2 Lelaki Misterius

Saat Nerva memasuki ruang kepala sekolah, ia langsung diberi teguran oleh gurunya. "Percuma berprestasi jika kelakuanmu seperti itu.", ujar gurunya.

Saat ingin melakukan pembelaan, ucapan Nerva selalu terpotong oleh amarah gurunya. Sehingga tak ada pilihan lain selain hanya diam, dan meminta maaf walau tak salah.

***

Nerva menghela nafas berat, sudah dua jam ia dimarahi. Kini dia kembali ke kelas. Saat ingin masuk kelas, ia mulai diberi cemoohan oleh teman sekelasnya. Dan, sudah dipastikan Ayana menyebarkan video palsu nya ke seluruh internet.

Begitu banyak hinaan yang menusuk dihati Nerva, bahkan ia dilempari kertas kertas oleh teman sekelasnya. Nerva mencoba bersabar dan langsung ketempat duduknya tanpa sepatah kata pun.

***

Di ruang kesehatan terlihat Ayana serta dua temannya yang bernama Putri dan Kaiya sedang menertawakan Nerva. Mereka bertiga memang sudah berencana untuk menuduh Nerva agar cepat dikeluarkan dari sekolah.

Karna Ayana merasa benci terhadap Nerva yang terlalu pintar, ia tak ingin ada saingan. Terlebih lagi, siswi berprestasi adalah Ayana sebelum Nerva mendapatkan semua prestasinya.

Karna merasah gerah dengan perban palsunya, Ayana beremcana untuk melepasnya tetapi dihalangi oleh kedua temannya karna takut ketahuan oleh orang lain.

"Lepas aja deh perbannya, gerah.", keluh Ayana.

"Hey, jangan nanti ketahuan!", perintah Putri.

Ayana hanya menuruti perkataan temannya itu.

***

Waktu pulang sekolah, Nerva langsung berjalan ke arah halte bus, memang butuh waktu untuk berangkat atau pulang dari sekolah ke rumah, karna sekolah Nerva cukup jauh dari rumahnya, butuh waktu sekitar empat puluh lima menit untuk sampai.

Di perjalanan Nerva melamun dan memikirkan kejadian selama disekolah, sampai ia tak sadar bahwa ia sudah sampai, sempat terkejut tapi Nerva langsung tersadar dari lamunan nya dan pulang kerumah.

Nerva membuka pintu dengan malas, dan menutup pintu dengan kasar, segeralah ia kunci dan ia tutup semua jendela rumah, kini hanya ada kegelapan didalam rumah, terutama kamar Nerva.

Nerva mulai menangis sejadi jadi nya, ia selalu saja mendapatkan kesialan didalam hidupnya. Selalu saja ada masalah yang datang, dulu Nerva pikir menjadi pandai adalah pilihan yang tepat untuk membahagiakan kedua orang tuanya.

Tetapi ia salah, kedua orang tuanya sama sekali tak bahagia, bahkan ia juga dijauhi oleh teman temannya. Nerva tak mengerti kenapa ia dijauhi, padahal dia tak pernah membeda bedakan teman.

Keesokan harinya, Nerva datang terlambat di sekolah karna menangis semalaman dan juga, mata Nerva terlihat sembab sangat malahan.

Saat sampai disekolah, ia langsung diberi cemoohan. Banyak bisikan bisikan buruk tentang Nerva yang terdengar ditelinganya. Rasanya sangat sakit dirundung seperti itu, padahal ia baru saja melakukan kesalahan sekali itupun karna ia dituduh oleh Ayana.

Nerva langsung berjalan kekelas dan duduk dibangkunya, untungnya ia datang tepat saat bel berbunyi, jadi dia masih sempat. Nerva melamun, tapi ia memperhatikan gurunya dengan baik.

Saat waktu istirahat, Nerva langsung ke toilet untuk membasuh wajahnya agar tak terlihat lesu.

Saat ia keluar dari toilet dan berjalan dilorong, ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang lelaki. Dia seorang murid kelas dua belas, saat lelaki itu sibuk meminta maaf Nerva malah mengalihkan pembicaraan dengan cara memperkenalkan namanya.

Karna bagi Nerva sangat risih jika dilihat orang lain, nama lelaki itu adalah Venandra Abyanta dan biasa dipanggil Byan.

Byan memperhatikan seragam Nerva yang terdapat bet kesalahan, dan bertanya pada Nerva. Jawaban yang ia dapat hanya anggukan kecil dari Nerva.

Byan hanya memakluminya dan saat ingin melanjutkan obrolan tiba tiba bel berbunyi jadi Nerva dan Byan harus segera masuk ke kelas masing masing.

Saat berjalan di lorong, Nerva menjadi perhatian umum. Wajar saja karna yang diajak Nerva berbicara adalah salah satu murid dengan peringkat teratas. Atau bisa disebut anggota tiga besar disekolahnya.

***

Saat pulang sekolah, Nerva dicegat oleh Ayana, Putri, dan Kaiya. Untungnya, saat itu sekolah sudah sepi. Nerva didorong hingga terjatuh, dan Ayana mulai mengancam Nerva.

"Jangan dekati kak Byan karna dia itu orang yang kusukai!", ancam Ayana.

Ayana tadi melihat Nerva mengobrol dengan Byan, dan ia merasa cemburu. Tentu saja Nerva tak tinggal diam saat didorong seperti itu, dia langsung menjawab pada Ayana bahwa ia tak memiliki hubungan apapun dengan Byan, bahkan Nerva sama sekali tak tertarik dengan Byan.

Saat ingin berdiri, Nerva kembali didorong oleh Ayana. Tak hanya itu, Ayana juga mengancam Nerva lagi "Akan kubuat kau menyesal.", ancam Ayana lalu meninggalkannya.

Sekarang Nerva menjadi bingung, apa yang menyebabkan ia sangat dibenci oleh Ayana sampai sebegitunya. Padahal ia tak pernah merasa menyakiti Ayana dulu.

Saat pulang sekolah, Nerva langsung pulang dan mengganti pakaiannya. Karna rumah masih sepi, ia pun membereskan rumahnya mulai dari cuci piring, menyapu, mengepel, dan membersihkan kaca.

Tak lama kemudian, ponsel Nerva berdering tanda pesan masuk. Dengan segera Nerva membuka pesan berharap dari kedua orang tuanya, tetapi ia salah pesan itu bukan dari kedua orang tuanya. Melainkan pesan dari seorang animator yang ia anggap sebagai keluarga sendiri.

Reygan namanya, ia seorang lelaki yang dikenal Nerva melalui media online. Reygan mengirim pesan bahwa ia mengirimi Nerva sebuah paket yang berisi kaset film animasi. Karna Reygan seorang animator, maka Nerva diberi kaset full set dari film yang berjudul Light Life.

Light Life merupakan cerita novel kesukaan Nerva yang dikembangkan menjadi film. Action dan Comedy merupakan genre favorite Nerva. Tentu Nerva sangat bahagia karna mendapat kasetnya langsung.

Keesokan harinya, Ayana dan dua orang temannya terlihat sedang mulai mengarang cerita dan menuduh Nerva. Karna wali kelas yang sangat mudah percaya dengan tuduhan Ayana, wali kelas itupun melaporkan kenakalan Nerva ke orang tua nya.

Karna wali kelas tersebut percaya begitu saja, Ayana tersenyum puas. Ia yakin jika Nerva pasti akan segera dikeluarkan dari sekolahnya.

***

Saat baru masuk gerbang sekolah, Nerva langsung mendapat panggilan dari ruang guru. Di dalam ruangan itu terdapat wali kelas yang tadi diberi laporan palsu, ia menegur Nerva dengan nada marah.

Nerva hanya menghela nafas dan tertunduk, Nerva sudah tau siapa yang menuduhnya, tapi ia memilih diam. Toh palingan kalo di jelaskan Nerva malah diamuk lagi.

"Maaf pak", ucap Nerva lalu pergi karna diabaikan oleh wali kelas.

***

Saat pulang sekolah, Nerva melihat kedua orang tua nya sudah berada dirumah. Mungkin karna laporan dari wali kelasnya. Nerva sudah tau jika ia akan dimarahi oleh kedua orang tua nya.

Dan benar saja, kedua orang tua Nerva memberi kata kata yang menyakitkan bagi Nerva. Sedangkan Nerva hanya terdiam, ia mulai kecewa karna orang tua nya langsung memarahinya bahkan menghinanya sebelum mendengarkan penjelasan Nerva.

"Kami kecewa padamu!", ucap ayah Nerva.

Nerva langsung berlari ke kamarnya, dan mengabaikan orang tua nya.

BRAK

Nerva menutup pintu kasar lalu langsung merebahkan dirinya ke kasur dan merenungkan semua kejadian yang menimpanya . Nerva hanya tak menyangka akan sangat dibenci sampai seperti ini.

Beberapa menit kemudian Nerva bangkit dan mengusap air matanya, Ia pergi untuk mandi serta mengganti pakaiannya lalu ia tidur.

Keesokan harinya Nerva berangkat sangat pagi, sekitar pukul lima lebih tiga puluh menit pagi Nerva berangkat tapi ia ingin sarapan dulu di cafe terdekat, tentu ia menggunakan uang yang ia tabung selama ini.

Tanpa Nerva sadari, di meja lain terdapat Ayana, Putri, dan Kaiya yang tersenyum licik kearah Nerva. Mereka berencana melaporkan hal ini ke wali kelas, dengan sedikit merubah cerita. Mereka berencana melaporkan bahwa Nerva sedang 'bermain' dengan para lelaki di cafe itu.

Secara kebetulan ada seorang pelayan lelaki sedang bersama Nerva, ia meminta maaf karna tak sengaja menumpahkan susu di baju Nerva. Sebagai permintaan maaf pelayan tersebut membersihkan bahu Nerva yang terkena tumpahan. Wajah pelayan tersebut memerah karna malu terhadap Nerva, tetapi Nerva sama sekali tak mempermasalahkannya.

Kesempatan itu digunakan Ayana untuk memotretnya, dan memberi tuduhan lain lagi untuk dilaporkan ke wali kelasnya. Karna tak ingin ketahuan, Ayana dan kedua temannya pun segera bergegas pergi.

Dan mereka semua tidak sadar, bahwa dimeja lain lagi terdapat seorang lelaki menggunakan hoodie dan celana hitam, serta mengenakan masker yang membuat wajahnya tertutup. Lelaki tersebut memandangi Ayana dan Nerva dengan tajam.

Beberapa saat kemudian Nerva pergi serta lelaki itu juga ikut meninggalkan mejanya. Dia pergi mengikuti Nerva dari jauh agar tidak ketahuan. Bahkan dia mengikuti Nerva sampai kesekolah, tak hanya itu ia juga ikut masuk kesekolah.

Saat dicegah oleh penjaga sekolah, ia membuka tudung hoodie nya dan mengatakan identitasnya. Penjaga tersebut sempat terkejut tapi pada akhirnya ia tersenyum dan mempersilahkan lelaki misterius itu masuk.

Terlihat dari logat bicara penjaga itu, bahwa ia dan lelaki itu saling mengenal. Lelaki itu memasang tudung hoodie nya kembali dan berjalan masuk kearea sekolah. Dia langsung berjalan kearah ruang guru dan menguping pembicaraan disana.

Pembicaraan dimana Nerva di tegur oleh wali kelasnya karna mendapat laporan bahwa Nerva 'bermain' dengan seorang pelayan. Bahkan wali kelas tersebut menunjukan sebuah foto Nerva tersenyum dengan seorang pelayan lelaki dengan wajah yang memerah.

Nerva terkejut dengan foto tersebut, ia mencoba menjelaskan bahwa itu hanyalah salah faham. Akan tetapi penjelasan Nerva sama sekali tak didengarkan, ia langsung diperintahkan untuk kembali ke kelas.

Lelaki yang tadinya menguping langsung bergegas pergi karna merasa bahwa Nerva akan segera keluar dari ruangan tersebut. Lelaki tersebut berjalan menuju belakang sekolah, karna bel sudah masuk jadi lapangan belakang sekolah juga sepi. Dia duduk disalah satu bangku dan melepas tudung hoodienya.

"Bahkan tidak ada perubahan sedikitpun padamu Carolina ... ", gumamnya.

avataravatar
Next chapter