webnovel

MY COOL BOSS

22 Tahun Ibu Clara Daddario hidup,belum pernah sama sekali menjalin hubungan dengan siapapun.jangankan menjalin hubungan merasa tertarik pada priapun Tidak. Tak sedikit yang menginginkannya,namun Clara dengan tegas menolak sebab pendidikan dan impian adalah yang paling diutamakan. Ibu Clara masih awam akan sesuatu mengenai perasaan atau apapun yang berkaitan dengan cinta.Dalam hidupnya selama ini hanya ada belajar dan bekerja keras. Sejak kecil Ibu Clara telah ditinggal lergi oleh kedua Orangtuanya.nadi mau tak mau ia harus belajar mandiri Sementara disatu perusahaan terkenal,ada Seorang laki-laki Tampan yang menjabat sebagai CEO.Iya begitu terkenal sebab diusia yang sangat mudah ia telah berhasil membuka banyak anak cabang perusahaan diseluruh negara. "Nama CEO itu adalah Richard Alexander". Usianya 26 Tahun,Workaholic sekali. Dimasa lalu Richard mempunyai masalah kehidupan yang kelam.tetapi berbeda saat ia bertemu dengan seorang Gadis bernama Jennie Smith.Namun kebahagiaan Richard bersama Jennie tak lama sebab Jennie meninggal,akibat Kecelakaan. Disitulah Richard semakin merasa bersalah dan akhirnya Richard menjadi pribadi yang sangat Misterius,Irit Bicara,Cuek dan Selalu Menampilkan Tatapan Datar diwajah. Namun ada perasaan yang berbeda ketika Ia berdekatan dengan Ibu Clara. "Richard seperti menyalurkan perasaan terpendam dalam dirinya,yang sudah lama ia simpan diam-diam.Akankah kali ini Richard dapat membuka kembali hatinya kepada seseorang dan belajar memaafkan dirinya sendiri". "Apakah Richard Alexander Bisa menemukan Cinta sejatinya Bersama Ibu Clara Daddario? Dan membangun kehidupan Rumah Tangga yang Berbahagia?". "Akankah Air Dan Api Dapat Bersatu? Dan Mengubah Nasib sial menjadi takdir Bahagia".

rini_nome · Urban
Not enough ratings
79 Chs

Memberi Penjelasan

Rupanya Usaha Clara Untuk Menjelaskan Semuanya Kepada Emily Sang Sahabat, Berujung Sia-Sia.

Sebab Bukan Emily, Namanya Jika Iya Tak Menerima Penjelesan Yang Sesungguh.

Clara Menjadi Bingung Sekarang Sebab Emily Sang Sahabatnya Mengancamnya.

" Oke, Untuk Saat Ini Kita Pisahkan Masalah Pribadi Dikantor".

Tapi Tetap Saja, Setelah Pulang Kantor, Aku Akan Menginap Diapartemenmu.

" Aku Tak Menerima Penolakan!". Ucap Emily Final, Tak Ingin Berdebat Lebih Lama, Dan Ya, Clara Dengan Senang Hati Menerima Usulan Sahabatnya.

" Baiklah, Kamu Boleh Menginap Sepuasnya Di Apartemenku".

" Setuju". Ucap Emily Sambil Tersenyum.

Ibu Clara Sudah Sampai Diruangannya.

Menyalakan Komputernya, Lalu Mulai Bekerja.

" Tok..Tok.."

" Masuk".

" Bagaimana Dengan Proyeknya?". Tanya Pak Richard.

" Untuk Saat Ini, Proyeknya Berjalan Cukup Lancar, Tanpa Ada Kendala".

" Jika Pak Richard, Punya Waktu Luang Besok, Pak Richard Bisa Berkunjung Langsung Kelapangan". Saran Pak Leonardo.

" Baiklah, Siapkan Jadwalnya, Jangan Sampai Bertabarakan".

" Apa Jadwalku Hari Ini?".

" Menandatangani Beberapa Dokumen Yang Sudah Kuletakkan Diatas Meja, Selain Itu, Pak Richard Hanya Perlu Memeriksa Ulang Email Yang Kukirim Pagi Tadi".

" Oke". Jawab Pak Richard.

"Kalau Begitu Saya Pamit". Setelah Berucap, Pak Leonardo Langsung Pamit.

Pak Richard Kembali Fokus Dengan Dokumen Yang Harus Tandatangani, Tapi Dering Telfonnya Membuyarkan Aktifitasnya.

" Ya Ada Apa Ibu?".

" Benarkah?".

" Tapi Aku Tak Bisa Pergi, Aku Harus Memeriksa Beberapa Dokumen Disini".

" Jika Kuusahakan Mungkin Besok Baru Selesai".

" Kenapa Tak Dibatalkan Saja?". Tanya Ibu Lusia.

" Tak Bisa Ibu, Aku Harus Menandatangani Dokumen Ini, Tanpa Diwakili Oleh Orang Lain".

Sekali Lagi Maafkan Richard Ibu.

" Sudahlah Nak, Ibu Tak Akan Memaksa, Tapi Jika Kamu Punya Waktu Luang, Jangan Lupa Datanglah Kerumah Ibu".

" Pasti Ibu" Jawab Pak Richard.

" Baiklah Nak, Ibu Tutup Dulu Telfonnya".

" Iya Ibu, Jangan Lupa Sampaikan Salamku Pada Ayah".

Setelah Itu Sambungan Telfonnya Terputus.

" Huh...Apa Aku Semenyedihkan Itu, Sampai Ibu Terus Melakukan Perjodohan". Desah Pak Richard, Sambil Mengusap Wajahnya Kasar.

" Apa Yang Harus Kulakukan Sekarang?".

" Argh, Pusing Aku". Ucap Pak Richard Yang Menyembunyikan Wajahnya Dimeja.

Jam Sudah Menunjukkan Pukul 11.45. Menit, Ibu Clara Masih Sibuk Dengan Pekerjaannya.

Kali Ini, Iya Tak Sendiri Sebab Iya Ditemani Oleh Pak Leonardo.

Rupanya Bekerja Dan Tertawa Adalah Kebiasaan Ibu Clara Sekarang, Sebab Sudah Terhitung Hampir 2 Jam, Pak Leonardo Bercanda Bersama Ibu Clara.

Pembahasan Mereka Kali Ini, Bukan Mengenal Pekerjaan Tetapi, Hobby Aneh Yang Sedang Ditekuni Oleh Pak Leonardo.

" Haha...Bagaimana Bisa, Kamu Mengoleksi Barang Antik Tersebut, Sedangkan Kamu Bahkan Tapi Menyukai Barang Itu".

"Itu Membuatku Terharu, Kau Tau?". Ucap Ibu Clara Saat Tawanya Reda.

"Hei, Ayolah Berhenti Tertawa, Kau Tau Kita Bercanda Tak Ingat Waktu".

" Bagaimana Kalau Kita Akhiri Acara Lawak Kita Hari Ini".

" Masih Ada Hari Esok, Oke".

"Setuju, Ayo Kita Selesaikan Pekerjaan Kita". Ucap Clara, Lalu Kembali Fokus Dengan Komputernya.

Waktu Terus Berjalan, Hingga Tak Sadar Jika Sekarang Sudah Giliran Makan Siang.

Disiang Yang Cerah Adalah Jam Makan Siang nya Pak.Richard Dan Seluruh Karyawannya.

Dan Disinilah Pak Richard Dan Sekertarisnya, DiKafetaria Yang Tepat Berada Dipinggiran Jalan, Yang Ramai Orang Sedang Berlalu Lalang

Dengan kendaraannya Maaing-Masing.

Setelah Memilih Daftar Menu, Akhirnya Makan Telah Dihidang. Mereka Langsung Melahap Makan Tersebut Dalam Diam, Tanpa Berbicara.

Selesai Dengan Acara Makan Siang, Mereka Langsung Bergegas Kembali Keruangan.

Sementara Siang Ini, Emily Sedang Berbaik Hati, Pagi Ini Iya Membawa Bekal Untuk Dirinya, Sekaligus Untuk Clara.

Emily Makan Sambil Sesekali Mengajak Clara Untuk Berbicara, Namun Clara Sepertinya Acuh Dengannya.

Emily Menoleh Ke Clara Sekilas, Melihat Gerak Tubuhnya Yang Aneh. Lalu Iya Bertanya," Apa Terjadi Sesuatu?".

" Ah?" Clara Tersentak. " Tidak," Sambungnya Kemudian.

" Makanannya Enak Tidak?".

" Enak. Sangat Enak," Jawab Clara Cepat.

" Sudah Lama Sekali Aku Tak Memakan Steak Sperti Ini,". Clara Tersenyum Tulus.

Iya Tak berbohong. Steak Dihadapannya Memang Sangat Lezat.

" Yasudah Ayo Habiskan". Jawab Emily.

15 Menit Sudah Mereka Selesai Makan.

Clara Memberi Sebotol Air Mineral Kepada Emily, Sedangkan Iya Juga Menfapatkan Sebotolnya.

Mereka Berdua Meneguk Air Mineral Terswbut, Hingga Tandas.

Clara Mengusap Bibirnya.

" Terima Kasih Atas Bekalnya, Emily". Ucapnya Sambil Tersenyum.

" Sama-Sama"

" Yasudah Aku Kembali Keruanganku Sekarang".

Jangan Lupa Jika Selesai Kerja, Aku Akan Menunggumu Diparkiran.

" Oke". Ucap Clara. Setelah Itu Emily Pergi Meninggalkan Ruangan Clara.

Rupanya Setelah Makan Siang, Clara Semakin Mengantuk. Entah Karena Lelah Atau Apalah. Tapi Matanya Semakin Memberat.

"Ting".

Sebuah Pesan Masuk Terpampang Jelas Diponsel Ibu Clara.

" Clara Ada Yang Ingin Saya Sampaikan". Dan Orang Yang Mengirim Pesan Tersebut Adalah Pak Richard.

Karena Matanyanya Yang Masih Berat, Dan Juga Pesan Yang Dikirim Oleh Pak Richard, Membuatnya Sedikit Bingung.

Diruangannya, Pak Richard Sedang Menunggu Balasan Pesan Dari Ibu Clara.

" Kenapa Lama Sekali Membalas, Apa Pekerjaannya Sedang Menumpuk?". Dengan Wajah Gusar, Pak Richard Meletakkan Bendah Pipihnya Dengan Kasar.

Jam Kerja Telah Selesai, Clara Langsung Merapikan Segala Barang Yang Akan Iya Bawa Pulang, Kembali Keapartemen.

" Ah... Clara Bahkan Mengacuhkan Pesan yang Sempat Dikirim Oleh Pak Richard".

Clara Sudah Meninggalkan Ruangannya, Iya Masuk Kedalam Lift.

Senyumnya Terpatri Diwajahnya, Saat Sahabat Cerewetnya Itu, Mengirim Sebuah Pesan Jika, Iya Sudah Menunggu Clara Diparkiran.

Pintu Lift Terbuka, Clara Segera Melangkahkan Kakinya Berjalan Kearah Parkiran.

" Hai" Sapa Emily.

" Hai Juga".

" Sudah Siap, Ayo Kita Berangkat". Ajak Emily.

" Ayo". Ucap Clara Setelah Itu, Langsung Masuk Kedalam Mobil Milik Sahabatnya Emily.

Seperti Biasa, Emily Akan Jahil Dengan Clara.

Emily Memutar Lagu, Lalu Sesekali Ikut Menyanyi Dengan Lagu Itu.

Jangan Lupakan Jika Emily Akan Menyanyi Dengan Perlahan, Karena Saat Ini Kuping Clara Sangat Sakit.

" Hei, Kenapa Kamu Tak Ikuti Audisi Menjadi Penyanyi Saja?".

" Kau Ingin Bernyanyi Atau Berteriak?". Ucap Clara Kesal Karena Emily Sengaja Mengacuhkannya Didalam Mobil.

Bayangkan Saja, Sekarang Jalan Raya Sedang Macet Akibat Orang-Orang Yang Baru Pulang Dari Kantor, Sedangkan Emily Malah Asik Dengan Kegiatan Mari Bernyanyi.

Karena Amarah Clara Sudah Mulai Masuk Ditahap Puncak, Clara Langsung Saja Menekan Tombol Off Dan Seketika Itu Juga Wajah Emilylah, Yang Berubah Menjadi Datar.

Tak Ada Lagi, Acara Teriak-Teriak Didalam Mobil, Dan Lebih Bersyukur Karena Mereka Hampir Tiba Diapartemen Clara.

" Kau Marah Ya?". Tanya Clara Setelah Sampai Dan Sedang Melepas Seatbeltnya.

" Marah?".

" Siapa?". Tanya Balik Emily.

" Kamu" Tunjuk Clara.

" Aku...Aku Tidak". Ucap Emily Merasa Dirinya Biasa Saja.

"Lalu Kenapa, Saat Aku Bicara Denganmu, Kamu Mengabaikanku?".

" Bukankah Itu Bisa Disebut Dengan Marahkan?". Tanya Clara Pada Emily.

" Aku Tidak, Hanya Saja Aku Sedang Tak Mood Bicara". Jelas Emily Mengedikkan Bahu Setelah Itu, Iya Berjalan Lebih Dulu Meninggalkan Clara.

"Hei Anak Itu Benar- Benar".

" Kau Tak Menungguku?".

" Baiklah Tak Akan Kuceritakan, Yang Sebenarnya, Seperti Apa Hibunganku Dengan Atasan Killer Kita".

Seketika Langkah Emily, Langsung Terhenti Setelah Mendengar Ucapan Dari Clara.

Tanpa Menunggu Lama, Emily Langsung Lari Memeluk Tubuh Clara.

" Ayo Cepat, Aku Tak Sabar Mendengar Penjelasannya, Kau Tau Kau Banyak Berutang Penjelasan Padaku". Ucap Emily Lalu Menggiring Clara Pergi Dari Parkiran.

Dan Benar Saja, Bahwa Setelah Clara Menceritakan Seluruh Kejadiannya, Respon Yang Diberikan Oleh Emily Hanya Ber O Ria.

Dan Respon Selanjutnya Adalah Clara Sangat Beruntung, Diperlakukan Lembut Oleh Pak Richard.

Dan Malam Itu Clara Dan Emily Bercerita Sampai Tertidur Pulas.