webnovel

MI VOLAS VIN (I Want You)

Patuhi syarat membaca. 1. Mengandung muatan dewasa (21+) yang belum cukup umur dilarang membaca. 2. Follow akun author / IG @dee.Meliana 3. Kasih like/vote dan komentar yang sopan dan membangun. G: Dark Romance. Dilarang mengcopy paste tulisan ini dalam bentuk apapun!!! Tindakan plagiatan akan saya proses secara hukum. BLURB: ========== Kasih dan pengakuan. Cinta dan nafsu. Gairah dan hasrat. Semua itu adalah bagian penuh pesona dalam setiap kisah yang terjalin dalam kehidupan manusia. Pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin, semua lapisan golongan dalam bebagai macam warna mata dan kulit menginginkannya. Keinginan yang tanpa batas untuk memiliki berujung pada obsesi. Obsesi berujung pada kegilaan. Kau bisa melakukan apapun saat menjadi gila. MI VOLAS VIN Bahasa Esperanto yang berarti 'aku menginginkanmu'. Ucapan singkat itu lah yang selalu Leonardo bisikkan pada telinga Jasmine. Obsesi Kegilaan dan Hasrat Membuat Leonardo menginginkan wanita bernama Jasmine lebih dari apapun dan bagaimana pun caranya. Lelaki berbahaya namun tampan dan penuh gairah diperhadapkan dengan wanita biasa yang menyimpan sejuta pesona. Mampukah Leonardo melumpuhkan Jasmine? "Sampai tetes darah terakhir yang mengalir melalui pembuluh darahmu adalah milikku. Mi volas vin, Jasmine!" Leonardo berbisik panas pada telinga Jasmine, membuat tubuh Jasmine bergetar karena sensasinya. "Tidak, ini adalah hal yang salah, Leon!" seru Jasmine. (Mengandung unsur maju mundur atau plot twist, baca dengan penuh penghayatan ya Darling!) Cover bukan milik saya. (Cover is not mine, credit belong to owner) Terima kasih. Selamat membaca, Belle Ame.

BELLEAME · Urban
Not enough ratings
529 Chs

CARELESS

(Mengandung unsur maju mundur alias plot twist. Bacalah dengan perlahan dan juga menghayati. Karena sejatinya novel ini bergenre romance-action-misteri.) 💋💋💋💋 vote juga jangan lupa bellecious!

______________

Jasmine tak bisa tidur. Bukan karena Leonardo yang mendengkur nyenyak di sampingnya, bukan juga karena bunyi guruh akibat hujan yang membuncah. Wanita itu masih memikirkan tentang vitamin pemberian Rafael, kenapa wujudnya berbeda dari pemberian Leonardo.

Kenapa juga Rafael tak menghubungiku? Apa ucapan Leon benar, dia tidak khawatir padaku?

Helaan napas panjang dibarengi dengan bahu yang melemas, menandakan kegundahan hatinya. Sejauh apapun Jasmine bertekat untuk menepis semua itu ia tetap kembali penasaran. Wanita itu menekuk lutut lantas memeluknya, berusaha memperoleh kenyamaanan. Sesekali ia melirik ke arah tubuh kekar yang tertidur pulas di sampingnya malam ini. Pemandangan yang aneh mengingat pria itu bukanlah suaminya.

Jasmine mengusap rambut ke belakang kepala. Leonardo tidak memintanya untuk bercinta, hanya menyuruh wanita itu tidur dengan nyenyak. Jasmine merasa sebal, ia tak mengerti dengan jalan pikiran pria itu. Sejenak menyebalkan sejanak manis, sejenak marah-marah sejenak baik.

Apa dia berkepribadian ganda? Bipolar? Syco? Hish! Yang pasti dia kelainan, pikir Jasmine sebal, ingin rasanya membekap wajah super tampan itu dengan bantal, tapi bukankah itu sama saja dengan pembunuhan? Jasmine masih punya akal sehat semarah dan segusar apapun hatinya saat ini.

"Eung ...," lengguh Leonardo, ia terbangun dan mendapati Jasmine masih terjaga.

"Kenapa belum tidur?" tanyanya.

"Bagaimana aku bisa tidur? Kau bukan suamiku, kita tak mungkin tidur bersama." Jasmine membuang muka.

"Kau harus tidur, tubuhmu mudah lelah dan sakit!" Leonardo menarik tubuh Jasmine agar rebah di sampingnya.

"Lepas!!" Jasmine meronta dalam dekapan Leonardo.

Leonardo tak peduli, ia memeluk Jasmine dari belakang. Menindih dengan kaki kanan, seakan-akan tubuh Jasmine adalah guling. Jasmine memberontak, namun tubuh singa itu terlalu berat. Leonardo sudah kembali terlelap, napasnya yang teratur terasa hangat pada tengkuk Jasmine. Akhirnya wanita itu menyerah, memilih untuk ikut memejamkan mata, pukul 3 dini hari akhirnya ia juga tertidur.

ooooOoooo

Esoknya, Jasmine mengerjapkan matanya, kamar terlihat masih gelap. Leonardo sengaja membuat pencahayaan remang dan tidak membuka gorden jendela agar Jasmine bisa tidur dengan nyenyak. Jasmine meraba-raba kasur, mencari pria yang memaksanya menginap itu. Tak ada, ia sudah pergi.

"Jam berapa ini?!" Jasmine terperanjat, ia langsung terbangun dan mencari ponsel. Pukul 8.27 pagi. Terlambat 30 menit untuk bekerja.

"Shit!! Bisa-bisanya aku tertidur sepulas ini di kandang singa!!" Jasmine mengerutuki dirinya sendiri lantaran kebodohannya.

Jasmine bangkit, mencari keberadaan pakaiannya. Tapi bukankah bajunya sudah sobek? Direnggut paksa oleh Leonardo, pria itu pasti sudah membuangnya. Bahu Jasmine melemas, bagaimana ia bisa keluar dari kamar hanya dengan kemeja kedodoran dan celana dalam? Tanpa bra yang menutup dua tonjolan indah miliknya atau pun celana yang menutupi paha mulusnya.

"Sialan!!" Jasmine mendadak gusar, bagaimana caranya ia pergi dari neraka ini?

Jasmine berkeliling kamar luas nan mewah itu. Mencari kamar mandi. Setidaknya ia harus menyalurkan hasratnya untuk berkemih sebelum memikirkan langkah selanjutnya. Jasmine terkesima saat melewati lorong kamar ganti, lemari-lemari penuh pakaian, jas mahal, sepatu, belt, jam tangan, dan assesoris lainnya. Semua pintunya hanya bisa dibuka dengan sidik jari milik Leonardo.

Wah, daebak!! Macam toko baju di mall. puji Jasmine.

Pada ujung ruang ganti ada kamar mandi megah, begitu pintu terbuka ada jacuzi, jet shower room, dilengkapi dengan closet duduk yang bisa menyesuaikan suhu. Rasanya hangat saat Jasmine menghenyakkan pantatnya. Ekor mata Jasmine menyapu seluruh ruangan. Hampir seluruh permukaannya terbuat dari batu pualam putih yang indah. Lalu kepalanya bergeleng, betapa bagusnya kamar mandi ini?! Dan luasnya sama dengan luas rumahnya!!

"Aku mencarimu kemana-mana, ternyata di sini!" Leonardo masuk ke dalam kamar mandi.

"Hei!! Aku sedang pipis!!" Jasmine menyahutnya dengan lantang. Cepat-cepat Jasmine memakai kembali celana dan mengguyur closet.

"Kau sudah bangun?!"

"Kau buta? Aku berdiri di sini!!" cela Jasmine sebal, basa basi yang teramat basi.

Leonardo mengambil peper bag di samping meja rias. Ia melemparkannya pada Jasmine. Jasmine reflek menangkapnya. Sepertinya berisi pakaian.

"Mandilah, Kesya sudah membelikanmu baju kemarin. Kau seharian tidak mandi, bau kecut!" Leonardo membalas celaan Jasmine dengan celaan lain sembari menutup hidungnya.

"Apa kau bilang?? Baju ini sudah ada sejak kemarin? Dan kau tak memberitahuku?! Hei, kau sengaja, ya?!" Wajah Jasmine berkerut sebal, Leonardo hanya memberinya kemeja kedodoran dan celana dalam padahal ada baju yang layak dan bisa ia gunakan untuk kembali ke rumah.

"Iya, sengaja. Agar kau tak pergi semalam." Leonardo menyeringai, ia bersandar pada bingkai lemari, menatap Jasmine geli. Wajahnya terlihat menggemaskan saat marah-marah.

"Brengsek!! Hidung belang sialan! Iblis laknat." Jasmine menyumpah serapah, merasa tertipu.

"Hahaha, sumpahi saja aku sampai mulutmu berbusa. Kau tetap tak akan bisa lepas dariku, Baby!!" Leonardo mendorong tubuh Jasmine masuk ke dalam kamar mandi.

"Ka—kau mau apa?" Jasmine lagi-lagi gelagapan.

"Karena kau tak segera mandi, jadi terpaksa aku yang turun tangan untuk memandikanmu!!" Leonardo menutup pintu kamar mandi.

Mata bulat Jasmine semakin membulat. Leonardo semakin mendekatinya sembari mengumbar seulas senyuman manis. Melepaskan kimono sutra biru navy dari tubuhnya, memperlihatkan otot dan bentuk tubuh pria yang terbentuk sempurna.

"Giliranmu, Baby!"

Jasmine bergidik ngeri, sudah beberapa kali ia terjebak dalam situasi seperti ini. Bersama pria paling mesum di dunia. Beberapa kali pula Jasmine berhasil meloloskan diri. Pertahannya sempat melemah karena semalam Leonardo tidak mengusiknya.

Kini, dalam keadaan seperti ini, bisakah Jasmine kembali lolos?!

"Leon kau brengsek!" umpat Jasmine.

ooooOoooo

Sedikit dulu ya Bellecious

Jangan lupa votenya.

Semoga nanti bisa up lagi

💋💋💋