webnovel

Chp 2.2 : Aku sudah cukup kaya, tapi semua didunia ini berbeda

Satu Minggu berlalu dalam sekejap mata. Pembelajaran sihir dari guru Reberta menunjukkan proses yang signifikan. Aku mulai memahami sihir inti milikku itu ternyata ke-5 elemen yang ada, meski begitu aku menyembunyikan fakta tersebut dan memberitahu Reberta beserta Fiora jika aku memiliki 2 elemen yaitu Api dan Petir yang terfokus pada elemen Petir. Untuk Fiora yang memiliki 4 elemen dari 5 kecuali petir, dia masih belum menemukan elemen pasti miliknya dan oleh sebab itu dia mendapatkan perhatian lebih dari guru Reberta agar dia dapat menemukan elemen inti miliknya.

Bisa dikatakan jika guru Reberta harus menyetarakan kemampuan muridnya terlebih dahulu untuk dapat memberikan bimbingan tambahan.

'Aku merasa kasihan kepada Fiora yang selalu terlihat iri denganku. Bagaimanapun otak kita berbeda, bukan berarti Fiora bodoh. Hanya saja, usia otakku lebih tua dari miliknya'

Sedangkan untuk pelatihan pedang dari guru Kriss. Aku sangat ingin menghindari bimbingannya yang terasa bagaikan neraka!

Jadwal aktivitas pembelajaran guru Kriss:

-Lari mengelilingi desa (Kurang lebih 3 Kilometer)

-Push up 200x dengan handicap 5Kg

-Sit up 300x

-Mengayunkan pedang 500x

'Sudah seminggu aku melakukan semua hal itu terus menerus! Jika seperti ini terus aku akan menjadi botak dan memiliki kekuatan yang tak terkalahkan!'

Tentu saja aku tidak mau itu terjadi, bahkan tubuh yang baru berumur 10 tahun ini sudah kehilangan beberapa berat badan yang ku dapat dari makanan manis. Jujur aku tidak ingin memiliki tubuh yang terlalu berotot, tubuh sederhana yang tidak terlalu kurus dan berotot itu yang terbaik.

'Tapi, apa yang dapat ku lakukan? Aku hanyalah seorang murid yang ingin menjadi kuat. Tapi jujur pelatihan seperti ini, aku tidak menginginkannya!'

Tak Tak Tak

Aku memukul boneka kayu dengan pedang kayu. Setiap pukulan memiliki ritmenya masing-masing. Tebasan dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, dari kanan atas ke kiri bawah, dari kiri bawah ke kiri atas, dari kiri atas ke kanan bawah, dari kanan bawah ke kiri atas.

Aku sudah melakukan hal ini selama seminggu penuh. Itu artinya sudah 3.500 tebasan lebih yang telah ku lakukan selama ini.

'Seseorang dari duniaku pernah berkata jika aku tidak pernah takut dengan orang yang berlatih 1.000 jurus tendangan, tapi aku takut dengan orang yang berlatih 1.000 tendangannya. Apa ini yang diinginkan guruku?'

Saat ini guru Kriss masih sama seperti biasa duduk dibawah pohon sambil menikmati bekal yang aku bawa. Melihat wajah santainya menikmati makanan yang harusnya menjadi milikku membuat diriku ingin sekali menghajarnya.

"Baiklah, itu sudah tebasan yang ke 500 hari ini. Kau boleh berhenti, Huis"

Mendengar perkataannya, aku langsung terlentang mengatur nafas karena kelelahan.

"Sepertinya kita sudah berakhir dengan dasarnya. Istirahat sejenak dan kita akan mulai ke tahap selanjutnya"

"B-baiklah"

"Aku bangga padamu karena tidak mengeluh selama ini. Jujur saja, ketika dulu guruku mengajarkanku sepertimu aku selalu mengeluh dan mencaci dirinya karena menyiksaku"

'Itu yang selama ini ingin ku lakukan!'

"Tapi aku senang kau dapat melaluinya. Aku yakin suatu hari nanti kau akan menjadi seorang ahli pedang yang kuat, berbeda denganku dan guruku~"

Kriss tersenyum dengan wajah yang tidak pernah ku bayangkan akan muncul darinya. Dia memiliki wajah yang garang dan ganas, tapi meski begitu kesan tersebut tidak muncul dari dirinya.

"Aku pasti akan menjadi cukup kuat untuk setidaknya melindungi keluargaku. Kau bisa percaya kepadaku tentang itu, Guru"

"Tentu"

*****

Setelah istirahat singkat yang berlangsung kurang lebih 1 jam. Guru Kriss dan aku tengah bersiap berhadapan satu sama lain dengan sebuah pedang kayu ditangan kami.

"Dengar, ini adalah bentuk pertama dari 3 pedang orang lemah. Ini adalah gerakan termudah dari 2 lainnya"

"Bentuk pertama dari 3 pedang orang lemah?"

"3 pedang orang lemah, pada dasarnya merupakan sifat dari manusia itu sendiri dan itu merupakan 'kecemburuan'."

"Kecemburuan?"

"Benar, angkat pedangmu dan coba tahan serangan ku"

"B-baik!"

Mendengar aba-aba dari Kriss, aku dengan sigap mempersiapkan kuda-kuda pedangku. Tanpa peringatan ataupun tanda, Kriss tiba-tiba berlari cepat ke arahku dan melancarkan tebasan dari kiri ke kanan.

'Cepat sekali!'

Taaaaak

Pedang kayu Kriss dan aku saling berbenturan dengan keras.

"Aaaah!"

Aku berhasil menahan dengan bertahan menggunakan pedangku. Meski begitu, serangan yang dilakukan oleh Kriss begitu kuat sampai-sampai aku terpental.

'Apa-apaan dia?! Apa dia ingin aku mati?!'

"Kerja bagus, Huis. Kau dapat menahan seranganku dengan baik"

Kriss mendekatiku yang terjatuh dan mengulurkan tangannya.

"Apa kau ingin membunuhku guru!?"

"Hahaha... Maaf ya? Tapi begitulah bentuk pertama dari pedang orang lemah"

"Hah?"

"Bukankah aku sudah bilang, bentuk pertama dari pedang ini merupakan yang termudah?"

'Apa-apaan?! Ini ilmu pedang loh! Bukankah ilmu pedang yang ada di film-film itu memiliki gerakan-gerakan khusus?! Tapi apa ini?!'

"Tidak-tidak, bagaimana bisa sebuah tebasan sekuat tenaga dapat disebut ilmu pedang?!"

"Tapi, memang seperti itulah kenyataannya"

Aku langsung bangun dan marah kepada Kriss. Namun Kriss menjawabnya dengan santai jika memang begitulah adanya.

"Bukankah, ilmu pedang itu harus memiliki gerakan-gerakan seperti mengikuti ombak, angin atau sebagainya?! Jika hanya sebuah tebasan, itu bukan ilmu pedang namanya?!"

"Hahaha... Kau memang benar, hal seperti itu memang layak dinamakan ilmu pedang. Hal sepele ini memang tidak bisa disandingkan dengan itukan?"

Aku jelas marah, namun meski begitu Kriss seperti tidak menghiraukannya dan malah terlihat begitu menikmati hal ini.

'Aku ingin sekali menghajar orang ini jika bisa! Apa aku sudah ditipu jika dia adalah petualang peringkat A yang berspesialisasi dalam pedang?!'

"Apa kau marah dan kecewa dengan fakta ini?"

"Tentu saja! Aku sudah melakukan semua hal menyusahkan ini untuk mempelajari ilmu pedang! Tapi lihat apa yang ku dapat? Aku malah-"

"Pertahankan perasaan itu"

Sebelum aku menyelesaikan keluhanku, Kriss memotong perkataanku dan menatapku dengan tatapan serius.

"Inilah bentuk pertama dari ilmu pedangku. Pedang orang lemah bentuk pertama 'Ratapan kecemburuan'"

"Ratapan kecemburuan?"

"Seperti yang kau ketahui, kita orang biasa tidak akan bisa mendapatkan ilmu pedang yang kita inginkan untuk menjadi kuat. Oleh sebab itu kita cemburu dan mengasah kemampuan kita agar bisa menyamai mereka. Amati mereka yang berbakat, tiru, lalu lakukan dengan kekuatan yang penuh dengan kecemburuan. Itulah bentuk sejati ilmu pedang ini dan menurutmu sudah berapa banyak kecemburuan yang telah kurasakan selama ini?"

Udara disekitar Kriss tiba-tiba mulai terasa mencekam.

'Apa maksud dari Kriss, dia telah melihat berbagai macam orang kuat dengan ilmu pedang yang berbeda-beda dan dengan kecemburuan. Dia memperhatikan mereka dan meniru ilmu mereka?'

"Akulah, kecemburuan pertama yang harus kau hadapi wahai muridku yang lemah. Jadi perhatikan dan tiru aku semampu kecemburuan membawamu~"

Untuk pertama kalinya dalam kehidupan ini aku merasakan perasaan takut kepada seseorang. Kriss seperti telah berubah menjadi orang yang berbeda setelah dia mengungkapkan kecemburuannya.

'Dan aku menginginkan hal itu juga untuk menjadi milikku~'

*****

Waktu terus berlalu, dan sudah 2 bulan lebih waktu berjalan semenjak aku dan Fiora belajar dari guru kami.

Untuk sihir, diriku dan juga Fiora sama telah berkembang pesat. Kami berdua juga diajarkan pengalaman menghadapi monster dengan sihir. Itu bukan sesuatu yang terlalu berkesan karena lawan kami hanyalah monster-monster yang lemah dan terlebih lagi kami diawasi oleh 2 orang petualang rank A yang berpengalaman.

Untuk ilmu pedangku, itu hanyalah pembullyan belaka. Kriss terus memukuliku dengan berbagai jenis ayunan pedang dan menahan setiap serangan ku dengan berbagai cara. Memikirkan latihan kami selalu membuatku merasa kesal dan ingin sekali memukulnya meskipun itu hanya sekali, tapi tentu saja itu tidak pernah terjadi sampai hari ini.

Pagi ini, aku mendapatkan kabar dari Ayah tentang rencana kepindahan keluarga kami menuju Ibukota. Semua itu merupakan saran dari Count Adrian dengan tujuan memberikan keamanan kepada keluarga kami. Apalagi kasus percobaan pembunuhan Ayah masih belum menemukan titik terang hingga saat ini, itu artinya Ayah memiliki musuh yang sangat berbahaya.

Ayah tentu saja tidak dapat menolak tawaran dari seorang bangsawan. Apalagi saran dari Count Adrian itu sejalan dengan para mitra bisnis Ayah. Oleh sebab itu, kita harus segera pindah dari desa tempat kelahiranku ini.

Oleh sebab itu, disinilah aku bersama dengan Fiora ditempat biasa kami menghabiskan waktu bersama.

"Fiora, aku dan keluargaku akan meninggalkan desa ini dan pindah ke ibukota. Memang mendadak, tapi aku ingin mengucapkan salam perpisahan kepadamu karena telah bersamaku selama ini"

Fiora hanya terdiam mendengarkan kabar dariku. Wajahnya yang cantik terlihat begitu sedih dan dapat menangis kapan saja. Aku mendekati Fiora dan memegangi kedua pundaknya.

"Aku tau ini terdengar tidak menyenangkan. Itu bukan berarti kita tidak dapat bertemu lagi, bisa saja aku yang datang menemui mu kelak dan begitu juga sebaliknya. Kau juga bisa mengirimkan ku surat jika kau merindukanku, ini bukanlah perpisahan dan aku yakin kita pasti akan bertemu lagi suatu hari nanti"

Fiora menatap mataku, bola matanya yang berwarna Biru langit terlihat sangat indah.

"Berjanjilah satu hal kepadaku, Huis"

"Iya? Apa itu?"

"Aku mau kau juga mendaftar di akademi Yorden dan kita akan menghabiskan waktu bersama di sana kelak"

Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku

'Akademi Yorden, tempat dimana para orang-orang berbakat berkumpul. Dengan kemampuan Fiora saat ini, aku yakin bukanlah hal yang sulit itu masuk kesana. Itu merupakan sebuah tempat untuk para elit di seluruh benua ini, bahkan orang-orang dari luar kerajaan juga banyak yang mendaftar kesana karena sistem pendidikan mereka merupakan salah satu yang terbaik saat ini'

"Kalau begitu ini janji?"

Aku menawarkan jari kelingking ku kepada Fiora sebagai pengikat janji.

"Iya, janji!"

Fiora melingkarkan jari kelingkingnya dengan milikku dengan raut wajah masih terlihat sedih, akan tetapi kesedihan itu masih kalah dengan senyumannya yang cerah.

'Memiliki seorang teman masa kecil ternyata cukup menyenangkan juga'

"Dan satu hal lagi, Huis!"

"I-iya?"

"Jangan bergaul dengan gadis lain selain aku ketika di sana, mengerti?"

Aku terkejut mendengarkan permintaan Fiora lainnya yang dimana satu ini terdengar tidak masuk akal.

"Tidak-tidak, itu tidak mungkin dapat aku lakukan. Karena bagaimanapun ini adalah kehidupanku dan aku berhak untuk mengenal siapa saja!"

"Pokoknya aku tidak perduli! Serahkan jari kelingking mu!"

"Mana Sudi aku mau melakukan itu!"

'Ini kehidupan kedua ku! Dan aku juga ingin merasakan romansa dalam kehidupan ini! Mana mau aku berjanji seperti itu kepada teman masa kecilku!'

Pada akhirnya, kami berkelahi seperti yang biasa kami lakukan sejak kecil.

*****

Ditempat latihan pedang, aku menceritakan semua kepada Kriss yang tengah bersantai dibawah sebuah pohon.

"Aku rasa ini sudah waktunya untuk pembelajaran tahap ke dua dari ilmu pedang ini"

Kriss bangun dari tidurnya. Dan dari dalam sebuah tas, dia mengeluarkan sebuah buku yang sudah terlihat usang dan menyerahkannya kepadaku.

"Apa ini guru?"

"Itu merupakan buku tentang cara untuk mendapatkan bentuk kedua dari ilmu pedang orang lemah. Buku itu ditulis oleh guruku sendiri, disitu juga terdapat cara untuk mendapatkan bentuk ketiga dari ilmu pedang orang lemah, tapi aku sarankan agar kau tidak membacanya. Meskipun kau membacanya, aku yakin kau tidak akan mengerti cara mewujudkannya"

"Apa anda akan memberikan benda berharga ini kepadaku?"

Kriss menatap diriku yang ragu memegangi buku peninggalan gurunya.

"Itulah fungsi sebenarnya dari buku. Akan menjadi tidak berguna jika sebuah buku kehilangan fungsinya"

"Terima kasih, Guru! Aku akan menjaga buku ini"

"Senang mendengarnya. Untuk bentuk kedua dari ilmu pedang yang aku ajarkan itu merupakan ilmu tentang aura"

"Aura?"

"Iya. Di Dunia ini terdapat 2 jenis energi, yaitu aura dan mana. Sama seperti mana yang tidak semua orang dapat miliki, aura juga demikian. Namun berbeda dengan mana yang dapat digunakan untuk sihir. Aura dapat digunakan untuk menutupi kekurangan dari sihir. Seperti memperkuat tubuh, atau menggunakan aura itu sendiri untuk menciptakan serangan yang lebih kuat"

Mendengar penjelasan dari guru Kriss. Aku jadi teringat waktu disaat guru Kriss membelah sebuah batu besar dari jarak yang cukup jauh.

"Berbeda dengan sihir yang harus didapatkan dari lahir. Aura dapat dimiliki jika kau memiliki pengetahuan dan usaha untuk mendapatkannya. Walaupun kau memiliki pengetahuan dan usaha, aura tetap tidak mudah untuk didapatkan. Itulah sebabnya buku itu ku berikan kepadamu, Huis. Pelajari tentang aura itu sendiri, dan gapailah apa yang kau inginkan dengan kemampuanmu sendiri"

"Terima kasih, Guru"

"Sekarang adalah giliranmu untuk menyempurnakan ilmu pedang ini. Dan percayalah, jika orang lemah seperti kita masih dapat menjadi kuat dengan cara kami sendiri"

"Iya!"

[Buku Aura ilmu pedang orang lemah]

Ditulis oleh Galds yang mencoba melampaui seseorang yang dia kenal memiliki segalanya. Meski mereka terlahir dari darah yang sama, Galds dan orang tersebut memiliki perbedaan bagaikan bumi dan langit. Sebuah buku yang ditulis olehnya dengan semangat pantang menyerah dan penderitaan. Galds orang lemah sang penentang takdir

'Galds orang lemah sang penentang takdir? Apa guru dari guruku, itu merupakan seseorang yang hebat?'