webnovel

EPISODE 01

Heechul menatap sosok didepannya, yang makan dengan begitu lahap. Suatu hal yang sangat jarang terjadi karena putranya ini termasuk orang yang pemilih dalam makanan. Ia melirik sang suami yang bahkan hanya bisa terdiam melihat sikap Jaejoong yang akhir-akhir ini sangat berubah dari sebelumnya.

Kim Jaejoong adalah putra bungsunya, dia putra dari isteri pertama suaminya. Keduanya bercerai sebelum bertemu dengannya dan memiliki Jaejoong pada pernikahan mereka, Jaejoong sangat tidak setuju dengan kenyataan bahwa dirinya menjadi ibu barunya. Jaejoong bahkan memusuhi Karam—putra kandungnya yang usianya hanya terpaut beberapa bulan.

Jaejoong juga mengidap kelainan pada jantungnya, karena itu ia mencoba untuk menjaga dan memanjakan Jaejoong sebelumnya. Namun bocah cantik itu sangat membencinya, karena itu ia menyerah untuk mendapatkan kasih sayang dari bocah cantik itu.

Namun dalam seminggu ini, Jaejoong berubah begitu banyak. Dia menjadi anak yang baik dan penurut, tidak lagi membuat masalah dengan Karam dan lebih banyak berada dirumah untuk mencoba beberapa menu makanan yang dibuat oleh bibi Han untuknya.

"Uhukk…"

"Hati-hati, Jaejoongie. Tidak akan ada orang yang merebut makananmu." seru Heechul khawatir saat melihat putra bungsunya tersedak. Ia mengambilkan air yang diterima Jaejoong dengan senang hati, "Apa kau mau tambah lagi?"

Akhir-akhir ini nafsu makan Jaejoong juga semakin tinggi, bukan dirinya tak suka. Hanya saja karena keadaannya, putra bungsunya ini memiliki beberapa pantangan yang seharusnya dihindari. Akan tetapi Jaejoong mengabaikannya dan setiap hari makan apapun yang dia suka.

Jaejoong terkekeh kecil, lalu kembali makan dengan lahap. Dalam kehidupan sebelumnya ia tidak pernah bisa makan dengan mewah. Jangankan daging, bahkan ayam saja ia sangat jarang merasakannya. Tidak pernah dalam hidupnya bisa makan apapun yang dia inginkan. Karena itu selama menjadi tokoh dalam buku ini, ia ingin merasakan apapun yang dalam kehidupan sebelumnya tidak pernah ia dapatkan, "Eomma, aku mau makan steak nanti malam."

Heechul mengerjab beberapa kali, menatap suaminya dengan kedua mata yang memerah. Ini adalah pertama kalinya dalam duabelas tahun Jaejoong mau memanggilnya ibu. Lalu kembali menatap bocah cantik yang masih menunggu jawaban darinya dengan kedua pipi menggembung, "Tentu sayang."

Jaejoong mengangguk puas, menatap pria paruh baya yang menjadi ayah dari Kim Jaejoong. Pria tampan yang sangat mirip dengan ayah didunianya sebelumnya. Hanya saja pria ini tampak lebih lembut dan lebih sering tersenyum, "Appa.. aku mau naik mobil sendiri, apa boleh?"

Hangeng mengernyitkan dahi, jika melihat keadaan Jaejoong ia tidak bias begitu saja membiarkan bocah itu naik mobil sendirian, "Appa saja yang mengantarmu."

"Arrasso!"

Sementara itu, dilain sisi Karam Kim terlihat diam dari sebelumnya. Menatap dingin sosok Jaejoong yang berbincang santai dengan kedua orang tuanya. Perhatian dan kasih sayang yang sebelumnya hanya tertuju padanya kini terbagi dengan Jaejoong.

Awalnya ia tidak pernah berpikir Jaejoong akan benar-benar berubah. Lelaki ini akan tetap menjadi sosok yang egois dan juga merebut apapun dengan jahat segala hal yang ia miliki seperti sebelumnya. Namun, semua itu berubah semenjak Yunho menolaknya.

"Jaejoongie, apa kau masih marah karena Yunho menolakmu?" tanya Karam dengan senyum tipis, menatap adik tirinya yang kini menatapnya bingung, "Beberapa hari ini kau selalu makan banyak, apa karena patah hati?"

Heechul menatap bingung dua putranya, namun kembali fokus pada Jaejoong yang mencoba menelan makanan dalam mulutnya, "Kau ditolak Jung Yunho? apa karena ini kau makan banyak?"

Jaejoong menggeleng cepat, menatap wanita cantik yang membuatnya selalu berbinar ketika melihatnya. Ia sangat menyukai ibu cantik ini, "Anio.. memang sebelumnya aku patah hati. Tapi ketika memikirkannya kembali itu tidak ada gunanya. Aku hanya ingin fokus pada pendidikanku dan juga kesehatanku mulai sekarang. Hidup dengan sehat dan panjang umur, Hehehe.."

"Itu bagus, fokus saja pada sekolahmu mulai sekarang. Appa akan memberikan apapun yang kau minta asal kau menjadi anak yang penurut!"

"Ne.. appa!"

Karam tersenyum tipis, kedua tangan mengepal diatas paha seraya menatap Jaejoong dengan tajam, 'Aku tidak akan membiarkanmu memiliki apa yang menjadi milikku.'

***

"Sepertinya apa yang dikatakan Changmin sebelumnya ada benarnya. Jaejoong tidak lagi tertarik dengan Yunho, lihat saja akhir-akhir ini dia lebih memilih ke kantin dan perpustakaan saat istirahat."

Yunho menatap tajam sosok lelaki yang makan sendirian diujung kantin. Dengan satu tangan yang bermain ponsel sementara satu tangan lain menyuapi mulutnya yang penuh. Menggembung dan terlihat lucu. Ia menoleh, menatap Karam yang duduk disamping Junsu, "Apa terjadi sesuatu dirumahmu?"

Karam mengerjab, menatap Yunho sejenak sebelum melirik Jaejoong yang asik dengan dunianya, "Aku tidak tahu, dia dirumah baik-baik saja."

"Tidak membuat ulah lagi?" tanya Junsu menimpali, karena tidak mungkin bagi Kim Jaejoong untuk menjadi anak baik yang pendiam, "Hati-hati saja, mungkin dia merencanakan sesuatu yang buruk."

"Apa begitu?"

Yunho masih menatap lelaki itu dengan lekat sebelum menarik nafas panjang. Ia melangkahkan kaki mendekati Jaejoong dengan santai.

"Kau mau kemana, Yunho?" tanya Karam, ia menggigit bibirnya karena khawatir pemuda tampan itu akan tertarik dengan Jaejoong.

Yunho mengabaikan pertanyaan Karam dan kembali berjalan mendekati Jaejoong. Mendudukkan diri didepan lelaki itu yang kini mendongak kearahnya, "Kim Jaejoong."

Jaejoong mendongak, menjilat bibirnya yang penuh dengan saus jajangmyeon. Ia sangat suka makanan ini, karena itu ia menikmati suap demi suap. Namun waktunya dengan makanan kesukaannya terganggu oleh sosok yang duduk didepannya ini, "Ada apa?"

"Apa yang sedang kau rencanakan?"

Jaejoong memiringkan kepalanya, surai hitam yang agak panjang itu ikut bergerak dengan lembut, "Apa maksudmu, Yunho shi?"

'Yunho shi?' sejak kapan lelaki ini menjadi begitu sopan padanya. Ia mendengus pelan pada Jaejoong yang masih terlihat bingung, "Aku hanya ingin bertanya, apa yang sedang kau rencakanan."

"Aku tidak merencanakan apapun. Memangnya kenapa?" tanya Jaejoong balik. Jika bisa menebak, pemuda ini pasti bertanya tentang rencana jahil dan jahat yang biasanya Kim Jaejoong lakukan. Namun baginya yang menempati tubuh ini, ia tidak akan melakukan hal yang sia-sia seperti itu.

"Kau yakin?"

"Tentu saja, kenapa aku harus berbohong!" sahut Jaejoong ketus. Menatap pemuda tampan itu dengan sengit, "Jika tidak ada lagi yang kau tanyakan, silahkan pergi. Kau mengganggu waktuku dengan jajangmyeon."

Alis Yunho naik, melihat Jaejoong yang kembali makan dengan pelan dan menikmatinya. Hal menggelikan yang pernah ia dengar selama ini, "Mengganggu waktumu dengan jajangmyeon?"

Jaejoong kembali mendongak, dengan hidung yang merengut kesal, "Kenapa kau masih ada disini, huh. Sana, kembali pada teman-temanmu yang kini melotot padaku. Jangan sampai mereka berpikir aku sedang menggoda dan merayumu."

"Memangnya tidak?"

Sepasang mata bulat dengan bulu mata lentik itu semakin memicing, "Maaf saja, kau bukan lagi tipeku. Dan aku tidak menyukaimu, jadi jangan khawatir dan menggangguku lagi. Aku tidak akan mendekatimu."

Yunho merotasikan bola matanya malas, entah ia kenapa merasa kesal dengan ucapan lelaki cantik ini, "Memangnya bagaimana tipemu itu?"

"Dia harus tampan, tinggi, pintar, kaya." seru Jaejoong dengan pandangan mata berbinar ketika mengingat satu aktor yang ia sukai. Membuatnya terlihat menggemaskan dimata orang yang melihatnya.

"Bukankah semua yang kau sebut ada padaku?"

Jaejoong mendengus, menunjuk Yunho dengan sumpit yang ia pakai, "Bukan kau! Kau sangat narsis sekali Yunho shi."

"Memangnya siapa orang yang kau sukai saat ini, huh. Aku ingin tahu bagaimana tipemu yang semakin merosot itu!" desis Yunho tajam.

"Namanya Uknow, kau tahu dia adalah pria yang sangat tampan, pintar, kaya, suaranya sangat seksi. Pandai bernanyi and juga berakting."

Yunho mengerjab beberapa kali sebelum tawa lantang terdengar dipenjuru kantin. Menatap Jaejoong yang cemberut "Aku tidak tahu kau bisa menjadi orang yang lucu dan menggemaskan, Jaejoong."

"Mwo!"

To be continued..

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Kurukisyacreators' thoughts