webnovel

Mimpi di Istana Dingin

Meng Yue adalah musim semi yang bermekaran, sedang Feng Xin adalah musim dingin yang membeku. Musim semi tidak akan bisa datang jika musim dingin belum mencair, dan musim dingin harus menghilang begitu musim semi datang. Seperti kedua musim itu, Meng Yue dan Feng Xin tidak bisa hidup berdampingan, mereka hanya ditakdirkan bertemu sesaat sebelum salah satunya harus pergi. Ketika pergantian musim harus terjadi, mampukah mereka saling melepaskan?

Hazelnut_4529 · History
Not enough ratings
18 Chs

#7 : Chen Zhuyu

Selama seharian penuh Meng Yue berada di taman istana untuk mengatur persiapan penyambutan tamu. Sebenarnya Meng Yue enggan melakukan ini, tentu saja, tapi bagaimanapun ia masih Meng Yue bodoh yang mementingkan kebahagiaan Feng Xin di atas segalanya. Jadi, tidak perduli meski ia terluka saat menyiapkan semua ini, ia tetap saja melakukannya.

"Jadi, kau akhirnya memutuskan untuk tetap melakukan perintahku?" Tanya Feng Xin dengan senyum senangnya yang langka.

"Mm" Jawab Meng Yue tak acuh.

"Tapi kau sepertinya masih marah padaku."

"Saya masih sangat marah!"

"Selir Meng.... Kau tahu kau hanya--"

"Saya tahu!" Potong Meng Yue dengan nada tinggi, "Anda tidak perlu mengingatkan saya setiap hari bahwa saya hanyalah tawanan anda yang anda beri belas kasihan hingga bisa menjadi selir anda. Anda tak perlu merendahkan saya hanya agar mendengar pujian tentang anda sendiri." Tambahnya dengan nada tajam

"Selir Meng!"

"Yang Mulia...."

Perdebatan antara Feng Xin dan Meng Yue terhenti oleh sebuah suara. Suara itu berasal dari seorang gadis yang datang dengan pakaian mewah dan iring - iringan pelayan yang cukup panjang, rambutnya dipenuhi dengan jepit rambut mahal dan tubuhnya dihiasi sejumlah perhiasan mewah. Dalam sekali lihat saja, semua orang sudah tahu siapa dia. Dia adalah Chen Zhuyu, gadis yang akan menjadi permaisuri Feng Xin di masa depan.

Untuk sesaat waktu seakan terhenti. Keempat orang itu saling bertatapan dengan pikiran mereka masing - masing. Tak ada yang berani membuka suara karena bagaimanapun ini adalah situasi canggung dimana tak seharusnya dari ketiga orang ini terlibat dalam satu ruangan. Pada waktu ini, sepertinya hanya keheningan yang berada di taman istana itu.

Feng Xin adalah orang pertama yang pulih dari kekagetannya, dia segera tersenyum dan menghampiri gadis itu, "Zhuyu? Kapan kau datang?" Tanya Feng Xin dengan nada lembut yang jarang sekali di dengar siapapun.

"Baru saja Yang Mulia, saya berkata saya ingin bertemu anda dan pelayan anda membawa saya kemari."

"Oh begitu ... Maafkan aku, kukira kau akan datang besok. Aku tidak menyiapkan persiapan khusus untuk menyambut mu."

Gadis itu tertawa kecil, "Tidak apa - apa Yang Mulia," Ia kemudian menatap sesuatu yang berada di belakang tubuh Feng Xin, "taman ini saja sudah sangat indah." Sahutnya puas

Seolah baru saja tersadar bahwa ada orang lain di tempat ini, Feng Xin menatap ke arah dua orang lainnya yang ada di sana, "Oh benar, kalian berdua perkenalkan dia adalah Putri Zhu(1) dari Xi Liang. Dia akan tinggal disini hingga hari pernikahannya denganku."

"Salam Putri" Sapa Meng Yue dan Bai Qingwu bersamaan.

"Dia adalah Bai Qingwu, pengawal pribadiku. Dia juga akan melindungi mu nantinya." Feng Xin memperkenalkan Bai Qingwu, lalu matanya beralih pada orang lainnya. Untuk sesaat Feng Xin merasa lagi perasaan aneh di dadanya, ia tahu ia mulai menjadi lemah untuk gadis ini dan dia membencinya, ia benci perasaan lemah pada musuhnya seperti ini, maka tanpa ragu Feng Xin berkata, "Dan dia adalah Selir Meng, se--"

"Nama saya adalah Meng Yue. Saya yakin anda telah mendengar tentang saya, Putri. Saya hanyalah salah satu tawanan yang cukup beruntung hingga bisa diangkat menjadi selir." Kata Meng Yue dengan senyum anggun yang mampu mengalahkan pesona Zhuyu dalam sekali tatapan.

"Ah... Ya, aku sudah mendengarnya. Tapi Selir Meng, bagaimanapun kau adalah selirnya Feng Xin juga, jadi di masa depan kita berdua harus akur agar bisa membantu Feng Xin." Sahut Zhuyu dengan nada lembutnya.

Meng Yue menggeleng, "Sepertinya anda terlalu memuji saya Putri, saya hanyalah penghuni Istana Dingin yang bahkan tidak pantas menginjak istana kekaisaran ini. Bagaimana mungkin saya bisa pantas berdiri di samping anda?" Sahut Meng Yue

"Jangan terlalu merendah, Selir Meng. Kau sudah dipilih oleh Feng Xin sebagai istrinya. Itu pasti karena Feng Xin melihat potensi dalam dirimu."

"Putri anda benar - benar terlalu memuji, Yang Mulia sudah memiliki anda untuk mengatur semua hal, jika anda kewalahan ... Yang Mulia bisa menikah lagi agar anda bisa memiliki teman berbagi." Meng Yue menghela napas, kemudian ia menunduk dan menatap sepatunya yang tampak sangat kotor setelah berjalan di atas rumput basah seharian. Sangat kontras dengan sepatu mewah dan bersih milik Chen Zhuyu. "Bagaimanapun, di seluruh istana ini hanya saya yang tidak bisa melakukan segala hal tentang menjadi istri."

"Selir Meng--"

"Zhuyu, tidakkah kau lelah?" Feng Xin segera memotong pembicaraan yang membuat hatinya sendiri tidak nyaman itu.

Chen Zhuyu nampaknya tak lagi tertarik berbasa - basi dengan Meng Yue, ia sepenuhnya berbalik menatap Feng Xin dan tersenyum lembut, "Sedikit, mungkin sebaiknya aku beristirahat lebih dulu."

"Ya, tanyakan saja pada pelayan dimana kamarmu."

Chen Zhuyu mengangguk mengerti, ia membungkuk hormat pada Feng Xin lalu berpamitan pada semua orang dan kemudian ia berbalik pergi. Namun baru saja ia mengambil tiga langkah, ia kembali berbalik lagi, "Oh iya Feng Xin, taman ini sangat indah. Bisakah malam nanti kau membawaku jalan - jalan disini?" Tanyanya dengan mata penuh pengharapan.

"Tentu saja, setelah makan malam aku akan membawamu kemari." Jawab Feng Xin tanpa ragu.

"Kalau begitu, aku akan bersiap dan menunggu mu..." Katanya, dan kali ini ia benar - benar berbalik untuk pergi.

Meng Yue hanya bisa tersenyum sedih mendengar semua itu. Ini adalah taman yang ia buat dengan kerja kerasnya selama seharian penuh. Untuk mempersiapkan taman ini hingga selesai dengan indah tepat pada waktunya, ia harus begadang untuk membuat rancangan di atas kertas, bangun sangat pagi untuk menata semuanya dan melewatkan makan siang agar bisa menyelesaikannya tepat waktu. Dan malam ini, dua orang itu lah yang akan menikmati hasil jerih payahnya dengan sangat romantis. Orang yang paling dicintai Meng Yue dan orang yang ia benci akan menghabiskan malam romantis di atas kerja kerasnya. Tanpa bisa dicegah, mata Meng Yue menatap iri pada langkah Chen Zhuyu yang tengah berjalan menjauh.

"Selir Meng, terima kasih atas bantuan mu hari ini. Kau bisa kembali ke kediaman mu." Kata Feng Xin

Meng Yue menoleh menatap Feng Xin, air mata tampak menggenang di matanya, ia tersenyum getir dan menatap Feng Xin dengan tatapan terluka. "Yang Mulia, di masa depan saya mohon cukup minta bantuan kepada para pelayan saja jika ingin menyiapkan tempat romantis bersama calon istri anda. Saya tidak masalah jika harus menyiapkan rancangannya. Tapi menyuruh saya melakukan semuanya untuk anda dan calon istri anda ... Bahkan untuk pembalasan, ini terlalu kejam." Serunya

Feng Xin tertegun, seperti biasa perasaan bersalah menggerogoti hatinya, dan sekali lagi Feng Xin menemukan dirinya berada dalam pergulatan batin yang sangat ia benci. Berusaha untuk mengabaikan perasaannya, Feng Xin berkata dengan dingin, "Selir Meng kau tidak--"

Tapi Meng Yue mengacuhkan Feng Xin begitu saja. Dengan satu kibasan dari hanfu-nya, Meng Yue berbalik pergi. Mengabaikan semua sopan santun, ia meninggalkan Feng Xin tanpa berpamitan. Persis seperti kemarin.

Feng Xin mendengus kasar, "Kau lihat itu 'kan Qingwu? Gadis itu sangat aneh. Sesaat dia berkata dia mencintaiku saat berikutnya dia berkata dia membenciku. Apapun rencana yang sedang ia jalankan, itu sangat aneh." Kata Feng Xin pada Bai Qingwu yang sejak tadi hanya diam seakan ia tak dianggap ada.

"Yang Mulia, justru respon seperti inilah yang membenarkan perkataan saya kemarin." Jawab Qingwu dengan nada puas

"Maksudmu?"

"Selir Meng menyukai anda. Karena itulah dia marah pada anda saat ini. Selir Meng cemburu karena anda akan menikahi wanita lain, terlebih wanita itu adalah orang yang akan menjadi Permaisuri anda di masa depan. Itu adalah reaksi normal, Yang Mulia. Malah, jika Selir Meng sama sekali tidak marah lah anda seharusnya curiga padanya."

Feng Xin berbalik menatap pengawalnya dengan tatapan kesal, "Kau! Sebaiknya kau tidak berbicara omong kosong seperti ini lagi atau aku benar - benar akan memecat mu!" Seru Feng Xin tajam.

Bai Qingwu hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli. Ia sudah tahu Kaisar satu ini buta akan perasaan wanita hingga tidak menyadari bahwa ada orang yang tergila - gila padanya di istana ini. Tapi Bai Qingwu tidak pernah menyangka, Kaisar ini jauh lebih buta akan perasaannya sendiri. Sejak kapan seorang Kaisar seperti Feng Xin membiarkan seseorang berbicara dengan nada tinggi padanya? Sejak kapan Kaisar berhati dingin ini membiarkan seseorang mengabaikan panggilannya? Sejak kapan Kaisar yang kejam ini membiarkan tawanannya mendapatkan apapun yang ia inginkan? Sejak kapan Kaisar yang nyaris tak tersentuh oleh wanita manapun ini, memikirkan seorang wanita hingga seperti ini?

Bai Qingwu akhirnya mengerti, bahwa Kaisar Xin yang dingin ini telah luluh oleh kecantikan Meng Yue. Sejak perburuan musim gugur itu, tak pernah ada yang sama lagi di antara mereka berdua. Mereka telah jatuh cinta pada satu sama lain, hanya cara mereka menunjukkannya saja yang berbeda. Meng Yue menunjukkannya secara terang - terangan sedang Feng Xin menunjukkannya melalui caranya yang diam - diam memanjakan Meng Yue. Tapi tentu saja Bai Qingwu memahami alasan mereka berdua saat ini tak bisa bersama, dendam masa lalu yang tak akan pernah selesai jika belum terbalaskan.

Bai Qingwu menghela napas lalu menatap dekorasi indah yang telah dibuat Meng Yue pada taman istana ini selagi pikirannya mengembara.

Berharap Kaisar akan melupakan dendamnya, tentu saja adalah hal yang mustahil. Jadi sepertinya hanya Meng Yue yang bisa membuat hubungan ini berhasil. Cintanya yang teramat besar itu pasti akan bisa meluluhkan hati Kaisar dingin ini pada akhirnya. Dan ketika itu terjadi, ia akan bisa bebas. Kaisar kejam itu tak akan terus memintanya menemaninya sepanjang waktu jika ada Selir Meng. Pada saat itu tiba, ia akan bisa menggoda gadis - gadis cantik diluar istana. Hati Bai Qingwu melonjak gembira.

"Bai Qingwu, apa yang kau lakukan?" Tanya Feng Xin yang membuat pemuda itu tersentak kaget.

"T-tidak ada Yang Mulia." Jawab Bai Qingwu

"Ayo kembali!"

"Baik!"

*

Di Istana Dingin, Meng Yue menyisir rambutnya dengan sangat lembut, matanya terus menatap kaca dengan air mata berlinang. Rambutnya sangat panjang hingga memerlukan waktu lama sampai seluruh rambutnya berhasil tersisir rapi, dan selama itu pula air matanya terus berjatuhan. Ia sebenarnya sudah tahu ia mencintai Kaisar. Kaisar yang menjadi malaikat maut keluarganya, Kaisar yang bersikap dingin padanya nyaris setiap hari, Kaisar yang pada malam pernikahannya berkata bahwa ia hanyalah tawanan, Kaisar yang menikahinya hanya untuk membalas dendam. Ia tahu, ia tak akan pernah mendapat tempat untuk pemuda itu di hatinya. Tapi entah kenapa hatinya tak mau menyerah untuk pemuda itu.

Di sisi lain ada Chen Zhuyu, gadis yang dari segi jabatan, status, dan kekayaan tak akan pernah bisa ia tandingi. Gadis yang dinikahi oleh Kaisar dengan sepenuh kesadarannya. Gadis yang akan menghabiskan malam pertama romantis dengan sang Kaisar. Bagaimana bisa ia bersaing dengan gadis itu?

Meng Yue tahu, dalam kehidupan ini, ia ditakdirkan hanya untuk dibenci oleh Feng Xin.

Meng Yue menghela napas, ia telah selesai menyisir rambutnya, dengan segera ia menghapus air mata yang jatuh di wajahnya juga. Ketika ia melirik cermin untuk yang terakhir kalinya, ia menghapus seluruh air matanya.

Pada saat ini hati dan pikirannya sedang kacau, jadi Meng Yue memutuskan untuk menghilangkan semua perasaannya. Masa bodoh dengan apa yang akan Feng Xin lakukan padanya nanti, lagipula semenjak ia ditangkap ia sudah siap dengan segala jenis siksaan atau hukuman mati sekalipun, jadi kenapa harus mengasihani diri sendiri disini?

Meng Yue menata rambutnya secara asal, lalu mengganti baju tidurnya dengan hanfu yang biasa, kemudian ia mengambil mantel panjang untuk menutupi dirinya. Malam ini sedang ada tamu dari Xi Liang, jadi sebagian besar penjaga di istananya dikurangi untuk melindungi pertemuan Feng Xin dan Chen Zhuyu. Meng Yue bergegas pergi ke halaman belakang kediamannya lalu memanjat tembok yang merupakan tembok pembatas istana. Dulu, ia juga sering memanjat tembok rumahnya untuk pergi diam - diam, jadi kegiatan seperti ini, ia sudah sangat terbiasa. Melewati tembok istana ini bukanlah halangan besar untuknya.

Setelah keluar dari istana, Meng Yue menghirup udara segar sebentar lalu berjalan melintasi jalanan malam hingga sampai di tempat yang ia kenal diluar kepala. Rumah Bordil Musim Semi.

*

Pada malam hari, seperti yang telah dijanjikan, Feng Xin mengajak Chen Zhuyu berjalan - jalan di sekitar taman istana. Mereka berdua berjalan berdampingan di bawah cahaya lentera lembut yang di pasang Meng Yue di atas pohon. Chen Zhuyu menatap tempat itu dengan mata berkilauan, tak henti - henti memuji orang yang membuat dekorasi taman ini. Feng Xin sendiri juga diam - diam menyetujui pujian Chen Zhuyu dalam hatinya. Taman Istana yang biasanya suram ketika malam hari ini, sekarang menjadi sangat indah dengan lentera yang di gantung nyaris di setiap pohon. Sedang di bagian bawah, cahaya dari lilin - lilin kecil semuanya berpendar lembut. Dengan kerlip bintang di atas sana, wanita mana yang tidak akan menganggap tempat ini romantis?

"Feng Xin, bagaimana jika memanggil pelayan untuk membawakan anggur? Itu pasti akan sangat cocok untuk malam ini!" Seru Chen Zhuyu

"Mm ... Aku akan memanggil mereka untukmu." Sahut Feng Xin

Saat ini dua orang itu memang hanya berduaan di taman istana, semua pelayan maupun penjaga berdiri menunggu mereka di kejauhan. Feng Xin sudah berbalik dan bersiap akan pergi, begitu ia mengernyit melihat Bai Qingwu berlari ke arahnya. Ini aneh. Feng Xin sudah jelas menyatakan bahwa semua orang tidak boleh melangkah masuk ke taman istana jika tidak ada hal penting. Dari semua orang, kenapa Bai Qingwu berani melanggar perintahnya?

"Yang Mulia!" Seru Bai Qingwu dengan napas terengah.

"Ada apa?" Tanya Feng Xin dingin.

"Yang Mulia, maaf mengganggu waktu anda. Tapi ... Tapi Selir Meng tidak ada di kamarnya. Saya sudah mengerahkan pasukan untuk mencari di seluruh istana, dan Selir Meng tetap tidak ditemukan dimanapun." Bisik Bai Qingwu

Feng Xin merasa jantungnya bisa saja berhenti sekarang. Matanya dengan cepat berubah menjadi dingin. "Qingwu, antar Zhuyu kembali ke kamarnya kemudian ikuti aku mencari Selir Meng!" Perintah Feng Xin dengan nada sedingin es.

"Yang Mulia--" Chen Zhuyu berusaha meraih tangan Feng Xin untuk menghentikannya, tapi jangankan berhenti, pemuda itu bahkan tidak berbalik untuk melihatnya lagi.

"Putri silahkan..." Kata Bai Qingwu dengan sopan.

Untuk beberapa saat Chen Zhuyu hanya berdiri di sana melihat punggung Feng Xin yang menghilang dengan cepat ditelan malam. Dulu, dia tidak pernah keberatan ketika mengetahui Feng Xin memiliki selir lain di istananya, karena selir itu jelas bukanlah saingannya, gadis itu bahkan tidak pantas menyandang gelar 'selir' di depan namanya. Dilihat dari manapun ia tidak lebih dari seorang tawanan. Tapi sikap Feng Xin padanya ... Itu sama sekali bukan seseorang yang ingin membalas dendam, dan lagi tatapan matanya itu ... Matanya seakan memiliki berbagai macam emosi ketika berhadapan dengan gadis itu, tatapan yang tak pernah ia berikan pada orang lain. Sekarang, apakah ia harus bersaing dengab gadis itu? Pertarungan wanita di istana sangatlah sengit, mereka semua bergantung pada jabatan orang tua mereka dan cinta sang Kaisar. Zhuyu menyadari ia memiliki kekuatan besar di belakangnya, tapi jika ia tidak memiliki dukungan dari sang Kaisar sendiri, posisinya akan goyah dengan sangat cepat. Jika gadis bernama Meng Yue itu membuat suatu trik untuk melawannya, bahkan kekuatan orang tuanya tak akan mampu melawannya. Selama gadis itu memiliki hati Feng Xin, ia tidak akan bisa duduk di singgasananya dengan aman.

Chen Zhuyu tahu, ia harus berbuat sesuatu.

*

Di malam yang dinginnya menusuk tulang itu, Feng Xin memacu kudanya di jalan bersama dengan ratusan pasukan yang cukup untuk menyerang satu desa. Bai Qingwu sebenarnya agak mengkhawatirkan hal ini, mendadak di tengah malam sejumlah pasukan istana dikerahkan dengan sang Kaisar sendiri yang turun langsung ke jalan. Jika tak ada alasan khusus, apa yang harus mereka jelaskan pada rakyat nanti? Jika tak ada alibi yang jelas, bagaimana Kaisar bisa menghindari rumor? Padahal sejumlah pasukan saja sudah cukup untuk mencari Selir Meng, tanpa perlu sang Kaisar sendiri yang turun. Dengan begitu sang Kaisar akan bisa menghindari rumor. Tapi, bagaimana mungkin suaranya bisa didengar oleh Kaisar yang keras kepala ini?

Kuda mereka semua masih membuat keributan di sepanjang jalan, menelusuri satu persatu gang sunyi dan sejumlah restoran untuk menemukan Meng Yue. Tapi nihil, gadis itu tetap tak tampak dimanapun. Sedang pasukan mereka malah semakin menarik perhatian. Semua orang yang kebetulan berada di jalan, menatap dengan bingung pasukan itu. Selama ini, Kaisar memang nyaris tidak pernah melakukan patroli seperti ini.

Ketika malam semakin meninggi, akhirnya sebuah pencerahan datang.

"Yang Mulia!" Seru seorang prajurit dari kejauhan.

Feng Xin mengangkat tangannya untuk menghentikan rombongan itu. Prajurit tadi berjalan dengan tergesa menghampiri Feng Xin, "Yang Mulia salah seorang warga melihat seorang wanita yang mirip Selir Meng di jalan tadi!" Serunya

"Apa dia mengatakan kemana perginya Selir Meng?" Tanya Feng Xin cepat

"Y-ya Yang Mulia, dia mengatakannya. Katanya ... Katanya ..." Prajurit itu tampak ragu mengatakan kelanjutannya. Matanya melirik ke sana kemari dengan liar untuk meminta dukungan.

"Kemana?" Tanya Feng Xin tak sabar

"Dia ... Dia berkata Selir Meng pergi ke Rumah Bordil Musim Semi." Jawabnya segera

"Apa?!"

Feng Xin mengeratkan kepalan tangannya lalu segera menjalankan kudanya dengan cepat ke tempat yang dimaksud. Para pengawal yang mengikutinya segera memacu kuda mereka juga mengikuti sang Kaisar.

Dalam waktu yang cukup untuk satu dupa terbakar, Feng Xin dan pasukannya tiba di depan Rumah Bordil Musim Semi. Keributan pasukan mereka kontras dengan keributan yang telah ada di dalam rumah bordil tersebut. Para penjaga bertubuh besar di depan rumah bordil tampak kebingungan ketika mendapat 'kunjungan' yang sangat tidak terduga ini. Mereka tahu melawan berarti mati sedang jika tidak melawan mereka akan kehilangan uang dari bos mereka. Pada akhirnya, mereka mengambil jalan tengah dan mendekati pasukan itu dengan wajah ramah.

"Tuan, bisakah kami tahu apa yang membawa anda kemari?" Tanyanya ramah. Sesuatu yang tidak cocok dengan penampilan mereka.

Feng Xin tampaknya hanya menganggap pemuda itu seperti angin lalu, ia segera turun dari kudanya tanpa melihat orang tadi, lalu melangkah masuk ke dalam rumah bordil tersebut.

Keributan di dalam rumah bordil itu seketika menjadi teredam begitu Feng Xin masuk ke sana. Itu adalah rumah bordil yang cukup terkenal, jadi pelanggannya juga tentu saja adalah mereka yang berasal dari keluarga kaya. Beberapa pejabat, prajurit yang sedang tidak di jam kerja, dan sebagian besar putra pejabat bisa terlihat di sana, mengisi meja judi dengan ditemani arak dan wanita. Semua aktivitas itu tampaknya segera terhenti karena kedatangan sang Kaisar.

"Aiyaa, anda sepertinya adalah pria terhormat. Apakah ini pertama kalinya anda datang kemari?" Tanya seorang wanita cantik dengan riasan tebal dan bau parfum yang menyengat mendekati Feng Xin.

"Saya bisa merekomendasikan beberapa wanita untuk anda. Apakah anda suka wanita seperti Xiao Ju yang lembut? atau Xiao Chen yang sedikit nakal? atau Xiao Yan yang terkenal?" Tanya wanita itu lagi.

Seperti pemuda di depan tadi, Feng Xin mengabaikan wanita ini sepenuhnya juga. Matanya memicing mencari Meng Yue di antara keramaian ini. Akhirnya Feng Xin menemukan gadis itu. Diujung ruangan, Meng Yue tampak duduk diantara beberapa pria yang berusaha merepet padanya. Meng Yue terlihat tidak suka dan ingin menjauhkan mereka, tapi ia sedang terlalu mabuk untuk bisa mendorong seseorang dengan benar. Dan para pemuda tersebut memanfaatkan situasi itu untuk menyentuh tubuh Meng Yue.

Darah di tubuh Feng Xin berdesir lebih cepat ketika melihat pemandangan tersebut, ia merasa ia bisa saja membunuh semua orang yang berani menyentuhkan tangannya di tubuh istrinya itu.

"Bereskan mereka semua!" Seru Feng Xin geram.

"Baik Yang Mulia!" Para prajurit berseru patuh.

Feng Xin sendiri segera melangkah menuju Meng Yue, ia menarik kasar para pemuda yang mendekati Meng Yue, lalu melemparkannya begitu saja ke lantai. Ia kemudian menarik gadis itu ke pelukannya. Para pemuda yang sudah terjatuh di lantai itu tampak marah pada Feng Xin, tapi belum lagi mereka melangkah, mereka sudah lebih dulu tertegun melihat prajurit yang melindungi Feng Xin dan Meng Yue.

"Aiya ... anda kemari membawa keributan sebanyak ini, hanya untuk menjemput istri anda? Seharusnya anda cukup mengatakannya pada saya saja dan saya akan mengantar istri anda kembali ke rumah dengan selamat." Kata wanita tadi masih dengan nada centilnya.

Feng Xin menatap wanita itu dengan tatapan tajam yang seakan mampu membunuh orang, "Rumah bordil ini akan disita." Katanya dingin

"Apa? Tuan, anda tidak bisa asal mengatakan itu! Saya tahu anda pasti memiliki jabatan tinggi di negara ini, tapi bagaimanapun saya telah menjalankan 'bisnis' ini dengan persetujuan mendiang Kaisar, saya bahkan masih memiliki surat perizinannya jika anda ingin melihat!Jadi anda tidak bisa menyitanya begitu saja!" Protesnya

"Rumah bordil ini ... Pasti berhubungan dengan Jenderal Meng." Ia menjawab dingin

Wanita itu segera terdiam dengan wajah pucat pasi. Untungnya malam itu Feng Xin sedang tidak dalam suasana ingin menginterogasi, atau gadis cantik di depannya ini akan menderita beberapa luka siksaan dibawah interogasinya. Feng Xin segera melangkah pergi membawa Meng Yue. Sisa kekacauan ini bisa dibereskan oleh prajuritnya, juga tentu saja, Bai Qingwu.

*

Feng Xin kembali ke istana sambil membawa Meng Yue yang tengah mabuk di pelukannya. Sepanjang jalan, ia benar - benar sabar mendengar celotehan tidak jelas gadis itu. Sesaat gadis itu akan menangis, sesaat kemudian ia tertawa, sesaat kemudian ia berteriak tidak jelas, sesaat kemudian ia hanya bergumam.

Begitu akhirnya mereka tiba di depan Istana Dingin, Feng Xin segera turun dari kudanya dan kemudian menurunkan Meng Yue juga, lalu membawanya ke kamar di Istana Dingin.

Usai meletakkan Meng Yue di atas ranjang, ia mengambil kain dan sewadah air, lalu ia duduk dengan santai di samping gadis itu sambil menyapukan kain itu ke wajah Meng Yue yang kotor karena arak yang diminumnya secara asal - asalan. Tapi Meng Yue sendiri malah tampak terganggu dengan kain tersebut, ia berkali - kali mendorong kain itu dari wajahnya, dan entah bagaimana Feng Xin sepertinya memiliki kesabaran yang cukup banyak malam ini. Ia dengan sabar terus menyapu wajah Meng Yue yang kotor, tak perduli berapa kalipun Meng Yue menyingkirkan tangannya.

"Selir Meng, diamlah!" Seru Feng Xin, sambil mengunci kedua tangan gadis itu di cengkramannya.

Meng Yue mendadak tersenyum lebar, "Suaramu seperti Kaisar." Dia terkekeh senang

"Mm" Balas Feng Xin, lega melihat Meng Yue tak lagi bergerak.

"Tapi Kaisar sedang bersama calon istrinya." Ia mendadak membalikan tubuhnya

"Selir Meng, aku belum selesai!" Seru Feng Xin, sambil mencoba menarik tubuh Meng Yue agar menghadapnya lagi.

Tapi Meng Yue hanya mengacuhkannya, "Aku sangat sedih kau tahu? Aku tidak suka melihatnya dengan wanita lain." Meng Yue terus meracau

"Selir Meng, dia seorang Kaisar. Dia akan punya banyak istri di masa depan dan kau harus terbiasa dengan hal itu." Sahut Feng Xin dingin, seraya meletakkan kembali kain tadi ke dalam mangkuk. Menyerah untuk menyapu wajahnya lagi.

"Ya, dan itu sangat menyebalkan. Aku benar - benar berharap Kaisar hanyalah seorang pria biasa. Aku harap dia hanya 'Feng Xin' hingga hanya aku yang bisa mencintai dan dicintai olehnya." Racau Meng Yue lagi

Mendadak saja, Feng Xin merasakan sentakan di hatinya. Untuk sesaat ia yakin, jantungnya berdebar lebih cepat karena perkataan gadis itu. Apa yang terjadi padanya?

"Hei!" Meng Yue mendadak berbalik dan menyentuh tangan Feng Xin, pipi gadis itu juga sekarang tertempel di lutut Feng Xin. "Kau mirip dengan Kaisar, apa kau mengenalnya?" Tanya Meng Yue

"Ya" Jawab Feng Xin

Meng Yue tersenyum lebar, matanya bersinar dengan kebahagiaan. "Kau tahu? Aku mencintai Kaisar! Di dunia ini, hanya aku yang paling mencintai Kaisar!" Serunya nyaring.

"Kau sudah mengatakannya ratusan kali."

Meng Yue mengerjap, kemudian mendadak saja ia menarik tubuhnya bangun hingga posisinya berubah menjadi duduk. Feng Xin tak sempat memundurkan tubuhnya. Pergerakan itu membuat wajah mereka sekarang hanya berjarak beberapa senti. Untuk sesaat waktu seakan berhenti, rasanya seperti ada seseorang yang memberi mantra kepada dua orang itu hingga mereka tak mampu beralih sedikitpun dari wajah satu sama lain. Mata mereka bersitatap dan segalanya di sekitar mereka nyaris seperti tak nyata lagi.

"Kau adalah Kaisar!" Seru Meng Yue akhirnya.

Feng Xin mengerjap, ia seakan mendadak tersadar dari mantra apapun yang membuatnya tertegun tadi. Ia berdeham dan segera berkata dingin, "Ya, dan jangan terlalu senang. Aku akan menghukum mu besok. Tidurlah."

Feng Xin segera bangkit membawa mangkuk tadi, dan bersiap pergi. Tapi sebelum ia berhasil melangkah, Meng Yue sudah bergegas turun dari ranjangnya lalu berdiri menghalangi jalan Feng Xin. Kemudian, tanpa peringatan apapun, Meng Yue segera mengalungkan kedua tangannya di leher Feng Xin lalu berjinjit untuk mencium bibir pemuda itu.

Mangkuk di tangan Feng Xin terjatuh menjadi pecahan berkeping - keping di lantai. Tapi kedua insan itu sama sekali tidak mengacuhkannya. Feng Xin segera melingkarkan tangannya di pinggang ramping Meng Yue, lalu memperdalam ciuman mereka. Untuk sesaat kebencian, dendam, pengkhianatan, dan pembalasan seakan sirna. Kedua orang itu merengkuh tubuh satu sama lain seperti seekor pemangsa yang telah dibiarkan kelaparan selama beberapa waktu, mereka menjadi tergila - gila seperti seorang yang merasakan arak kesukaannya untuk pertama kali. Bunga persik membeku di luar dan segala di dalam sini menghangat hingga seluruh pikiran tak lagi menjadi jernih.

"Yang Mulia.... apa ada yang--"

Bai Qingwu dan beberapa penjaga beserta para pelayan terhenti di depan pintu. Mereka tadi mendengar bunyi mangkuk yang pecah ... Kaisar adalah seorang yang sangat berhati - hati, dan nyaris tak pernah terlibat hubungan apapun dengan Selir Meng. Bagaimana mungkin mereka bisa membayangkan adegan ini akan terjadi? Ketika tadi mereka mendengar mangkuk pecah, mereka sepenuhnya mengira bahwa ada seseorang yang menyerang kediaman Selir Meng, karena itulah mereka merengsek masuk tanpa berpikir panjang.

Sebelum terlambat, Bai Qingwu dengan panik memerintahkan semua orang keluar. Ia segera menutup pintu dan bergegas pergi menuju kuil terdekat, berdoa untuk umur panjangnya sendiri. Ia telah mengganggu momen intim sang Kaisar! Jika para pemuda di rumah bordil tadi saja dapat pengasingan karena telah mengganggu Selir Meng, bagaimana nasib dirinya yang telah mengganggu momen intim sang Kaisar? Sekarang, pasti hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan hidupnya.

Dan ya, kenyataannya Bai Qingwu memang telah menganggu 'aktivitas' yang dilakukan Feng Xin dan Meng Yue. Setelah mendengar dobrakan keras dari pengawalnya itu, Feng Xin segera menarik diri dari Meng Yue. Jantungnya masih berdebar, tapi ia memandang dingin pada Meng Yue. Saat ini Meng Yue tampak tersesat, napasnya terengah, bibirnya memerah bengkak, ia menatap Feng Xin dengan mata sayu, seakan tak yakin apa yang sedang terjadi. Meng Yue tampak luar biasa menggoda seperti ini.

Dengan cepat Feng Xin melangkah mundur. Mencoba tak tergoda sedikitpun pada pemandangan yang bisa mengaburkan pikiran pria manapun di depannya ini. Jantung Feng Xin berdebar dan sesuatu di tubuhnya berdenyut. Tapi kelebatan pembunuhan orang tuanya malam itu, mengingatkannya kembali akan dendamnya. Hal itu cukup untuk memadamkan segala hasratnya yang berkobar.

"Cepat tidur!" Seru Feng Xin, kemudian ia melangkah pergi dari kamar Meng Yue.

______________________________________

(1) Putri Zhu adalah nama gelar kehormatan dari Chen Zhuyu