27 Permission

"Al kita sudah sampai," ucap Tae Joon lembut membangunkan Lea yang tertidur di kursi penumpang disamping kemudi.

"Eunggh."

Lea mengerjapkan manik nya, menetralkan manik nya yang masih terasa berat.

"Ayo turun, kita sudah sampai di depan rumah mu Al."

"Hng, arra ~, kau akan mampir?" tanya Lea sambil melepaskan seatbelt yang masih terpasang.

Tae Joon melirik jamnya sekilas.

"Seperti nya aku akan langsung balik, aku ada makan malam perayaan ulang tahun pernikahan kedua orang tua ku malam ini."

"Ahh, arraseo, sampaikan salam ku pada kedua orangtuamu," ucap Lea sambil tersenyum.

"Pastinya, sampai kan juga salamku pada orang tuamu, dan bilang maaf karena aku tidak mampir terlebih dahulu."

"Hng."

Lea turun dari mobil Tae Joon menuju rumah nya, tetapi tidak lupa ia melambaikan tangannya pada Tae Joon, sebelum pemuda itu melajukan mobilnya.

Ceklek

"Mommy... Daddy ... Lea sudah pulang!" teriak Lea memanggil kedua orang tuanya.

'Kenapa hening ?, kemana Mommy dan Daddy?' ucap Lea dalam hati sambil mengerutkan dahinya dan mengedarkan pandangannya pada sekeliling rumah nya.

Saat Lea masih sibuk mengedarkan pandangannya pada sekeliling rumah nya, Lea melihat sosok yang sangat ia kenali.

"Bi!"

Sontak seseorang yang yang disapa dengan sebutan bibi oleh Lea, menoleh kearah gadis itu.

"Iya, ada apa non?" tanya sang bibi lembut.

"Mommy sama Daddy kemana bi ? aku tidak melihatnya," ucap Lea.

"Oh itu, tuan sama nyonya tadi ada urusan pekerjaan sepertinya non, perginya tidak berapa lama setelah non pergi tadi dan sampai sekarang beum kembali," ucap Bibi memberi penjelasan pada Lea.

"A-ah begitu," ucap Lea yang mendadak lesu. "Kalau begitu aku ke kamar dulu ya bi mau istirahat, nanti kalau James oppa datang mencariku kabari aku ya bi, soalnya James oppa bilang dia mau datang," lanjut ucapan Lea pada bibi.

"Baik non," ucap bibi yang kemudian Lea berlalu beranjak ke kamarnya.

...

...

Lea tidak sadar bahwa kini ia sudah tertidur kurang lebih 3 jam dari awal ia mulai memejamkan maniknya.

Mungkin Lea lelah itulah yang di pikiran James kali ini.

James? Mengapa bisa ada James disini ?.

Ya, James kini tengah berada di kamar Lea setelah mendapat izin dari Nyonya Park untuk menemui anak semata wayang nya itu.

James baru saja datang kurang lebih setengah jam yang lalu sedangkan Nyonya Park dan Tuan Park mereka datang tak lama setelah Lea terlelap di kamarnya.

"Kau manis saat tidur begini."

itu kata yang keluar dari mulut James saat menatap kekasihnya yang masih berada dalam alam mimpinya.

"Aku beruntung bisa memilikimu untuk saat ini.... aku berharap kau juga yang akan menjadi terakhir untukku," ucap James sambil mengusap rambut Lea.

Setelah menunggu kurang lebih 45 menit akhirnya Lea terbangun dari tidurnya.

"eunggh...Ja-James Oppa," ucap Lea saat membuka maniknya.

Seakan tak percaya bahwa James ada dihadapannya, Lea pun mengucek maniknya perlahan.

"Hei jangan di kucek begitu, nanti matamu sakit," ucap James lembut sambil menahan tangan Lea.

"Jadi ini benar James Oppa?!" ucap Lea sedikit memekik di ruang kamar tidur nya itu.

"Tentu...aku kan menepati janji ku love," ucap James sambil menarik badan Lea agar masuk ke dalam dekapannya.

'Hangat.' Monolog Lea dalam hati sambil tersenyum tipis.

"Oh iya kenapa Oppa bisa masuk ke kamarku?"

"Oh itu, tadi aku diizinkan oleh Mommy mu masuk kesini, dan Mommy mu juga yang memberi tahu letak kamar mu disini," ucap James santai, Lea pun hanya menganggukan kepala nya.

"Ayo kita keluar, aku tak enak dengan orang tuamu terlalu lama di kamar anak gadisnya," lanjut ucap James sambil menarik lengan Lea agar bangkit dari ranjang tidurnya.

"Hng, Arraseo aku bisa berjalan sendiri Oppa.... tak usah menuntunku," dengus Lea kesal, karena ia merasa seolah dirinya akan menghilang jika tidak dalam genggaman James.

"Sudah jangan membantah love."

"O-oppa sebaiknya kau jangan memanggilku dengan sebutan itu jika ada di rumah ku."

"Memangnya ada apa love?" tanya James bingung dengan perkataan Lea.

"Kan Mommy dan Daddy tidak tahu kalau oppa sekarang kekasih ku," ucap Lea.

"A-ah, kalau soal itu aku akan menemui orang tuamu dan mengatakan pada mereka bahwa sekarang aku menjadi kekasih mu... hitung hitung aku minta izin pada mereka," ucap James santai.

"Hah ?!"

"Kenapa, kau kaget love ?" ucap James sambil mengusap pipi Lea.

Degup jantung Lea kini mulai tak karuan, mungkin pipi Lea juga sudah memerah kali ini atas perlakuaan James yang terbilang manis itu.

James melangkah menuju tempat kedua orang tua Lea berada dengan masih menggenggam tangan Lea.

"Mommy, Daddy," sapa Lea sambil melepaskan genggaman James dan memeluk kedua orang tuanya itu.

"Kau sudah bangun sayang."

"Hng, kapan Mommy dan Daddy pulang? tadi saat Hoonie sampai rumah Mommy dan Daddy belum pulang."

"Tak berapa lama kau terlelap, Mommy dan Daddy pulang Lea sayang ~" ucap Tuan Park mengusap pipi Lea yang terlihat menggemaskan.

'Kau sangat menggemaskan love, dan aku senang kau mempunyai orang tua yang sangat sayang padamu love.'

"Ooh lalu kenapa tidak membangunkan ku ?" ucap Lea menatap kedua orang tua nya.

"Kau terlihat lelah Lea-ya."

Kali ini Alice lah yang menjawab.

Lea akhirnya hanya dapat menganggukan kepala membenarkannya.

"Lalu adakah yang kau ingin ceritakan pada kami heumm?" tanya Tuan Park.

Lea tiba tiba mendadak bingung, mengerjapkan manik nya berkali kali dan meremat pinggiran baju nya untuk menutupi hal itu.

James yang mengerti tingkah Lea langsung membuka suaranya.

"Begini Om, tante, sebenarnya James dan Lea sudah resmi berkencan kemarin, dan kali ini James ingin meminta izin di depan Om dan tante agar Lea bisa menjadi kekasih James Om... tante," ucap James sopan di depan kedua orang tua Lea sambil membungkukan badannya.

Nyonya Park dan Tuan Park saling melirik satu sama lain, dan tanpa sadar keduanya mengangkat kedua ujung bibir nya menjadi senyuman yang terlihat hangat dari keduanya.

Tuan Park tau kali ini anak gadis nya mungkin gugup di sebelahnya, untuk itu ia justru ingin menggoda anak nya itu.

"Jadi benar begitu Lea-ya?" goda Tuan Park pada anak gadisnya.

"Nggg i-iya Dad ..." ucap Lea sambil masih meremat ujung baju nya dan sesekali melihat sang ayah.

Tuan Park dan Nyonya Park hanya dapat menahan tawa melihat tingkah anaknya itu.

Sejujurnya Tuan Park dan Nyonya Park sudah menyetujui James jika ia menjadi kekasih putrinya, karena mereka telah melihat sikap dan perlakuan James pada Lea.

"Kau gugup ?"

Kali ini Alice lah yang angkat bicara, kemudian memeluk anaknya yang tak bergeming di tempatnya.

Oh ayolah Nyonya Park dan Tuan Park tidak akan memarahi Lea atau pun James kali ini tapi kenapa kedua orang yang ada di hadapan Nyonya Park dan Tuan Park sangat gugup dan tegang?

Nyonya Park dan Tuan Park seolah memberikan kode dan ....

"HAHAHAHA kau lihat sayang bagaimana tampang anakmu yang manis ini gugup?"

Lea dan James tidak salah mendengar bukan?

"Hahaha iya honey lihat lah mereka masih diam di tempat mereka masing masing padahal kami berdua merestui hubungan kalian," ucap Nyonya Park yang terlontar begitu saja sambil tertawa lepas, begitu juga dengan Tuan Park.

"Jadi Daddy dan Mommy membolehkan James oppa menjadi kekasihku?" tanya Lea yang kini terlihat dengan nada antusias.

"Hng, tentu saja Lea sayang."

James yang tadi diam, kini terpancar senyuman dan bahagia di raut wajahnya kali ini.

"Jadi mulai hari ini nak James bisa memanggil kami dengan sebutan Mommy dan Daddy juga seperti Lea," ucap Alice ramah.

James sontak membelalakan maniknya mendengar ucapan Alice.

"Jinjja tan-eh Mom..-my?"

"Hng."

Alice langsung menghampiri James dan memeluk nya seraya James adalah anaknya juga.

'A-ah aku beruntung.'

"Jadi apakah kali ini Lea sudah mengetahui identitas James yang sebenarnya?"

Deg

"Jadi Daddy tau siapa James Oppa??!"

"Tentu saja Lea-ya."

"MOMMY DADDY Kenapa kalian tidak memberi tahuku ? dan kenapa hanya Lea saja yang tidak tahu dan terlambat mengetahuinya?" teriak Lea sambil merajuk.

Nyonya Park, Tuan Park, dan James sekalipun tidak ada yang menanggapi pertanyaan Lea, melainkan mereka malah tertawa melihat tingkah Lea yang kini merajuk dan mempoutkan bibirnya.

——

Please a leave comment and vote

avataravatar