webnovel

MY EVELL

Review Stories *** Bukan aku tidak ingin membantumu, coba ingat terakhir kali dia memperlakukan mu. masih banyak gadis di muka bumi ini selain Evell." lanjut Nandu. *** Kopi mana kopi nya! kalian waktu datang kerumahku tanpa membawa kopi?" Nandu mengingatkan." Astaga Nal aku lupa beli." jawab ucup dengan kaget. *** Menjengkelkan sekali kau jadi Manusia, kau mirip seperti hantu yang membutuhkan sesajen. sepertinya hidup tanpa Kopi berat sekali untukmu Nan." celoteh Ucup. copright Mei 2021

febriankutm · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

MY EVELL - BAB Keenam

Keesokan harinya Aku menyadari diriku sangat lelah, badan lemas dan lapar ketika hendak berjalan menuruni tangga. terlihat Bi Farida sedang menyiapkan Nasi Goreng dengan Aroma Nasi yang sudah digoreng, belum lagi beberapa sosis yang sudah digoreng juga.

Menerjang masuk kedalam hidungku, membuat kepalaku linglung sejenak. Aku tidak tidur semalaman karena harus mengerjakan Tugas mata pelajaran Kimia yang harus kukumpulkan pagi ini.

Aku hanya punya waktu tiga puluh menit sebelum bersiap siap berangkat kesekolah pagi ini. Dihadapkan pada dua pilihan yang membuatku linglung kepala. Yaitu, berangkat lebih awal agar tidak terlambat atau menyantap Nasi Goreng kesukaanku yang sudah dibuatkan oleh Bi Farida.

Aku memutuskan untuk memilih berangkat lebih awal untuk pergi ke sekolah, Meninggalkan makanan yang lezat yang sudah susah payah dibuatkan oleh Bi Farida.

Ketika hendak berjalan keluar dari pintu utama untuk berangkat ke Sekolah, Aku terlebih dahulu menelfon kedua sahabat karibku yang tidak lain dan tidak bukan, Ucup Toing Dan Nandu. Meminta mereka untuk sarapan Pagi bersama sebelum bel jam pertama dimulai di Kantin.

Akhirnya Aku tiba di Sekolah, memandang ke sekeliling kantin yang menjadi tempat titik pertemuanku dengan mereka bertiga. Tetapi kelihatan nya tidak ada satupun yang terlihat.

Bersamaan dengan itu, tiba tiba Aku dikagetkan dengan suara ringan Kepala Sekolah yang lewat dihadapanku dan menegurku untuk segera masuk ke kelas untuk memulai jam pelajaran pertama.

Akhirnya Aku harus kembali mengubur harapanku untuk sarapan di pagi itu. Menuruti semua apa yang di ucapkan oleh Kepala Sekolah yang memintaku masuk untuk memulai jam pelajaran pertama.

"Tebak! Siapa yang dihukum oleh kepala sekolah!" Suara yang gemeresik mendengungkan telingaku yang sedang berjalan menuju kelas. "Siapa siapa? Aku penasaran. "Jawab salah satu siswa.

"Siapa lagi kalau bukan Evellyn! Dia pikir sekolah ini punya dia apa!" Suara nya kali ini terdengar sangat jelas di telingaku. "Apa? Evell? Ada apa dengan Evell?

Aku berputar cepat, menuruni anak anak tangga, Kemudian berlari menuju ke lapangan dan melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi kepada Evell.

Kali ini Aku langsung dihadapkan dengan mata hitam cembung yang menatapku letih, Sepertinya Gadis itu sangat kelelahan setelah mendapat hukuman dari kepala sekolah tadi.

Aku bertanya tanya, Hukuman apa yang telah diberikan oleh kepala sekolah kepada Gadis itu? sehingga membuat Gadis itu sangat kelelahan pagi ini? "Gumamku sekali lagi.

"Aku menghampirinya dengan seperempat tidak percaya diri. "Terlihat Gadis itu sedang berdiri mensederkan bahunya dan tangan di tepat sisi dinding kelas IPA tiga yang berwarna hijau gelap.

Hukuman apa yang telah diberikan kepala sekolah hingga Kamu nampak kelelahan sekali pagi ini? "Ucapku dengan terpatah patah tidak percaya diri. "Aku diminta push up dua puluh kali oleh Kepala Sekolah. "Jawab gadis itu dengan nada yang sangat kelelahan.

Tidak ada kata kasar yang dilayangkan Gadis kali ini, Hanya beberapa keluhan yang terucap setelah Gadis itu dihukum oleh Kepala Sekolah yang keluar dari rongga bibirnya." Sebenarnya Aku tidak pantas untuk mengucapkan ini, Setelah apa yang kulakukan padamu selama ini.

Tapi bisakah kali ini kamu membawakan tas ku ke kelas? Kali ini Aku sangat meminta bantuanmu. "Lanjut Evell. "Aku menggigit bibir dan mengangguk singkat terpatah patah. "Oh oke, Aku akan.. "Kata kataku terhenti bagai bak dilanda gempa bumi, Hatiku kini bergetar hebat menerima guncangan itu.

Ketika Aku mendapat kekuatan bagai Super Saiya yang membuat keseimbangan tubuhku kembali, Seseorang lelaki datang menghampiri Evell lalu memegang pundak Evell dari belakang dan berkata. "Sayang sedang apa Kamu disini? Aku mencarimu kemana mana namun tidak ada."

"Apa? pria itu memanggilnya sayang? " Ucapku dalam hati. "Apa pria itu kekasih nya Evell? "Gumamku sekali lagi. "Evell pun menggeleng bingung. "Apa yang kamu katakan? Setauku kita tidak pernah berpacaran deh! "Sahutnya sambil melepaskan tangan pria itu dari bahunya dan maju selangkah lebih mendekat ke arahku.

"Aku akan bersiap siap membawa tas kamu ke kelas, Aku akan berangkat membawanya lebih dulu, Kamu bisa bersama dengan Pria itu menyusulku ke kelas nanti. "Potongku menyela pembicaraan Evell yang sedang bersama laki laki misterius yang entah siapa namanya itu.

"Cepat Nal antarkan Aku ke kelas. "Teriak Evell seraya berlari menarik tanganku yang sedang membawakan tas Evell. "Hey pelan pelan tasmu sangat berat. "Seraya menoleh ke Pria misterius itu.

Laki laki yang baru saja menghampiri Evell melayangkan tatapan sinis terhadapku ketika hendak ingin pergi, raut wajahnya tertekuk padat saat terakhir menatapku.

"Kamu sudah makan? "Tanyaku. Evell tidak langsung menjawab, setelah ragu sejenak hampir beberapa detik, Gadis itu berkata. "Belum. "Aku tidak berkata apa apa, hanya mengangguk dan tersenyum tipis. "Bagaimana kalau hari ini kita bolos sekolah? Sekali kali tidak apa apa kan?

Evell sempat berfikir akan jawabanku, Gadis itu terlihat ragu untuk menyetujui apa yang kukatakan. Tetapi pada akhirnya Gadis itu menyetujui ajakanku.

Sebelum pelajaran pertama dimulai, Kami berdua pergi melewati pintu belakang halaman sekolah yang tidak diawasi oleh Security Sekolah.

Melewati semak belukar yang berada di halaman belakang sekolah, Diikuti meloncat dinding yang tidak sampai satu meter. Kami berdua sangat berhati hati ketika melangkah melewati pintu halaman belakang Sekolah yang tidak dijaga oleh Security.

Melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keadaan aman saat kami berdua melewati pintu halaman belakang Sekolah yang tidak dijaga oleh Security.

Matahari pun perlahan mulai naik ke atas permukaan langit dengan warna khas kuningnya yang menyilaukan pandangan Kami, Aku tetap mengikuti Gadis itu dibelakangnya. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan rambut lurus panjangnya yang berwarna hitam pekat.

Berjalan melewati Jembatan Kayu yang ketinggian hampir sekitar sepuluh meter, Ditambah lagi dengan khas unik Jembatan tersebut dengan Tali Tambang nya yang berwarna merah, disekitar Jembatan itu juga di fasilitasi Pohon Pinus yang berjejer satu sama lain.

Menurut kepercayaan warga yang tinggal disekitar sini, Jembatan ini dijuluki sebagai Jembatan untuk mendekatkan diri ke pasangan atau seseorang yang sedang disukai dengan cara menyentuh atau berpegang pada Tali merahnya tersebut.

Aku terus mengikuti gadis itu dari belakang layaknya Bodyguard yang melindungi sang Ratu nya. Gadis itu terlihat kerap kali memandangi Daun daun Pinus yang berjatuhan di sekitar Jembatan tersebut.

Evellyn ternyata sadar jika Aku sedang menatapnya dari belakang, Gadis itu bergumam mengatakan sesuatu. "Apa? kenapa Kamu menatapku seperti itu? Aku hanya melihat daun daun Pinus yang berjatuhan di sekitar jembatan ini saja!"

Senyumku melebar bangga. "Tidak, Aku sedang hanya mengawasimu saja, takut terjadi sesuatu, jangan lupa berpegang pada Tali Jembatan itu ya."

Gadis itu kembali berjalan setelah berbalik arah menatapku dan kembali bergumam seraya memegang Tali Merah Jembatan yang kuucap beberapa menit yang lalu. "Aku tidak perduli dengan apa yang Kamu ucapkan.

Aku hanya tertawa, kembali menatap dari belakang dan membayangkan hal hal dalam imajinasiku jika Gadis itu benar benar menjadi kekasihku.

"Jika Aku benar benar memilikimu, Kurasa di dunia bagiku hanya milik kita berdua, dan sisanya hanya ngekost. "Gurau ku pada gadis itu.

"Hah! kurasa itu tidak mungkin, Dan Tidak akan pernah terjadi dalam hidupku! Bagaimana mungkin Aku mau dengan orang aneh sepertimu! "Balasnya sinis seperti biasanya.

"Kupikir setelah kejadian tadi, ketika Kamu bertemu dengan pria yang lebih aneh dariku, juga memanggilmu dengan sebutan sayang di sekolah. Sifatmu akan langsung berubah seratus delapan puluh derajat celsius."

****