webnovel

Bab 7

"Apa yang mau mereka lakukan?" batinku

Kedua orang tersebut berjalan kearahku. Mereka menggunakan kemeja putih sama seperti dokter tetapi aku yakin mereka bukan dokter.

Saat aku melihat kebelakang dua orang tersebut. Aku melihat ada dua orang lagi di belakang mereka.

Ternyata aku salah, bukan dua orang tetapi ada empat orang. Yang dua lagi berjalan di belakang mereka. Kedua orang tersebut menggunakan jas hitam.

Sekarang keempat orang itu sudah ada tepat di hadapanku. Aku benar benar bingung dengan apa yang ingin mereka lakukan kepadaku.

Susah sekali untuk berfikir. Terlebih lagi dengan kondisiku yang seperti ini. Rasa sakit masih menyebar di seluruh tubuhku. Dan yang pasti mereka adalah orang orang suruhan Leon

Dua orang berjas hitam tersebut maju. Mereka memaksakan aku untuk berada dalam posisi terlentang yang tadinya posisi terduduk. Yang satu memegangi kedua lenganku dan yang satunya lagi memegangi kedua kakiku.

Aku meronta ronta mencoba melepaskan diri. Tetapi hal tersebut sia sia karena kondisi tubuhku yang lemah.

Dua orang yang seperti dokter itu langsung bergegas melakukan tugasnya yaitu menjahit luka robek yang diperbuat oleh Leon dan kantung darah itu ternyata untuk mengembalikan darahku yang telah hilang.

Tetapi mereka menjahit luka tersebut tidak menggunakan obat bius untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Pada saat itu juga aku menjerit kesakitan. Aku mencoba untuk meronta tetapi tidak bisa karena kedua orang berjas hitam itu memegangiku.

Rasanya benar benar sakit. Aku tidak pernah merasakan sakit yang seperti ini sebelumnya. Orang orang ini sama kejamnya dengan Leon. Tentu saja sama kejamnya karena mereka adalah anak buah dari iblis yang tak lain adalah Leon.

Aku sangat yakin Leon sedang memperhatikan dari kejauhan. Tentu saja dia ingin aku merasakan kesengsaraan dan keputusasaan.

Terlebih lagi mereka tidak menggunakan benang yang biasanya digunakan untuk menjahit luka robek. Tetapi mereka mengunakan benang seperti benang yang biasanya digunakan untuk bermain layangan. Jarum yang mereka gunakan terlihat sudah berkarat dan darah yang mereka bawa warnanya merah kehitaman.

Aku menangis karena rasa sakit dan perih yang aku rasakan. Aku tidak bisa berbuat apapun. Aku tidak bisa berfikir jernih.

Sejam berlalu, mereka telah menyelesaikan tugas yang Leon berikan kepada mereka yaitu menyiksaku lebih parah lagi.

Keempat orang tersebut berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan. Aku masih berada dalam posisi terlentang. Susah sekali rasanya untuk menggerakan tubuh. Tubuhku rasanya kaku tidak bisa digerakan mungkin karena tegang.

⬇⬇⬇

"IBU..." Tiba tiba saja aku langsung terduduk, terbangun dari tidurku

"Hahh..haahh..hah.." nafas yang terdengar tidak beraturan

"Tadi itu apa?" batinku

"Ah" aku langsung memegangi perut dengan kedua tangan karana rasa sakit yang tiba tiba aku rasakan karena duduk secara spontan

Saat aku memegangi perut, tangan ku terasa basah. Saat aku melihat ke tangan, tanganku penuh dengan darah. Ternyata mereka menjahit lukaku secara asal asalan. Jahitanya terlihat acak acakan.

Bekas jahitannya banyak yang  terbuka. Itu yang menyebabkan darahnya keluar.

Aku melihat tanganku yang terdapat infus. Darah yang mengalir di dalam selang infus tersebut warnanya lebih hitam dari yang kemarin aku lihat.

"Darah apa sebenarnya yang masuk ke tubuhku ini?" kataku dalam hati

Tiba tiba saja pintu yang tepat berada di depanku terbuka. Ada seseorang yang masuk yang tak lain adalah Leon.

"Bagaimana tidurmu apakah nyenyak" kata leon sambil tersenyum

"Ya. Sangat nyenyak" kataku acuh tak acuh

"Bagus lah kalau kamu tidur dengan nyenyak. Berarti hari ini kamu sudah siap untuk luka lagi dan berarti hari ini aku bisa menyiksamu lagi" kata leon dengan santainya tetapi terdengar senang

Aku langsung kaget mendengar kata kata yang keluar dari mulut Leon barusan.

"Kenapa kamu kaget setelah mendengar kata kataku barusan?" tanya leon pura pura bingung. Padahal dirinya sendiri sangat benci dengan orang yang pura pura.

"A..apa kamu..tidak bisa jika tidak menyakitiku.." kataku sambil ketakutan.

"Tentu saja bisa"

"Be..benarkah" kataku dengan nada yang lemah

"Ya. Tapi kamu harus terus melaksanakan perintah yang aku suruh. Jika kamu tidak melaksanakannya aku akan menyiksamu dengan sangat kejam melebihi dari yang sebelumnya"

"Baiklah aku terima" kata kata yang keluar begitu saja dari mulutku tanpa ragu ragu sedikitpun.