertiga menonton sebuah film bergenre horror. Dan yang paling penakut di antara mereka bertiga adalah Cella. Sepanjang film diputar, Cella hanya mengintip dari sela-sela jarinya karena ia menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.

"Ah cupu banget lo Cel masa nggak berani nonton," ucap Luna begitu sudah keluar dari ruang teater.

"Kata siapa? Orang gue nonton terus dari awal sampai akhir," ucap Cella mengelak.

"Alasan aja lo, Aysha aja nggak takut," ucap Luna membuat Aysha terkekeh kecil.

Setelah selesai menonton film, mereka bertiga memutuskan untuk mengambil foto bertiga dan bergegas pulang karena hari sudah malam.

"Lun gantian deh lo yang nyetir," ucap Cella menyerahkan kunci mobilnya kepada Luna.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam mobil dan Luna mulai menjalankan mobil Cella dengan kecepatan normal.

"Lun lo jadi nginep di rumah gue kan?" tanya Cella, pasalnya sehabis menonton film horror ia tak berani tidur sendirian.

"Iya iya jadi, takut ya lo tidur sendirian?" ucap Luns membuat Cella mendengus kesal.

Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di depan rumah Aysha.

"Sha makasih ya," ucap Cella dan dibalas anggukkan kepala oleh Aysha.

"Kalian hati-hati ya," ucap Aysha dan diacungi jempol dari Cella.

Selang beberapa menit, Cella dan Luna sudah sampai di rumah Cella.

Setelah mereka sampai di kamar Cella, Luna langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur Cella yang empuk. Sedangkan Cella melihat-lihat foto yang tadi diambilnya.

Cella tersenyum kecil dan mengepost salah satu foto di instastorynya. Tak lupa ia juga menyebut Luna serta Aysha.

"Cel kalau dipikir-pikir rumah Aysah jauh banget ya dari sekolah. Padahal di deket sana ada SMA bagus," ucap Luna.

"Mungkin mau ngejar cowok kali," ucap Cella asal.

"Dih itu mah lo kali Cel," ucap Luna mendengus kecil.

"Lagian lo nggak ada niatan cari cowok gitu?" tanya Luna.

"Loh kan gue udah ad-"

Cella menutup mulutnya sendiri karena hampir keceplosan bahwa ia sudah memiliki pacar.

"Hah ngomong apaan lo Cel?" tanya Luna mengernyit bingung.

"Lo sendiri kenapa nggak nyari cowok aja?" ucap Cella balik bertanya kepada Luna.

"Suka-suka gue dong," jawab Luna membuat Cella mendengus kesal.

"Apa perlu gue cariin di tinder?" tanya Cella yang langsung mendapat pukulan kecil dari Luna.

"Nggak minat gue," ucap Luna membuat Cella tertawa.

Luna mengalihkan pandangannya dan melihat ada sebuah kotak di meja belajar Cella. Karena penasaran, ia pun berjalan menuju meja belajar dan membuka kotak tersebut.

Luna mengernyitkan dahinya bingung saat membuka kotak tersebut. Karena isinya adalah beberapa foto yang tidak Luna ketahui siapa itu.

"Cel ini foto siapa?" ucap Luna yang memutuskan untuk bertanya kepada Cella.

"Foto apaan Lun?" tanya Cella yang tidak mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Ini di dalem kotak," jawab Luna.

"Oh itu kayaknya paket tadi pagi deh," ucap Cella setelah mengingat-ingat.

"Paket? Kok gue nggak kenal sama orang yang ada di foto ini ya?" ucap Luna masih merasa bingung.

"Coba gue lihat fotonya," ucao Cella beranjak dari duduknya.

"In-"

"CELLA, LUNA! SINI TURUN MAKAN MALAM."

To be continued...