webnovel

Murderous Man

Daniel Rikzard Pria dengan paras rupawan dan dambaan semua wanita yang hanya mencintai satu gadis membuat ia semakin di kagumi banyak wanita. Tidak ada yang tahu bagaimana keburukan dan kekejaman Daniel, yang mereka ketahui Daniel adalah sosok pria yang hanya hidup mencari gadis pujaanya. Banyak wanita yang berharap menjadi gadis itu, sedangkan gadis yang di maksut hanya ingin kembali hidup dengan normal. Evelincia gadis mungil yang mendapat kesialan hanya pernah bertemu Daniel dan menyebabkan pria itu semakin berbahaya. Eve tak ingin menjadi pembunuh, namun ia bahkan menjadi alasan orang lain untuk mati. D.ElfaNabila

Elfanabila · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

3. SEBUAH SURAT

18Maret21

Setelah beberapa hari Eve bekerja di cafe, hari yang di nantikan datang juga dimana hari pertamanya untuk melanjutkan sekolah untuk mencapai cita-cita nya hanya beberapa hari lagi, dan saat ini Eve sedang berbelanja kebutuhan sekolah dengan Lia setelah mereka menyelesaikan pekerjaanya, dan hari sudah mulai gelap karena matahari sudah mulai bersembunyi.

"Eve kenapa kamu membeli sesuatu yang membosankan, ini...ini...coba lihat pilihanku" ucap Lia protes dengan semua barang yang di pilih Eve dan menunjukan pilihan yang menurutnya lucu.

"Lia aku bukan anak kecil lagi yang perlu buku bergambar princes di sampulnya, lagi pula harganya lebih mahal dari yang ku pilih itu namanya pemborosan kau tahu" balas Eve menasehati sahabatnya yang menurutnya masih ke kanak-kanakan di usia yang sudah tua.

"Eve kalau bukunya cantik seperti yang aku pilih kan jadi rajin belajarnya, kamu sebagai adik kelas harus dengar kata kakak kelas yang cantik ini" ucap Lia penuh dengan kepercayaan diri dan hanya di balas dengan gelengan kepala oleh Eve.

"Lia kau jadi menginap kan?" tanya Eve setelah mereka membayar keperluan- keperluan yang mungkin akan di perlukan

"tentu kau kan mengajak ku, lagi pula kalau aku pulang aku akan kesepian seperti biasanya. Jadi kau harus menyiapkan makanan yang banyak dan tentunya enak"

"iya, tapi bisakah kau bantu aku membawa barang- barang ini" balas eve sambil menyerahkan belanjaan yang ia bawa pada lia yang hanya membawa belanjaan yang lebih sedikit.

"iya...ya jika kau membawa banyak barang pertumbuhan mu akan semakin terhambat" ucap Lia yang hanya di balas dengan Eve yang pergi meninggalkan sahabatnya yang terus menggoda tentang tinggi badanya.

Setelah keluar dari pusat perbelanjaan Eve dan Lia segera mencari bus yang menuju arah apertemen Eve.

setelah mendapatkan bus yang beruntung nya sangat sepi sehingga mereka bisa duduk dengan nyaman, dan Eve menceritakan tentang apertemenya yang menurutnya aneh karena setiap malam ia tidak pernah melihat orang-orang, dan eve juga sudah menanyakan pada pemilik apertemennya kenapa lingkungan yang ia tinggali saat malam dan tidak terlihat seorang pun saat ia pulang dari tempat kerja dan hanya di balas pemilik apartemen jika lingkungan yang ia tinggali semua pekerja keras jadi jarang pulang dan sekalinya pulang hanya akan istirahat dirumah.

"dari ceritamu tidak ada yang aneh Eve" ucap Lia yang menanggapi cerita Eve yang menurutnya tidak ada masalah sama sekali.

"apa iya? Tapi menurutku itu anah karena saat malam seperti pemakaman, sangat senyap sekali"

"benarkah?....mungkin merekah lelah Eve jadi santai saja oke"balas Lia yang jadi lebih dewasa.

Setelah mereka turun dari bus mereka berjalan menuju apartemen dengan perasaan berbeda dimana Eve yang masih merasa aneh dengan lingkunganya dan Lia yang terus mengawasi sekitar seperti mencari sesuatu yang menurut nya terasa janggal.

Setelah mereka sampai dan membereskan belanjaan yang mereka bawa tadi eve segera memasak makanan untuk sahabatnya yang menginap, sedangkan Lia masih terdiam di kamar dan sedang memikirkan seseorang yang ia lihat tadi tanpa sengaja.

"ah mungkin penghuni lainya juga, mana mungkin Eve ada yang mengikuti" ucap Lia pelan menyingkirkan pikiran yang mengganggunya sedari ia keluar dari bus

Setelah eve menyelesaiakn acara memasaknya mereka pun makan dan segera tidur karena mereka berjanji akan bangun pagi dan berangkat kuliah bersama karena mereka satu sekolah dan Lia adalah senior bagi Eve.

Dan tanpa mereka sadari seseorang sedang melihat mereka melalui layar ponsel yang ia bawa dan mematikan ponselnya setelah tau bahwa gadis kecilnya sudah tertidur dengan nyenyak sehingga ia bisa melakukan pekerjaan malamya dengan senang.

****

Eve bangun pagi dengan semangat yang membara karena ini adalah hari pertamanya kuliah yang sangat ia tunggu-tunggu, tapi saat ia selesai mandi dan masih mendapati sahabatnya masih berpetualang di alam mimpi Eve merasa kesal dengan lia yang masih tertidur pulas di atas kasur eve.

"Lia bangun ayo kita berangkat"

"lima menit...tidak-tidak sepuluh menit lagi yaa" balas Lia yang masih terpejam dan malas bangun.

"tidak ada penundaan lagi Lia, cepat" balas Eve dengan menyeret tangan dan seluruh badan Lia agar bangun.

"dasar gadis jahat" ucap Lia sambil berjalan ke kamar mandi dengan tubuh yang didorong oleh Eve dari belakang.

Setelah mereka menyelesaikan ritual membersihkan diri segera mereka berangkat karena jam sudah sangat siang dan Eve takut terlambat di hari pertama ia kuliah sedangkan Lia sedari tadi hanya diam dengan menatap sinis kearah Eve karena lia mengajak Eve untuk sarapan dulu di rumah namun Eve menolak, sehingga mereka berangkat dengan perut kosong.

****

"Lia bagaimana hari pertamamu dulu" ucap Eve memecahkan keheningan saat mereka munuju kelas Eve, tepatnya Lia mengantar Eve dulu baru ia akan mencari sarapan.

"tidak ada yang istimewa, hanya aku sedikit populer dengan kecantikan ku" jawab Lia dengan bangga.

"ya aku tau dengan kecantikanmu, maksudku apakah kau memiliki teman banyak, lalu apakah mereka ramah pada orang baru?"

"tenang saja Eve, tidak akan ada yang membully mu. Jika ada bilang pada ku, oke" balas Lia menenangkan Eve yang sedari tadi terlihat cemas dan terus bertanya dengan pertanyaan yang aneh.

"oke, bukan kah ini kelasmu yang tertulis dijadwal, jadi aku tinggal dulu aku sangat lapar bye Eve" lanjut Lia setelah mereka sampai di depan kelas Eve, dan Lia langsung pergi meninggalkan Eve yang mematung di depan pintu kelas.

"semangat Eve kau pasti bisa" ucap eve dalam hati untuk menenangkan hatinya yang sedari dati berdetak dengan cepat.

Setelah mematung di depan kelas, Eve segera masuk kedalam kelas yang masih terbilang sepi karna hanya terdapat beberapa siswa yang duduk di bangku sedangkan Eve memilih duduk di tengan karena menurut Eve itu adalah posisi yang pas untuk ia menangkap materi.

_______

Setelah jam pelajaran Eve selesai ia segera keluar untuk mencari Lia dan mencari makanan karena sedari tadi perutnya sudah berbunyi dan ia belum tau posisi kantin dimana sedangkan teman ia belum punya ia hanya sempat berkenalan dengan satu siswa yang duduk di sebelahnya, dan saat Eve akan mengajak teman barunya ke kantin teman barunya itu sudah pergi.

"Eve.." panggil seseorang dari arah belakang eve.

"oh...Arin"ucap Eve menghampiri teman sebangkunya itu.

"dari mana kamu?" lanjut Eve menanyakan.

"aku dari kamar mandi, sudah tidak tahan tadi" jelas Arin dengan singkat dan sedikit menunduk.

"jelas saja setelah kelas selesai kamu langsung pergi, ayo kita ke kantin aku lapar" ucap Eve mengajak teman barunya untuk makan dengan senyuman yang terus mengembang pada wajah manisnya.

"oke, tapi aku mau menaruh buku-buku ini kedalam loker dulu" balas Arin, lalu mereka berdua menuju loker masing-masing dan betapa terkejutnya Eve melihat surat yang berada di dalam lokernya yang baru ia ketahui miliknya, bahkan kuncinya saja baru di serahkan saat kelas berlangsung.

" apa itu?" ucapan arin menanyakan surat yang di pegang oleh Eve.

"tidak tahu, sudah ada di dalam loker ku, apa milik pemilik yang dulu" balas Eve tanpa curiga ataupun berminat untuk membuka nya.

"buka" balas Arin penasaran dengan isi surat berwarna hitam itu.

"tidak baik membaca surat milik orang lain"

"iya aku tahu,tapi aku sangat penasaran" balas Arin lalu mengambil surat itu dari tangan eve dan membukanya.

Nikmati waktu bebasmu gadis kecilku, dan jangan dekat dengan laki-laki lain selain diriku cia manis.

ElfaNabila