1 Bab 1

TOKOH & TEMPAT DALAM CERITA HANYALAH FIKTIF BELAKA

UNTUK PENULISAN DAN EJAAN MOHON BANTUANNYA

TERIMA KASIH

Selamat Membaca

***

Korea Selatan adalah sebuah negara yang memiliki empat musim . Salju , Panas , Gugur , dan musim Semi . Negara yang dijuluki dengan sebutan Negeri Gingseng ini memiliki banyak daya tarik di setiap sudut kotanya .

Sebut saja Seoul , pusat ibukota ini yang paling padat penduduknya . Terlihat ramai juga bangunan-bangunan pencakar langit tegap berdiri seolah memancarkan sinar . Tak luput juga pejalan kaki yang berlalu-lalang . Sungguh indah , polusi udara disini pun terbilang cukup minim .

Ribuan daun maple berguguran seiring terbawanya angin. Ya , sekarang ini sedang terjadi musim gugur disana. Tak pelak juga disebuah rumah yang memiliki dekorasi simple , sebuah keluarga sederhana yang terdiri dari dua orangtua dan tiga buah hati . Keluarga yang kata orang-orang sangat harmonis dan keren . Julukan itu didapat karena sang kepala keluarga dan sang bendahara keluarga , menikah diusia yang sangat muda .

Bukan karena suatu kesalahan ataupun kecelakaan , pernikahan dini tersebut terlaksana apa adanya . Tidak ada unsur paksaan walau terbilang perjodohan , itu murni karena cinta .

Rumah sederhana milik mereka cukup terdengar berisik di pagi hari . Apalagi pagi ini adalah pagi senin , dimana semuanya sibuk memulai aktivitas baru setelah libur dihari sebelumnya .

"Ayah , Nana berangkat sendiri hari ini"

Itu suara seorang gadis muda yang sedang melahap sarapan paginya . Rambutnya yang berwarna coklat tua itu membuat penampilannya lima tahun lebih tua daripada umurnya .

"Tidak ! Ayah yang akan mengantarmu"

Gadis muda itu mendengus kecil tanpa menjawab . Pupil matanya mengecil menunduk lesu .

Disisi lain seorang wanita dewasa yang notabenya ibu di keluarga mereka hanya menampilkan senyum merekahnya . Gemas sekali jika setiap pagi ia selalu melihat putri satu-satunya terdiam membisu seperti plastik dibakar .

"Sudahlah ayah , bebaskan putrimu sekali-kali"

Nasyila Vreeyu atau yang sering dipanggil Nana , gadis muda itu tersenyum mendapat pembelaan dari sang ibu .

"Tidak ! Ayah tidak akan membebaskan dia bu , ibu tau kelakuannya ?"

Huft , Gadis muda itu kembali menunduk lesu .

"Kakak , hari ini tolong antarkan Han ke toko buku ya"

Nana hampir melompat kegirangan mendapat pernyataan dari adiknya itu .

"Oke siap komandan"

"Yeay , berarti nanti Han akan ditemani ? Serius ?"

Nana mengangguk antusias .

'Ya Tuhan akhirnya aku bebas' batinnya .

"Tapi ingat tidak boleh keluyuran , atau ayah tidak akan mengizinkan kalian keluar sama sekali"

"Iya iya , ayah bawel"

Nana menatap ayahnya kesal namun langsung dengan cepat ia berlari sebelum mendapat balasan tatapan tajam dari sang ayah .

"Ayah terlalu posesif deh , kasian Nana masih muda yah" ucap sang ibu

"Ibu tau sendirikan kelakuannya itu ? Ayah hampir setiap hari malu bu"

"Ck , itu juga turunan dari ayah kan"

"Ayu !"

"Iya Veete , suamiku tercinta"

"Sudahlah , aku malas berurusan denganmu . Ayo Han , kita berangkat kasihan kakak mu menunggu kita"

Veete langsung beranjak dari tempatnya . Melihat itu Ayu hanya tersenyum menang berhasil menggoda suaminya pagi-pagi . Memang begitulah mereka sangat harmonis . Tidak ada pertengkaran yang serius , karena perpaduan antara si lembut dan si pecicilan itu lebih di dominankan oleh si lembut . Jadi , jika ada masalah pun mereka sangat lembut . Tidak ada yang tau jika keluarga ini sering beradu mulut karena itu , suatu kelembutan .

Disisi lain Nana terlihat kesal menunggu sang ayah . Sudah di pastikan jika gadis muda itu pasti merutuki nasibnya saat ini . Ayolah , dia ingin bebas seperti teman-temannya . Bisa berangkat ke sekolah dengan mandiri dan tidak selalu di katakan anak ayah . Sungguh itu yang membuatnya kesal , kenapa juga ayahnya sangat posesif seperti ini ?

"Ayah , ayo cepat . Aku bisa terlambat"

Keluh Nana saat sudah melihat batang hidung ayahnya . Sang ayah juga Han yang menuju kearahnya hanya mengangguk kepala mereka seolah mengatakan 'oke' .

"Han , kau duduk dibelakang hari ini"

Nana hendak membuka pintu mobilnya .

"Tidak kak , aku yang didepan . Kakak saja di belakang"

"Tidak mau , kau sekali-kali di belakang"

Nana tidak mau kalah , dia terus memperebutkan posisi depan dengan adiknya yang berumur 9 tahun itu .

"Hey , kalian mau terus berdebat sampai kapan ? Atau ayah tinggal ?"

Keduanya langsung berhenti berargumen .

"Sudahlah Han , mengalah untuk kakak mu hari ini"

Nana tersenyum puas mendapat pembelaan dari sang ayah . Sedangkan Han menurunkan raut wajahnya menjadi datar . Namun tidak ada bantahan setelah itu , yang terjadi keduanya langsung memasuki mobil dengan posisi masing-masing .

"Apa susahnya mengalah salah satu sih ? Ck" Cicit kecil Veete melihat kelakuan dua anaknya yang berbeda jenis itu .

***

Senyuman manis milik seorang gadis kecil terus tersungging kala ia mendapati sang ayahnya pulang . Menatapnya penuh rindu lalu mereka pun berpelukan .

"Daddy rindu padamu gaeun-ah"

Jeon Justin , duda satu anak itu memeluk erat putri kecilnya yang selama dua minggu ini ia tinggalkan bersama seorang pria paruh baya yang notabenya adalah kakek dari gadis kecil itu .

Jeon Ga-eun , gadis bermata bulat dengan bola matanya berwarna coklat muda juga rambut pirangnya membuatnya terlihat seperti blasteran , namun ia murni keturunan korea . Konon katanya dulu ibunya selalu mengidam untuk menonton movie barat .

"Gaeun juga rindu daddy"

Balas gadis kecil itu disertai pelukan manjanya pada sang ayah . Kakeknya yang merasa diabaikan pun ikut terkekeh lalu kembali menjahili cucu dan anak lelakinya .

"Kenapa tidak mengatakan kalau pulang hari ini ?"

Justin , pria dewasa itu mengelus surai pirang gadis kecilnya lalu tersenyum mendapat pertanyaan dari sang ayah .

"Heuum , kejutan ! Daddy sengaja supaya putri cantik daddy ini senang"

Gaeun melirik ayahnya lalu kembali menenggelamkan wajahnya pada leher sang ayah seraya berbisik .

"Daddy kau punya hadiah ?"

Justin terkekeh .

"Ada apa ? Apa yang dikatakannya ?"

Tanya sang kakek yang penasaran .

"Tidak ada Grandpa , baiklah kami ke kamar dulu . Ini rahasia antara gaeun dan daddy , iya kan ?"

Justin sedikit membuat nada suaranya menyerupai Gaeun yang sedang berbisik membuat sang kakek tertawa . Ayolah , mereka sedang mengombali gadis pemalu itu .

"Baiklah , GrandPa akan menunggu kejutan nanti . Good Night"

Ya , sekarang ini sudah menunjukkan pukul 21.45 . Jadi Gaeun harus tidur agar besok bisa kesekolah .

***

"Ibu , lihatlah kakak selalu menggangguku"

Seorang bocah lelaki yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya itu mengeluh dengan raut muka sebalnya .

Rahayu Cliodra , sang ibu hanya menghela nafasnya pelan . Ini sudah biasa terjadi , putri remajanya itu memang sedang dalam masa puber jadi dia terkadang harus selalu menghela nafasnya secara sembarang .

"Naaaaa , cukup nak atau ibu akan marah"

Sedetik kemudian suara dentuman musik yang sempat menyeruak itu terhenti .

"Ah ibu , kalian tidak pernah mengerti"

Keluh Nana setelah keluar dari kamarnya . Jangan lupakan make up menornya yang seperti badut .

"Astaga , kenapa dengan wajahmu ?"

Ayu mulai mendekati putrinya meneliti setiap bagian wajah sang anak .

"Ih apaan sih bu , ini tuh semacam filter"

"Filter ? Noona , wajahmu seperti badut Hahaha"

"Han , mati sana kau"

Nana meradang mendengar ejekan adiknya .

"Huft ... Naaa , bukannya ibu tidak suka . Tapi lihatlah wajahmu seperti habis ditampar . Itu mengerikan sayang"

"Ibu sudahlah , ini juga sebentar . Nana cuma buat tik-tok aja kok , nanti juga dihapus"

"Memang jaman sekarang gaya pada aneh-aneh ya . Ibu heran , apa manfaatnya buat yang begituan ?"

Otak Nana sepertinya mulai berputar . Menjahili sang ibu sepertinya seru .

"Ya begitulah bu , ibu tau ? Tik-tok itu seru loh ... kalau ibu mau boleh ikutan"

Pluk

"Aw ..."

Nana meringis saat seseorang menjitak kepalanya , tidak terlalu keras namun sukses membuatnya terkejut .

"Ayah ? Kenapa tidak ketuk pintu dulu ?" Ayu mulai mengambil tas kerja serta membantu suaminya melepaskan jas kantor .

"Stop mengajak istriku tersesat sepertimu"

Nana mendengus sebal . Selalu begini jika ada ayahnya .

"Ck , istrimu itu ibuku . Jadi apa masalahnya ?"

Veete mulai ingin melayangkan satu jitakan lagi namun sudah terlebih dahulu dicegah sang istri .

"Sudahlah yah , biarkan dia . Ayo ganti bajumu dulu , ibu sudah menyiapkan makan malam"

Veete berjalan melewati Nana yang justru membuat putrinya merasa senang bukan main .

"Oh iya , sehabis ayah mandi kau masih seperti itu , siap-siap ya"

Nana menghembuskan nafasnya kasar . Jika saja ia bisa mengumpat , maka ayahnya itu sudah jadi sambal akibat umpatannya .

"Baiklah" Jawab Nana datar setelah kedua orangtuanya menghilang dibalik pintu kamarnya .

Selang satu jam , keluarga kecil mereka sudah berkumpul di meja makan . Kali ini tanpa si bungsu Samuel . Bocah kecil itu sudah tidur rupanya , sedari pulang dari rumah kakek dan neneknya ia langsung tertidur .

"Han , makan yang banyak" Veete mulai menaruh sepotong daging disela suapan sendok putranya .

"Ayah , eum ... "

Sepertinya Nana ingin mengatakan sesuatu .

"Ada apa Na ? Katakan" Seru Jieun pada putrinya .

"Ini , aku ... maksudnya ..."

"Ada apa sih ? Cepat katakan , jangan berbelit-belit" Veete menatap tidak suka putri remajanya .

"Ayah , aku ...."

Belum sempat Nana mengatakan , suara ponsel sang ayah berdering . Alhasil ayahnya mengintruksi agar menjelaskannya nanti saja setelah ia mengangkat telfonnya .

"Halo iya , dengan siapa ?"

" ...... "

"Benarkah ? Oh ... saya minta maaf , sebenarnya ..."

"......"

"Eum ... maaf tuan , sebaiknya kita bertemu dulu . Mungkin itu hanya kesalahan , saya yakin putri saya hanya tidak sengaja"

"........"

"Baiklah , sekali lagi saya minta maaf atas nama putri saya . Baiklah sampai besok"

Bib

Suara panggilan terputus .

Nana terlihat sangat cemas , jujur saja ia sangat-sangat jelas mendengar ayahnya meminta maaf atas namanya tadi . Oh God , petaka baru apalagi ini . Batinnya .

"Apa kau berulah lagi ?" Tanya Ayu

"Maaf bu , tapi ini tidak seperti yang ayah dan ibu fikirkan"

"Lalu seperti apa ?" Suara Veete sedikit meninggi.

"..."

To be Continued ...

Mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan dan penyesuaian kata !

avataravatar
Next chapter