1 MY DREAM

Minggu, 6 September 2025

Di pagi hari yang amat sangat mendung, dan dunia yang diselimuti kabut putih tebal nan dinginnya cuaca diluar yang menusuk tulang badanku. suara rintik-rintik hujan semalam yang tak kunjung reda membuatku enggan membuka selimut.

Karena terlalu dinginnya cuaca diluar, aku pun memutuskan untuk melanjutkan tidur.

Baru beberapa menit diriku memejamkan mata, tiba-tiba bunga tidur mendatangi tidurku~

.

.

.

.

.

"Brrrruhhhhh.....uweherrrr"

Suara kuda samar-samar terdengar dipikiranku, semakin terfikirkan semakin jelas pula suaranya. tiba-tiba sinar putih terlihat menghampiriku, semakin cerah cahaya tersebut semakin jelas pula kuda ber badan tinggi gagah, dengan kulit putih bersih nan rambut panjang putih lurus, berjalan mendekati ku.

Kuda tersebut menghampiriku seakan ingin bermanja denganku.

Tak pikir panjang akupun langsung menyentuh kuda itu dan mengelus lembut rambutnya, dari dekat ku pandangi wajahnya yang begitu tampan, dengan postur tubuh yang tinggi gagah seperti kuda para raja-raja dan pangeran jaman dahulu.

Di dalam mimpi, aku pun bermain dengan kuda putih itu sampai kelelahan dan tertidur di samping kuda putih tersebut.

Tiba-tiba bibirku basah, bibirku terasa manis, serasa ada yang membasahi bibirku, ku buka mata sedikit demi sedikit memastikan apa yang telah terjadi dengan diriku.

Namun setelah mataku terbuka penuh, tak ku temukan keberadaan kuda putih, yang ku lihat hanya seorang pria tampan nan gagah dengan badan tinggi dan kaki yang jenjang sedang mencium bibirku.

Aku sangat terkejut, sampai pria itu pun ikut terkejut menyadari terbangunnya diriku.

"Kamu siapa? Dimana kuda putih?" Tanyaku sembari mendekatinya.

Pria tersebut langsung bergegas lari menjauhiku, tak pikir panjang aku pun mengejarnya semampu yang ku bisa sembari berteriak.

"Hey!! Apa kau pria kuda putih? Tidak ada siapa-siapa disini selain diriku dan kuda putih!."

Tidak ada jawaban satu katapun dari mulut pria tersebut yang membuatku makin penasaran dan ingin terus mengejarnya.

Namun semakin ku kejar pria tersebut terasa semakin menjauh bayangnya di mataku, aku pun terlena terlalu bersemangat mengejar pria tersebut sampai-sampai membuatku terpeleset dan terjatuh ke sebuah jurang yang cukup curam, sehingga membuatku terbangun dari tidur nyenyak ku didunia nyata.

Akhirnya aku pun terbangun dari tidur, tak pikir panjang langsung ku raba-raba bibirku, "bibirku basah!" Teriak ku.

Ciuman itu sangat nyata yang langsung membuat perasaanku campur aduk tak karuan, rasa ke kekhawatiran memenuhi otak ku.

Antara takut dan bahagia, karna ciuman pertamaku direnggut oleh seorang pria jelmaan kuda putih yang tak nyata.

Aku pun terheran, ini pertama kalinya diriku bermimpi aneh setelah pindah ke rumah baru ini.

"Apa arti mimpi tersebut? Kenapa mimpi itu aneh sekali, terasa begitu nyata bahkan ciuman itu benar-benar berasa sampai sekarang, tapi ya sudahlah mungkin hanya bunga tidur ku saja" Pikir ku menganggap enteng.

"Hoammmmm" akhirnya hujan reda juga, aku pun langsung bergegas turun dari ranjang kasurku yang dari semalam terus memeluk erat tubuhku, seperti enggan aku meninggalkannya.

Aku pun bergegas turun dari kamar.

Dan ku lihat bi Ijah sedang beberes rumah, yang langsung ku sapa.

"Selamat pagi bi Ijah, hari ini gak usah masak ya bi, Hyeri lagi pengen beli roti diminimarket dekat sini, bibi mau nitip apa?" Sapaku kepada bi Ijah Art dirumaku.

"Gak usah non makasih, bibi udah sarapan tadi pagi, non saja yang beli tapi jangan lupa makan nasi juga, udah bibi siapin dimeja makan, kan perut non Hyeri belum ke isi apapun dari pagi" jawab bi Ijah.

Bentuk perhatian seperti ini yang membuatku begitu mencintai bi Ijah, dirinya rela ikut pindah dengan anaknya demi bisa merawatku disini. Dia sudah menjadi art dirumahku sejak aku masih duduk di bangku SD, yang membuatku terharu adalah bi Ijah merawatku seperti anak kandungnya sendiri, tak akan selesai jika ku ceritakan semua kebaikan bi Ijah, aku sangat menyayangi bi Ijah melebihi sayang ku kepada orang tua kandungku.

Bawelnya bi Ijah ini yang membuat ku hidup sampai sekarang.

Karna menurutku bawel dan teguran orang terhadap ku, pertanda mereka sayang dan perduli kepada ku.

"Lah emang ini jam berapa bi?" Tanyaku ke bi ijah dengan jurus nada manja.

"Ini sudah siang non, jam 2 siang tuh liat jam di dinding deh non" jawab bi Ijah.

"Astaga bibi, kenapa gak bangunin Hyeri?" Tanyaku.

"Tadi tidurnya non Hyeri keliatan pules banget, jadi bibi gak tega banguninya" jawab bi Ijah.

"Yaudah Hyeri mau siap-siap mandi dulu ya bi, terus mau beli peralatan sekolah, sekalian mampir ke minimarket di depan." jawab ku terburu-buru.

Setelah selesai mandi tiba-tiba aku teringat ayah dan ibu.

"Aneh sekalih sudah hampir dua minggu ayah dan ibu tidak menghubungi ku, apa mereka sebegitu sibuknya?, Coba deh aku hubungi mereka terlebih dahulu." Pikirku.

"Dretttt,,,drrrtttt nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi." nomornya gak ada yang aktif sibuk banget pasti mereka, padahal ini hari Minggu seharusnya mereka libur kerja dan pulang ke rumah.

Mungkin ada kerjaan mendadak atau meeting keluar kota sudahlah, lagian diriku sudah terbiasa seperti ini seharusnya aku biasa aja. lagi pula sepi sudah menjadi temanku, lebih tepatnya kesepian.

Aku pun memutuskan untuk pergi ke minimarket terlebih dulu untuk mengisi perutku yang sedari tadi keroncongan.

"Drrrttt,,,,drrrtttt,,,drrrttt"

Bunyi suara handphone ku,

Akhirnya ibuku me nelfon.

"Hallo bu, ibu sudah sampai rumah? Mau Hyeri belikan apa mumpung Hyeri ada diluar" tanya ku penuh semangat karna ibu ku yg sekian lama tak memberi kabar akhirnya menelfon.

"Maaf sayang, Ibu sama Ayah gak bisa pulang ada meeting dadakan keluar negri besok jadi gak bisa pulang, gak tau berapa hari. besok jangan lupa hari pertama kamu masuk sekolah baru, jangan lupa beli peralatan sekolah bareng bi Ijah yah, maaf ibu sama ayah gak bisa nemenin, kamu jangan sampe telat makan, sudah dulu ya ibu sudah ditunggu klayen" Kata ibu terburu-buru mematikan teleponya.

"Tuttuttut" telephon terputus.

Seperti tersambar petir disiang bolong, tiba-tiba air mataku mengalir, hatiku sakit, hatiku sangat hancur!, ingin rasanya mati saja! karna buat apa aku hidup, tidak ada yang memperdulikan ku semua sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing, apa lagi kedua orang tuaku, mereka lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan aku anak kandung mereka sendiri.

"Hufffttt" aku harus kuat menjalani kehidupan seperti ini, lagian bukan pertama kalinya kan, harusnya aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, ku usap air mata yang telah membasahi pipi, yang langsung ku ganti dengan senyuman pait, sebagai topeng untuk menutupi semua permasalahan ini.

Aku pun berjalan ke toko peralatan sekolah, untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan, karna besok adalah hari pertama aku pindah sekolah.

Setelah selesai membeli semua barang yang ku butuhkan untuk besok.

Waktunya pulang ke rumah, karna hari sudah berganti malam dan cuaca seketika mulai dingin.

.

.

.

.

.

.

Sesampainya di rumah, seperti biasa aku kembali dengan kesendirian, Karana bi Ijah cuman datang kerumah untuk bersih-bersih, masak setelah semua selesai ia langsung pulang.

Suara angin menyapu dedaunan kering yang berjatuhan, bahkan suara setiap detik jam dinding sudah tak asing lagi di kepala ku.

Rasannya aku sudah sangat akrab dengan suasana sepi, bahkan kesunyian sudah menjadi sahabatku.

Hmm, sudahlah lebih baik aku beberes apa saja yang akan ku bawa besok, dan langsung bergegas tidur karna jam sudah menunjukan pukul 23:15.

Aku pun Ter tidur dangan nyenyak~

avataravatar
Next chapter