webnovel

Dipersulit

5 tahun berikutnya....

Mailan berjalan dengan percaya diri memasuki gedung perusahaan JS Enterprise. Ia memakai setelan dengan memadukan atasan turtleneck dengan pantsuit warna pastel. Mungkin karena telah bekerja dengan orang yang angkuh dan galak, Mailan jadi sedikit memiliki sikap seperti itu. Dan perubahan lain yang terjadi sekarang adalah, jika dulu dia kesal dengan bosnya dia akan tetap tersenyum dan menahan amarahnya di dalam hati, sekarang Mailan bisa mengeluh secara langsung kepada bosnya itu.

Mailan mengetuk pintu kantor direktur dan langsung masuk. Dia meletakkan tasnya di meja.

Oh dia belum datang

Setelah beberapa saat, Dave baru datang. Mailan berdiri dan membungkukkan tubuhnya. "Selamat pagi, pak". Dave hanya melihatnya sekilas. Tapi seperti mengingat sesuatu, Dave berhenti dan melihat Mailan. "Datang ke mejaku sekarang". Mailan langsung tersenyum "baik pak".

Mailan mengikuti Dave. Dia berdiri dan menatap Dave "ada apa pak?". Dave meletakkan tasnya dan mengeluarkan sebuah kertas yang mirip dengan...Cek! "Cairkan cek ini". Mailan segera memegang cek tersebut. Ia hampir pingsan saat melihat nominal yang tertulis di dalamnya. Ada sepuluh angka nol yang berterbangan melambaikan tangan dihadapannya.

"P..pak. Ini banyak sekali. Apakah anda yakin saya akan membawa uang ini dengan selamat?" Mailan berkata dengan sedikit terbata-bata. Dave menatapnya dengan tatapan merendahkan "apa kamu tidak sanggup? Baiklah. Aku akan mencari pengganti mu..."

Mailan buru-buru memotong perkataan Dave "tidak pak, saya sanggup. Tolong jangan ganti saya. Saya akan segera kembali. Permisi". Dave hanya mengangkat bahunya "bagus". Mailan langsung keluar dengan pikiran yang berantakan.

Bagaimana ini? Aku sangat takut jika bertemu dengan pencuri. Bagaimana caraku membawa uang sebanyak ini? Jika itu hanya bernilai ratusan juta aku akan sedikit mengerti. Tapi ini.... 10 miliar! Tuhan selamatkan aku...

Sementara itu, Dave langsung mengambil handphone nya dan menghubungi seseorang "dengar, tolong awasi Mailan Nataria. Pastikan tidak akan ada masalah yang akan terjadi padanya. Dan ya, jangan sampai ketahuan". Dave menutup panggilannya lalu sedikit tersenyum dengan sangat lembut.

---------

Mailan memesan taksi online untuk mengantarnya ke bank. Ia sangat gugup hingga wajahnya sangat pucat. Tentu saja dia gugup. Siapapun akan terlihat seperti itu jika mendapatkan tugas yang berhubungan dengan uang. Apalagi dengan nominal yang sangat besar. Jika uang itu sedikit saja berkurang, maka habislah dirinya. Saat taksi yang dipesannya tiba, ia segera masuk ke dalam taksi. Kali ini taksinya lebih cepat dari biasanya

Setibanya di bank, Mailan segera masuk tanpa menunda hal apapun lagi. Dia mengambil nomor antrian dan duduk dengan tubuh yang bergetar. Berlebihan? Tentu!

Beberapa menit berlalu dan kini giliran Mailan. Tapi anehnya, saat gilirannya tiba, detak jantung Mailan malah kembali normal. Mailan harus melalui beberapa prosedur lalu membayar uang administrasi bank. Dan kini, ditangannya terdapat sebuah koper berisi uang 10 miliar rupiah. Wow.

Mailan keluar dari bank dengan perasaan gugup. Dan kini kepanikannya kembali muncul dan lebih parah dari sebelumnya. Ia berdoa agar dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Saat sopir taksi ingin membantunya memasukkan koper ke dalam mobil, Mailan menolaknya. Ia bersikap seolah koper itu adalah anaknya, jadi ia berusaha agar tidak ada yang menyentuhnya sehingga tidak akan ada yang menyakitinya. Padahal Mailan belum memiliki anak.

Mailan ternyata tidak tau bahwa sopir taksi yang sekarang sedang bersamanya adalah orang suruhan Dave. Anthony, yang diperintahkan untuk menjaga dan mengawasi Mailan. Lalu bagaimana dengan taksi yang dipesan Mailan? Tentu saja sudah kalah cepat dengan Anthony. Sebelum taksi tersebut datang, Anthony sudah lebih dulu menjemput Mailan. Tapi, sopir taksi yang asli tidak pergi dengan tangan kosong. Anthony lah yang membayarnya.

--------

Saat telah tiba di JS Enterprise, Mailan langsung memasuki gedung tersebut dengan berlari. Orang-orang kebingungan dengan tingkahnya. Bahkan, saat Ny. Rose menyapanya, ia hanya berhenti sebentar membungkukkan badan lalu pergi. Ia sungguh dibuat sulit oleh Dave.

Mailan berusaha mengatur napasnya saat di depan kantor direktur. Ia mengetuk pintu dan masuk. Dave baru saja selesai menerima panggilan teleponnya. Mailan meletakkan koper tersebut di dekat meja Dave, Mailan tersenyum getir. "Pak, tugas yang anda berikan telah saya selesaikan. Jika anda ingin memastikan bahwa uangnya sama sekali tidak berkurang, anda boleh memeriksanya. Itupun jika anda sanggup" kalimat terakhir diucapkannya dengan suara yang rendah. Tapi Dave masih bisa mendengarnya. Seperti biasa, pria itu hanya melihatnya sekilas "baiklah, kerja bagus untuk hari ini. Nn. Mailan Nataria". Mailan hanya tersenyum dan membungkukkan tubuhnya lalu pergi. "Oh ya buatkan saya kopi" tapi suara Dave menghentikan langkahnya

Tidak bisakah dia membiarkanku istirahat sebentar saja?

"Baik, pak" ia menoleh, tersenyum, lalu pergi.

•••••

Dave menerima panggilan telepon dari Anthony.

[Halo, Tn. Smith]

"Mhmm"

[Saya telah menyelesaikan tugas saya. Nn. Mailan tidak mengalami masalah apapun. Dan penyamaran saya tidak ketahuan. Tapi dia terlihat sangat pucat. Sepertinya dia sangat dibebani dengan tugas seperti itu Tuan]

"Aku tau. Kerja bagus untuk hari ini" Dave langsung menutup teleponnya sebelum Anthony sempat menjawab. Bukan tanpa alasan, itu dikarenakan Mailan telah berada di ruangannya.

Benar, Mailan terlihat pucat dan napasnya terengah-engah seperti orang yang baru selesai lari marathon. Mailan meletakkan sebuah koper di dekat meja Dave. "Pak, tugas yang anda berikan telah saya selesaikan. Jika anda ingin memastikan bahwa uangnya sama sekali tidak berkurang, anda boleh memeriksanya. Itupun jika anda sanggup" mendengar ucapan Mailan, Dave sedikit menahan tawanya.

Memeriksa uang sebanyak itu? Dia mencoba membalasku? Walaupun kamu mengatakannya dengan suara rendah, aku masih bisa mendengarnya bodoh.

Dave hanya melihatnya dengan sekilas "baiklah, kerja bagus untuk hari ini. Nn. Mailan Nataria". Mailan hanya tersenyum dan membungkukkan tubuhnya lalu pergi. Ah ya sedikit hal lagi yang akan membuatnya kesal. "Oh ya buatkan saya kopi". Dave berhasil membuat Mailan kesal setelah melihat senyum palsu wanita tersebut. "Baik, pak" Jelas terlihat wanita itu sangat kesal. Saat Mailan telah keluar dari kantor, Dave segera tertawa.

Wanita yang sangat imut

•••••

Mailan melampiaskan amarahnya melalui kopi yang ia buat. Ia melakukannya dengan kasar sehingga tangannya sedikit tersiram air panas. Tangannya terbakar, ia tidak menyiramnya dengan air dingin. Tetapi ia langsung terduduk di lantai dan segera menangis dengan memeluk kedua lututnya dan membenamkan.

Kenapa hari ini sangat sial. Dia menyulitkanku. Dan sekarang kopinya menyakitiku. Mama aku merindukanmu. Tuhan aku sungguh berharap engkau akan selalu melindungiku.

Ny. Rose melihat Mailan yang sedang menangis dan menjadi khawatir. "Nn. Mailan ada apa?" Mailan mengangkat wajahnya dan melihat Rose dengan matanya yang merah dan bengkak. "Astaga kamu menangis?" Rose memeluk Mailan dan menepuk-nepuk punggungnya dengan sangat lembut. Persis seperti seorang ibu. Mailan makin tidak bisa menahan tangisnya. Ia semakin tersedu-sedu.

Setelah beberapa saat, barulah Mailan melepaskan pelukannya. "haha maaf, aku hanya terkena air panas saat membuat kopi. Dan menjadi semakin terharu dengan sikap keibuanmu" dia berusaha mempertahankan senyumannya. "Oh Nn. Mailan kamu harus berhati-hati" Rose segera mengambil sapu tangannya dan membasahinya lalu mengusapkannya di tangan Mailan.

"Mhmm lain kali aku akan lebih berhati-hati. Ny. Rose terima kasih. Tapi aku harus segera mengantarkan kopi ini ke direktur Smith, permisi" Mailan membungkukkan tubuhnya dan pergi meninggalkan Rose.

------

Mailan meletakkan kopi di meja Dave "selamat menikmati pak" ia tersenyum, membungkukkan tubuh, lalu pergi. Ia duduk di meja nya. Berusaha tetap tenang. Lalu mulai mengerjakan beberapa tugas yang harus diselesaikannya.

Beberapa jam berlalu. Sekarang saatnya untuk pulang. Mailan segera mengemasi barang barangnya. Saat hendak keluar dari ruangan, tiba-tiba handphone nya berdering. Ia menerima pesan masuk dari Yelsa.

{Hei, apakah punya waktu? Ayo kita bertemu. Sudah lama kan kita tidak makan bersama. Tapi kali ini kamu yang traktir. Kita ke HAPPY CAFE. Bagaimana?}

"Baiklah. Aku akan tiba 30 menit lagi"

Mailan mematikan handphone nya dan dengan segera keluar dari kantor. Ia naik taksi. Saat ia tiba di HAPPY CAFE, ternyata Yelsa telah tiba lebih dulu. Mailan memasuki cafe dan melambaikan tangan kepada Yelsa. Yelsa membalas lambaian tangannya dan segera memeluk erat Mailan "sahabatku, aku sangaaaattt merindukanmu. Bagaimana kabarmu?"

"Aku juga. Tidak jauh lebih baik dari sebelum aku bekerja di JS Enterprise" Mailan melepaskan pelukannya. Yelsa segera menyadari bahwa ada yang salah dengan Mailan "ada apa? Terjadi sesuatu? Ceritakanlah"

"Tapi kita pesan makanan dulu. Aku lapar dan butuh energi untuk menceritakannya kepadamu" Mailan segera memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan. "Cepatlah ceritakan" raut wajah Yelsa lebih mengkhawatirkan daripada Mailan.

Mailan segera menceritakan semua masalahnya lalu menangis tersedu-sedu. Banyak sekali masalah yang ia alami karena bosnya itu. Selain memiliki sikap yang seenaknya, bosnya juga sangat galak. "Ooh jangan menangis Mailan sayang. Dia tidak seharusnya seperti itu. Lalu kenapa kamu tidak resign saja? Carilah pekerjaan lain, itu akan lebih baik" Yelsa berusaha menenangkan Mailan. Mailan mengangkat wajah "mana mungkin. Gaji di JS Enterprise sangat tinggi. Aku tidak akan menyia-nyiakan hal itu". Yelsa mendengus "hah. Apakah hanya karena gaji yang tinggi kamu rela menanggung ini semua? Sadarlah Mailan. Kebahagiaanmu lebih penting".

"Aku harus menjadi orang yang menyedihkan terlebih dahulu sebelum aku akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Aku harus mengembalikan segalanya di posisi yang seharusnya" Mailan menghapus air matanya dan menatap sahabatnya itu. "Hufft aku mengerti" Yelsa meminum jusnya.

"Tapi apakah kamu masih ingat tugas pertamamu itu? Melukis? hahaha itu cukup lucu. Dan dari awal dia memang sudah ketahuan galaknya. Sebenernya dulu aku tidak yakin kamu akan bertahan dan sebulan. Tapi ternyata kamu bisa bertahan selama 5 tahun. Itu perubahan yang bagus untukmu. Dan hehe sekarang kamu bisa naik taksi dan mentraktir ku"

"Sudahlah ayo makan, kita harus mengisi energi masing-masing. Kamu besok juga harus bekerja. Ini sudah sedikit larut untuk hari bekerja ok. Cepat habiskan dan kita akan segera pulang" Mailan mulai memakan makanannya sedangkan Yelsa kelihatan sedih "baiklah".

Hei bukankah seharusnya aku yang bersedih? Kenapa dia jadi ikutan sedih juga?

Mereka segera menghabiskan makanan masing-masing. Lalu berpelukan sebelum pulang keruamah masing-masing.

Hari yang melelahkan