webnovel

MY COOL BOSS

22 Tahun Ibu Clara Daddario hidup,belum pernah sama sekali menjalin hubungan dengan siapapun.jangankan menjalin hubungan merasa tertarik pada priapun Tidak. Tak sedikit yang menginginkannya,namun Clara dengan tegas menolak sebab pendidikan dan impian adalah yang paling diutamakan. Ibu Clara masih awam akan sesuatu mengenai perasaan atau apapun yang berkaitan dengan cinta.Dalam hidupnya selama ini hanya ada belajar dan bekerja keras. Sejak kecil Ibu Clara telah ditinggal lergi oleh kedua Orangtuanya.nadi mau tak mau ia harus belajar mandiri Sementara disatu perusahaan terkenal,ada Seorang laki-laki Tampan yang menjabat sebagai CEO.Iya begitu terkenal sebab diusia yang sangat mudah ia telah berhasil membuka banyak anak cabang perusahaan diseluruh negara. "Nama CEO itu adalah Richard Alexander". Usianya 26 Tahun,Workaholic sekali. Dimasa lalu Richard mempunyai masalah kehidupan yang kelam.tetapi berbeda saat ia bertemu dengan seorang Gadis bernama Jennie Smith.Namun kebahagiaan Richard bersama Jennie tak lama sebab Jennie meninggal,akibat Kecelakaan. Disitulah Richard semakin merasa bersalah dan akhirnya Richard menjadi pribadi yang sangat Misterius,Irit Bicara,Cuek dan Selalu Menampilkan Tatapan Datar diwajah. Namun ada perasaan yang berbeda ketika Ia berdekatan dengan Ibu Clara. "Richard seperti menyalurkan perasaan terpendam dalam dirinya,yang sudah lama ia simpan diam-diam.Akankah kali ini Richard dapat membuka kembali hatinya kepada seseorang dan belajar memaafkan dirinya sendiri". "Apakah Richard Alexander Bisa menemukan Cinta sejatinya Bersama Ibu Clara Daddario? Dan membangun kehidupan Rumah Tangga yang Berbahagia?". "Akankah Air Dan Api Dapat Bersatu? Dan Mengubah Nasib sial menjadi takdir Bahagia".

rini_nome · Urban
Not enough ratings
79 Chs

Richard Mengajak Christin Kekantor

" Entah Angin Apa?".

Pagi Ini, Saat Bangun Tidur, Christin Lagi-Lagi Merengek Pada Kak Richard.

Contohnya Sekarang.

" Kak, Christin Boleh Ikut Dengan Kakak Tidak Kekantor?". Ucap Christin Sambil Memohon.

" Boleh Ya, Boleh Ya Kak".

" Christin Janji, Saat Dikantor, Christin Tak Akan Merepotkan Kakak".

Kalau Begini, Richard Jadi Tak Tega Untuk Melarang Christin.

" Baiklah, Kamu Boleh Ikut, Tapi Habiskan Dulu Sarapanmu". Ucap Pak Richard.

" Yehh Christin Ikut". Ucapnya Girang, Hal Itu Membuat Richard Tersenyum Kecil.

" Apa Kau Bahagia?". Tanya Pak Richard.

" Tentu Saja, Kak Richard Adalah Kakak Yang Terbaik". Ucap Christin Memberi 2 Jempol Kepada Richard.

Seketika Pak Richard Tertegun Mendengar Ucapan Dari Christin.

" Apa Yang Kau Bicarakan?". Guman Pak Richard.

Iya Tak Tau Lagi Harus Menjawab Apa.

Pak Richard Hanya Berdehem Kecil, Mengusir Rasa Gugupnya.

" Aku Selesai". Ucap Pak Richard, Lalu Beranjak Membawa Bekas Piring Kotornya, Ke Wastafel.

" Christin Juga". Setelah Itu Iya Ikut Membawa Piring Kewastafel.

" Kak, Christin Ganti Pakaian Dulu". Ucap Christin Meminta Ijin, Memang Sebelum Iya Sudah Mandi, Namun Pakaiannya Terlihat Sanat Santai Jadi Christin Berniat Menggantinya.

" Tak Usah, Pakai Saja Yang Itu, Kamu Sudah Cantik". Ucap Pak Richard Setelah Meletakkan Piring yang Iya Cuci, Kerak Piring.

" Sebentar, Christin Ambil Ponsel Dulu". Setelah Itu Christin Langsung Masuk Kedalam Kamarnya, Lalu Mengambil Ponselnya Yang Tersimpan Diatas Nakas.

" Sudah, Ayo Kita Berangkat". Ucap Pak Richard, Siapa Tau Ada Barang Yang Tertinggal.

Mereka Berdua Sudah Masuk Kedalam Mobil, Lalu Memakai Seatbelt, Setelah Itu Pak Richard Menyalakan Mesin Pada Mobilnya.

Seperti Biasa Jalan Raya Pada Pagi Hatmri Cukup Padat, Jadi Seluruh Pengendara, Harus Ekstra Sabar.

Namun Pak Richard Mempunyai Cara Tersendiri, Untuk Mengusir Rasa Bosannya, Dengan Cara Memutar Musik.

Menurutnya Akan Menyenangkan, Jika Mendengar Alunan Musik Yang Menenangkan.

Sesekali Pak Richard Dan Christin Ikut Bernyanyi Lagu MLTR " You Took My Heart Away".

Mereka Berdua Terlalu Mengahayati Lagunya, Hingga Tak Sadar Christin Mulai Terpingkal-Pingkal Melihat Wajah Kak Richard.

Menurutnya Saat Ini Wajah Kak Richard Lucu Dan Berkali-Kali Lebih Menggemaskan.

Mereka Berdua Begitu Menikmati, Hingga Tak Sadar Kini Mobil Mewah Pak Richard, Sudah Terparkir Rapih Didepan Kantornya.

" Sudah Sampai, Ayo Kita Keluar". Ajak Pak Richard.

Christin Mengekori Pak Richard Dari Belakang,

Masih Kagum Dengan Gedung Yang Iya Kunjungi.

" Berhenti Melirik, Dan Cepat Ikut Dengan Kakak".

" Awas Kau Tertinggal". Peringat Pak Ricahrd, Saat Mereka Sudah Didalam Lift, Tak Lupa Pak Richard Menekan Tombol 16, Menuju Ruangannya.

"Ting".

Setelah Menunggu Beberapa Detik, Akhirnya Pintu Lift Terbuka.

" Ayo Keluar". Ajak Pak Richard.

Karena Christin Yang Belum Tau Banyak Tempat Dikantor Pak Richard, Iya Hanya Mengangguk Iya.

Sebelum Masuk Kedalam Ruang Pak Richard, Iya Dan Christin Bertemu Dengan Pak Leonardo.

"Deg..". Entah Mengapa Pak Richard Menjadi Gugup, Padahal Iya Tak Melakukan Sesuatu.

" Selamat Pagi Pak". Sapa Pak Leonardo Sambil Tersenyum.

" Pagi". Balas Pak Richard Singkat.

Tak Berselang 1Menit, Ada Suara Lain Yang Menyapa.

" Bingung?".

Tentu Iya, Karena Pak Leonardo Belum.Melihat Orang Yang Menyapanya.

Perlahan-Lahan Christin Menunjukkan Wajahnya Pada Pak Leonardo.

" Deg".

Wajah Itu, Wajah Yang Mirip Seperti Adik Tiri, Tapi Iya Masih Belum Yakin".

" Pagi" Sapa Christin Tersenyum Tipis.

" Pagi". Jawab Pak Leonardo, Masih Memikirkan Wajah Adiknya.

" Berhenti Berpikiran Konyol ". Rutuk Pak Leonardo Dalam Hati.

Dan Pak Richard Masih Memperhatikan Kelakuan Sekertarisnya.

" Kenapa, Apa Kau Punya Masalah?". Tanya Pak Richard Hati-Hati.

" Tidak". Jawab Pak Leonardo Cepat.

" Yasudah Saya Akan Masuk Keruangan". Setelah Itu Pak Richard Dan Christin Langsung Masuk Kedalam Ruangannya.

Tak Henti-Hentinya Christin Dibuat Kagum Oleh Ruang Kerja Pak Richard. Pasalnya Dilemari Kacanua, Terdepat Ratusan Penghargaan Dan Piala Yang Telah Iya Raih.

" Silahkan Duduk". Ucap Pak Tichard Mempersilahkan Christin.

" Terima Kasih".

" Mau Minum Sesuatu?" Tanya Pak Richard Ke Christin.

" Tidak. Terima Kasih, Christin Masih Kenyang".

" Yasudah Tunggulah Kak Richard". Setelah Berucap, Saatnya Pak Richard Berkencan Kembali Dengan Kertas- Kertasnya Diatas Meja.

Hal Itu Tak Luput Dari Perhatian Christin.

" Kenapa Menatap Kak Richard Seperti Itu?". Tanya Pak Richard Yang Melihat Christin Memperhatikan Wajahnya.

" Ahaha...Siapa Yang Memperhatikan Wajah Kak?".

" Christin?, Tidak Mungkin". Ucap Christin, Sengaja Mengalihkan Pembicaraan.

Padahal, Iya Memang Benar-Benar Memperhatikan Wajah Kak Richard.

"Tok...Tok...". Seseorang Meghentikan Acara Debat Pak Richard Dan Christin.

" Masuk".

" Ada Apa?". Tanya Pak Richard.

Jadwal Pak Richard Hari Ini Hanya, Rapat Biasa Bersama Karyawan.

" Kalau Begitu Saya Pamit". Ucap Pak Leonardo Segera Pergi Dari Ruang Pak Richard, Namun Sepertinya Ada Sesuatu Yang Mengganjal Hatinya.

" Apakah Itu?, Entahlah!".

Pak Leonardo Memilih Keluar Lalu Melanjuykan Tugasnya Yang Sempat Tertunda.

Diruang Ibu Clara, Emily Datang Mengunjungi Sahabatnya.

" Hei, Kau Bisa Dipecat Sekarang, Karena Berkeliaran Diruangan Orang Lain, Tanpa Bekerja".

Nasihat Ibu Clara Yang Takut, Sahabatnya Akan Dipecat.

" Baiklah Aku Akan Pergi Tapi Dengarkan Dulu Penjelasanku".

"Saat Aku Sampai Diparkiran, Aku Melihat Atasan Killer Kita, Membawa Seorang Wanita, Ahh Lebih Tepatnya Seorang Gadis".

Ucap Ibu Emily Dengan Semangat, Sedangkan Reaksi Ibu Clara Hanya Biasa Saja.

" Oh.." Jawabnya Hanya Ber O Ria.

" Kalau Begitu Aku Pergi Dulu". Ucap Ibu Emily Langsung Keluar Meninggalkan Ibu Clara.

Ibu Clara Kembali Fokus Melanjutkan Pekerjaannya.

Jarum Jam Telah Berganti, Ibu Clara Memilih Turun, Untuk Makan Siang Dicafetaria.

Iya Tak Sendiri, Iya Datang Bersama Dengan Sahabatnya. Tak Sadar Ibu Emily Menghentikan Langkah Ibu Clara.

"Sebentar!".

"Sebaiknya Kita Makan Direstoran, Aku Yang Akan Mentraktirmu, Bagaimana?".

"Ya... Tapi Kenapa Tiba-Tiba?". Tanya Balik Ibu Clara.

" Aku Hanya Ingin Makan Direstoran, Kenapa?".

" Kau Tak Suka?".

" Yasudah Aku Pergi Sendiri!". Ucap Ibu Emily Ketus Lalu Meninggalkan Ibu Clara.

" Tunggu, Aku Ikut" Ucap Ibu Clara Sambil Berlari Menyeimbangkan Langkah Ibu Emily.

Sebenarnya, Saat Ibu Emily Dan Clara Sudah Tiba Di Cafetaria Kantor, Ibu Emily Tak Sengaja Melihat Atasan Killer Mereka, Bersama Gadis Yang Tadi Pagi Iya Lihat.

" Entah Mengapa, Iya Takut Jika Sahabatnya Akan Sakit Hati Jika Melihat Moment Itu". Makanya, Ibu Emily Berinisiatif Mengajak Clara Pergi Ke Restoran.

Sementara Pak Leonardo Kini Sedang Makan Siang Dicafetaria, Namun Iya Duduk Agak Jauh Dari Pak Richard Bersama Seorang Gadis.

" Makanlah, Kupikir Kau Akan Menyukai Makanan Ini". Ucap Pak Richard Sambil Menaruh Sayur Kedalam Piring Christin.

Christin Hanya Diam Memperhatikan Apa Yang Pak Richard Lakukan.

"Ayo Makan" Ajak Pak Richard.

" Baik Kak".

Tak Ada Obrolan, Mereka Berdua Makan Dalam Diam.

20 Menit Kemudian, Mereka Berdua Selesai Makan.

" Kak Richard, Christin Ingin Pesan Jus Jeruk". Rajuk Christin, Dan Hal Itu Tak Pernah Luput Dari Pandangannya Pak Leonardo.

" Sebenarnya Dari Awal Pertemuan Pak Leonardo, Iya Merasa Seperti Ada Tekanan Batin Bersama Gadis Yang Sekarang Ada Bersama Atasannya".

Namun Iya Takut Untuk Bertanya, Iya Pikir Mungkin Saja Pak Richard Akan Salah Paham Dengan Pertanyaannya.

Pak Leonardo Memilih Meninggalkan Ruang Cafetaria, Lalu Kembali Keruangannya.

Tak Berselang Beberapa Menit Kemudian Ibu Clara Dan Ibu Emily Juga Masuk Kedalam Lift.

"Ting".

Pintu Lift Terbuka Ibu Emily Keluar Lebih Dulu Sedangkan Ibu Clara Masih Menunggu.

"Apa Kau Bosan?".

" Kak Richard Antar Pulang". Tanya Pak Richard.

" Tidak Kak, Christin Tak Bosan".

" Ayo Kita Kembali Keruangan Kakak" Ajak Christin Lalu Menggandeng Lengan Pak Richard, Dan Hal Itu Tak Luput Dari Penglihatan Seluruh Karyawan.

" Baiklah Gadis Manja, Ayo Kita Pergi". Ucap Pak Richard, Setelah Itu Meninggalkan Cafetaria.