webnovel

My Husband is Gay 21+

Prilly Anatasha Putri Jaya adalah gadis remaja menuju dunia dewasa. Sifat kenakalannya ketika dunianya telah merusak diri sendiri setelah bertemu dengan seorang pria di tempat penerbangan menuju New York. Insiden tanpa sengaja kekesalan pada gadis remaja ini buat pria itu harus menerima konsenkuesi hukuman telah melanggar peraturan. Namun semua terjadi begitu cepat setelah apa yang diketahui sebuah rahasia tentang pria ini tinggal satu atap perhotelan Jakarta dengan gadis remaja itu. Prilly mulai jatuh cinta dengan pria itu tak lain adalah seorang kapten pilot. Prilly kecewa ketika orang yang dia cintai adalah pria gay. Dia berhubungan dengan salah satu rekan kerjanya sesama Pilot. Lalu bagaimana kisah gadis remaja ini. Apa dia bisa menyembuhkan pria itu dari penyakit gay-nya?

Lsaywong · History
Not enough ratings
20 Chs

PART 19 (TAMAT)

Aliando terpaksa memanjat pohon mangga milik tetangganya demi istri tercinta, dia rela lakuinnya. Daripada nanti anaknya ngiler saat lahir. Sampai memohon sama tetangga sebelah minta izin manjat pohon demi seorang istri muda. Tetangga tentu dong senantiasa izinkan untuk Aliando memanjat pohon secara gratis. Susah tampan, mancung, berotot. Apalagi tinggi, ya, tinggi. Apa nggak demen si jandanya.

Setelah Aliando memanjat pohon mangga yang telah ia petik mangga muda seperti wajah manja istrinya. Aliando turun dengan badan bintik-bintik merah akibat semut juga demen sama dia. Setelah hampir satu kantong plastik, Aliando pamitan sama si janda tetangga untuk kembali ke rumah.

Sinta dan Erika sibuk memasak di dapur sedangkan Sukro dengan santai duduk di ruang tamu sambil menikmati permainan catur nya. Aliando masuk ke dalam rumah, meletakkan mangga muda di atas meja makan. Dia terus mengaruk-ngaruk tubuhnya karena gatal. Erika menghampiri Aliando si menantu kesayangannya, begitu khawatir dengan tubuh nya penuh bintik merah. Segeralah Erika ambil minyak paling bau sedunia. Minyak merah tapi aromanya bau, karena terbuat dari rempah-rempah kasiatnya manjur. Segalanya bisa di sembuhkan, untuk sakit perut, demam, flue. (thor, bukan waktunya promosi iklan)

Setelah di obati seluruh tubuh, Aliando naik ke atas untuk melihat keadaan Prilly yang daritadi gak keluar-keluar. Sebelum ke kamarnya, Aliando memesan pada mertuanya untuk buatkan rujak paling pedas untuk istrinya. Prilly paling doyan sama rujak buatan mamanya sendiri di tamburi sekalian sama mangga muda.

Menggunakan kunci cadangan, Aliando membuka pintu perlahan takut membanguni istrinya yang sedang keadaan ngambek. Disana, Prilly sedang berbaring tidur, posisi tidurnya terlengkuk seperti bayi. Aliando bisa melihat dengan jelas matanya sembab habis menangis.

Di tarik selimut nya menutupi tubuhnya agar tidak masuk angin. Di usap rambut panjang yang hitam itu. mengelus pipinya yang mulus tanpa jerawat. Aliando senyum panjang betapa gemas dengan istrinya. Di elus perut yang membesar di ciumnya.

"Jangan nakal ya sama mama. Mama lagi ngambek, jadi anak yang baik. Kasihan mama menopang dirimu." pelan Aliando mengucapkan pada anak di dalam perut.

Prilly mengeluh gerang, Aliando menatapnya lekat, begini jadi wanita hamil pemalas, labil, ngidam tidak tertolong. Makin chubby pipinya. Prilly buka matanya, kemudian melirih suaminya sedari tadi perhatikan dirinya.

"Mas... masih marah ya?" tanya Prilly pelan.

"Tidak, mas tidak pernah marah. Mas tadi hanya sedikit hancur sama tulang nya." jawabnya senyum.

"Ayo, bangun. Mas sudah petik mangga di sebelah tetangga janda. Sudah mas suruh mama buatkan rujak super pedas untuk kamu," lanjutnya lagi. Prilly meminta bantuan untuk bangun. Karena tubuh berbadan dua sedikit sulit untuk bangun.

Aliando memegang kedua Prilly untuk tidak jatuh, masih lima bulan empat bulan lagi sudah melahirkan. Prilly telah turun bersama suami tercinta, di sana sudah terhidang potongan mangga dan bumbu rujak ulek super pedas.

Prilly duduk dan mulai memakannya, Aliando yang lihat pun ngiler jadinya. Seberapa enaknya mangga muda itu. Tak asam kah, sebegitu lahap nya kah saat memakannya.

"Mas, gak mau?" tanya Prilly dengan penuh nya dalam mulutnya. Aliando menggeleng kepala lebih memilih makan eskrim kesukaannya.

Prilly yang melihat pun jadi pengen makan, Aliando melirih sebentar, dia senyum di sodorkan padanya. Berikan pada Istrinya. Istrinya sumringah menerimanya. Tapi, malah di tarik langsung sama Aliando.

"Jangan dulu ya, kamu habis makan rujak pedas, tambah eskrim nanti perut kamu sakit lagi." ucap Aliando menasehati.

Sekian lama nya, Aliando tidak sabar menunggu anaknya lahir. Sampai dia mencari nama yang pas untuk anaknya kelak. Prilly baru selesai mandi, aroma sabun di tubuhnya tercium oleh Aliando apalagi rambutnya wangi sampo rejoice.

Prilly duduk di sebelahnya, sambil mengosok dan mengeringkan rambut menggunakan handuk nya.

"Mas, lagi cari apa?" tanya Prilly sudah sedikit kering rambutnya tapi belum di sisirnya.

"Lagi nyari nama untuk anak kita." jawabnya.

"Segitunya ya, mas. Nyari nama di google. Nama sederhana saja sudah cukup, tidak perlu mencari nama yang sulit. Toh, kita juga bakalan lupa saat di usia tua nanti." ucap Prilly padanya.

"Kamu ingin berikan nama anak kita siapa?" tanyanya.

"Kalau cewek, aku akan berikan namanya Sasikirana Amanda Syarief. Sasikirana melambangkan arti kata Bulan yang terang. Jika cewek tumbuh dia akan diterangi oleh segala cahaya menyinari nya. Karena nama itu di ambil dengan nama belakangku. Shakrina." jawab Prilly sambil mengelus anaknya.

"Terus, kalau dia anak laki-laki, akan aku berikan namanya Farel Syarief Putra. Farel melambangkan arti kata seorang pemberani. Melindungi keluarga kita." Lanjut Prilly memberitahukan pada Aliando. Aliando yang mendengar terharu, tercenung ucapan dari mulut istrinya.

****

Masa kehamilan telah menuju delapan bulan lima hari...

Masa kehamilan Prilly sudah mencapai hasil untuk melahirkan. Prilly masih rutin meminum susu, tidak terlalu mengindam makanan aneh-aneh. Aliando saat ini kecewa dia harus meninggalkan istrinya untuk bertugas penebangan. Prilly senyum dan terus mengelus perutnya yang sudah membesar itu.

Prilly tengah bosan dirumah, dia mencoba membuka televisi mungkin bisa membuang rasa bosannya. Di sana ada beberapa berita tentang pesawat RZ-0819 penerbangan tujuan New York telah jatuh di dasar lautan samudera. Prilly yang menonton seperti di sambar petir.

Degupan jantung Prilly semakin berdetak cepat, nama daftar penerbangan di dalam list. Tercantum nama di sana, mayat nya belum di temukan. Air mata sudah memba sahi wajahnya yang cantik.

"Mas... mas Lando... Suamiku... Mass...!!!" teriak histeris Prilly mengema seluruh rumah membuat Sinta dan Erika keluar menghampiri Prilly yang berteriak.

"Ada apa, nak?" tanya Erika cemas.

"Bu, mas Lando... hiks... hiks... kece... lakaan... hiks... bu... mas Lando masih hidup kan.... hiks.. hiks... " isak tangis Prilly membuat yang lain shock.

"Pasti dia masih hidup, sayang. Jangan pikiran aneh dulu. Kita minta bantuan untuk mencari

informasinya. Kamu tenang ya." hibur Erika pada anaknya

*****

Sudah seminggu lebih kabar tentang Aliando belum ada kabar baik.

Prilly malah tidak mau makan, sebelum suaminya pulang dengan selamat. Erika, Sukro, Sinta. Mencemaskan keadaan Prilly yang terus mengurung diri di kamar tanpa di sentuh pun makanan di antar oleh mereka. Jo terus mencari informasi menanyakan kabar tentang Aliando. Nita terpaksa harus membujuk Prilly untuk asupan nasi. Tetap tidak mau.

Sampai kasus ini masih berjalan cukup banyak hari waktu jam, terus mencari informasi tentang Aliando. Sampai suatu ketika, Prilly merasa perutnya mual dan tidak nafsu makan. Kondisinya semakin memburuk, terpaksa dia di larikan ke rumah sakit penanganan dirinya. Wajah Prilly semakin pucat. Mereka para dokter masuk untuk memeriksa keadaannya.

Sanak saudara keluarga menunggu kabar kondisi Prilly. Nita paling cemas apalagi sampai sekarang kabar belum di temukan tubuh Aliando.

Dokter Ridwan, keluar dari ruang pemeriksaan. Nita lebih dulu menanyakan keadaan sahabatnya.

"Bagaimana dengan sahabat saya, dok. Dia baik saja kan?" tanya Nita pada dokter Ridwan.

"Saat ini dalam pemeriksaan, pasien sedang keadaan depresi serta penyakit nya kambuh lagi. Disarankan untuk tidak membuatnya tertekan dan banyak pikiran Ini akan mengakibatkan pada janin di dalam perutnya. Masa kehamilan akan sebentar lagi berakhir, jika bisa berikan dorongan padanya untuk tidak down. Hanya ini yang bisa saya sampai kan. Pasien akan di pindahkan ke rawat inap. Saya permisi dulu." Terang dokter Ridwan menjelaskan pada Nita. Nita merasa lega Prilly tidak apa - apa.

****

Dua hari sudah...

Kabar Aliando masih belum ada tanda - tanda. Kondisi Prilly mulai sedikit membaik. Dia mulai memakan sedikit asupan dari dokter, demi janin nya. Dia harus kuat, walaupun Aliando sang suami tega meninggalkan nya seorang diri. Masih ada Nita dan keluarganya mendukung dirinya.

tiba deringan ponsel Nita berbunyi, dia keluar sebentar mengangkat telepon nya di sana. Prilly bisa merasakan kalau Alaindo tidak akan meninggalkan dirinya seorang. Dia berharap, suaminya selamat dari maut yang tengah mengakhiri perpisahaan mereka.

Nita kembali masuk ke dalam kamar rawat, dengan wajah senyum dan terharu. Dia memeluk Prilly terlebih dahulu sebelum menceritakan pada Prilly.

"Ada apa?" tanya Prilly penasaran.

"Mas Lando masih hidup, sekarang dia ada di kota terpencil saat pesawat akan jatuh, Aliando terlebih dahulu menyelamatkan diri dengan pelampung nya. puing - puing pesawat nya hancur saat jatuh di dasar laut. Dan sekarang Jo para tim SAR menjemputnya pulang." cerita Nita pada Prilly. Prilly terharu mendengarnya dia menghapus air mata nya tidak percaya kalau ini benar nyata.

Nita mengangguk iya ini tidak nyata. Dia nangis seperti anak kecil. Membuat yang lain panik. Nita memeluknya menenangkan dirinya.

Hari ke empat, masa yang di tunggu oleh Prilly kepulangan suaminya di tanah air. Meskipun kondisi nya saat ini lemah, belum di izinkan untuk pulang sampai kondisi tubuhnya membaik. Prilly terasa mengantuk karena efek obat di konsumsi nya. Dia tertidur, Aliando masuk ke kamar rawat inap istrinya. Menatap tubuh lemah wajah pucat. Aliando pelan masuk merasa bersalah telah membuat kondisi istrinya memburuk begini.

Dia duduk di kursi itu, mengusap kepalanya, menyentuh hidungnya yang pucat, bibir kering memutih, perut membesar di ciumnya dalam tangisan diam.

"Maafkan papa sayang. Membuat mama kamu seperti ini. Papa janji akan menjaga kalian. Papa tidak akan tinggalin kamu lagi, Papa janji." ucap Aliando terus meracau membuat Prilly kembali membuka matanya.

"Mas, Mas Lando." panggil Prilly lemah. Aliando menghapus air matanya. Di cium tangannya.

"Mas jangan pergi lagi ya. Aku tidak bisa hidup tanpa mas." ucap Prilly.

"Iya, mas janji tidak tinggalin kamu lagi. Kamu istirahat ya." kata Aliando. Prilly kembali memenjam matanya.

****

Masa proses melahirkan Prilly telah tiba...

Prilly merasa sakit perutnya luar biasa, Aliando terus menemani Prilly persalinan. Prilly menekankan kuat yang di instruksi dari dokternya. Genggaman kuat pada tangan Aliando mencengkram nya saat kuat. Prilly terus menekan, sehingga dia sulit bernafas.

"Tahan, sedikit lagi, sayang." bisik Aliando menyemangatinya. Beginikah waktu Ibunya melahirkan dirinya.

Prilly menekan kembali dan akhirnya suara bayi terdengar jerit tangisan begitu keras mengema di telinga Aliando dan Prilly. Prilly seperti tidak kuat. Dia lelah, dia mengantuk ingin istrahat. Dokter menyarankan agar pasien tidak tertidur dulu. Aliando terus memanggilnya.

"Sayang, bangun, sayang, sayang... Please kita sudah berjanji akan bahagia bersama." Aliando terus membangunkan Prilly dengan mata terpenjam.

"Maaf Pak, silakan keluar, biar kami memeriksanya." ucap suster itu. Aliando terus meminta mohon pada mereka selamatkan istrinya.

Menunggu waktu lama detak jarum jam, Aliando, Nita, Jo, Andy bersama istrinya, Erika, Sinta, Sukro. Mereka semua menunggu kabar Prilly. Dokter Ridwan keluar dan membuka maskernya. Menghembuskan nafasnya dan menepuk bahu Aliando. Dokter Ridwan tersenyum.

"Istrimu baik saja, saya bangga padamu mempunyai istri begitu tanggung. Kondisi nya sudah melemah, tapi masih bisa bertahan dalam keadaan 57℅. Tapi, mujizat itu benar nyata memberikan kesempatan untuk istri anda." kata Dokter Ridwan kemudian pergi dari hadapan mereka.

Aliando yang berdiri ketawa seperti orang gila, dia memeluk Jo menciumnya, dan juga Andy. Tapi tidak menciumnya karena dia tahu batas hubungannya. Prilly sudah di pindahkan ke kamar rawat. Prilly akan kembali sehat walau tubuhnya masih lemah, tapi dia yakin, suaminya dan keluarga nya terus ada di sampingnya.

Anak Prilly dan Aliando adalah Laki-laki.

namanya Farel Syarief Putra.

TAMAT

****

Author Note : Maaf untuk cerita ini jika sangat membingungkan untuk kalian membacanya!

karena bahasanya benar-benar ambigu dan sangat menggelikan untuk di baca.

Sebenarnya saya belum bisa revisi masih banyak yang harus saya kerjakan selain di platform webnovel ini.

Jika kalian ingin membaca cerita lain? bisa mampir di platform aplikasi wattpad, lebih gratis lagi :)

terima kasih,

Silakan menghujat apa pun untuk komentar cerita ini. karena memang sangat jelek untuk publish :)