webnovel

Tanpa nama

"Diamond Fashion ?" tanya Safira tertegun. Sarah mengangguk.

"Kamu kenal ?" tanyanya sambil menatap Safira yang sedang sarapan, ketika selesai mandi tadi perutnya menjadi sangat lapar.

"Aku seperti kenal, dengan brand pakaian itu !" jawabnya sambil mengunyah roti selainya. Sarah pun menjelaskan semua yang di ketahuinya. Safira mengangguk. Setelah selesai sarapan Safira ke kamar mandi untuk berganti baju, yang di bawa Kanaya. Sementara baju kemarin di masukan oleh Sarah ke sebuah kantung. Ketika keluar, aura kecantikan Safira terlihat, padahal saat itu dia malas berdandan jadi hanya mikeup sederhana saja. Tak lama Dewa muncul semua menatapnya.

"Kebetulan, lo sudah bangun !" ucapnya sambil melirik Safira.

"Sudah dari tadi !" jawab Safira, menatap cermin sambil memperhatikan wajah dan penampilannya.

"Memang ada apa ?" tanya Safira heran.

"Sudah selesai ?" tanya Dewa kini beralih ke Sarah. Sekretarisnya mengangguk.

"Jam berapa pesawatnya ?" tanyanya lagi, sambil memeriksa kembali tas kopernya.

"Pukul delapan malam! soalnya penuh !" jawab Sarah, Dewa mengangguk.

"Oh iya, lo ikut ke Singapura ya? ada beberapa acara di sana !" ucapnya kemudian ke kamar mandi.

"Tapi, gue engga bawa baju ?" ujar Safira sambil menatap Dewa.

"Tapi paspor lo, bawa kan ?" tanya Dewa, Safira mengangguk.

"Ya udah, itu cukup! Sarah kamu engga memberitahu kepada dia ?" tanya Dewa kepada sekretarisnya.

"Belum, kamu ke Singapura akan berkunjung ke agensi model internasional yang berbasis di Singapura! kita sudah bekerja sama dengan mereka, dan sudah dua tahun ini berjalan! ada beberapa model kita yang sudah menjadi di orbitkan di asia! tidak banyak sih, karena mereka selektif sekali, makanya hanya yang sudah profesional, termasuk kamu !" jelas Sarah.

"Oh gitu, oke tak masalah !" jawab Safira.

"Tapi gue, harus beli koper dulu deh! yang kecil juga tak apa !" tambahnya. Sarah mengangguk dan menelpon seseorang sekaligus menanyakan beberapa hal kepada Safira, walau heran. Dan tak lama seseorang mengetuk pintu, seorang menyerahkan sebuah koper berwarna merah dan beberapa kantung berisi baju dalam dan lainnya untuk Safira, gadis itu tertegun. Tapi kemudian tersenyum.

"Terima kasih !" ucapnya kepada Sarah. wanita itu hanya mengangguk.

"Apa kamu ikut ?" tanya Safira.

"Tidak, aku masih sibuk dengan pekerjaan disini !" jawabnya. Dewa keluar dari kamar mandi dan setelah itu mereka turun ke bawah, untuk langsung ke Bandara.

Di dalam mobil tak ada yang saling berbicara, tapi kemudian Safira mengangkat karena ada dering di ponselnya, dari pembicaraan itu Dewa bisa menebak pasti Kanaya.

"Siapa? Kanaya ?" tanya Dewa, setelah Safira selesai menelpon, gadis itu mengangguk.

"Terima kasih, lo sudah nolongin gue! dan maaf kalau merepotkan lo !" ucap Safira.

"Tidak apa-apa, dari pada lo nanti kenapa-kenapa? hati lo sedang tidak baik-baik saja Fa !" jawab Dewa, Safira tertegun tapi kemudian menghela nafas. Dewa pasti sudah tahu apa yang terjadi.

"Andrian itu ... dulu teman gue waktu sekolah !" ucap Dewa, Safira menatap Dewa tak berkedip karena 1terkejut.

"Jadi, gue tahu ... siapa dia! orangnya emang gitu dari dulu! sedang keluarganya, terutama bokapnya ... dulu pernah bermasalah dengan kakek dan nyokap !" jelas Dewa, Safira menghembuskan nafasnya.

"Gue, tahu kok soal itu! Kanaya yang cerita, tapi soal Andrian ... gue cukup terkejut !" ucapnya dengan berat menyebut nama itu sekarang.

"Jadi, lo mau apa sekarang ?" tanya Dewa, menatap Safira.

"Entahlah ... merebut kembali juga percuma! karena dia mau kawin kan? hanya ... gue minta kejelasan dari dia doang !" jawabnya, sambil menatap jalanan dari jendela mobil. Dewa, pun menghela nafas.

"Lo ... engga apa-apa kan? gue datang tiba-tiba di kehidupan keluarga lo! setelah tahu hubungan nyokap gue dengan kakek lo di masa lalu ?" tanya Safira tiba-tiba, Dewa tertegun.

"Gue, tahu kok semua skandal besar yang di torehkan keluarga gue di masa lalu! yang mungkin tak akan hilang dan selalu di ingat oleh orang lain! padahal keluarga gue sudah berubah, termasuk nyokap lo juga kan? tapi ya, namanya manusia keburukan selalu lebih di ingat di banding kebaikan sebesar gunung sekalipun! dan itu akan di ungkit-ungkit lagi, kapan pun dan di mana pun! keluarga gue, awalnya terkejut! tapi ketika kakek dan nenek yang duluan memberi tahu dengan sikap biasa! ya sudah, itu artinya kita menerima lo juga dengan baik !" jawab Dewa. Safira hanya mengangguk mengerti dan lega, walau tak di ungkap tujuan dan maksud yang sebenarnya kemari kecuali yang kemarin.

Safira merasa kesal, karena ada sesuatu yang tidak terduga datang tapi ya sudahlah. Pasti semua keluarganya Dewa bakalan tahu apa yang terjadi dan itu cukup baginya. Yang lain masih tetap menjadi rahasia. Keduanya tiba dibandara dan kemudian menuju lounge khusus kelas bisnis pesawat, sebelum dua jam kemudian berangkat ke Singapura.

-------------

Kita tinggalkan keduanya, Andrian terbangun dari tempat tidur apartemen mewahnya. Beruntung temannya membawanya kemari. Kepalanya pusing sekali. Dia duduk sambil mengusap wajah dan rambutnya. Tak lama dia terkejut, ada sesosok perempuan cantik muda duduk di kursi kamarnya.

"Lo udah bangun bang ?" tanyanya dengan gaya cuek.

"Ngapain lo disini ?" tanya Andrian menghela nafas kasar. Perempuan itu adalah adiknya sendiri.

"Gue di suruh bokap kemari !" jawabnya, Andrian turun dengan memggunakan celana boxer saja, tak perduli ada adiknya di sana yang memperhatkan tajam dan tetap cuek.

"Bang lo tahu kan? sekarang mau mencoba baju pengantin sama mba Paramitha pukul 10 pagi ini! dan sekarang uudah waktunya dan lo baru bangun !" seru gadis itu.

"Kayla lo bisa engga diam !" teriak Andrian kesal, adiknya itu bisa di sebut adalah mata-mata papanya, apa yang di lakukannya tak ada yang terlewat di matanya termasuk apartemen ini yang sangat private Adiknya dengsn mudah mengetahuinya dengan mudah. Dia merasa bahwa yang di lakukannya tak ada yang benar dan curiga di mata papa.

"Gue ... kesini! karena mendengar gosip tentang lo di klub tadi malam !" ucap Kalya tidak perduli kakaknya marah besar. Adrian membuks pintu kamar mandi dan menatap tajam adiknya itu. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan santai msnuju Andrian.

"Jangan khawatir, kakakku sayang! Kayla akan mengunci mulut rahasia ini !" ucapnya sambil mengedipkan mata.

"Sekarang mending Abang mandi! setelah itu datang ke butik ya? sudah di tunggu sama mba Paramitha! papa tak mau pernikahan ini gagal !" ujarnya.

"Awas aja, tunggu giliran lo di jodohkan! biar tahu rasa nanti !" jawab Andrian kesal.

"Jangan khawatir, gue sudah memilih calon suami sendiri! dan lo tahu ... papa juga sudah setuju !" katanya tersenyum mengejek.

"Sudah ah, bye !" lalu gadis itu pergi.

"Sialan !" maki Andrian, lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi dan juga mendinginkan kepalanya dengan air shower yang dingin. Andrian memejamkan matanya. Harus di akui hatinya msmang masih jatuh cinta kepada Safira, Dari sekian banyak wanita yang dekat dengannya. Baru gadis itu yangmembuatnya berbeda. Tapi sayang, akhirnya dia tahu masa lalu gadis itu dan mamanya. Dan juga hubungan keluarganya dengan keluarga Wijaya seterunya atau musuh.

Dan dia tak bisa berbuat apa pun untuk itu, makanya selama setahun ini dia melupakan semua yang terjadi di New York, tapi tiba-tiba gadis itu muncul kembali di hadapannya dan mengejutkan dia mempunyai anak lelaki. Andrian menyadari bila berita ini terdengar sampai ke keluarganya. Dia akan di sidang oleh papanya. Andrian menghela nafas berat.

Tak lama Andrian sudah rapi, tapi tidak sempat mencukur kunis dan jamggutnya sehingga dia brewokan kasar. Walau begitu ketampanannya tetap ada. Tanpa sarapan dia pun berangkat, dari tadi ponselnya berdering tak henti. Andrian hanya menjawab satu pesan saja, setelah itu mengabaikannya. Mobil mewahnya melaju di jalanan ibu kota yang ramai, padat dan panas ...

--------------------

Dewa dan Safira sudah berangkat ke Singapura. Di pesawat tak ada yang berbicara sedikit pun, keduanya larur dalam pikiran masing-masing. Sampai akhirnya sampai di Singapura, sebuah mobil sudah menjempur mereka menuju kesebuah hotel mewah milik keluarga Wijaya atau lebih tepatnya Amira.

"Nyonya akan bertemu dengan kalian nanti ketika makan malam !" ucap seorang asisten Amira yang menunggu di lobby hotel, Dewa dan Safira hanya mengangguk saja. Dan keduanya menempati suite yang berbeda. Tetapi dengan fasilitas nomor satu. Mereka istirahat sejenak di kamar.

Malamny barulah keduanya keluar dari kamar dan di bawa ke sebuah restoran exsklusif di lantai paling atas untuk makan malam bersama. Dewa dan Safira di bawa ke sebuah meja makan yang sudah di persiapkan di pinggir jendela besar dengan pemandangan gedung pencakar langit Singapura, yang di terangi berbagai macam lampu. Tak lama Amira pun muncul dengan di dampingi oleh seorang pemuda tampan. Dewa dan Safira sontak berdiri dan kemudian salim kepada Amira. Wanita yang tampak masih cantik itu tersenyum.

"Dewa, Safira ... kenalkan ini mr Alzham " Amira memperkenalkan pemuda yang berada di sampingnya kepada Dewa dan Safira.

"Azham, salam kenal! loh ... kamu kan ?" tunjuknya kepada Safira setelah bersalaman dengan Dewa. Dan gadis itu pun tersenyum.

"Bang Alzham ya ?" ucapnya dan keduanya saling berpelukan seperti teman lama. Amira dan Dewa hanya saling pandang dan terdiam.

"I'm sorry, madam !" ucap Alzham malu, Safira pun sama.

"Iya tante, Bang Alzham ini seorang desainer di Diamond Fashion! dulu aku bertemu dengannya di London Fashion Week !" jelas Safira kepada Amira dan Dewa.

"Oh, begitu! pantas kalian akrab sekali, ya sudah ... ayo duduk !" pinta Amira. Mereka pun duduk. Izham duduk bersebelahan dengan Dewa, sedang Safira dan Amira.

Setelah itu Alzham pun menceritakan pertemuan pertama mereka di London Fashion Week, begitu pun Safira. Pertemuan itu tidak sengaja sebenarnya. Safira mengaku hanya mendapat dua kali peragaan busana, satu dari desainer Inggris dan lainnya dari Amerika.

"Saat itu, aku mau kambali ke New York sebenarnya! tanpa di duga, salah seorang teman menawarkan aku menjadi model produk Fashion terbaru dari Singapura yang memang di undang, teman aku itu tidak bisa sebab ada proyek lainnya! ya sudah aku terima saja " jelas Safira di angguki oleh Alzham.

"Saya, sangat senang waktu itu! karena sangat sulit mendapatkan model pengganti! maklum model yang saya bawa, waktu itu mendadak sakit dan semuanya sudah di paskan dengan baju serta aksesorisnya, dan tak bisa di ubah atau di berikan ke orang lain! maklum pakaian yang saya rancang memperlihatkan keindahan wanita Asia !" lanjut Alzham mengenang peristiwa yang lalu.

"Lalu ?" tanya Amira tertarik mendengar cerita Alzham.

"Dan semua, sukses besar! ini pertama kalinya saya, masuk kalender acara Fashion Week di London Inggris! setelah itu ke Perancis dan Milan !" jawabnya tersenyum bangga, tapi tak lama raut wajahnya berubah sedih.

"Sayangnya, ketika semua sudah di puncak .... semua berubah! tepatnya sejak kedua orang tua saya bercerai !" ucapnya, Safira mengulurkan tangan dan memagang tangan Alzham mengungkap turut bersedih.

"Oh iya, kenapa kamu ada disini ?" tanya Alzam tiba-tiba dan menatap Safira.

"Anu ... aku memang pindah ke Indonesia !" jawabnya tersenyum.

"Oh... mau ketemu papa anakmu kan? oh iya ... bagamana Rio ?" tanya Alzam, dia tak tahu itu adalah sebuah rahasia, tentu Amira terkejur, tidak dengan Dewa. Bahkan dia menatap Safira yang mukanya berubah merah.

"Oh ... I'm sorry, honey !" ucapnya merasa bersalah, karena sudah mengungkap sesuatu yang dilarang.

"Tidak, apa-apa ..." ujar Safira pelan.

"Jadi kamu sudah punya anak ?" tanya Amira.

"Eh iya, tante ..." jawab Safira malu.

"Oh, ya sudah! tidak apa-apa kok !" Amira tersenyum dan kemudian memanggil pelayan untuk memesan makan malam.

"Oh, iya aku melihat dalam file perusahaan ada bagian kosmetik Diamond ?" tanya Amira ketika mereka makan malam yang memang hidangannya sudah datang. Alzham terkejut.

"Betul, saya memutuskan untuk membuat brand kosmetik juga waktu itu! sayang sebelum di launching ... ya keburu terjadi seperti itu !" jelas Alzham. Amira mengangguk.

"Kalau madam mau melihatnya, nanti besok saya ambil sample brand kosmetik Diamond dan memang belum banyak, baru dasar dari kosmetik saja! seperti bedak, fondation, dan Lipstik di tambah eyeliner " tambah Alzham. Amira mengangguk.

"Oh, iya Dewa ini putraku! brand Diamond apa pun itu, akan ada di bawah manajemen Palm Entertaiment! kenapa? karena mudah untuk publishitas dari produknya! karena bagian ini, mencakup media iklan, televisi dan juga agensi modelnya! bisa di sebut menghemat biaya cukup besar karena semua ada di situ! dibanding menyewa atau bekerja sama dengan yang lain! soal kemampuan dan kelebihannya tak usah di ragukan lagi !" jelas Amira. Semua mengangguk, Alzham melirik ke arah Dewa.

"Dewa, besok ke kantor ya? untuk menandatangani semua dokumen pemindahannya! semuanya terserah kepadamu! mau semua melebur dengan Palm atau tidak, karena dalam klausulnya! tercantum bangunan kantor, pabrik, gudang dan sejumlah toko butik khusus atau pun masuk ke retail di Singapura dan Malaysia masih ada !" ujar Amira sambil menatap Dewa putranya.

"Baik mam !" jawab Dewa.

"Apa semua masih beroperasi atau sudah tutup ?" tanyanya penasaran.

"Seluruhnya masih beroperasi! hanya dikurangi prosesnya produksinya karena isu yang berkembang membuat permintaan menurun! beberapa produsen yang bekerja sama pun sedang meninjau ulang! harus di akui semua berdampak besar !" tambah Alzham dan tanpa sadar menghela nafas. Amira menepuk pundak pemuda itu.

"Seorang pengusaha sejati itu, harus tahu dan merasakan naik dan turunnya perusahaan! dia juga harus bisa mengatasi dan mencari jalan keluar bila terjadi masalah! makanya kalian berdua harus bisa bekerja sama! Dewa memang masih baru, tapi bisa bekerja dengan baik! Alzham tahu situasi lingkungan dengan ini perusahaan bisa di selamatkan! walau kalian harus tahu, di dunia bisnis ini cukup keras karena banyak saingan sejenis, dan mungkin levelnya berbeda! misal kalau kalian sudah terpuruk ke level terendah maka ... ada saingan di level itu! dan begitu seterusnya bila kita bisa naik level terus akan ada saingan baru yang mungkin lebih besar lagi !" Amira memberikan motivasi dan nasehat, dia tahu Dewa dan Alzham mungkin masih baru di dunia bisnis, yang berbeda dengan sudah di jalani oleh Amira selama ini.

Amira, sudah banyak merasakan asam, garam dan pahitnya dunia bisnis di masa lalu, di usia yang hampir sama dengan Dewa, apa lagi dia perempuan dan menggantikan almarhum kakaknya. Tapi berkat kegigihan dan kerja keras di tambah dukungan suami kemudian, menambah kekuatan baru baginya ...

Bersambung ....