webnovel

MY COOL BOSS

22 Tahun Ibu Clara Daddario hidup,belum pernah sama sekali menjalin hubungan dengan siapapun.jangankan menjalin hubungan merasa tertarik pada priapun Tidak. Tak sedikit yang menginginkannya,namun Clara dengan tegas menolak sebab pendidikan dan impian adalah yang paling diutamakan. Ibu Clara masih awam akan sesuatu mengenai perasaan atau apapun yang berkaitan dengan cinta.Dalam hidupnya selama ini hanya ada belajar dan bekerja keras. Sejak kecil Ibu Clara telah ditinggal lergi oleh kedua Orangtuanya.nadi mau tak mau ia harus belajar mandiri Sementara disatu perusahaan terkenal,ada Seorang laki-laki Tampan yang menjabat sebagai CEO.Iya begitu terkenal sebab diusia yang sangat mudah ia telah berhasil membuka banyak anak cabang perusahaan diseluruh negara. "Nama CEO itu adalah Richard Alexander". Usianya 26 Tahun,Workaholic sekali. Dimasa lalu Richard mempunyai masalah kehidupan yang kelam.tetapi berbeda saat ia bertemu dengan seorang Gadis bernama Jennie Smith.Namun kebahagiaan Richard bersama Jennie tak lama sebab Jennie meninggal,akibat Kecelakaan. Disitulah Richard semakin merasa bersalah dan akhirnya Richard menjadi pribadi yang sangat Misterius,Irit Bicara,Cuek dan Selalu Menampilkan Tatapan Datar diwajah. Namun ada perasaan yang berbeda ketika Ia berdekatan dengan Ibu Clara. "Richard seperti menyalurkan perasaan terpendam dalam dirinya,yang sudah lama ia simpan diam-diam.Akankah kali ini Richard dapat membuka kembali hatinya kepada seseorang dan belajar memaafkan dirinya sendiri". "Apakah Richard Alexander Bisa menemukan Cinta sejatinya Bersama Ibu Clara Daddario? Dan membangun kehidupan Rumah Tangga yang Berbahagia?". "Akankah Air Dan Api Dapat Bersatu? Dan Mengubah Nasib sial menjadi takdir Bahagia".

rini_nome · Urban
Not enough ratings
79 Chs

Merasa Ada Yang Janggal

Awal Hubungan Yang Baik.

Setelah Mereka Berdua Menghabiskan Waktu Bersama.

Tak Ada Lagi Kata Canggung Yang Terbentang Diantara Mereka.

Seperti Hari Ini, Pak Leonardo Berinisiatif Menjemput Ibu Emily Diapartemennya.

Ting.

" Selamat Pagi".

" Pagi". Sapa Pak Leonardo.

" Ayo Berangkat". Ucap Ibu Emily, Setelah Memakai Seatbelt.

Dalam Perjalanan, Sesekali Mereka Mengobrol Ringan. Tertawa Dan Saling Melempar Candaan.

Dan Tak Berselang 15 Menit Kemudian, Mobil Mereka Telah Terparkir Diarea Kantor.

Mereka Berdua Melepas Seatbelt, Tak Lupa Juga Ibu Membawa Tas Mereka Masing-Masing.

" Terima Kasih Atas Tumpangannya".

" Sama-Sama". Ayo Masuk.

Udara Pagi Yang Sejuk, Dapat Memengaruhi Mood Seseorang Menjadi Semangat.

Seperti Biasa, Orang-Orang, Terlihat Sangat Antusias Untuk Bekerja.

Pak Leonardo Sudah Tiba Diruangnya, Sesekali Iya Memeriksa Ulang Jadwal Yang Sudah Dirancangnya, Takut-Takut Jika Terjadi Sesuatu.

Hari Ini Hanya Ada 2 Pertemuan Antara Perusahaan Mereka Dan Juga Pembahasan Mengenai Project Lanjutan Dari Perusahaan Lain.

" Apa Yang Kau Lakukan?". Tanya Pak Richard Setelah Keluar Dari Mobilnya.

Masih Tak Ada Jawaban Dari Bibir Ibu Clara, Seketika, Pak Richard Mengerang Kesal.

Kau Ini, Sudah Kukatakan, Ayo Keluar.

Karena Tak Suka Dibentak, Akhirnya Ibu Clara Menangis.

Pak Richard Jadi Kelabakan Dengan Ibu Clara.

" Jangan, Menangis Baby. Ternyata Kau Sangat Cantik Dari Dekat. Bukannya Tadi Kita Sudah Sepakat Kau Tak Akan Melanggar Perjanjiannya".

Ibu Clara Mendongak Melihat Wajah Pak Richard, Yang Telah Berubah.

" Mendekatlah, Jangan Menangis Hm". Pak Richard Menarik Ibu Clara Kedalam Pelukkannya.

Sekitar 5 Menit, Tangis Ibu Clara, Perlahan-Lahan Sudah Redah.

Pak Richard Kembali Bersuara.

" Maafkan Aku". Ucapnya Merasa Bersalah.

Sedangkan Yang Dibujuk, Hanya Menunduk Dalam Diam.

" Ayo Keluar". Ajak Pak Richard.

Setelah Tiba Diruangnya, Pak Richard Melonggarkan Lilitan Dasi Pada Lehernya.

" Argh, Kenapa Hari Ini Aku Tak Bisa Mengontrol Emosiku?".

Diruang Ibu Clara.

Iya Mengambil Segepas Air Mineral Lalu Meneguknya Hingga Tandas.

Setelah Itu, Tubuhnya Merosot Lesu, Padahal Ini Masih Pagi.

" Benar-Benar Bosan Pikirnya".

" Hah Apa Yang Aku Lakukan?". Tanya Ibu Clara, Setelah Merapihkan Tatanan Rambutnya.

Tak Berselang 1 Menit Kemudian, Ponsel Ibu Clara Berbunyi Dan Ternyata Itu Adalah Pesan Masuk.

MerIh Benda Tipos Itu Dengan Malas, Akhirnya Ibu Clara Membuka Chatt Tersebut.

" Clara.. Bisakah Kau Datang Keruanganku?".

Membuang Rasa Kesalnya, Jauh-Jauh. Ibu Clara Beranjak Dari Kursinya, Lalu Melangkah Keluar Menuju Ruangan Pak Richard.

" Masuk". Jawab Pak Richard Setelah Menerima Ketukan Dari Luar.

Kali Ini Pak Richard Gemas Dengan Perilaku Clara. Clara Datang Dan Menyembulkan Kepalanya.

" Tak Ingin Masuk?". Tanya Pak Richard Dengan Senyum-Senyum.

Ibu Clara Segera Masuk Kedalam Ruang Pak Richard.

Mendaratkan Bokongnya Pada Sofa, Pak Richard Sengaja Mendekatkan Dirinya Disamping Ibu Clara.

Awalnya Ibu Clara Merasa Risih, Tapi Bagaimana Pun Juga, Iya Tetap Harus Bekerja Profesional Bukan.

Maka Dari Itu Ibu Clara, Mencoba Membuka Percakapan.

" Maaf Pak, Apa Ada Hal Penting Yang Perlu Saya Bantu?".

Masih Berdiam Diri, Pak Richard Terus Mendengar Celotehan Ibu Clara. Sampai Saat Dimana Iya Mengambil Sebuah Bucket Bunga.

" Aku Punya Hadiah Untukmu". Jelas Pak Richard Dengan Wajah Berbinar Senang.

" Sebentar, Biar Kuambil".

" Ini". Ucap Pak Richard.

Menerima Sebuah Bucket Bunga, Wajah Ibu Clara Dibuat Terkejut Sekaligus Shock Bersamaan.

Seketika Ibu Clara Menjadi Kesal.

" Apa Ini?".

" Dasar Atasan Kejam, Bagaimana Dia Bisa Memerintahku Tanpa Jeda".

" Clara Ambillah, Kenapa Melamun?".

" Tadi...It...It..u". Jelas Ibu Clara Terpotong.

" Hei Kenapa Begitu Menggemaskan Hm?".

" Aku Memberi Bunga Itu, Sebagai Permintaaan Maafku Padamu".

" Kuharap Kamu Menyukainya".

" Bunga Itu Aku Pesan, Tapi Maaf Karena Aku Tak Mengetahui Bunga Apa Yang Kau Suka Jadi Aku Hanya Asal Memilih".

" Terima Kasih, Aku Sangat Suka Aromanya". Ucap Ibu Clara Setelah Menerima Bunga Tersebut.

" Uhmm, Syukurlah Jika Kau Menyukainya".

Clara, Omong-Omong, Aku Curiga Sama Pak Leonardo Dan Sahabatmu Ibu Emily.

" Hah?". Tanya Ibu Clara Masih Bingung.

" Begini, Sepertinya Mereka Berdua Mempunyai Hubungan Yang Serius".

Bukan Mengada-Ngada, Tapi Semalam Setelah Aku Chatt Sama Pak Leonardo, Iya Menanyakan Sesuatu Yang Membuatku Merasa Janggal.

" Janggal Seperti Apa?". Tanya Ibu Clara Belum Paham.

"Katanya, Jika Kita Baru Dekat Dengan Seseorang Wanita, Apa Yang Akan Kita Lakukan?".

Mendengar Penjelasan Pak Richard, Ibu Clara Tersenyum Samar, Bagaiman Bisa Pak Leonardo Menanyakan Hal Konyol Padanya.

" Ahh Rupanya Begitu. Baiklah Aku Akan Bertanya Pada Emily Soal Ini".

" Eheeeh, Jangan". Cegah Pak Richard.

" Kenapa Jangan?". Tanya Ibu Clara Mendadak Lemas.

" Bukankah Itu Lebih Bagus, Jika Kita Mengetahuinya Dari Ibu Emily".

" Baiklah, Lakukan Apapun, Yang Bisa Membuat Hatimu Senang". Ucap Pak Richard Sambil Mengelus Pipi Ibu Clara.

" Kau Mendukungku?". Tanya Ibu Clara.

" Tentu Saja, Aku Akan Mendukung Apapun Yang Kau Mau".

" Aaah, Benarkah?". Tanya Ibu Clara Serius.

Dan Dengan Anggukkan Mantap Pak Richard Menjawab Iya.

" Baiklah, Sepertinya Aku Harus Kembali Keruangku Sekarang". Ucap Ibu Clara Mengakhiri Acara Romantis Mereka.

" Tak Bisa kah Sebentar Saja Disini?". Tanya Pak Richard Seperti Memohon.

" Ya ampun, Kau Ini Bossku, Jika Aku Tak Bekerja Maka Gajiku Pasti Kau Tak Akan Membayarnya".

" Huh... Aku Tak Mau".

" Aku Pamit".

" Clara". Panggil Pak Richard Terlewat Manja.

" Eheeeh, Ada Apa Kau Bertingkah Seperti Anak Kecil. Ingat Kita Sedang Berada Dikantor". Tegur Ibu Clara Seperti Seorang Ibu.

Tanpa Permisi, Pak Richard Menarik Pinggang Ibu Clara, Lalu Mendekatkan Wajahnya Dengan Wajah Ibu Clara, Dan Yang Terjadi Selanjutnya Adalah 2 Bibir Mereka Saling Menempel.

Ibu Clara Masih Mencerna Situasi Macam Apa Ini?. Sedangkan Pak Richard Justru Semakin Tersenyum, Saat Melihat Wajah Ibu Clara Yang Terkejut.

" Setelah Ini, Jangan Lupa Kita Akan Makan Siang Bersama".

" Eum, Baik". Jawab Ibu Clara Yang Masih Betah Menundukkan Wajahnya.

Melihat Hal Menggemaskan Seperti Itu, Pak Richard Semakin Ingin Mencium Bibir Dan Bagian Wajah Ibu Clara.

" Wajahmu Merah?, Kau Sakit?".Tanya Pak Richard Sengaja Menggoda Ibu Clara.

" Aaah, Hentikan Kumohon, Aku Sangat Malu".

"Saya Permisi". Pamit Ibu Clara, Kali Ini Iya Benar-Benar Menghilang Dibalik Pintu Pak Richard.

Pak Richard Lagi-Lagi Menahan Tawanya. " Menggemaskan Sekali Clara".

" Ayolah Richard, Sadar Pekerjaanmu Masih Menumpuk".

Setelah Ibu Clara Kembali Kedalam Ruangannya, Iya Meletakkan Bunga Tersebut Diatas Meja Kerjanya Kemudian Menatap Layar Komputer.

Waktu Istirahat Makan Siang, Ibu Clara Dan Pak Richard Datang Bersama, Mereka Bersua Sepakat Untuk Makan Siang Dicafetaria Kantor.

" Silahkan Duduk". Ucap Pak Richard Dengan Lembut.

" Terima Kasih". Jawab Ibu Clara Tersenyum Kecil.

" Sebentar!, Matanya Menangkap Sesuatu Yang Janggal".

" Apa Ada Sesuatu?". Tanya Pak Richard Sambil Mengikuti Arah Pandang Kekasihnya.

Dan Ternyata Pak Richard Dibuat Terkejut Dengan Pandangan Romantis Disiang Hari.

" Aaah, Aku Jadi Iri". Ucap Pak Richard, Tiba-Tiba Saja Merengek.

Pak Leonardo Begitu Terkejut Dengan Perlakuan Manis Sekertarisnya, Iya Memang Tak Pernah Melihat Sekertarisnya Itu Dekat Dengan Wanita.

" Kurasa Kita Harus Mencari Rencana Agar Hubungan Mereka Berhasil".

" Aku Setuju". Jawab Ibu Clara Semangat.

Eummm, Ternyata Dari Awal, Aku Sudah Menduga, Mereka Memang Mempunyai Hubungan.

" Clara Bagaimana Jika Kita Siapkan Sebuah Rencana, Agar Hubungan Mereka Berdua Berhasil?". Tawar Pak Richard.

" Baiklah. Ayo Kita Bantu Mereka". Ucap Ibu Clara Menyetujui Rencana Pak Richard, Lalu Mereka Melanjutkan Acara Makan Mereka, Yang Sempat Tertunda.