webnovel

My Crazy Boss !

Marlyna natasya, seorang pegawai baru yang bekerja diperusahaan Davidson Group karena sebuah keberuntungan. Gadis cantik yang memiliki sifat ceroboh ini tidak menyangka jika dirinya akan diganggu seorang lelaki mesum dikantor. Andra syaputra, Boss tampan sekaligus pemilik perusahaan Davidson Group. Dia adalah lelaki yang selalu memandang Marlyna dengan tatapan tak biasa, orang yang dengan mudah mendapatkan semua yang dia inginkannya dengan uang dan kekerasan. Namun dibuat kesal karena sikap licin Marlyna yang terus melakukan penolakan padanya. Kegilaan yang dilakukan sang Boss membuat Marlyna semakin resah, dia tidak ingin terperdaya hanya karena wajah tampan tidak berguna itu. Namun pada kenyataannya gadis ini sudah jatuh hati sejak ciuman pertama mereka, terlebih terbiasa dengan sikap arogan dan anehnya seorang Andra. Sebuah kenyataan mengejutkan pun Marlyna ketahui setelah cukup lama menjalin hubungan dengan sang Boss, apakah dia masih bisa bertahan bersama lelaki psikopat itu?!

Nuna_Lee · Urban
Not enough ratings
223 Chs

Ciuman pertama

Jantung Marlyna berdetak semakin kencang ketika bibir Andra mulai semakin dekat dengan wajahnya. Dia tidak bisa bernafas dengan bebas dalam posisi ini, benar-benar lelaki yang meresahkan!

"Boss apa yang kau lakukan!" ucap Marlyna panik.

Andra hanya tersenyum. "Aku hanya ingin tahu, kau membenciku atau tidak?!" ucap Andra sembari meletakan tangan kekarnya di leher Marlyna.

"Apa maksudnya itu?! aku benar-benar tidak mengerti Boss? tolong lepaskan tanganmu!"

Cup

Satu kecupan manis mendarat dibibir seksi Marlyna, dia langsung diam seribu bahasa. Merasakan benda tebal itu menempel di area yang cukup sensitif bagi wanita, rasanya hangat bercampur geli.

"Kau tidak membenciku," ucap Andra dengan senyum kecil diwajahnya.

"Aku memben--!"

Belum selesai dengan ucapannya, Andra kembali menyerang bibir si gadis dengan lebih agresif. Dia memberikan permainan kecil pada Marlyna dengan sangat lembut dan hati-hati, mata mereka saling menatap sekilas sampai akhirnya terpejam dengan sempurna.

Menikmati setiap detik yang terjadi saat ini, bahkan Marlyna sendiri tidak sadar jika lengannya kini berpindah tempat ke leher sang Boss. Menariknya lebih dalam dan intim sampai mencoba membalas lumatan lembut itu dengan gaya amatir.

Hembusan nafas Andra semakin terasa memabukan, aroma parfum yang sangat wangi itu pun ikut tercium sangat jelas dari jarak sedekat ini. Marlyna benar-benar telah lupa dengan ucapannya sendiri, yang tidak akan memberikan ciuman pertamanya pada siapa pun.

Tapi sekarang?! dia sangat menikmati lumatan bibir lelaki yang di kutuk sebagai Boss gila!

"Bagaimana? kau menyukainya bukan Nona," ucap Andra sembari melepaskan dekapan dan ciumannya.

Marlyna masih terdiam dengan mata yang membulat, tangan mungil itu memegang kedua pipinya yang sedikit chubby kemudian menepuk-nepuknya pelan. Mencerna kejadian yang sudah menimpa alam bawah sadarnya baru saja.

Bugh !

Satu pukulan mendarat didada kekar Andra.

"Boss kau gila?! berani sekali mencuri ciuman pertamaku!" bentak Marlyna kesal.

Andra terkejut, ciuman pertama?! bagaimanan dia bisa tahu jika gadis cerewet ini tidak pernah berciuman dengan siapa pun!

"Kau bercanda?! tidak mungkin gadis nakal sepertimu bibirnya masih sesuci itu!" ucap Andra heboh, sembari menunjuk-nunjuk wajah gadis dihadapannya.

"Gadis nakal pantatmu! Boss kau dengar ya, aku ini gadis baik-baik! bukan seperti wanita yang datang dan duduk dipangkuanmu tadi. Dia benar-benar sudah kehilangan urat malunya!" bentak Marlyna marah.

Andra tertawa kecil. "Hey kenapa kau marah pada Sarah?! oh aku tahu, kau pasti cemburu karena dia bisa mendapatkan perlakuan khusus dariku," ucap Andra dengan nada mengejek.

"Tidak! aku tidak cemburu sedikit pun! jangan pernah berfikiran kesana. Dan sekali lagi jangan sekali-sekali menciumku tanpa ijin! permisi !"

Gadis itu mendorong tubuh sang Boss kasar, dia berjalan dengan perasaan kesal yang bergulung di dalam hatinya. Membuka dan menutup kembali pintu itu dengan keras sampai membuat Andra tertawa geli.

"Menggemaskan sekali, argh sialan! aku masih ingin terus menyentuh gadis cerewet itu," gumam Andra.

Lelaki ini kembali duduk diposisi semula, kemudian melanjutkan pekerjaan yang sudah tertunda karena hal menyenangkan tadi. Tersenyum puas baikan hewan buas yang sudah menangkap mangsa buruannya.

Andra, kau benar-benar hebat!

***

Drazzzz !

Suara air mengalir terdengar memenuhi telinga Marlyna, dia berdiri dihadapan cermin sembari mencuci bibirnya menggunakan sabun penuci tangan. Menggosok keras benda itu sampai rasa aneh yang memenuhi tubuhnya hilang.

Ciuman pertama yang harusnya untuk sang pujaan hati nanti, kini harus hilang ditangan Andra. Lelaki mesum yang selalu saja membuat emosinya meluap.

"Dasar lelaki mesum! berani sekali dia menciumku tanpa ijin. Tapi yang lebih bodohnya lagi, kenapa tadi aku membalas lumatan itu astaga Marlyna! otakmu sudah tidak waras! buka matamu lebar-lebar, dia bukan lelaki yang pantas untuk kau kagumi."

Plok plok !

Sesekali gadis cantik ini memukul wajahnya sendiri, kemudian menggosok kembali bibir yang sudah sangat merah itu menggunakan sabun. Konyol sekali, ketika semua wanita berlomba-lomba untuk bersanding dan bersentuhan dengan sang Boss, tetapi Marlyna begitu mengutuknya dengan umpatan-umpatan kasar!

Brakk !

Pintu kamar mandi itu terbuka dengan sangat keras, kemudian dia berjalan menuju tempatnya sekarang. Menghampiri Jino yang kini tengah bekerja di depan komputernya. Sesekali lelaki tampan ini melirik ke arah Marlyna kemudian tersenyum manis, sementara gadis itu terus memasang wajah kesal sembari menjambak rambutnya sendiri.

Sebuah pertanyaan melintas dipikiran Marlyna, apakah Andra selalu melakukan hal mesum tadi pada setiap gadis disini ?! atau jangan-jangan itu adalah kebiasaan buruknya?!

"Heh ssstttt Jino kemarilah sebentar!" panggil Marlyna dengan suara yang pelan.

Jino melirik, "Ada apa?"

"Aku ingin bertanya, apa kau kenal dengan wanita bernama Sarah?! yang selalu bersama Andra?!" tanya Marlyna dengan wajah penasarannya.

"Sarah? iya aku kenal baik dengan wanita itu. Memangnya ada apa?!" tanya Jino penasaran.

Marlyna menarik nafas panjang, dia mulai menceritakan kejadian yang dilihatnya tadi pagi. Jino pun menanggapinya dengan serius, namun ketik di akhir cerita dia tertawa keras sampai membuat gadis ini memasang wajah kesal.

"Hahaha... aduh ya ampun! Nona Marlyna kenapa kau begitu polos sekali ?!" tanya Jino.

"Polos apa? aku hanya heran kenapa wanita cantik bernama Sarah bisa merelakan tubuh berharganya pada lelaki seperti ekhemm tuan Andra!" ucap Marlyna.

"Kau sepertinya belum mengenal baik tuan Andra, dia itu salah satu lelaki yang paling banyak di incar oleh wanita-wanita cantik. Jadi tidak heran siapa saja pasti akan bertekuk lutut dihadapannya, apa lagi Sarah! dia sudah mengincar tuan Andra sejak lama sekali. Dan tuan Andra baru memberikan kesempatannya sekarang, lucu bukan hahaha?!" ucap Jino.

"Hm... aku masih tidak mengerti, kenapa mereka begitu terlena dengan ketampanan tuan Andr--"

Bayangan kejadian konyol dan memalukan tadi kembali melintas dipikiran Marlyna. Apa lagi sensasi aneh yang di rasakan tadi, benar-benar masih teringat dengan sangat jelas.

"Arhh tidak!"

Marlyna menjerit tanpa sebab dan membuat Jino terkejut, lelaki itu langsung menggoncangkan tubuh gadis dihadapannya.

"Kau baik-baik saja Nona?! apa yang terjadi padamu?" tanya Jino khawatir.

Marlyna menutup wajahnya karena malu, "Ah tidak, maafkan aku!" jawabnya cepat.

"Syukurlah jika kau baik-baik saja, tapi kenapa kau begitu tertarik dengan cerita tuan Andra? apa ada sesuatu yang terjadi ?!" tanya Jino curiga.

"Hah? tidak! aku hanya penasaran saja. Dia kan Bossku, jadi aku harus tahu lebih banyak lagi informasi tentangnya!" ucap Marlyna.

"Ah begitu, kalau begitu kita bisa makan siang bersama nanti. Dan aku akan memberikan informasi penting yang mungkin akan berguna untukmu Marlyna," ucap Jino.

"Makan siang? ah iya baiklah. Terima masih sebelumnya Jino,"

"Sama-sama."

Jino kembali ke tempatnya semula, dia terus tersenyum manis sembari memilah dokumen-dokumen yang ada dihadapannya. Sementara Marlyna terus memandangi wajah lelaki yang ada disebelahnya itu, karena entah kenapa dia sangat penasaran dengan Jino. Caranya menatap, berjalan, sopan santunnya dan tentu saja dengan kehidupan pribadinya.

Apa aku bisa lebih dekat denganmu Jino?! sepertinya dengan begitu Andra tidak akan lagi menggangguku.