webnovel

Mimpi di Istana Dingin

Meng Yue adalah musim semi yang bermekaran, sedang Feng Xin adalah musim dingin yang membeku. Musim semi tidak akan bisa datang jika musim dingin belum mencair, dan musim dingin harus menghilang begitu musim semi datang. Seperti kedua musim itu, Meng Yue dan Feng Xin tidak bisa hidup berdampingan, mereka hanya ditakdirkan bertemu sesaat sebelum salah satunya harus pergi. Ketika pergantian musim harus terjadi, mampukah mereka saling melepaskan?

Hazelnut_4529 · History
Not enough ratings
18 Chs

#18 : Berakhirnya Mimpi

Semenjak bangun, Meng Yue merasa kondisinya mulai membaik. Tapi Feng Xin tidak mengizinkannya beraktivitas seperti biasa. Pemuda itu terus membuatnya tidur di atas ranjangnya dan hanya boleh berjalan - jalan di pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari. Selama ia bangun, secara bertahap Feng Xin juga mengatakan apa saja yang terjadi selama ia tidak sadarkan diri. Ia juga telah bertemu dengan kedua orang tuanya selama beberapa kali dalam satu minggu. Bagi Meng Yue, saat ini sepertinya semua hal berakhir baik.

Meng Yue menghela napas, ia kemudian menoleh dan melihat ke arah jendela dan menemukan pemandangan bunga persik di halaman tengah mekar. Ia segera turun dari ranjang dan berdiri di depan jendela untuk melihat pemandangan itu.

"Yue'er, kau seharusnya lebih banyak istirahat!" Tegur Feng Xin, cemas melihat istrinya berdiri di depan jendela. Udara sekarang sangat berangin, ia takut udara seperti itu akan mempengaruhi kesehatan istrinya lagi.

"Kemarilah!" Seru Meng Yue

Feng Xin menghela napas, lalu berjalan sambil melepaskan jubah luarnya, ia kemudian meletakkan jubahnya itu ke bahu Meng Yue. "Ada apa?" Tanyanya

Meng Yue tersenyum lembut ketika menoleh menatap Feng Xin yang berdiri di sampingnya, "Pohon persik telah berbunga, dan kau telah jatuh cinta padaku."

Feng Xin tertawa kecil mendengarnya, ia kemudian berjalan ke belakang Meng Yue lalu membungkus gadis itu dalam pelukannya, "Kau telah memenangkan taruhanmu." Bisik Feng Xin

"Ya, waktu sepertinya sudah lama sekali berlalu semenjak aku membuat taruhan itu untuk diriku sendiri."

Feng Xin menatap Meng Yue dengan tatapan yang sepenuhnya menyayangi. Ia akhirnya melepas pelukannya, lalu berjalan ke samping Meng Yue dan kemudian membalik tubuh gadis itu hingga menghadapnya. Kemudian, Feng Xin mengangkat sebuah cincin dengan ukiran berbentuk sepasang bebek mandarin.

"Yue'er, apa kau mau menjadi permaisuriku?" Pinta Feng Xin

Meng Yue tertegun, ia tersenyum dengan penuh kebahagiaan. "Hanya jika kau menjanjikan dua hal padaku!" Serunya

"Apa itu?"

"Pertama, kau tidak boleh mengambil istri lain selain aku. Dan yang kedua...." Meng Yue menarik napas berat, "Kau tidak boleh memperlakukanku seperti dulu. Cukup menyakitkan bagiku tinggal jauh darimu, mendapat perhatianmu hanya jika aku sekarat, dan selalu di perlakukan dingin olehmu. Aku tidak mau hidup seperti itu lagi."

Feng Xin tersenyum lembut, kemudian ia mencium dahi Meng Yue cukup lama. "Untuk seumur hidupku, hanya kau yang akan menjadi istriku. Dan selama kau hidup, dunia ini, tidak ada seorang pun yang akan bisa menyakitimu lagi."

"Ngomong - ngomong, aku masih tidak bisa memaafkan pernikahan yang kau berikan untukku hari itu, Yang Mulia." Seru Meng Yue seraya mendongakkan kepalanya menatap Feng Xin.

"Aku akan segera mengurus semua itu." Feng Xin tertawa

*

Pagi hari Ibukota Chang'An diramaikan oleh prosesi pernikahan yang luar biasa mewah. Iring - iringan panjang yang membawa sejumlah pengiring pengantin berpakaian bagus dan membawa mahar yang mahal, tabuhan genderang musik yang ramai, ribuan kelopak bunga yang ditaburkan sepanjang jalan mengiringi perjalanan itu. Di tengah - tengah semuanya, sebuah tandu mewah dibawa dengan sangat hati - hati. Dari semua keindahan iringan pengantin itu, tentu saja tandu mewah tersebut yang menjadi pusat perhatian semua orang.

"Luar biasa! Ini adalah pernikahan termewah yang pernah aku lihat seumur hidupku!"

"Aku bersyukur aku hidup pada era ini hingga bisa diberkati dengan pemandangan seindah ini."

"Bahkan untuk generasi berikutnya, sepertinya tidak akan ada yang bisa menyaingi prosesi pernikahan ini!"

"Gadis itu sangat beruntung! Dia seperti memiliki seluruh keberuntungan dari Surga!"

Seluruh percakapan penuh pujian dan juga rasa terharu diungkapkan sepanjang jalan oleh warga yang menonton iring - iringan itu dari pinggir jalan. Semuanya menatap iri, terus melontarkan pujian tanpa henti, dan juga pengharapan - pengharapan baik akan pernikahan ini.

Bagaimana bisa seorang gadis dicintai sebanyak ini oleh suaminya, hingga pernikahannya pun di adakan begitu meriah. Pernikahan yang akan menjadi pembicaraan semua orang selama puluhan tahun yang akan datang.

Iring - iringan itu terus berjalan dengan ramainya hingga memasuki istana. Istana yang tadinya sunyi, dalam sekejap diubah menjadi tempat yang sangat ramai oleh dentuman musik dan taburan kelopak bunga. Saat iring - iringan itu berhenti depan Istana Utama, tepat di halaman kediaman sang Kaisar. Feng Xin keluar dari kediamannya.

Ia tersenyum dan dengan bangga berjalan menggunakan baju merah bersulam naga emasnya. Langkahnya begitu tegas dan penuh dengan keyakinan. Wajahnya yang tampan dan selalu dipenuhi kesan dingin, untuk pertama kalinya melembut seolah ia adalah pria biasa. Matanya tampak bahagia ketika menatap tandu itu. Satu tahun yang lalu, ia ingat ia melihat tandu yang sama di letakkan begitu saja di halaman Istana Dingin, teronggok tak diperdulikan seolah itu hanyalah sampah. Dulu, Feng Xin hanya menatap tandu itu sekilas dan merasa puas karena telah berhasil mempermalukan gadis itu dengan prosesi pernikahan yang mampu membuat gadis manapun bersedih jika mengingatnya. Saat itu, ia tak akan pernah berpikir, bahwa di masa depan ia juga yang akan memberikan pesta pernikahan paling meriah untuk gadis itu.

Feng Xin melangkah ke depan tandu itu, lalu menendang pintu tandu tersebut dengan lembut.

"Pengantin baru, turun dari gerbongnya!" Seru seorang pengasuh pernikahan.

Secara perlahan Meng Yue keluar dari tandunya, seluruh wajahnya tertutup oleh kerudung berwarna merah. Pengasuh pernikahan itu segera mengulurkan tangannya untuk membantu Meng Yue turun dari tandunya. Kemudian tangan Meng Yue diserahkan kepada Feng Xin. Tangan itu segera digenggam Feng Xin dengan erat, tapi detik berikutnya ia segera melepaskannya untuk menunduk dan menggendong gadis itu di pelukannya. Seperti itu, mereka berdua melangkah masuk ke dalam kamar pengantin.

Feng Xin melintasi kamar pengantin mereka, dan dengan hati - hati meletakkan Meng Yue di atas ranjang. Ia kemudian berjalan untuk mengambil tongkat dan kemudian mengangkat kerudung merah Meng Yue. Seperti pertama kali melihatnya setelah kerudung merahnya terangkat, Feng Xin menemukan dirinya sekali lagi terpesona. Kulit seputih salju gadis itu terlihat sangat indah ketika dibalut dengan gaun pernikahan berwarna merah, rambutnya yang hitam panjang di tata sedemikian rupa dengan riasan phoenix berlapis emas sebagai mahkotanya. Dia terlihat luar biasa mempesona hingga Feng Xin tidak tahu lagi bagaimana caranya ia menghargai gadis ini. Rasanya ia ingin memberikan seluruh dunia hanya untuk membahagiakannya.

Meng Yue tak bisa menahan senyum bodohnya, dan ia lebih tak bisa lagi menahan air matanya. Di masa lalu, ia berjalan sendiri ke kamar pernikahannya. Lalu duduk selama berjam - jam sendirian, hanya untuk melihat suaminya datang dengan memakai pakaian biasa dan membuka kerudungnya dengan setengah hati. Hati Meng Yue dipenuhi berbagai emosi begitu ia melihat Feng Xin hari ini. Di antara berbagai prosesi pernikahan mewah yang diadakan Feng Xin untuknya, ia paling menghargai kenyataan bahwa Feng Xin menggunakkan jubah pernikahannya hari ini. Setelah beberapa lama, ia akhirnya mewujudkan pernikahan ini.

"Aku tidak melakukan kesalahan apapun, kenapa kau menangis?" Tanya Feng Xin lembut, ia menghapus air mata yang terjatuh di mata Meng Yue.

"Aku ... Aku hanya merasa terharu. Hari ini rasanya masih seperti mimpi. Kita benar - benar menikah secara resmi." Jawab Meng Yue

Feng Xin tersenyum tidak berdaya, "Baguslah kau bahagia. Aku tidak mau kau mengingat pernikahan menyedihkan yang kuberikan padamu dulu."

"Kau telah melunasi semuanya."

Feng Xin melangkah mempersempit jaraknya dengan Meng Yue. Ia dengan lembut melepaskan mahkota phoenix yang menempel erat di rambut gadis itu. Sebenarnya, mahkota ini terlihat sangat indah menghiasi wajahnya. Itu menambahkan aura pada Meng Yue, ia terlihat cantik dan berkuasa dengan mahkota ini. Feng Xin merasa agak tidak rela melepaskannya dari rambut gadis itu, tapi untuk kegiatan selanjutnya ... Mahkota ini hanya akan mengganggu.

"Ya, aku sudah melunasi segalanya. Kecuali satu hal." Kali ini Feng Xin tersenyum penuh arti saat matanya terkunci menatap Meng Yue yang tampak kebingungan.

"Apa itu?" Tanya Meng Yue

Tapi Feng Xin tak mau repot - repot menjelaskannya, ia hanya segera menunduk untuk mencium bibir gadis itu dan melumatnya lembut untuk menunjukkan seluruh rasa cinta dan juga dahaganya yang telah terpendam sekian lama. Dengan lembut, tangan Feng Xin memegang belakang kepala Meng Yue lalu ia mendorong gadis itu pelan hingga mereka berdua berbaring di atas ranjang yang penuh dengan kelopak bunga mawar.

Setelah semua itu, Meng Yue tentu saja tahu apalagi yang belum Feng Xin lunasi dari masa lalu mereka. Malam pertama pernikahan. Di masa lalu, ia ditinggalkan begitu saja setelah kerudungnya di angkat. Ia menghabiskan malam dengan melepaskan seluruh lapisan gaun dan perhiasannya sendiri. Kemudian tidur untuk melupakan segala penghinaan yang dilakukan padanya hari itu.

Hari ini ... Ia menyerahkan seluruh tubuhnya pada pemuda itu. Mewujudkan pernikahan mereka secara utuh. Untuk menjadi miliknya dalam raga maupun jiwa.

Tangan Feng Xin dan Meng Yue bertaut, cinta dan nafsu yang terpendam berpadu menjadi satu. Keduanya terbakar, hancur tapi juga sempurna dalam penyatuan malam itu.

Di luar, pohon persik menerbangkan kelopak bunganya dengan lembut, menyambut awal musim panas. Pemandangan itu menjadi saksi bisu bagaimana kekacauan dan kebahagiaan bergumul dalam kamar tersebut. Untuk cinta yang tak terbatas, bagaimana mungkin satu malam cukup untuk mengungkapkan segalanya?

*

Keesokan harinya, Aula Istana dipenuhi dengan semua orang. Semua pejabat sipil dan militer berkumpul di aula untuk sebuah acara yang sangat penting. Feng Xin duduk di atas singgasananya, menatap dengan angkuh semua orang yang berlutut di kakinya. Terlihat persis seperti penguasa seluruh dunia, dengan tatapan dingin dan aura berkuasa yang mengelilingi dirinya.

"Panggil Meng Yue masuk untuk menerima gelarnya!" Seru Feng Xin

Pintu aula terbuka, sinar matahari bersinar cerah menyinari seorang wanita yang berdiri menggunakan gaun phoenix mewah di depan pintu. Kecuali Jenderal Meng, semua lelaki di ruangan itu menatap Meng Yue dengan tatapan terpesona. Pada dasarnya, Meng Yue memang sudah sangat cantik bahkan tanpa dipoles apapun. Tapi dengan gaun phoenix mewah, mahkota phoenix berlapis emas dan pembawaannya yang anggun, dia benar - benar terlihat tidak nyata. Ia terlihat indah, mulia dan juga elegan di saat bersamaan. Seakan ia adalah dewi yang menginjakkan kaki ke bumi. Meng Yue berjalan dengan percaya diri melintasi aula diiringi dengan tatapan terpesona oleh semua lelaki. Ia baru berhenti berjalan ketika ia tiba di depan singgasana sang Kaisar.

Seorang kasim melangkah maju dan mengumumkan dengan keras dekrit kekaisaran yang mengumumkan Meng Yue sebagai permaisuri negeri itu. Meng Yue membungkuk dengan hormat sambil merentangkan kedua tangannya untuk menerima dekrit itu. Kasim itu lalu memberikannya sebuah segel emas permaisuri, segel emas itu adalah bukti kekuatan gelarnya yang hanya satu tingkat di bawah sang Kaisar, bukti bahwa ia akan berdiri paling terhormat di antara seluruh wanita yang ada di negeri ini.

Setelah itu, Meng Yue bangkit dan seluruh istana berseru dengan keras, 'Semoga langit memberkahi permaisuri dengan hidup ribuan tahun'. Seiring dengan teriakan itu, Feng Xin melangkah turun dari singgasananya, tangannya terulur begitu ia berdiri di depan Meng Yue. Ketika sejak tadi matanya dipenuhi dengan tatapan dingin yang mampu mengintimidasi siapa saja, kali ini tatapannya menjadi lembut ketika bersitatap dengan Meng Yue.

Dengan bergandengan tangan, Feng Xin dan Meng Yue berjalan ke arah singgasana, lalu duduk berdampingan dengan anggunnya. Semua orang tercengang menatap keindahan pasangan itu begitu mereka duduk di atas singgasana yang penuh dengan kemegahan. Mereka berdua benar - benar pasangan yang dibuat oleh surga! Keduanya menawan, memiliki aura yang kuat dan begitu berkuasa!

Sekali lagi semua orang berseru, mendoakan umur panjang dan kesejahteraan permaisuri negeri ini. Sedang orang yang diberikan seruan, tersenyum dengan senang sambil menatap orang yang duduk di sampingnya. Mereka bertatapan, di depan seluruh dunia mereka menunjukkan cinta mereka.

Pada akhirnya, cinta mengalahkan dendam dan kebenaran mengalahkan kekalahan. Untuk puluhan tahun berikutnya, kerajaan yang dipimpin Feng Xin dan Meng Yue tumbuh menjadi kerajaan besar yang penuh dengan kesejahteraan. Semua orang makmur di bawah pemerintahan Feng Xin. Dan negara aman di bawah pemimpin seperti Jenderal Meng.

Feng Xin dan Meng Yue masih mencintai setiap hari seperti dulu.

Pada akhirnya, musim dingin membeku itu telah mencair dan bergabung bersama kehangatan musim semi hingga membuat bunga – bunga di seluruh negeri mekar dengan indahnya.

SELESAI