1 Cinta pandangan pertama. (Bab 1)

Setelah mengantar kepergian ayah dan ibuku ke bandara aku memutuskan langsung kembali ke sekolah. Hari ini kedua orang tuaku memutuskan kembali ke London dan menetap disana, awalnya mereka mengajakku untuk ikut bersama mereka tapi mengingat aku sudah masuk kelas 2 SMA aku lebih memilih menyelesaikan pendidikan ku disini dan akan menyusul mereka nanti.

"Om Adi boleh tolong mengantarku ke terminal Bus terdekat? Sepertinya masih ada waktu untuk kembali." Tanyaku kepada supir pribadi ku. Setelah kepergian Ayah dan Ibu maka aku akan tinggal bersama Om Adi dan beberapa pelayan yang sudah disiapkan Ayah dan ibu ku.

"Loh. Biar om Adi antar nona sampai ke sekolah saja, untuk apa naik bus?" (Melihat ke arah jam tangan ).

"Tapi om aku ga mau ketahuan bahwa aku anak tunggal dari keluarga Bramasta!"

Aku selalu menutupi identitas ku karna tak ingin mereka yang mendekati ku hanya karena kekayaan semata.

"Tidak apa-apa nanti om berhenti sedikit jauh dari gerbang sekolah, biar tidak terlalu mencolok!" Om Adi berusaha membujuk Shella.

"Baiklah om."

Sebenarnya sekolah bukanlah hal baik untukku. Di sekolah orang-orang hanya menganggap ku si cupu karna memakai kacamata apalagi aku mengepang dua rambutku setiap hari. Bahkan tak ada satupun yang berteman denganku karena mereka berpikir bahwa aku orang miskin dan tak punya pengaruh apapun.

"Omm... stop.. stop...- turunkan Shella disini aja om!" mengagetkan Om Adi

" Kamu benar mau turun..... ( belum menyelesaikan kalimatnya Shella sudah terlebih dahulu membuka pintu dan berlari sambil melambaikan tangan )

" Makasih om .... " ( melambai dan berlari)

"haissss anak ini .... sungguh rendah hati " (tersenyum dan memutar stir nya )

Berlari cepat menuju kelas di lantai 3.

Huhhhh untung saja guru belum datang. Semua mata tertuju pada Shella.

"Heh anak beasiswa, tumben kamu terlambat, pasti karna kelelahan bekerja part time ya ?!!!! (disambung tawa teman sekelas)

Aku hanya berjalan melewati Lia, wanita populer dan cantik tapi sadis di sekolah, suka membuli dan paling tidak suka disaingi atau di nomor dua kan.

Sekolah ku adalah sekolah elit dan para siswa /siswinya merupakan anak anak konglomerat dan pejabat negara. Tapi aku masuk tanpa status kekayaan orang tuaku, aku masuk melalui jalur beasiswa sekolah. Dan meminta identitas ku di rahasiakan. Kebanyakan anak anak sekolah ini memanggilku si cupu atau anak beasiswa .

Tak berapa lama guru masuk dan diikuti seorang murid tampan berwajah sedikit ke barat baratan bermata biru, hidung mancung, dan tinggi bak seorang model, seluruh mata tertuju pada pria itu . Bahkan aku pun terpesona ketampanan nya.

Anak anak hari ini sekolah kita akan kedatangan murid baru pindahan dari Australia dia merupakan anak dari keluarga BREEMHAR . Namanya adalah JONATHAN BREEMHAR .

"Emmmm Jonathan kamu boleh duduk di sebelah Shella, dia adalah murid terpintar sekolah ini !!!" menunjuk ke arah meja kosong di sebelahku.

Dia terlihat berjalan menuju ke arah ku dan tiba tiba saja jantungku berdegup kencang, Heiii ada apa ini jangan demo hanya karna melihat cowok tampan, kita sudah sering melihatnya di Tv . (mengelus dada dan pura pura tak melihat Jonathan ).

Setelah pelajaran berlangsung bel berbunyi menandakan jam istirahat, yang mengijinkan kami semua makan dan istirahat di Cafe sekolah. Tapi aku memilih memakan bekal yang dibuat kan Bibik (pengasuh ku dirumah ).

Aku melihat Jonathan pergi meninggalkan ruangan, dan lagi lagi jantungku berdebar mencium wangi parfum yang dipakai Jonathan. "Ais bisakah kalian berhenti berdebar dia memang tampan tapi tak bisa membuat perutku kenyang." (Dalam hati sambil membuka bekal makanan nya dan langsung melahap sandwich buatan Bibik).

Setelah beberapa gigitan Shella melihat Lia dan gerombolan wanita datang menghampiriku.

"Heh cupu!" (menarik dan mencampakkan kotak bekal makan Shella )

"Mulai hari ini aku yang bakalan duduk di kursi ini. Dan kamu cupu duduk di pojokan belakang! Mengambil tas Shella dan melemparnya ke meja pojok belakang.

"Tapi Lia kamu kan tau aku Rabun, akan sulit untuk ku melihat ke papan tulis saat guru menjelaskan. Aku gak mau itu nantinya akan mempengaruhi nilai ku." Berdiri dan mencoba menjelaskan.

"Oooo! gak mau nurut ya, kalian berdua pegang tangan nya! Perintah Lia, Diikuti dua tersebut memegang tanganku.

"Kita liat serabun apa matamu jika kacamata ini,"menarik kacamata Shella. "Aku pecah kan," menjatuhkan ke lantai dan memijaknya sampai hancur."

"Jjjj.. jangan!" Berteriak tapi tak bisa berbuat apa apa.

Tiba Tiba ada seorang yang masuk ke dalam dan segera menghampiri kami, menarik ku ke dalam dekapan nya, aroma tubuh nya seperti aroma Jonathan, Aku berusaha melihat wajahnya .

"Hentikan kalian semua, Aku pikir sekolah ini sekolah baik baik tak sama seperti sekolahku yang sebelumnya ternyata sama saja, aku harus bertemu kalian yang suka membuli orang lain!" Menarik tangan Lia.

"Ahkkkkk Jonathan kamu salah paham..," menahan sakit akibat cengkraman Jonathan.

Dugggg,,,dugggg,,,duggg , suara jantung Shella. Jika lama-lama seperti ini aku bisa kena stroke ringan sebaiknya aku melepaskan diri dari dekapannya.

Mundur perlahan dan melepaskan diri, tapi tiba tiba dia menarik ku kembali

"Jangan ada yang melukai dan mengganggunya lagi atau kalian semua akan berurusan denganku." Menarik ku ke luar kelas dan membawaku ke luar sekolah.

" Terimakasih tttapi kita mau kemana, jam pelajaran akan segera dimulai, bagaimana kalau...?" Tiba-tiba jari telunjuk nya menyentuh bibir ku.

"sttttttt kamu tenang saja nanti aku yang bicara ke guru dan kepala sekolah, lagipula mereka takkan berani memarahi anak dari keluarga BREEMHAR." Menatap ke arah ku

Ya tanpa dia beritahu pun Aku sudah tau bahwa keluarga BREEMHAR punya pengaruh besar di kota ini, apalagi dia banyak menginvestasikan uang ke sekolah ini.

"Tunggu disini aku ambil mobil di parkiran," berlari ke arah mobilnya.

Setelah memutar mobil

"Ayo naik," membukakan pintu mobilnya.

Dia sungguh lelaki gentleman melihatnya seperti ini Jantungku ingin berlari keluar .

Menurut dan masuk ke mobil, "Kamu mau membawaku kemana ? " tanyaku pelan

" Nanti kamu juga tau!" Tersenyum.

Setelah beberapa menit duduk.

"Ayo turun kita sudah sampai."

"Toko kacamata?" Melihat ke arah toko di depanku."

"Tadi aku melihat mereka merusak kacamata mu dan aku mendengar kamu tak bisa belajar tanpa kacamata itu !!!" ( berjalan masuk ke dalam toko).

"Hallo selamat datang ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pelayan.

"Tolong carikan Teman saya kacamata yang paling bagus dan paling mahal , Gunakan kartu ini untuk membayarnya." Menyodorkan credit card miliknya.

Aku sedikit tersentuh ketika dia mengatakan aku adalah temannya. Selama ini tidak ada yang memanggilku teman dan melindungi ku seperti ini . Dugggg duggg duggg! Detak jantungku lagi lagi Demo.

"Akkku rasa tak perlu Jonathan, aku bisa membelinya nanti?" melambaikan tangan menandakan tidak.

"Kita sudah sampai disini, jadi beli lah tak usah sungkan!" jawabnya santai.

Setelah memilih kacamata yang sesuai untukku, kami keluar dari toko

"Bagus kab pilihanku ???" Bisik nya yang melihatku mengelus Elus kacamata yang barusan dia pilihkan.

"Ehhh... iya Terimakasih banyak, Jika nanti aku ada uang aku akan membayarnya kembali."

"Siapa bilang kamu harus membayar nya pakai uang!"Bisik nya dan melihat ke arahku.

Spontan kata kata nya membuat ku takut dan menutup tubuhku dengan kedua tangan ku.

"Hei pikiranmu terlalu kotor, siapa yang menginginkan tubuh jelek mu itu. Kalau aku mau aku bisa mendapatkan yang lebih cantik.Tertawa terbahak bahak.

"Jadi apa mau mu ?"

"Jadilah teman sekaligus guru untukku, aku dengar kamu mendapatkan nilai terbaik di sekolah, tak rugi kan jika kamu mengajariku sedikit?" memberi jari kelingkingnya yang menandakan ketulusannya ingin menjadi teman ku.

"Teman," Shella terkejut mendengar perkataan Jonathan.

"Oh oke baiklah." Saat Franklin menaik turunkan alisnya Shella kemudian menyatukan kelingkingnya menyilang dengan kelingking Jonathan.

" Panggil aku Joe dan aku akan memanggilmu Shella!"

Semenjak hari itu hubungan kami semakin dekat, setiap pulang sekolah kami akan duduk dan belajar di perpustakaan, dia menjadi teman pertamaku sekaligus menjadi orang yang selalu melindungi ku.

Yang terburuk adalah lama kelamaan perasaan ku sebagai teman mulai berubah menjadi suka / cinta.

avataravatar
Next chapter