webnovel

Pemuda tampan

Di dalam otaknya Tere tau, pria di depannya bukanlah orang biasa. Hanya saja, pria seluar biasanya ini bisa sampai di bully orang. Sungguh aneh.. Namun Tere tidak peduli, hanya bisa tertawa pelan.

Daniel menatap Tere yang sedang tertawa pelan. Dia sedikit mengernyitkan dahi.

"apa yang kau tertawa kan?" tanya Daniel keheranan.

"aku hanya tertawa untuk diriku sendiri" jawab Tere sambil berjalan. "tuan Daniel apa kau tidak akan pulang?" kenapa dari tadi kau terus mengikuti diriku?"

"aku akan langsung pulang setelah mengantar mu, aku tidak mungkin meninggalkan seorang wanita berjalan sendirian di tengah malam seperti ini?" kata kata Daniel terdengar seperti, seorang lelaki yang tahu akan statusnya. yaitu lelaki memang seharusnya menjaga wanita.

"kalau begitu terima kasih tuan Daniel. Tapi itu tidak perlu, karena saya sudah sampai di tempat tujuan ku!!" kata Tere.

Mereka sudah berdiri di depan pintu masuk menuju Bar.

"Bar?? kamu tinggal disini atau bekerja?" tanya Daniel sedikit mengernyitkan dahi.

"aku sering kesini, kadang bekerja, terkadang hanya membuang penat. apa kau mau masuk tuan Daniel?" Tere menawarkan hanya untuk sekedar basa basi.

Sesat tidak ada jawaban dari Daniel. Namun detik berikutnya "boleh, lain waktu datang kemari untuk mengucapkan rasa terima kasih ku padamu!"

"kalau begitu hati hati di jalan tuan Daniel, dan terima kasih untuk jaketnya" Tere tersenyum lalu masuk ke dalam Bar.

"nona Tere!!"

Saat baru beberapa langkah dia mendengar ada yang memanggil. Tere berhenti jalan lalu membalikkan badannya.

Dalam hatinya Tere berbisik "pria yang sangat tampan" detik berikutnya dia disadarkan oleh suara yang sangat merdu.

"ingatlah wajahku ini, selain keluarga ku, Nona Tere adalah wanita pertama yang melihatnya!!" Daniel lalu memakai topeng nya kembali.

"sungguh kehormatan bagiku, tuan Daniel!!" Tere membungkuk lalu tersenyum dan berbalik.

Tanpa disadari, Daniel sangat terpesona oleh senyuman Tere.

Daniel menatap kepergian Tere. Setelah itu dia mengeluarkan hp dari sakunya, lalu menelfon seseorang untuk menjemput dirinya.

....

Sesampainya di rumah, Daniel membersihkan badannya. Dia menatap cermin yang berada di kamar mandinya. Perlahan tangannya melepas topeng yang menutupi sebagian wajahnya.

Wajah itu terlihat sangat sempurna, hidungnya yang mancung, alis tebal, matanya sejernih kristal. Terlebih bibirnya yang tipis dan sangat seksi.

...

Dengan wajah yang sempurna itu, kenapa Daniel memilih memakai topeng? Jelas itu karena ibunya. Wajah itu jelas mirip dengan ayahnya. Tetapi ibunya Daniel sangat membenci ayahnya karena sebuah penghianatan. Sebenarnya ibunya sangat sayang terhadap anaknya ini, tetapi setiap kali ibunya menatap Daniel dia selalu teringat akan suaminya, dan ibunya jelas sangat membenci ayahnya. Jadi Daniel memutuskan untuk selalu memakai topeng tersebut, karena dia tinggal bersama ibunya. Saat itu dia baru SMP.

Daniel pun menjadi terbiasa, jadi sejak remaja dia selalu memakai topeng, bahkan ketika dia bersekolah.

Banyak dari teman temannya mengucilkan dia, karena di kira Daniel mempunyai penyakit yang aneh. Walaupun begitu dia tetap saja memakai topeng itu. Daniel lebih memilih untuk menjaga perasaan ibunya dan rela di jauhi oleh teman temannya.

Dan terus sampai sekarang dia tetap memakai nya. Cuma untuk kali ini dia berinisiatif untuk memperlihatkan pada seorang wanita yang menarik hatinya.

...

Di dalam sebuah bar...

Setelah Tere masuk ke bar, dia mencari kakaknya (Toro Su) namun belum melihatnya juga, lalu dia mencari tempat duduk dan memanggil pelayan untuk membawakan minuman.

Di tempat paling ujung Toro sedang berbincang bincang dengan rekannya, dia menyadari kedatangan adiknya. Berjalan menghampiri Tere.

"kali ini kenapa lagi Tere?"

"seperti biasa kak.!" jawab Tere dengan malas.

"itu milik siapa?" Toro menunjuk jaket yang menempel di tubuh Tere.

"Tadi di kasih sama pria tampan" jawab Tere sambil teringat wajah Daniel saat melepas topengnya.

"baiklah, terus saja berkhayal, Kakak masih ada tamu." Toro memperhatikan wajah adiknya yang sedang gembira, hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Sebagai kakak yang sangat dekat dengan adiknya ini, Toro jelas tahu tentang masalah pribadi adiknya. Perubahan adiknya karena terluka oleh cinta saat masih remaja, sungguh membuatnya ingin terus menjaganya, namun tetap memberi kebebasan untuk Tere.