99 OFFICE LIFE

Kembali ke Jasmine, hari ini ia kembali masuk kantor dengan semangat empat lima. Leonardo mengatakan bahwa Alexandro —Ayah Leonardo— akan berusaha membujuk Rosie —Ibu Jasmine— agar mau memaafkan kesalahan mereka berdua. Memang kesannya seperti anak kecil yang bersembunyi di ketiak ayahnya. Tapi mereka berdua tak punya pilihan, karena sampai beberapa detik yang lalu Rosie masih tetap mengacuhkan Jasmine. Membuat Jasmine bersedih.

Kini Jasmine tak perlu lagi khawatir, lagi pula Rosie juga telah ditangani oleh para ahli medis keluarga Wijaya yang kemampuannya tak perlu lagi diragukan.

"Maafkan saya, Pak. Ibu saya masuk rumah sakit semalam jadi saya datang terlambat pagi ini." Jasmine mencari alasan pada ketua Tim, padahal sebenarnya, pagi tadi ia mampir ke rumah mertuanya terlebih dahulu untuk mengutarakan keluh kesahnya. Benar kata Leonardo, Alexandro jauh lebih terbuka dan bisa diajak berbagi cerita, sikapnya yang selalu tenang memang membuatnya berhasil membawa Grup Wijaya sampai sebesar ini.

"Jadi ibumu sakit? Pantas saja kau tak membalas pesanku semalam." Ketua tim menggaruk kepalanya, sedikit lega karena ternyata Jasmine sedang repot mengurus sang ibu, bukan karena sedang mengacuhkannya.

"Ya??" Jasmine bingung, pesan teks?? Apa nomon tanpa nama yang mengucapkan kata 'hai, selamat malam' itu? Jangankan membaca, Jasmine hanya mengacuhkannya karena ia anggap orang iseng. Lagi pula masalah Rosie jauh lebih menyita perhatiannya dari pada sekedar basa basi dari orang yang tidak dikenal.

"Lupakan ucapanku, Jas, cepatlah bekerja," tukas pria muda itu dengan wajah ceria.

"Baik, Pak."

Sepeninggalan Jasmine ke meja kerjanya, pria itu bersiul dan ikut kembali duduk. Mulai kembali menekuni satu per satu dokumen yang menumpuk di atas mejanya. Nama pria itu adalah, Dylan. Seorang kepala tim marketing, saat ini dia adalah pria tampan dengan karir sukses dan juga usia yang pas untuk menikah. Rumah, kendaraan, dan juga tabungan masa depan, semua sudah ada dikantongnya, tinggal mencari wanita yang tepat untuk diajak menikmati semua hasil dari kerja kerasnya itu.

Tak heran banyak wanita di kantor yang meliriknya, mencoba untuk mendekati, bahkan tak segan untuk merayunya terang-terangan, sebut saja Mawar dan Kenanga, dua bunga ini sudah lama mendekati Dylan, mencoba bersaing dengan ketat agar pria mapan itu menikahi salah satu dari mereka. Namun tiba-tiba saja kedatangan bunga lainnya bernama Jasmine justru menyedot seluruh perhatian Dylan. Tak ayal mereka berdua sangat membenci Jasmine. Apa lagi wanita itu terlihat sok polos, sampai berbuat seenaknya dihari pertama masuk kantor. Dylan pun tak masalah dan malah mengizinkannya pulang begitu saja.

"Apa kau tak terlalu pilih kasih padanya?" tanya Mawar pada Dylan.

"Hei, bukankah kau sudah tahu alasanya pulang cepat kemarin dan datang terlambat pagi ini, semua karena Ibunya sedang sakit. Sebagai anak kita harus berbakti bukan? Apa salahnya membiarkan seorang anak merawat ibunya terlebih dahulu??" Dylan menyahut ucapan Mawar.

"Ck, coba aku yang di posisinya, kau pasti menegurkukan?!" sahut Mawar ketus.

"Mawar benar, kau terlalu pilih kasih, Pak!" tambah Kenanga.

"Sudah cepat kerja!! Jangan sampai kinerja kalian menurun hanya karena masalah sepele seperti ini!" seru Dylan ketus pada kedua anak buahnya itu.

Kedua gadis itu mencabikkan bibir seraya beranjak pergi dari sisi Dylan dan kembali pada kursi mereka masing-masing yang mengapit Jasmine. Pandangan dingin mereka membuat Jasmine bergidik.

Kok merinding sih? batin Jasmine.

Dylan menatap lekat pada sosok Jasmine yang terlihat sibuk mempelajari pekerjaan barunya itu. Wajah cantiknya tidak seperti kebanyakan wanita yang selalu penuh make up. Jasmine cenderung terlihat flawless dengan sapuan bedak tipis dan seulas lip gloss pink.

Berbeda dengan Dylan yang mengamati Jasmine dalam diam. Jasmine justru memutar bola matanya kesal karena sang suami terus menterornya dengan pesan teks. Meminta Jasmine untuk datang ke ruang presiden direktur saat makan siang.

________

LEONARDO:

Ayah berhasil meyakinkan ibu. Kau harus memberiku hadiah. 😏

———

JASMINE:

Ini masih jam kerja! 😒

———

LEONARDO:

Nanti, Waktu makan siang.😏

———

JASMINE:

Iya, iya, sudah ya, aku harus bekerja.😒

———

LEONARDO:

Aku menunggumu, Baby 😘

_________

Jasmine tersenyum kecil, ia tak pernah menyangka suaminya bisa menggunakan emoticon yang lucu. Ia kira sikap pemaksa dan kaku Leonardo begitu kental sampai ke pembuluh darah. tapi nyatanya pemikiran Jasmine lusut, suaminya itu bisa juga berlagak sok imut.

"Hei, jangan bermain ponsel saat jam kantor!" tegur Kenanga.

"Maaf, maaf." Jasmine bergegas memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

Jam berlalu dengan cepat saat kita menekuni suatu hal. Berlaku juga bagi Jasmine yang saat ini begitu tekun dengan pekerjaannya. Tanpa wanita itu sadari, tiba-tiba saja sudah lewat beberapa menit dari jam makan siang. Membuat Jasmine kelabaan membereskan barang-barangnya.

Duh, Si Singa Mesum pasti sudah pasang tampang garang karena aku terlambat. Jasmine melirik ke arlojinya yang telah menujukkan angka 12.10, jarum panjang terlihat lebih dari sepuluh menit sejak jam makan siang.

"Kau mau ikut kami makan siang bersama?" Melihat Jasmine bangkit, Dylan pun ikut bangkit. Ia menawarkan makan siang bersama-sama di kantin kantor, atau keluar ke restoran di sekitar gedung kantor mereka.

"Maaf, saya terburu-buru, Pak. Mungkin lain kali." Jasmine menolaknya sembari berjalan cepat ke arah pintu keluar.

"Bagaimana kalau makan malam? Kita adakan minum-minum untuk penyambutanmu?" tawar Dylan lagi. Jasmine terus melirik arlojinya.

"Ee ...," gumam Jasmine tak bisa memberi jawaban.

"Ayolah! Sudah lama tim marketing tak mengakrabkan diri!" tukasnya setengah memaksa.

"Baiklah, sepulang kantor. Tapi sebentar saja ya, Pak. Saya harus menjenguk Ibu di Rumah Sakit." Jasmine tak punya pilihan selain menyanggupi permintaan Dylan. Tak ada waktu untuk mendengar renggekan pria itu karena saat ini ada pria lain yang jauh lebih penting untuk didahulukan. Dan pastinya akan bertambah merengut kalau Jasmine tak segera datang.

"Bagus!! Boleh, satu atau dua jam aku kira cukup." Dylan tersenyum. Mawar dan Kenanga yang mendengarnya sedikit sewot dengan kelakuan bucin Dylan pada sosok Jasmine.

"Ck, dasar pria!" decak mereka kesal.

— MI VOLAS VIN —

(FREE TALK BELLE)

Belle : Sedikit dulu ya Jas, kisahmu hari ini. Soalnya nyambi momong, ini aja Belle ga tahu tulisannya pating peletot apa tetap lurus dijalan yang benar 😂😅 soalnya kejiwaan Belle udah disedot habis sama dua anak piyik yang semakin aktif, Bun.

Jasmine : Gapapa Kak Belle, Jasmine tahu kok, yang penting Belle update tiap hari. Btw mau nanya Kak Bel, itu yang kasih nama kok kaya ga niat sih? Sebut saja Mawar dan Kenanga 😅 lagi malas cari nama to?

Belle : kok tahu?? #malu

Jasmine : Jangan-jangan dulu juga males cari nama buat tokoh-tokoh di nopel ini ya Kak? Soalnya sama dengan nopel TMDM. 😒

Belle : kok tahu?? #nambahmalu

Jasmine : huft ... coba sekarang cari nama lagi buat cast kita!! Jangan sama donk. 😑

Belle : Oke. Leon : Jon Koplo, Jasmine : Lady Cempluk, Rafael : Tom Gembus.

Jasmine : 🙄🙄🙄

Belle : katanya suru ganti nama.

Jasmine : itu ma Solo Pos!!!! (Yang pernah baca harian solo pos pasti kenal sama nama-nama itu.)

Belle : kok tahu?? 😱

Jasmine : Ashemboh!!!

Belle : 🙈

Jasmine : Gaes maapin othor ya, tulisannya unfaedah!! Ga usah dibaca, kalau udah terlanjur tolong jangan dihujad, kasihan. 😤😤 cukup otak saya aja yang gowang, kalian jangan, nggak kuat. 🤪🤪

avataravatar
Next chapter