webnovel

Moon Eclipse

Clara : Gadis biasa yang terjebak didunia berbeda, memiliki sifat pemberani, pintar dan melakukan apapun yang dia suka. Alveno : Pangeran kerajaan Orion yang tampan dan disukai rakyatnya. Sayangnya ia bersifat songong, pemarah dan terlalu percyaya diri. Pada gerhana bulan di malam yang penuh bintang seorang perempuan berjalan ditengah kebisingan kota. Dengan air mata yang terus menetes, dan keadaan yang tidak baik sama sekali setelah kesedihan yang menimpanya. Sebuah kecelakaan terjadi dan membuatnya menatap gerhana bulan total saat menutup mata. Saat ia terbangun, ia sudah berada disebuah dinasti berbeda, zaman yang berbeda dengan zaman yang sebelumnya.

ghkamilah · Fantasy
Not enough ratings
153 Chs

22

"Sampai kapan? Hah? Sebentar lagi identitas ku sebagai gadis terpilih juga akan usai. Dan aku jelas tidak mau menjadi selir. Okeh? Kau tahu itu kan?" ucap Clara pada Alveno

"Maka jadilah permaisuri ku" batin Alveno tidak sanggup mengatakan

"Argh! Sekarang aku harus tidur di istana ini lagi?" Ucap Clara.

Alveno kehabisan kata-kata, ia tidak bisa mengatakan dan meminta Clara untuk menjadi permaisuri nya begitu saja. Itu sebabnya ia hanya mengatakan itu dalam hati. Lagi pula selama ini Alveno selalu memperlakukan Clara seolah ia jijik dan kesal dengan gadis yang tergila-gila padanya itu. Tapi sekarang ia malah menyukai Clara tanpa alasan. Tepatnya semenjak ia melihat Clara di hutan ia merasa Clara berbeda.

"Aku akan memikirkan cara agar kau bisa dilindungi sampai kami menemukan penjahat itu" ucap Alveno

Clara diam sebentar berusaha menerima kenyataan dan berfikir sejenak. Ia pun melangkah masuk kedalam istana untuk pergi istirahat, hari sudah mulai gelap sedangkan ia bahkan belum mandi.

"Kau tidak minta maaf padanya?' tanya Alveno pada Ozey

"Tentu aku akan minta maaf, nanti tidak sekarang. Ia sedang tempramen jadi aku akan mencari waktu yang tepat"

"Baiklah"

"Tunggu!" Cegat Ozey menghentikan Alveno yang hendak pergi

"Apa??"

"Apa rencana mu? Clara tidak mungkin terus-menerus di istana belum lagi penasehat Sam yang akan keheranan. Jika kita cerita kan tentang Clara yang dalam bahaya dia pasti mengerti tapi juga pasti panik. Tidak ada yang mudah jika sudah tersangkut paut dengan Istana"

Alveno sangat setuju dengan pendapat Ozey

"Aku tahu, aku akan memikirkan ide lain. Untuk sementara biarlah seperti ini" ucap Alveno. Ia segera pergi meninggalkan Ozey setelah mengatakan itu.

Dikamar yang sudah ia tempati lumayan lama seolah kamar sendiri, Clara sudah selesai membersihkan dirinya. moodnya sedikit buruk dikarenakan dirinya yang kini terpaksa harus mengikuti perintah kerajaan.

"Sejak kapan aku mau diatur? Hah? Sejak kapan aku nurut ke perintah orang?" Ucap Clara sendiri seolah ia tak terima dengan keputusan Alveno

Namun Clara memikirkan dirinya yang dikejar para penjahat tadi siang dan juga kisah novel dan film kerajaan yang pernah ia tonton. Pikirannya pun berubah menjadi rasa takut akan sistem kerajaan dan kejahatan yang ada di dunia seperti ini.

"Ck, kemana dayang disini? Aku masih lapar"

Saat Clara mandi tadi seorang dayang mengantarkan makan malam seperti biasanya, dan ternyata Clara masih lapar, karena kebanyakan masakan yang dihidangkan tadi merupakan seafood, Clara tidak suka itu dan tidak memakannya.

Karena lapar dan juga bosan Clara memutuskan keluar untuk mencari dapur sekaligus jalan-jalan. Setidaknya ia sudah lumayan hapal jalanan yang sudah sering ia lewati. Istana Orion ini sangat luas dan yang Clara tahu hanya bagian istana yang pernah bersangkutan dengannya seperti kamar nya dan kamar putri terpilih, kamar pangeran Alveno, ruangan para petinggi kerajaan, dan juga perpustakaan. Clara belum pernah pergi ke dapur tapi yang ia dengar dapur ada di lantai bawah.

Beberapa dayang tampak berlalu lalang sedang melaksanakan pekerjaan nya, sesekali mereka melirik Clara yang tiba-tiba ada disana.

"Permisi nona" ucap seseorang

"Ahh, hai"

Perempuan yang tidak memakai baju yang sama dengan para pelayan itu menaikkan sebelah alisnya karena keheranan dengan sapaan Clara yang disertai tangan kanan yang diangkat.

"Ada apa nona kesini?"

"Ehmmm, aku mencari dapur"

"Dapur?"

"Iya dapur" ulang Clara

"Apa disini gak ada dapur? Jdi nama tempat masak apa ?" Batin Clara

"Untuk apa nona? Apa tidak ada dayang yang membawa makan malam nona ke kamar?"

"Bukan begitu, aku tidak bisa makan hidangan laut jadi aku tidak menyentuh makan malam itu. Aku ada alergi untuk beberapa jenis hewan laut"

"Kalau begitu ayo ikut nona, saya kepala para pelayan istana"

"Pantesan bajunya beda" batin Clara

Clara tersenyum dan mengikuti langkah perempuan kepala pelayan istana yang sudah seperti ibu beranak tiga itu menuju dapur.

"Nona ingin makan apa? Kami bisa memasaknya sekarang"

"Tidak perlu, aku hanya ingin roti dan minum saja"

Tanpa perintah dari kepala pelayan para dayang yang bertugas di dapur menyiapkan nampan besar dan mengisinya dengan roti juga buah-buahan.

"Kami akan mengantarkan ke kamar nona langsung, apa nona akan menuju kamar sekarang?"

"Ehmmm..... Aku ada urusan lain, aku akan kembali ke kamar nanti. Terimakasih sebelumnya"

Clara segera pergi dari sana, sebenarnya ia ingin langsung kekamar tapi mengingat dayang yang akan membawa makanan untuknya ia memilih pergi ketempat lain dulu daripada merasakan canggung. Clara memasang sudah tahu peraturan istana dan perlakuan dayang itu seperti apa. Tapi tetap saja karena berasal dari dunia modern ia tidak enakan melihat orang bekerja untuk membawakan kebutuhan yang bisa ia bawa sendiri. Jika menolak takutnya dayang itu pula yang akan kena masalah.

"Wah.... Aku gak pernah bosan lihat langit di dunia ini, coba aja ini ada di dunia modern" ucap Clara yang kini berada diluar istana

"Kalau udah keadaan kayak gini kadang bingung apa masih mau balik atau tinggal di dunia ini aja"

Clara melihat ke sekeliling nya, matanya terpaku melihat gazebo kayu yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Karena ingin bermain-main sebentar Clara segera pergi kesana. Gazebo kayu itu bersih dan tiang-tiang nya dililit oleh bunga jalar.

"Clara?" Ucap seseorang membuat yang dipanggil terkejut

"Hah, Hamze! Kau mengejutkan ku"

"Kenapa kau diluar? Sendirian?"

"Iya, kau tahu lah aku merasa bosan"

Hamze tersenyum dan mendekati Clara, ia duduk dipinggiran gazebo di dekat Clara dan disusul oleh perempuan itu.

"Apa di dunia mu keadaan malam seperti ini?"

"Beda jauh, di perkotaan, jalanan dan kehidupan luar tak pernah sepi sekalipun. Semua orang terus beraktifitas secara bergantian. Jalanan ramai akan transportasi yang berlalu lalang"

"Wahh, aku berharap bisa menyaksikannya langsung"

"Mungkin dirimu yang ada dimasa depan sudah merasakannya"

"Hah?" Bingung Hamze

"Aku rasa aku dengan Clara yang asli itu orang yang sama dalam zona waktu yang berbeda"

"Darimana kau berfikir seperti itu?"

"Hahaha, sepertinya kau haus ilmu dan informasi yah. Dimasa depan jenis ilmu dan mistis itu banyak. Sayangnya hal-hal yang kamu pelajari di dunia ini dianggap fantasi"

"Fantasi?"

"Khayalan belaka yang terwujud" jawab Clara

"Kenapa kalian berpikir seperti itu? Bukankah dunia mu lebih maju?"

"Justru karena itu, kami lebih mengembangkan ide dan tekhnologi. Lagi pula sama seperti disini, hanya sedikit yang tahu ilmu sihir seperti mu. Jadi semakin lama semakin ditinggalkan"

Hamze mengangguk paham, ia sangat ingin mendengar banyak cerita dari Clara karena ia sangat tertarik pada pengetahuan gadis masa modern itu.

"Aku jarang belajar sejarah jadi aku tidak tahu ini masa lalu atau dunia paralel" ucap Clara lagi sambil melihat bintang di langit. Lagi lagi Hamze dibuat penasaran dengan istilah yang baru ia dengar

"Paralel?"

"Iya, apa kau tahu dunia paralel?", Hamze menjawab dengan menggelengkan kepalanya

"Hahaha, ditempat ku beberapa peneliti gila percaya dan mencoba membuktikan dunia paralel, itu seperti dimensi yang berbeda namun dalam jangka waktu yang sama-sama berjalan. Misalnya keberadaan ku disini itu sama dengan waktu keberadaan di zamanku. Tidak ada zaman lampau atau masa depan. Karena sebenarnya dunia kita selama ini berjalan beriringan. Hanya berbeda dimensi"

"Maksud mu seperti dimensi dunia air dan darat?" Ucap Hamze dan membuat Clara berfikir keras

"Ehmm.... Mungkin? Alam air dan darat berada diwaktu yang sama tapi dunia yang beda kan"

Hamze yang seolah sedang belajar dengan serius terus-menerus mengangguk pertanda paham.

"Jadi... Jika dunia kita itu dunia paralel apa Clara yang asli ada di dunia mu?"

"Bisa jadi, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku kan? Bisa jadi ini dunia masa lalu"

"Baik itu dunia paralel atau tidak, masa lalu atau tidak. Sepertinya kau dengan Clara mempunyai suatu ikatan"

"Ikatan?" beo Clara

"Aku mendengar dari saudara perempuan ku, mengenai...."

"Hamze?!" Panggil seseorang dari kejauhan

Beberapa meter dari gazebo seorang laki-laki sedang berdiri menatap ke gazebo, ia sedang lewat dan tak sengaja melihat seorang perempuan kini sedang duduk dengan si ilmuan andalannya.

"Wah... Dia sudah mulai mencari pasangan hidup" ucap Alveno saat melihat Hamze berdua dengan seorang perempuan di gazebo. Saat ia memperhatikan wajah perempuan itu dia sadar itu Clara dan langsung terkejut. Apalagi mereka dua terus-menerus kontak mata sambil membicarakan sesuatu yang tak habis-habisnya.

"Sedang apa mereka? Berduaan di sini?"

"Hamze!" Teriak Alveno yang membuat kedua sejoli itu melihat kearahnya, seolah mengerti dengan tatapan yang Alveno berikan Hamze datang mendekat sedangkan Clara tetap ditempat melihat kearah mereka berdua.

"Ada apa pangeran?"

"Apa kamu sedang senggang?"

"Aku sedang istirahat, jadi..."

"Sudah selesaikan? Lebih baik kamu melanjutkan pekerjaan mu. Oh iya jangan lupa kabari aku mengenai perkembangan penyelidikan kita" uca Alveno sambil menepuk bahu Hamze.

Karena kalimatnya dipotong Hamze merasa aneh dan bingung sendiri.

"Apa aku ada salah? Bukannya aku memang suka duduk di gazebo kalau malam?" Ucap Hamze dan melihat Alveno yang berjalan mendekati gazebo tempat Clara berada. Ia segera pergi dari sana dengan kebingungan.

Di gazebo tempat Clara berada Alveno yang datang langsung duduk ditempat Hamze sebelumnya. Clara hanya diam sambil melirik Alveno tanpa sepengetahuan laki-laki itu.

"Apa yang kalian bicarakan tadi? Sepertinya asik"

"Tidak ada, hanya hal yang gak penting"

"Aishhh" kesal Alveno sambil spontan melihat kearah Clara. Otomatis Clara pun heran karena Alveno kesal tiba-tiba

"Kenapa?" Heran Clara

"Ehm, tidak ada"

"Aneh" batin Clara

"Maaf atas kejadian siang tadi"

"Kenapa kau minta maaf?"

"Jika bukan karena kau menyelamatkan ku kau tidak akan dikejar para musuh ku"

"Ohh..... mengenai itu, gak apa-apa. Selama kau bertanggung jawab untuk melindungi ku. Lagian aku sudah di kurung di istana kan?"

Alveno tertawa kecil mendengar penuturan Clara.

"Asal kau tahu saja, aku bisa melindungi diriku. Kau tidak usah merasa bersalah hanya karena aku menjadi target mereka setelah menyelamatkan mu. Bahkan jika kalian ingin menjadikan ku umpan untuk keluar tidak masalah"

-Jangan lupa mengundi dan beri komentar yah ❤️-