1 Chapter 1

Hari ini, hari pertama gue masuk sekolah di SMA yang 'katanya' sekolah terfavorite di Kota gue dan hari ini hari pertama gue menjadi siswi kelas 11. Kalau boleh jujur gue menyesal sekolah di sini, kenapa? yaa karena gue terpaksa aja masuk sekolah ini daripada gue milih sekolah satunya lagi yang dimana sekolah itu isinya kebanyakan teman SMP gue, serasa hanya pindah lokasi aja kelasnya dan gue gak mau karena bosan aja ketemu teman SMP. Ada alasan lain gue terpaksa sekolah di sini ya karena anak-anak sini duh ya tuhan susah dideskripsikan lah bikin gue geleng-geleng kepala.

"Dor..", Wendy membuyarkan lamunan gue.

"Njir, kaget gue. Lu bisa gak sih gak ngagetin gue Wen. Untung gue gak ada riwayat jantungan. Lu mau tanggungjawab hah kalo gue mati ditempat?", Gue mengomeli Wendy, teman kelas 10 gue sekaligus sahabat dan tempat curhat gue.

"Ehehe maap abis lu pagi-pagi udah melamun aja. Kesambet penghuni sekolah baru tau rasa lo"

"Maap-maap.. yaudah yuk kita cari kelas. Moga-moga sekelas lagi ya wen"

"Ho'oh kuy, semoga aja ye"

Gue dan Wendy langsung mencari nama di tiap kelas. Yes, akhirnya gue sekelas lagi sama Wendy di kelas 11 IPA 3 tapi bentar mata gue hanya tertuju dengan nama siswa yang menurut gue asing di dalam memori gue. Putra Doyoung Anfasa? Anak baru kah atau gue gak pernah tau temen-temen gue? Walaupun gue anaknya kurang pergaulan gini-gini gue tau pergosipan tentang sekolah ini berkat sahabat gue wendy, si tukang ghibah hahaha.

"Wen.."

"Oi apaan"

"Lu kenal yang namanya Putra Doyoung Anfasa?"

"Emm.. gak tuh keknya anak baru deh Nay"

"Oh pantes. Masuk kelas yuk Wen"

"Yuk Nay"

[Di kelas 11 MIPA 3]

Lagi-lagi gue sekelas sama makhluk yang gue rasa bukan manusia melainkan hewan. Berisik banget cuy.. udah kayak pasar ramainya. Ada yang nyanyi-nyanyi sambil main gitar lah, ada yang main kartu di belakang kelas lah, ada yang ngerumpi lah kayak emak-emak ngumpul arisan. Duh ini alasan gue gak betah di sekolah ini. Iya gue tau tanpa mereka yang berisik, seisi kelas ini hambar tapi gue itu tipikal yang anti keributan so harap maklumi ya. Tapi tenang aja gue maklumi kok tingkah laku mereka.

"Nay duduk sini yuk", kata Wendy sambil menepuk bangku kosong di sebelahnya.

"Gue di sebelah kanan yaa", Gue memohon sama Wendy biar bisa duduk dekat jendela.

"Hm.. As always Nayla minta di dekat jendela" Kata Wendy yang sudah tau kebiasaan gue dari kelas 10.

--🌈--

Tet.. teet.. teeeet...

Bel berbunyi menandakan jam pertama segera dimulai.

Gue pun segara duduk manis di bangku dan gak lama kemudian Pak Baekhyun masuk kelas gue bersama murid baru. Karena gue gak tertarik dan pasti tidak begitu penting bagi gue dengan orang-orang di depan kelas, gue menyamankan pandangan gue untuk melihat pemandangan lewat jendela kelas yang menurut gue lebih menarik daripada orang-orang di depan kelas gue.

"Selamat pagi anak-anak. Untuk satu tahun ke depan saya Baekhyun akan menjadi wali kelas 11 MIPA 3. Mohon kerjasamanya untuk nama baik kelas ini" kata Pak Baekhyun memperkenalkan diri sebagai wali kelas gue.

"Baik pak" serentak anak kelas 11 MIPA 3 menjawab termasuk gue.

"Pak anak itu namanya siapa? Boleh lah kenalin ke kita-kita", kata Johnny yang penasaran dengan anak baru.

"Iya pak"

"Bener tuh"

"Kenalin dong pak"

Bisa ditebak kan kelas gue mulai berisik lagi dan lagi-lagi gue merotasikan mata gue bertanda gue males menanggapi dan kembali melihat pemandangan di luar kelas.

"Harap tenang semua.. harap tenang. Doyoung silahkan perkenalkan dirimu ke teman-teman baru mu" kata Pak Baekhyun mempersilahkan murid baru itu memperkenalkan dirinya.

"Hallo semua, gue Putra Doyoung Anfasa. Panggil aja gue Doyoung. Gue pindahan dari Bandung. Salam kenal semua" kata si anak baru yg sedang memperkenalkan dirinya.

Setelah si anak baru itu memperkenalkan diri ke teman-temannya tanpa ada rasa berdosa si Wendy membuyarkan aktivitas gue di dekat jendela.

"Nay!" kata Wendy sambil menyikut badan gue berkali-kali.

"Apaan sih Wen?" gue yang merasa terganggu pun menoleh ke Wendy.

"Itu si Doyoung ngeliatin elu mulu tau" perkataan Wendy semakin membuat gue terganggu dengan nama asing itu.

"Doyoung siapa sih Wen??" Gue bertanya ke Wendy dengan nada malas dan gue kembali melihat pemandangan dari jendela.

"Liat noh dia itu Doyoung yang lu maksud tadi. Putra Doyoung Anfasa Nay.. dia anak baru ngeliatin lu mulu" kata Wendy yang berusaha bikin kepala gue noleh ke depan.

"Ooh.. dia orangnya"

Pas gue liat tuh orang, yang nama Doyoung-Doyoung itu malah mengalihkan pandangannya ke lain tempat.

Ck. Sok-sok an curi-curi pandang nih orang.

"Jangan-jangan lu cinta pandangan pertama si Doyoung nih yee.. cie cie" Wendy menggoda gue.

"Apaan sih mulai gak jelasnya nih orang" Gue menanggapi Wendy dengan ketus.

Dan kelas kembali ramai dan sungguh gue gak betah dengan situasi ini, ingin rasanya cepat-cepat pelajaran di mulai.

"Wah.. anak Bandung nih yee"

"Next time nongki kuy bro"

"Ganteng ya anak Bandung"

Pak Baekhyun pun berusaha menenangkan anak muridnya agar situasi kelas kembali kondusif.

"Harap tenang semua.. oke nak kamu boleh duduk di samping Taeyong dan silahkan buka buku biologi kalian" kata Pak Baekhyun mempersilahkan yang nama Doyoung itu duduk sama Taeyong.

Dan pelajaran pun dimulai dan gak cuma gue aja yg buka buku tapi semua anak kelas 11 MIPA 3 melakukan perintah dari Pak Baekhyun. Kelas pun mulai hening.

--🌈--

DOYOUNG POV

Hari pertama gue sekolah di sekolah baru,ari semua cewek-cewek dari kelas ini cuman cewek yang duduk di dekat jendela itu yang bikin gue penasaran. Kok bisa dia biasa aja sama kehadiran gue padahal teman-teman lain sambut gue dengan suka cita. Dia itu kenapa sih gak suka sama kehadiran gue atau sikapnya emang seperti itu(?)

"Heh ngeliatin siapa sih lu? Oh.. liat si Nayla ya?" kata teman sebangku gue yg berhasil membuyarkan lamunan gue.

"Ah.. eh.. cewek yang duduk deket jendela itu namanya Nayla ya?" Kata gue kaget sama omongan teman sebangku gue

"Iya dia Nayla. Kenapa cantik ya?"

"Iya eh maksud gue enggak. Dia orangnya gitu ya? Maksud gue sedikit tertutup" kenapa gue jadi gagu gini sih elah

"Hahaha.. santai aja kali Doy. Gue akui dia cantik pintar dan benar sama omongan lo tadi dia orang tertutup sama anak cowok, dia akan terbuka sama temen sebangkunya aja tuh si Wendy. Gue kasih tau sama lo ya Doy hampir semua cowok di sekolah ini suka sama dia dan nihil buat ngedeketin dia. Bukan malah bikin dia terbuka dan nyaman malah dapet jawaban ketus dari dia agar cowok-cowok itu menyerah. Karena menurut dia belum waktunya dia pacaran dan takut sakit hati"

"Oh.. begitu" jawab singkat gue.

"Lo suka sama dia? Siap mental dan siapin rencana banyak-banyak deh kalo tiap kali ajak ngobrol dan pdkt. Kalo lu berhasil bikin dia terbuka dan nyaman sama lu. Selamat anda berhasil. Btw gue belum kenalan, gue Taeyong" kata Taeyong sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tanda untuk berkenalan dengan gue.

"Oh salam kenal. Btw masalah cewek itu gue belum suka sama dia tapi hanya tertarik sama sikapnya" kata gue biar temen gue, Taeyong tidak salam paham dengan kelakuan gue.

Setelah pernyataan teman baru dan sebangku gue, gue semakin penasaran dengan keseharian dia. Huft. Kenapa sih cewek misterius itu lebih menggiurkan? Eh maksud gue semakin ingin mendekatinya.

avataravatar
Next chapter