1 Prolog

Bertunangan sejak umur 14 tahun.

Mungkin sesuatu yang tidak diinginkan oleh semua orang. Tapi tidak untuk Airin.

Dia merasa sangat bahagia, karena dia akan bertunangan dengan pria yang dia sukai. Lebih tepatnya, pria yang selalu dia anggap sebagai pria yang baik dan selalu ada untuknya, dan dia bernama Gavin. Airin menganggap jika Gavin adalah orang paling dekat dengannya sejak kecil mereka selalu bersama dan Gavin selalu melindunginya, seperti kakak yang selalu melindungi adiknya.

Namun, Tanpa Airin ketahui.

Ada pria lain yang jauh lebih baik dari Gavin. Dia lah yang selalu melindungi Airin sejak mereka duduk di bangku kelas tujuh, di sekolah menengah pertama.

Pria ini selalu melindungi Airin bahkan apapun yang Airin inginkan, dia akan melakukannya, walaupun dia harus membahayakan dirinya sendiri.

Airin dan dirinya selalu pergi berdua dan tanpa Airin sadari, dia juga menyukai pria ini. Tapi dia tidak menyadari perasaannya sendiri karena dia berpikir, jika dirinya hanya menyukai kak Gavin nya yang sebentar lagi akan bertunangan dengannya.

Hingga, Airin mengabaikan perasaannya pada pria ini yang menjadi teman terbaiknya.

Hingga waktu pun tiba.

Airin pun bertunangan dengan Gavin tepat saat dia berumur empat belas tahun dan Gavin berumur tujuh belas tahun.

Mendengar hal itu, rasa sedih dan putus asa mulai menghampiri pria muda ini.

Dia merasa hatinya sangat hancur, karena Airin adalah cinta pertamanya dan satu-satunya wanita yang dia cintai. Namun, kebahagiaan Airin adalah tujuan utamanya. Sehingga, pria muda ini pun mengambil keputusan untuk pergi meninggalkan negara ini dan melanjutkan pendidikannya di luar negeri.

Karena dia tidak mau melihat Airin menangis saat melihat dirinya pergi, pria muda ini pun langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun dan dia pun pergi membawa rasa cintanya karena cintanya telah bertepuk sebelah tangan. Namun, dia memiliki sebuah tekad yang kuat. Tekad untuk mendapatkan Airin lagi. Karena Airin hanya bertunangan saja. Menurutnya, dia akan mendapatkan Airin lagi setelah mereka dewasa nanti.

Dengan membawa harapan yang bisa dikatakan sangat kecil.

Akhirnya, pria muda ini pun pergi ke luar negeri dan akan kembali setelah dia sudah cukup dengan kemampuannya, entah kemampuan finansial sebagai pewaris utama dari perusahaan kakeknya dan juga kemampuan dirinya untuk merebut kembali Airin dari Gavin.

Pria muda ini pun akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam pesawat dengan perasaan yang sangat berat. Namun, sebelum dia pergi. Dia menoleh ke belakang dan berharap jika Airin akan datang dan menatap kearahnya untuk terakhir kalinya. Namun, keinginan terakhirnya tidak bisa dia wujudkan, karena dia melupakan sesuatu yang dia lakukan sendiri.

Yaitu, "Dia merahasiakan kepergiannya dari Airin."

Pria muda itu pun menghela nafas panjang dan dia pun masuk ke dalam pesawat tanpa menoleh ke belakang lagi.

Setelah dia masuk. Pesawat pun mulai lepas landas dan membawa pria muda itu untuk menjalani kehidupan yang baru di luar negeri.

Kehidupan yang akan membuatnya menjadi lebih baik dan berharap agar dirinya juga bisa melupakan Airin walaupun itu tidak akan pernah mungkin terjadi.

Di tempat lain.

Airin merasa sangat terkejut, saat temannya yang bernama Nathan memberitahukan kepergian pria muda itu.

Airin yang terkejut sekaligus sedih, karena dia  merasakan hatinya sangat kecewa, Karena kini, dia kehilangan sahabat terbaiknya bahkan dia tidak bisa melihatnya untuk terakhir kalinya karena dia tidak memberitahukannya.

Perpisahan ini sangatlah menyedihkan dan juga menyakitkan untuk Airin, namun. Dia tidak tahu jika Tuhan sudah mempersiapkan takdirnya bersama pria yang menjadi sahabat paling dekat dengan Airin. Karena pria muda ini akan menjadi takdirnya di masa depan nanti dan mungkin saja, karena Takdir ini, mereka akan bertemu kembali dalam keadaan yang berbeda dan juga suasana yang jauh lebih baik dari saat ini.

Note: pemeran utama pria masih disembunyikan, maaf sudah membuat kalian penasaran :-)

avataravatar
Next chapter