webnovel

MY LAST DEAR

Bagaimana jika kalian sudah menemukan kehidupan baru bersama seseorang yang menjadi separuh jiwa kalian dan pada saat itu seseorang di masa lalu kembali memintamu menjadi orang terakhir untuknya memulai dari awal kisah yang dulu sempat hancur dan sirna, kembali membuatmu menjadi seseorang yang begitu di inginkannya seolah ia datang membawa kembali harapan yang dulu sempat hancur berantakan. Seperti itulah posisi Resha Adriana sekarang ketika ia sudah mulai melupakan Reno Meraldy sang mantan kekasih yang mencampakkannya begitu saja "dulu" dan kini ia bertemu seseorang yang baru seseorang yang begitu membuatnya menjadi wanita spesial seorang CEO sekaligus pemilik saham terbesar RD GROUPS Davin Regardi. Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia? Ataukah ia akan kembali bersama sang mantan kekasih? who is know?

Rosiana_S · Teen
Not enough ratings
6 Chs

Konflik

NGURAH RAI AIRPORT

Davin baru saja tiba di Bandara Ngurah Rai Bali. Kedatangan mereka langsung disambut seorang pria paruh baya dan 2 bodyguard dengan setelan jas hitam dan kacamata hitam yang sudah stay menunggu kedatangan billionaire muda itu dengan rombongannya.

Terlihat Davin berbicara serius dengan pria itu beberapa saat lalu berjalan beriringan menuju mobil.

"Tuan itu mobil kita, untuk Tuan Aldo dan Nona Stella mobilnya ada diseberang mobil itu" terang pria paruh baya yang mengantar mereka

"Kalian bisa pergi lebih dulu? Semua urusan di hotel sudah diurus Irham kalian tinggal menunjukkan identitas kalian" terang Davin

Aldo dan Stellapun mengangguk lalu pamit pergi.

"Ah paman, bisakah kita mampir ke tempat makan kita dulu sebelum kita ke hotel?" Tanya Davin pada Irsyad setelah Aldo dan Stella pergi.

Irham tersenyum lalu mengangguk, merekapun langsung menuju ke mobil mereka.

Davin dan Irham memang tak memiliki hubungan keluarga tapi Irhaminilah orang yang telah lama bekerja untuk dirinya. Hampir setengah lebih dari umurnya ia habiskan untuk RDGroups. Ketika Davin dan keluarganya tinggal di Jakarta ia menjadi kepala keamanan di perusahaan ayah Davin sampai akhirnya sekitar 3 tahun terakhir ia dialihkan menjadi Manager di salah satu cabang perusahaan RDGroups di Bali.

Dan setiap di Bali Irhamlah yang selalu menjadi orang kepercayaan Davin untuk menemaninya seperti kali ini. Pria itu sudah dianggapnya seperti pamannya sendiri.

Tak berapa lama mobil mereka berhenti di salah satu rumah makan sederhana yang lokasinya tak jauh dari bandara.

Davin menatap bangunan rumah makan itu lalu tersenyum ada beberapa kenangan berputar diingatannya.

"Mas Davin mau makan disini?"

Tanya Irham mengalihkan perhatiannya

"Paman apa masakan di tempat ini masih sama?"

"Mungkin, sudah lebih dari setahun saya tidak makan disini"

Keduanyapun memasuki rumah makan itu.

Mereka memesan makanan dan cumi lada hitam yang menjadi pilihan Davin hari itu.

"Saya dengar mas Davin mau tunangan akhir minggu ini?" Tanya Irham setelah pelayan pergi

Davin tersenyum sambil menatap keluar ruangan. Ia sedikit menerawang dan senyum Reshalah yang berputar dikepalanya "Apa aku terlalu terburu-buru paman?" Tanyanya.

Irham menggeleng, " Kalau memang mas Davin sudah siap, gak ada yang namanya terburu-buru dan saya rasa sudah waktunya juga mas Davin punya pendamping hidup"

"Aku pikir aku udah mendapatkan semua yang ingin aku capai sekarang, tapi rasanya semua itu masih kurang kalau sehari saja aku tak melihatnya"

"Maka sebaiknya disegerakan mas" saran Irham

Davin tersenyum Irham memang selalu menjadi pendukungnya sekaligus pemberi saran yang baik.

"Oh iya, waktu itu Aryani ke kantor saya"

Irham menatap Davin tak percaya, ia sudah tahu betul siapa itu Aryani bahkan dulu mereka sering bertemu juga.

"Mbak Aryani menemui mas Davin?"

Davin mengangguk.

"Bukannya dia sudah menikah?"

"Aku gak tau, karena waktu itu di kantor lagi ada acara dan aku gak ada waktu buat ngobrol sama dia, yaudahlah gak usah diomongin" pungkas Davin karena makanan mereka sudah datang

Irham pun menurut, ia rasa ada yang tidak beres dengan kedatangan wanita itu.

Untuk apa wanita yang bersuami masih menemui mantan kekasihnya?

Ia melirik Davin yang sudah lahap memakan makanannya. Ia rasa Bossnya itu sudah banyak berubah sekarang hampir setengah umurnya ia bersama dengannya dan semakin kesini semakin terlihat kematangan darinya.

♡♡♡

Mentari menelisik masuk ke dalam ruangan yang masih gelap itu. Seseorang yang masih bergelung dengan selimut tebal sedikit mengeliat dengan cahaya yang sedikit mengenai wajahnya. Ia melirik ranjang disampingnya.

"Ray, banguuun" ucapnya sambil mengguncang tubuh seseorang disampingnya dengan mata tertutup.

Raya yang dibangunkan hanya menarik selimutnya kembali.

Reshapun mendudukkan dirinya mencoba mengumpulkan nyawanya kembali. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam sampai ia ketiduran.

Ah iya, apa Alvin dan Bagas masih di sana?

Karena seingatnya ketiga sahabatnya itu masih berkumpul saat ia pamit tidur.

Ia mengikat rambutnya asal dan berjalan keluar membuka pintu dan tak ada seorangpun disana.

"Nyari siapa? Bagas sama Alvin udah pergi tadi malem" kata Raya masih dengan selimut menutupi tubuhnya.

Resha hanya mengangguk dan beralih ke kamar mandi.

30 menit ia keluar dari kamar mandi dan masih dilihatnya Raya masih bergelung dengan selimut.

Iapun menarik paksa selimut yang menutupi.

"Bangun woyy kerjaaa" katanya.

Raya hanya menarik selimutnya kembali.

"Rayyy, udah siang nihhh" suruhnya sambil menarik selimutnya lagi.

"Sha gue ngantukkk" jawab Raya sambil tengkurap.

"Kau tak mau bangun?"

Raya hanya menggeleng tanpa merubah posisinya.

Resha menghembuskan nafas, "Perlu kumandikan kau disini?"

"10 menit lagi"

Resha berkacak pinggang lalu berdecak.

"Gue gak mau tahu 10 menit kau harus sudah di kamar mandi !"

"Hmm"

Reshapun berlalu ke ruang gantinya untuk prepare ke kantor. Ia memeriksa ponselnya.

1 New message

From : Davin

Morning sayang, hari ini kayaknya aku bakal sibuk nih dan mungkin juga nanti gak akan sempet kabarin kamu. Jangan lupa sarapan ya, semangat kerja :*

Resha tersenyum kecil membaca pesan WhatsApp itu. Ia mengetukkan beberapa kalimat untuk membalasnya lalu memasukkan ponsel di tas kerjanya.

"Sha?" Panggil Raya dari pintu masuk ruang gantinya

Ia menoleh melihat sahabatnya itu menenteng handuknya.

"Gue lupa bilang kemarin ada CEO Nelon Company datang ke kantor minta ketemu sama loe langsung jadwalnya jam 09.00 udah gue ajuin ke Bagas sih kayaknya dia juga udah masukin ke jadwal loe hari ini jadi loe agak pagian ya berangkatnya biar keburu"

"Bagas kok gak ngomong sama gue?"

"Lupa mungkin, tujuan kita kesini kemarin sih emang mau ngomongin itu. Tapi gara-gara ada Alvin jadi lupa semuanya," urai Raya

Resha menghembus nafasnya,

"Berangkat gih itu perusahaan lumayan gede loh lumayan kalau kita bisa kerjasama" suruh Raya

"Sejak kapan sih Direktur disuruh-suruh sama manager" sindir Resha sambil mengenakan jas formalnya

"Itulah gunanya orang dalam" sahutnya lalu ngacir ke kamar mandi sebelum kena semprot Resha.

Resha hanya tersenyum geli melihat Raya yang lari begitu saja sahabatnya itu sudah tau jika kata-katanya hanyalah untuk bahan bercandaan.

Setelah memastikan riasannya hari ini Reshapun langsung mengambil tas dan kunci mobilnya. Sampai ponselnya berdering.

"BAGAS" tampak dilayar handphonenya.

"Hn?" Jawab Resha sambil membuka pintu mobilnya.

"..."

"Udah tau, assistant macam apa loe?" Guraunya sambil terkekeh.

"..."

"Ini mau berangkat"

"..."

"Iyee, gue berangkat dulu. Bye" putus Resha lalu mematikan ponselnya dan mulai menjalankan mobilnya keluar dari areal apartemen.

♡♡♡

Resha membaca proposal yang diberikan Bagas beberapa saat yang lalu.

"Aryani farina hermawan."

Resha sedikit mengingat-ingat nama itu. Sepertinya ia tak asing dengan nama itu.

"Kenapa ada masalah?" Tanya Bagas yang baru datang dan melihat Resha yang terdiam.

Resha sedikit menggeleng lalu menutup proposal itu.

"Dia udah datang?" Tanyanya.

Bagas mengangguk "Udah ketemu juga sama gue dan sekarang dia udah nungguin di ruang meeting"

Resha mengambil beberapa map lalu beranjak dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangannya diikuti Bagas.

"Gue baru tau kalau CEO Nelon company secakep itu" kata Bagas sambil berjalan bareng Resha

"Tante?" Tanya Resha sambil melirik sahabatnya itu sekilas

"Sembarangan. Dia seumuran sama kita keles"

Resha tersenyum miring " Biasanya kan selera loe tante-tante"

Bagas mencibir " Siapa coba yang tante-tante?"

"10 Tahun lebih tua bisa kan gue sebut tante" kata Resha sambil mendorong pintu ruang meeting

"Aishh,"

Pintu pun terbuka ada seorang wanita seumuran dengan mereka berkulit putih dengan balutan baju formal berwana ungu pastel serta rambut panjang tergerai.

Resha agak kaget melihat siapa wanita.

Ia yang kini tersenyum dan berdiri saat Resha dan Bagas datang.

Reshapun ikut tersenyum dan berjalan kearah wanita itu untuk menyembunyikan kekagetannya.

"Long time no see, bu Resha" kata Aryani wanita itu sambil mengulurkan tangannya

"Apa kabar bu Aryani?" tanya Resha balik.

"Baik, kau sendiri"

"Seperti yang anda lihat. Oh iya ini Bagas assistant saya"

Bagas dan Aryanipun bersalaman.

"Sebenarnya aku kesini bukan hanya untuk membicarakan urusan pekerjaan, aku ingin mengobrol masalah pribadi denganmu"

Resha heran "Tentang,?"

"Bisakah kita membicarakan ini disini?"

"Tentu, tapi kau bisa menunggu sebentar ?"

Aryanipun mengangguk.

Resha memberi isyarat agar Bagas ikut dengannya.

"Loe kenal sama dia?" tanya Bagas setelah keluar dari ruang meeting

"Dia mantannya Davin" jawab Resha

"Apa?"

"Loe tenang aja dia bukan musuh gue"

"Loe pernah ketemu sebelumnya?"

"Hmm, Davin pernah ngajak gue kepernikahannya"

"Udah nikah?"

Resha mengangguk.

"Oh,"

"Kayaknya dia pengen ngobrol sama gue bukan soal pekerjaan sekarang jadi loe lanjutin aja kerjaan loe yang lain"

Bagas mengangguk, "Hati-hati sama dia"

"Tenang aja"

"Ok, gue ke ruangan gue dulu" pamit Bagas lalu berlalu setelah mendapat anggukan dari Resha.

Resha sedikit berfikir.

Apa yang ingin dibicarakan Aryani dengannya? Ia rasa ia tak sedekat itu dengan wanita itu.

Resha hanya menggedikkan bahu lalu masuk ke ruangan tadi.

"Maaf membuatmu menunggu" kata Resha sambil duduk di kursinya

"No problem" jawab Aryani

"Kau bilang ada yang ingin kau bicarakan tentang apa?"

Aryani sedikit menerawang "Aku dengar minggu depan kau dan Davin akan tunangan?"

Resha hanya tersenyum menanggapinya karna memang berita itu sudah menjadi konsumsi publik setelah Davin mengumumkannya melalu konferensi pers.

"Aku hanya ingin tahu maksud pertunangan ini?" Tanya Aryani yang membuat Resha menatapnya tak mengerti.

"Apa maksudmu?" Tanya Resha

"Karena untuk urusan bisnis apapun bisa orang lakukan" kata Aryani

Resha tak menjawab menunggu apa yang  wanita itu inginkan.

"Aku dengar beberapa waktu lalu perusahaanmu menawarkan saham pada bursa saham sekitar 5% dari saham perusaahaan ini, waktu itu harga saham kalian hanya menunjukkan angka 5,5% tapi baru selang 3 hari kenaikannya mencapai 50% aku rasa itu angka yang fantastis hanya dalam waktu 3 hari" Aryani menjeda kalimatnya.

"Aku tak ingin menuduh, tapi kenaikan itu terjadi sehari setelah konferensi pers yang Davin lakukan waktu itu, aku hanya merasa kalau pertunangan kalian bisa menjadi hubungan bisnis" lanjut Aryani

Resha sedikit kesal mendengar ucapan Aryani itu.

Bisa-bisanya mantan kekasih Davin itu mengatakan hal seperti itu padanya.

"Apa hanya itu yang ingin kau katakan?" Tanya Resha dingin

Aryani tersenyum miring, " Aku ingin melakukan beberapa perjanjian denganmu"

"Apa?"

"Aku akan membeli semua saham yang perusahaan kalian tawarkan dengan syarat aku ingin kau membatalkan pertunanganmu dengan Davin !"

"Kenapa? Aku rasa pertunanganku tak memberikanmu gangguan. Kau sudah memiliki kehidupan sendiri bahkan Davin juga tak pernah mengusik kehidupanmu"

"Ya, aku hanya melindungi Davin dari pemanfaatan bisnis yang coba di terapkan perusahaan-perusahaan disekitarnya"

Resha menghembuskan nafasnya,

"Perlu kau tahu hubunganku dengan Davin selama ini sama sekali tak ada hubungannya dengan urusan bisnis..."

"Oh ya. Ahh... mungkin kau melupakan sesuatu aku dengar kau juga punya hubungan dengan komisaris Emerald Corps? Aku punya beberapa saham disana dan aku tahu perusaahaan itu cukup besar pengaruhnyapun cukup besar. Hebat sekali kau bisa berhubungan dengan pemiliknya" potong Aryani sambil tersenyum seolah mengejek.

Resha menghembuskan nafas jengah juga ia dengan tuduhan wanita itu.

"Maaf soal ini, tapi aku hanya ingin kau menyetujui perjanjian kita, aku juga ingin kau menjelaskan soal ini" kata Aryani sambil mengeluarkan beberapa lembar foto dan diletakkan dimeja.

Resha melirik foto-foto itu yang ternyata adalah foto saat Reno membopongnya saat mereka keluar dari jalur evakuasi.

"Sejak kapan kau mengikuti kehidupan pribadi saya ibu Aryani? Apa anda seorang penguntit?"

"Tidak, aku bukan orang yang santai yang mengurusi kehidupan orang lain.  Aku hanya ingin tahu apa Davin tahu soal calon tunangannya bersama pemilik Emerald Corps, aku hanya ingin Davin bersama orang yang benar-benar mencintainya bukan hanya hartanya seperti yang kita tahu dia menjadi salah satu billionaire di negara ini"

Resha menatap Aryani begitu pula Aryani.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?" Tanya Resha kemudian

"Harus berapa kali aku katakan. Batalkan pertunangan kalian !" Jawab Aryani ringan

"Lalu?"

"Foto-foto ini akan aman ditanganku daripada hubungan kalian putus karna ini lebih baik kau yang menyelamatkan nama baikmu 'kan?"

"Kau masih mengharapkan Davin?"

"Aku tau dia seperti apa dia tak pernah mengecewakanku"

Resha tersenyum, "Aku rasa kau tidak mengenal Davin dengan baik"

Aryani mengerutkan keningnya.

"Dia dulu mungkin memang sangat mencintaimu tapi kita semua tahu seseorang tak akan begitu saja mempercayai orang sudah meninggalkannya begitu saja. Jadi, jangan merasa percaya diri hanya karna kau mempunyai foto-foto itu Davin bukan orang bodoh yang akan memakan begitu saja omongan-omongan yang belum jelas konkritnya"

"Seperti itu?" Tanya Aryani ringan ia kini berfikir tak mudah meruntuhkah mental gadis itu.

"Dan satu hal lagi untuk perjanjian yang anda tawarkan untuk saya terimakasih sebelumnya, tapi kami sama sekali tidak membutuhkan itu"

"Kau akan menyesali ini Nona Resha Adriana" ucap Aryani

"Jika tak ada lagi yang ingin anda bicarakan lagi silahkan pintu keluarnya ada di sebelah kanan anda"

Aryani terdiam ia terlihat kesal dengan ucapan Resha itu. Tanpa berucap ia mengambil tasnya lalu pergi begitu saja.

Wanita sialan.

Resha menghembuskan nafas berbicara dengan wanita itu cukup membuatnya naik darah. Mungkin beberapa detik lalu ia bisa setenang itu tapi dibalik itu emosinya tak setenang itu. Ia hanya cukup baik dalam menyembunyikannya.

l

♡♡♡

Resha memasuki ruangan Bagas tanpa mengetuknya yang punyapun langsung mendongak begitu gadis itu masuk.

"Berapa saham kita yang ada dibursa saham?" Tanyanya langsung

"Kenapa lagi?"

"Udah bilang aja?"

"Hanya Ada sekitar 5,5% saham dari perusahaan kita tapi kenaikannya cukup signifikan sampai hari inipun mencapai 67,8%" terang Bagas sambil melihat laptopnya.

"Menurutmu kenapa kenaikan itu bisa secepat itu?"

Bagas menautkan alisnya, "Gue rasa angka itu cukup wajar mengingat kita baru saja mengeluarkan beberapa armada baru yang hasilnyapun cukup bagus dipasaran"

"Selain itu?"

Bagas mendongak menatap Resha heran tak biasanya ia menanyakan hal-hal seperti ini di luar meeting.

"Ya gue rasa pengaruh konferensi pers yang Davin lakuin tempo hari soal pertunangan kalian itu bisa jadi salah satu alasan kenaikan saham kita. Yah loe taulah RDGroups punya pengaruh besar selama ini di dunia bisnis"

Resha mengalihkan pandangannya.

"Kita gak lagi meeting 'kan?" Tanya Bagas heran dengan ekspresi Resha yang sepertinya memikirkan sesuatu.

"Tarik semua saham kita di bursa saham tunda dulu semua penawaran aku akan pikirkan alternatif lain untuk tambahan dana proyek baru kita"

Bagas menatap Resha heran "Sha loe gila, trend saham kita lagi bagus loh"

"Lantas?"

"Kita bisa punya keuntungan besar dengan ini seengaknya jika itu bisa mencapai 80% itu bisa nutup pendanaan proyek baru kita,"

"Gue mau prestasi perusahaan kita dari perusahaan kita sendiri bukan karna pengaruh perusahaan lain termasuk RDGroups"

"Soal alasan pengaruh RDGroups itu cuma salah satu alasan dari banyak alasan Sha, loe gak usah terlalu pikirin itu, Okay"

"Gue gak mau tau, tarik semua saham kita dari bursa saham," tegas Resha lalu berjalan hendak berlalu dari ruangan Bagas namun ditahan oleh sahabatnya itu.

"Loe kenapa?" Tanya Bagas mencoba menatap mata gadis itu

"Nothing" jawab Resha tanpa menatap Bagas

"Apa yang wanita itu katakan sama loe?"

Resha menatap Bagas, selama ini pemuda itu memang selalu bisa membaca fikirannya. Tak ada yang bisa ia sembunyikan dari pria itu.

"Jawab gue !"

Resha membuang nafas dan merogoh sesuatu dari saku jasnya lalu melemparkan beberapa lembar foto yang ia dapat dari Aryani ke meja Bagas.

Bagas menoleh Resha sekilas lalu mengambil foto-foto itu.

"Bagaimana ia bisa tahu? Dan bukannya tadi loe bilang dia udah nikah, kenapa dia malah sibuk ngurusin kehidupan loe" Tanya Bagas

"Gue gak yakin, tapi dia menginginkan pertunangan gue batal"

"Gue akan cari tahu" kata Bagas lalu kembali ke tempat duduknya dan menatap laptopnya

Resha menghembus nafasnya kembali lalu  duduk di depan meja Bagas sambil memijat kepalanya dengan tangan kanannya.

"Dia udah cerai, menurut kabar ada kehadiran orang ketiga dan tiga bulan yang lalu suaminya sudah menggugatnya" terang Bagas

"Jadi mereka sudah resmi bercerai?" Tanya Resha tanpa menatap Bagas.

"Hemm," Bagas menatap Resha yang masih memegangi kepalanya.

Setelah masalah dengan Reno dan Alvin selesai sekarang malah datang masalah baru. Pasti gadis itu sedang berfikir keras sekarang.

"Hati-hati sama gadis itu, gue udah bilang dari awal kan kalau sebaiknya loe kasih tau Davin sebelum loe ketemu sama Reno"

"Gue cuma takut Davin terbebani soal itu yaudahlah ntar gue coba ngomong sama dia. Soal saham gue tetep nyuruh loe tarik semua saham kita. Gue gak mau Aryani gunain trend ini buat menghancurkan semuanya gue gak tau dia orang yang seperti apa"

Bagaspun mengangguk menyetujui.

♡♡♡

Hari ke 2 di Bali

Davin baru saja selesai meeting dengan klien luar negeri untuk mengurus proyek pembangunan resort terbarunya. Untung saja hasilnya clear dengan cepat tak seperti yang ia bayangkan sebelumnya kemungkinan besok sorepun ia bisa pulang sementara Aldo dan Stella sudah ia ijinkan pulang sore ini ke Jakarta mereka berduapun mendapat one freeday karena hasil bagus dari pekerjaan mereka yang bisa selesai tepat waktu.

Pukul 21:00 Davin sampai di kamar hotelnya. Ia melepas jas dan mengendurkan dasi yang seharian ini serasa mencekiknya lalu mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"..."

"Hallo sayang, udah pulang?"

"..."

"Besok sore aku pulang ke Jakarta pesawatnya jam 15.30"

"..."

"Kebetulan kerjaan beres cepet disini"

"..."

"Gak usah jemput besok aku juga mau mampir ke kantor bentar soalnya"

"..."

"Yaudah kamu tidur, aku mau mandi dulu"

"..."

"Iya sayang Bye"

Sambungan teleponpun terputus.

♡♡♡

Hari berikutnya,

Siang ini Resha tengah sibuk berkutat dengan laptop dan beberapa map laporan di sampingnya. Ia tampak cantik dengan kemeja putih dan kacamata bertengger ditelinganya meski terlihat raut kecapekan di wajah cantiknya itu ia masih serius merampungkan alternatif yang ia susun untuk proyek barunya.

Sesekali ia meneliti laporan disampingnya  lalu memijat kepalanya sudah dua jam ini ia tak beralih dari benda-benda itu.

Sampai seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk" ucapnya tanpa melihat siapa yang datang karna sudah pasti itu Bagas yang datang membawa beberapa map dan kantong plastik berwarna putih.

Bagas meletakkan map itu di samping Resha dan menatap gadis itu.

"Udah waktunya istirahat gue bawain makanan buat loe" ucapnya lalu berjalan ke sofa lalu membuka plastik yang ia bawa.

Resha sedikit merentangkan tangannya lalu berjalan mendekati Bagas.

"Gimana negosiasi dengan pihak investor?"

"Yah.. you knowlah mereka masih mempertimbangkan soal pendanaan yang masih tersendat dari kita. Tapi loe gak usah terlalu pikirin gue bakal cari solusi dari investor lain. Kita makan dulu sekarang!" Ajak Bagas sambil memberikan satu kotak makan untuk Resha.

Resha mengangguk dan meraih kotak makan siang yang diberikan Bagas.

Mereka berdua makan dalam diam.

♡♡♡

Seorang wanita dengan seorang bodyguard tengah duduk di salah satu meja bar. Sampai datang tiga orang pria menghampiri keduanya.

"Kalian sudah tahu tugas kalian?" Tanya wanita itu pada ketiganya

Ketiganya mengangguk.

"Bagus. Ini fotonya jangan sampai salah orang !" Kata wanita itu sambil menyerahkan sebuah foto pada salah satu dari mereka.

Ketiganya memperhatikan foto itu sekilas lalu mengangguk dan menyimpan foto itu.

"Saya tidak mau ada polisi, dan semua harus berjalan sesuai rencana. Jika tidak saya akan menarik semua imbalan kalian"

"Baik bu, anda bisa mengandalkan kami"

Wanita itu mengangguk lalu mengenakan kaca mata hitamnya dan turun dari kursi.

"Saya tunggu kabar baiknya" katanya sebelum pergi meninggalkan tiga pria itu.

♡♡♡

Apa yang akan terjadi dengan pertunangan Resha dan Davin?

Apa yang direncanakan wanita di bar itu? Dan siapakah dia?