webnovel

MCF - Alasan

Galang memperhatikan Naura dengan begitu serius. "Ikut gue," ucap Galang dengan penuh keseriusan.

"Ke mana? Mau ngapain?"

Dirinya sudah begitu malas untuk berucap, meski kalau dipikirkan, Galang hanya baru mengucapkan beberapa kalimat, tapi karena sudah malas dia langsung melangkahkan kakinya.

Di sini Naura malah menjadi kebingungan dengan apa yang harus dia perbuat. Dia tidak mungkin mengabaikan Galang begitu saja.

"Eh Ken, aku duluan ya. Mau ngejar dia, mungkin ada yang ingin disampaikan."

Kenan menahan tangan Naura. "Lo yakin ingin mengejar dia?" tanya Kenan.

Naura melirik ke arah tangan Kenan yang sekarang tengah memegangi pergelangan tangannya, sontak Kenan langsung melepaskan tangannya.

"Sorry, tapi lo yakin ingin mengejarnya?"

Kenan tidak bermaksud untuk memegang tangan Naura dengan sebuah maksud tersembunyi, dia hanya ragu saat Naura memilih untuk mengejar Galang.

Naura menganggukkan kepalanya. "Ya, aku yakin. Aku duluan," ucap Naura yang kemudian melangkahkan kaki meninggalkan Kenan.

Semakin ke sini Naura semakin mempercepat langkah kakinya terlebih saat dirinya sudah melihat kalau Galang ada di hadapannya.

"Tunggu! Kak Galang!" teriak Naura.

Kali ini Galang memilih untuk tetap melangkahkan kakinya, mengabaikan Naura yang sudah berulang kali memanggilnya.

"Hei! Aku bilang tunggu, katanya tadi aku suruh ikut kamu, tapi kenapa sekarang malah ditinggal?" tanya Naura sambil terus melangkahkan kaki mungilnya.

Jdot!

"Au!" jerit Naura saat dia baru saja menabrak punggung Galang, sebab Galang yang menghentikan langkah kakinya saat Naura tengah berlari mengejarnya.

Galang berbalik badan, memperhatikan Naura dengan tatapan yang penuh dengan keseriusan. Naura mendadak takut melihat tatapan Galang yang seperti ini.

Kaki Galang perlahan melangkah sampai akhirnya dia mendorong bahu Naura sampai akhirnya tubuh Naura menempel di dinding.

Tangan kiri Galang dia tempelkan ke dinding tepat di samping kepala Naura, dia kembali menatap Naura dengan penuh keseriusan.

"Kenapa kamu liatin aku kayak gitu?" tanya Naura yang takut saat ditatap oleh Galang dengan tatapan yang seperti ini.

"Apakah lo lupa dengan apa yang sudah gue ucapkan?" tanya Galang yang tanpa mengalihkan pandangannya.

Kening Naura mengernyit kebingungan. "Apa? Ucapan yang mana?" Naura merasa kalau Galang sudah sering berucap, sehingga dia tidak mungkin mengingat semuanya dengan jelas.

"Jangan deket-deket dengan cowok, selain gue!" tekan Galang sambil mengingatkan Naura akan kalimat tersebut.

Memang sebelumnya Galang sudah pernah mengeluarkan kalimat ini saat waktu itu ada cowok yang mendekati Naura dan dia tidak suka akan kedekatan Naura dengan cowok tersebut.

Bukankah Galang tidak suka pada Naura, tapi kenapa Galang sampai melarang Naura untuk dekat dengan cowok?

Entah lah, hanya Galang yang tahu apa alasan di balik dia yang bersikap seperti ini.

"Aku gak deket-deket sama cowok lain," elak Naura yang memang dia tidak merasa sudah dekat dengan cowok lain.

"Lalu tadi apa namanya kalau bukan deket?" tanya Galang yang mulai terdengar posesif dan tidak suka dengan hal tersebut.

"Aku tadi lupa bawa uang pas ke Kantin, terus dia yang bayar. Aku gak enak sama dia, makanya aku kejar dia dan aku tanya dia siapa terus kelas mana biar aku bisa mengembalikan uangnya."

Naura menjelaskan semua itu secara singkat, tapi sesuai dengan apa yang sudah terjadi sebelumnya, dia berharap kalau Galang mengerti dengan semua ini.

"Lo sengaja kan melakukan hal itu biar lo bisa dekat dengan cowok lain atau lo memang ke Kantin bareng cowok lain?" tanya Galang yang tidak curiga dengan apa yang sudah Naura ucapkan.

"Gak, aku gak sengaja. Aku ke Kantin sendiri, terus pas mau bayar lupa gak bawa uang, ada dia. Jadi, aku gak malu pas di Kantin tadi."

"Kenapa bawa uang aja bisa lupa, padahal ke Kantin sudah pasti ada yang dibeli, tapi kenapa bisa lupa bawa uang? Sengaja biar ada yang bayarin?" tanya Galang lagi.

Kepala Naura menggeleng dengan penuh keyakinan. "Gak, aku gak sengaja melakukan itu. Alasan kenapa aku bisa lupa bawa uang, karena aku semula berniat untuk ngajak kamu ke Kantin."

"Aku itu udah mau makan pas istirahat sama kamu, tapi kamu malah nolak dan karena aku kesal, aku masukin aja handphone aku ke bawah meja terus keluar dan hasilnya aku gak bawa uang."

Sebelumnya memang Naura sudah menghubungi Galang dan mengajaknya ke Kantin, tapi Galang malah menolak dengan mengatakan kalau dia sibuk.

Entah kesibukan apa yang Galang miliki, tapi memang bukan kali pertamanya Galang memilih untuk menolak ajakan dari Naura, karena kesal Naura akhirnya memasukan handphone-nya asal ke bawah meja.

"Alasan! Bilang aja kalau lo mau sama cowok lain kan? Mau genit sama cowok lain," ujar Galang yang masih tidak percaya dengan semua hal itu.

"Kamu kenapa nuduh terus sih? Kalau kamu gak percaya, mending tanya dia aja." Naura sudah kebingungan bagaimana menjelaskan hal ini pada Galang.

Galang menggelengkan kepalanya. "Malas gue harus tanya hal ini sama dia," ucap Galang yang sama sekali tidak ingin melakukan hal ini.

"Sama kamu itu emang serba salah ya? Aku ngajak kamu, kamu gak mau. Aku sama cowok yang lain, kamu marah. Aku ngaku kamu, kamu gak mau ngaku aku. Mau kamu itu sebenarnya apa?"

"Mau gue cuma satu."

Naura mencoba untuk memberanikan diri menatap Galang. "Apa mau kamu?" tanya Naura yang benar-benar penasaran dengan hal yang sebenarnya diinginkan oleh Galang.

"Gue mau lo nurut sama apa yang sudah gue ucapkan!"

Keinginan Galang begitu singkat, tapi di dalamnya bisa mencakup banyak hal, bahkan bisa sama mencakup segala hal, karena Naura harus menuruti apa yang sudah Galang ucapkan.

"Memangnya selama ini aku gak nurut sama apa yang kamu ucapkan? Selama ini aku merasa selalu menuruti apa yang kamu ucapkan, termasuk dengan menuruti keinginan untuk melayani kamu dan disuruh-suruh sama kamu."

Apa yang sudah Naura ucapkan memang benar. Bukan satu atau dua kali saat Naura bersama dengan Galang, dirinya yang disuruh untuk ini serta itu, tapi dia tidak pernah menolaknya.

Selama ini Naura begitu nurut pada Galang, apa yang Galang ucapkan selalu dia turuti, bahkan sampai dia yang harus menjauh dengan cowok juga dia turuti.

Naura itu begitu sabar menghadapi sikap Galang yang emosian dan juga egois, meski memang terkadang Naura membuat Galang kesal dengan kepolosannya.

"Buktinya lo tidak menuruti apa yang gue ucapkan, lo dekat-dekat dengan cowok lain?" Lagi-lagi Galang membahas hal ini lagi.

Mendadak Naura tertawa kecil dan hal ini sontak membuat Galang terdiam, bagaimana tidak terdiam kalau mendadak Naura tertawa, padahal dia tengah serius.

"Kamu itu dari tadi bahas cowok lain terus, memangnya kenapa kalau aku sama cowok lain? Kamu cemburu ya? Iya kan, cemburu?"

Apakah Galang memang cemburu melihat Naura bersama dengan cowok lain?

Tapi, kenapa cemburu?

Bukankan Galang tidak suka sama Naura?

Ataukan Galang sudah suka sama Naura?

Like it ? Add to library!

Van_Pebriyancreators' thoughts