24 MMB [23]

"Non Cella ini ada paket," ucap Bi Siti saat Cella sudah selesai sarapan dan hendak pergi ke sekolah.

"Paket dari siapa bi?" tanya Cella mengernyitkan dahinya.

"Nggak tau non nggak ada nama pengirimnya," jawab Bi Siti.

"Taroh kamar Cella aja bi, Cella udah mau berangkat sekolah," ucap Cella yang sudah selesai mengikat tali sepatunya.

"Baik non."

Setelah itu Cella langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju sekolah.

Syukurlah karena Cella sudah diizinkan untuk membawa mobil sendiri, karena Cella terus merengek agar diperbolehkan oleh kedua orang tuanya. Sehingga mau tidak mau, orang tua Cella hanya bisa mengiyakan permintaan anak semata wayangnya itu.

Selang beberapa menit, Cella sudah sampai di sekolah. Setelah memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah, ia pun segera menuju kelas.

Namun, saat ia baru saja keluar dari mobil tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya.

"Cella di depan sekolah ada orang yang nyariin lo."

"Hah siapa?" tanya Cella bingung, siapa yang mencarinya di sekolahan sepagi ini?

"Nggak tau," ucap orang tersebut dan pergi.

Cella berpikir sejenak, haruskah ia menemui orang ini? Atau jangan? Dan juga belum tentu Cella mengenal orang ini.

"Temuin nggak ya?" ucap Cella bertanya pada dirinya sendiri.

Belum sempat Cella mengambil keputusan tiba-tiba Alfian menghampirinya. Alfian berdiri di depan Cella, namun sepertinya Cella tidak menyadari kehadirannya.

"Ngapain ngalamun di sini?" tanya Alfian membuat Cella tersadar dari lamunannya.

"Eh sejak kapan lo di sini?" tanya Cella bingung.

"Sejak zaman penjajahan," jawab Alfian asal.

"Eh Al, tadi ada yang bilang kalau di depan sekolah ada orang yang mau ketemu sama gue. Gue nemuin orang itu apa jangan ya?" tanya Cella yang sedari tadi memikirkan hal itu.

"Siapa emang?" tanya Alfian mengernyitkan dahinya.

"Nggak tau, siapa coba yang nyariin gue pagi-pagi gini ke sekolah," ucap Cella yang merasa sedikit tidak tenang.

"Lo ke kelas aja," ucap Alfian membuat Cella mendongak menatap Alfian.

"Hah?"

"Lo ke kelas aja buruan," ucap Alfian mengulangi perkataannya.

"Ya udah lo yang nyuruh ya bye Alfian," ucap Cella dengan riang dan berjalan menuju kelasnya.

Sedangkan Alfian menatap Cella dengan senyuman kecil di wajahnya sebelum berjalan menuju ke gerbang sekolah.

"Lun, lo belajar?" tanya Cella yang sudah sampai di kelas. Dan ia terkejut melihat Luna sudah rajin membaca buku di pagi hari ini.

"Iya," jawab Luna menganggukkan kepalanya.

"Tumben," ucap Cella.

"Hari ini kan ada ulangan," ucap Luna yang masih fokus membaca.

"Oh ulangan," ucap Cella menganggukkan kepalanya.

Sebelum ia akhirnya membelalakkan matanya dan menggebrak meja.

"APA? ULANGAN?!"

Jam istirahat.

Cella memakan siomaynya dengan lahap, ia menjadi sangat lapar setelah mengerjakan ulangan fisika. Ia bahkan belajar singkat hanya menghafalkan beberapa rumus.

Dan parahnya lagi, rumus yang ia hafalkan tidak ada yang keluar di soal ulangan tadi.

"Tau gini nggak usah belajar aja gue tadi, bikin pusing aja," ucap Cella kesal. Sedangkan Luna menatap Cella dengan menahan tawanya.

"Lagian lo pake acara lupa segala Cel," ucap Luna menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nilai gue ntar gimana Lun," ucap Cella merengek membayangkan orang tuanya akan memanggil guru les yang mengesalkan untuknya.

"Ah elah udah biasa juga," ucap Luna membuat Cella mendengus kesal.

"Bisa-bisa dicincang terus dijadiin bakso gue," ucap Cella kesal sembari memasukkan bakso ke dalam mulutnya.

Saat ia sedang tenang memakan siomaynya, tiba-tiba ada keributan yang membuat Cella menjadi terganggu.

"Eh Cel itu bukannya Aysha ya?" tanya Luna menunjuk ke arah perempuan yang sedang dibully. Dan ternyata Aysha yang sedang dibully.

"Hah serius lo," ucap Cella mengikuti arah yang ditunjuk Luna.

Cella menjadi kesal, bagaimana pun ia sudah menganggap Aysha sebagai temannya. Jadi ia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi.

Cella pun beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri gerombolan tersebut.

"Maaf aku nggak sengaja," ucsp Aysha ketakutan karena ia tidak sengaja menumpahkan jus di seragam seorang perempuan bernama Yola.

Pada saat Yola sudah mengangkat tangannya dan bersiap untuk menampar Aysha. Tiba-tiba tangannya dicekal oleh Cella.

Yola menatap Cella dengan penuh amarah, sementara Cella membalasnya hanya dengan senyuman manis di wajahnya.

"Dia udah minta maaf," ucap Cella melihat ke arah Aysha.

Yola tersenyum miring dan melepaskan tangannya dari cekalan Cella.

"Lo nggak usah ikut campur deh Cel," ucap Yola mendengus kesal.

"Sayangnya gue harus ikut campur," ucap Cella mengubah wajahnya menjadi serius.

"Karena dia temen gue," lanjut Cella menekankan perkataannya.

"Temen lo? Lo nggak salah Cel temenan sama anak cupu kayak dia," ucap Yola tertawa mendengar perkataan Cella.

"Kenapa? Dia jauh lebih baik dari pada lo," ucap Cella membuat Yola terdiam kesal.

Cella tersenyum manis kepada Yola dan menarik Aysha agar menjauh dari kerumunan tersebut.

Yola memang sudah terbiasa membully orang-orang yang berada di bawahnya. Ya walau pun dulu Cella sempat berteman dengan Yola, namun itu tak berlangsung lama.

Tak ada yang berani melawan Yola, karena orang tuanya adalah salah satu pemilik yayasan di sekolah ini. Hal itu justru membuat Yola menjadi bebas menindas siapa pun di sekolah.

Selama ini Cella tidak pernah mencampuri urusan Yola. Ini adalah pertama kalinya ia menghentikan aksi pembullyan Yola.

Tapi ia tidak peduli, lagi pula sama-sama makan nasi. Apa yang harus ia takutkan?

---

"Al," panggil Cella saat melihat Alfian berjalan di koridor sekolah.

Hari ini Cella piket sehingga ia menyuruh Luna untuk pulang duluan dan tidak perlu menunggunya.

"Belum pulang?" tanya Alfian yang melihat Cella berjalan ke arahnya.

"Gue baru piket," jawab Cella membuat Alfian menganggukkan kepalanya.

"Oh ya orang yang nyari gue tadi siapa Al?" tanya Cella yang sudah sangat penasaran.

"Rentenir," ucap Alfian membuat Cella memukul lengan Alfian cukup keras sehingga membuat Alfian mengaduh kesakitan.

"Sembarangan, gue nggak pernah ngutang ya," ucap Cella.

"Beneran, katanya bunganya udah numpuk banyak," ucap Alfian yang masih saja membohongi Cella.

"Kayaknya nggak dosa ya Al kalau gue dorong lo dari lantai dua," ucap Cella membuat Alfian meringis kecil.

"Gue nggak nanya namanya tapi katanya dia pengen ngeliat lo," ucap Alfian membuat Cella menoleh.

"Cewek atau cowok Al?" tanya Cella terlihat sangat antusias.

"Cowok," jawab Alfian dengan muka datar.

"Ganteng nggak Al?" tanya Cella membuat Alfian mendengus kesal.

"Nggak," jawab Alfian cepat membuat Cella menghela napas kesal.

"Tapi kenapa dia mau ngeliat gue Al?" tanya Cella berpikir keras.

"Mana gue tau, coba lo pikir deh," ucap Alfian.

"Apa karena gue cantik ya?"

To be continued...

avataravatar
Next chapter