webnovel

WEDDING GOWN

Keesokkan siangnya mobil yang membawa Jasmine sudah berhenti tepat di depan sebuah bridal. Milik seorang perancang gaun pengantin kondang di tanah air. Designnya sangat diminati baik di dalam mau pun luar negeri.

Dengan segera Jasmine melompat turun, masuk ke dalam ruang yang didominasi warna putih dan pink pastel itu. Ia harus segera menemui Leonardo karena telah lewat setengah jam dari jadwal temu mereka —karena kemacetan. Jasmine sadar calon suaminya itu bukanlah pria yang suka menunggu. Jangan sampai Leonardo marah karena keterlambatannya membuat pria itu harus membuang waktunya sia-sia.

"Leon, maaf aku terlambat, kau sudah menunggu lama? Aku masuk, ya." Jasmine bergegas masuk ke dalam ruangan yang tertutup oleh tirai dari kain bludru berwarna pink fusia.

"Tak apa, aku juga baru saja datang," ujar Leonardo sambil melepaskan kemeja yang sedang menempel di tubuh atletisnya saat itu.

Jasmine tak berkedip saat menatap tubuh dan wajah calon suaminya itu. Ia begitu terpesona, kegagahan Leonardo memang membuat siapa pun menelan ludahnya dan kepanasan. Jasmine terus menatap punggung dengan tulisan 'VENCO' itu lamat-lamat, Dalam hatinya membatin, kenapa dengan jantungku? Kenapa lagi-lagi aku berdebar saat melihat punggung itu?

Leonardo bertelanjang dada, beberapa petugas bridal tengah sibuk membantunya mengenakan kemeja yang lain. Kali ini kemeja sutra putih. Leonardo menggunakan inner suit dengan bahan jaquar berwarna silver. Lalu setelahnya, jas hitam legam keluaran Armani. Setelan jas lengkap itu terlihat begitu cocok melekat pada tubuh tegap Leonardo. Warna hitamnya yang pekat menambah aura dingin dan kejam keluar dari pribadi pemakainya.

"Sepertinya di bagian ini kurang nyaman," ujar Leonardo, ia menunjuk bagian lengannya.

"Baik, Tuan. Akan kami perbaiki segera." Angguk petugas bridal. Mereka membantu Leonardo melepaskan jasnya.

"Giliran anda, Nona. Tuan Leon sudah memesan beberapa gaun, tinggal menentukan mana yang pas dengan tubuh Anda.

"Akh, iya," jawab Jasmine. Ia melangkah sedikit cepat dan masuk ke dalam ruang ganti.

"Aku akan menunggumu di luar." Leonardo mengrengkuh pinggang Jasmine dan mengecup pipinya sebelum keluar. Jasmine mengangguk.

Leonardo menunggu Jasmine berganti pakaian dengan sabar sambil membaca majalah di sofa ruang tunggu. Sesekali ia melihat sekeliling, pemandangan interior di ruangan itu terlihat terlalu feminim baginya.

"Tuan, Nona sudah siap." Pelayan bridal membuka tirai, Jasmine berjalan anggun dengan gaun pengantin rancangan designer terkemuka itu mendekati Leonardo.

"Bagaimana, Tuan Leon?" Sang Designer bahkan turun tangan langsung saat Jasmine fitting.

"Cantik, terlihat langsing, gemerlapan. Hmm ... coba pilihan lainnya. Aku merasa ada yang kurang dengan gaun ini," kata Leonardo sembari mengelus dagu, ia merasa gaun Jasmine kurang mewah.

"Baik, silahkan tunggu, Tuan."

Jasmine kembali berganti pakaian. Pelayan bridal membantunya fitting. Beberapa saat kemudian tirai kembali terbuka, memamerkan kembali si cantik Jasmine dalam balutan wedding gown serba putih.

"Cantik sekali, bukan Tuan Leon? Pengantin Anda memang luar biasa." Sang designer memuji kecantikkan Jasmine.

"Tentu saja dia cantik, dia adalah calon istriku," tukas Leonardo. Leonardo merengkuh pinggang Jasmine dan berbisik, "cantik dan menggairahkan, benarkan, Baby?"

Wajah Jasmine menghangat saat mendengar pujian calon suaminya mengalir dengan deras, ia merasa semua hal ini seperti pernikahan sungguhan. Memilih gaun bersama, saing memuji, saling merangkul. Tak seperti saat menikah dengan Rafael, hampir semua persiapan pernikahan dilakukan oleh Jasmine. Rafael hanya mengangguk setuju sambil mengangkat ibu jari tiap kali Jasmine mencoba baju pengantin mereka dulu.

"Aku memesan tiga gaun bukan?" tanya Leonardo.

"Benar, Tuan. Saya akan membantu Nona Jasmine fitting baju selanjutnya."

"Hah? Masih ada lagi?" Jasmine kaget, ia merasa lelah, fitting satu buah baju saja memakan waktu hampir satu jam. Belum lagi ia harus menahan tali temali gaun yang terikat sangat kencang di belakang punggung.

"Jangan mengeluh, tinggal satu." Leonardo kembali ke tempatnya duduk, sesekali ia mempelajari tablet pintar berisi pekerjaannya hari ini yang telah dilaporkan Kesya.

Tirai kembali terbuka, Jasmine telah berganti dengan gaun putih model mermaid yang begitu menawan. Ekor furing gaunnya menjuntai begitu panjang, penuh dengan gemerlapnya batu dan payet, bordiran tangan khusus menghiasi bagian punggung, membuatnya terlihat begitu mewah dan elegan. Semua bagian dari gaun ini dibuat secara mendetail dengan tangan. Benar-benar indah dan mewah. Gaun itu tampak sempurna saat melekat pada tubuh molek Jasmine, gadis itu begitu cantik, begitu anggun, begitu mempesona.

"Bagaimana, Leon?" Jasmine terpaksa bertanya karena Leonardo terbengong saat menatapnya.

"Ini luar biasa, kau cantik sekali, Jasmine. Sudah kuduga, kau memang lebih pantas mengenakan gaun model mermaid yang melekat mengikuti lekukan tubuh dibanding model ballgown," jawab Leonardo.

"Jadi? Yang ini?" tanya Jasmine.

"Kau juga sukakan?"

"Iya, aku suka." Jasmine mengangguk, ia berbinar bahagia.

"Bagian broklat pada lengan bisa dilepaskan, Nona. Anda bisa mengenakannya saat pemberkatan nikah, dan melepasnya saat malam resepsi. Jadi terlihat seperti dua gaun dengan model berbeda." Sang designer memberikan contoh, Jasmine mengangguk senang, baru kali ini ia melihat gaun seunik ini.

"Baik, kami pakai yang ini saja. Tetap kirim semua gaun ke rumahku."

"Baik, Tuan Leon."

"Apa aku sudah boleh berganti pakaian?" Jasmine menoleh pada Leonardo.

"Tentu saja, Baby! Aku sendiri yang akan membantumu berganti pakaian." Leonardo menyeringai.

"Hah??" Jasmine terbelalak.

"Tinggalkan kami berdua."

"Baik, Tuan Leon." Seluruh manusia keluar dari ruangan dan kembali menutup tirai.

"Leon!!"

"Ayo, kita lepas gaunmu, Baby! Aku harus belajar cara melepaskannya sebelum malam pertama kita." Leonardo menggoda Jasmine, melangkah mendekatinya membuat wanita itu mundur sampai mentok pada dinding kaca.

"Kita di tempat umum."

"Justru itu lebih menantang! Ah, Mi Volas Vin, Baby!" Leonardo berbisik.

"DASAR MESUM GILA!"

oooooOooooo

Apa arti tulisan di punggung Leon? Ada yang tahu?

Yuk di komen dan vote dengan Powerstone 💋💋💋 biar semangat gaeskuh

Next chapter