59 BUTTERFLY EFFECT

Jasmine menurut saja saat Relia memulas make up ke atas wajah dan mengepas beberapa baju ke tubuhnya. Semua gaun terlihat indah saat menempel pada lekukan tubuh Jasmine, membuat gadis yang mendadainya itu bingung. Relia akhirnya memutuskan untuk mengenakan gaun malam berwarna hitam dengan taburan batu swarovski yang gemerlapan, menyala terang dalam sorotan sinar lampu.. Potongan gaun bermodel sabrina yang menonjolkan belahan dada. Melekat ketat mengikuti lekukan tubuh Jasmine sampai ke lantai.

Gaun model ini membuat dada sintal Jasmine bisa terekspose dengan indah. Karena baru saja menjalankan treatment, alangkah amat disayangkan bila menyembunyikan kaki jenjangnya yang mulus. Maka itu Relia sengaja memilih gaun dengan belahan pada salah satu sisi supaya kaki jasmine tak kalah terlihat menonjol. Terakhir sepatu heels tinggi 12 cm dengan ujung runcing. Beruntung Jasmine terbiasa menggunakan heels —walaupun tak setinggi itu— waktu bekerja di bank, jadi tidak terlalu susah menyesuaikan diri saat berjalan.

"OK, tinggal sentuhan terakhir, assesoris." Relia menggunakan anting emas ulir panjang, Relia sengaja tidak memberikan kalung pada leher Jasmine, biarlah bagian dadanya yang sedikit terbuka menjadi pusat penampilannya malam hari ini.

"Tuan Leon pasti akan tercengang dan memohon-mohon pada Anda untuk menemaninya malam ini, Nona. Anda cantik sekali." Relia bertepuk tangan girang saat melihat manekin berjalannya kini tampak begitu cantik dan elegan.

Jasmine menatap kaca setinggi tubuhnya itu lamat-lamat, mengagumi pantulan dirinya yang mengalami perubahan metamorfosa luar biasa. Dari ulat bulu yang jelek menjadi kupu-kupu yang indah. Jasmine hampir-hampir menangis melihat penampilannya, seperti mimpi yang tak akan mungkin ia gapai sebelum mengenal Leonardo.

Cantik sekali pantulan wanita yang berdiri di depanku saat ini. Apa dia benar-benar diriku? batin Jasmine, sungguh masih tak menyangka dengan semua kemewahan yang melekat pada tubuhnya. Gaun puluhan juta, sepatu puluhan juta, anting, bahkan rambut palsu tambahan yang sengaja Relia pasang sebagai hair do, agar Jasmine terlihat feminim dan anggun.

"Padahal hanya make up sederhana yang saya poleskan saat ini, Nona. Entah bagaimana penampilan Anda kelak saat mengenakan gaun pengantin dan dimake up oleh penata rias profesional?" Relia membantu Jasmine menyelimutkan coat bulu berwarna putih agar tidak kedinginan karena pundaknya terlihat.

"Bagiku ini make up yang special, Lia. Kau sangat berbakat."

"Tidak, Nona. Anda pada dasarnya adalah sebongkah berlian. Mau tenggelam dalam lumpur pun Anda tetap akan menjadi berlian." Relia menggembangkan senyuman.

Jasmine berjalan bersama dengan Relia, rasanya tidak sabar ingin menunjukan penampilannya saat ini pada calon suaminya.

Eh? Tapi kenapa? Kenapa aku tidak sabar untuk bertemu dengan Leonardo? Gila!! Apa aku baru saja merindukannya?! Jasmine bergeleng, menepis perasaannya sendiri.

"Silahkan, Nona." Relia membantu Jasmine masuk ke dalam mobil. Mobil langsung melaju dengan cepat menuju ke sebuah restoran fine dinning di hotel berbintang lima pusat kota.

oooooOooooo

Live Music classic mengalun lembut saat Jasmine menapakkan kakinya pada lantai 30. Lampu-lampu berpendar cantik, suara dentingan dan canda tawa terdengar riuh rendah. Para pelayan berlalu lalang dengan nampan berisi botol wine dan juga makanan berharga jutaan. Sesekali ada saja pasangan yang turun untuk sekedar berdansa di depan stage music. Resto fine dinning ini ternyata lebih ramai dibandingkan bayangan Jasmine.

Jasmine berjalan dengan anggun memasuki restoran bintang lima —tempat janjian mereka malam ini. Semua pasang mata langsung memandang ke arah Jasmine, bahkan tak sedikit manusia yang memutar kepalaya untuk mengagumi wanita berstatus janda kembang itu. terutama para kaum Adam. Semua pria itu pasti terpesona dan membayangkan kecantikan Jasmine dalam fantasi terliar mereka saat ini. Tak sedikit pula yang kena tampol istri atau kekasihnya karena kedapatan terang-terangan mengagumi kecantikan Jasmine.

Jasmine sempat menahan tawa, begitu pula Relia. "Secantik itukah aku, Lia?" tanya Jasmine, masih tak menyangka dengan kecantikkannya sendiri.

"Benar, Nona. Anda seribu kali lebih cantik dari batu berlian." Kikih Relia.

"Jangan berlebihan, kau membuatku malu." Jasmine menyenggol Relia dengan sikut lengannya.

"Saya tidak berlebihan. Anda memang cantik, sangat-sangat cantik. Bahkan saya akan langsung jatuh cinta bila saya adalah seorang pria," ucapan Relia membuat wajah Jasmine menghangat.

Langkah kaki Jasmine terhenti di depan sebuah pintu kaca ribben gelap. Ruangan VIP memang terpisah dari area utama restoran. Ruangan privat dengan satu meja dan dua kursi, dindingnya terbuat dari kaca tebal, langsung menghadap ke kota, dan pemandangan teluk bisa terlihat dari kejauhan. Spot terbaik untuk menikmati indahnya malam yang bertaburkan bintang.

Dua orang pengawal berdiri di depan pintu masuk. Salah satunya melaporkan kedatangan Jasmine pada Kato. Begitu menutup panggilannya, pintu kaca langsung terbuka.

"Huft ... aku agak gerogi." Jasmine mengambil napas sepanjang mungkin sebelum memasuki area VIP.

"Tenang saja, Nona. Cepat masuk, Tuan Leon menanti Anda. Fighting!!" Relia melepaskan coat bulu yang menutupi pundak Jasmine. Kini pundaknya kembali terlihat. Kato membukakan pintu ruang VIP dan mempersilahkan Jasmine masuk sementara ia keluar dan menutup pintu.

Jasmine telah tiba di dalam ruangan. Wanita itu menelan ludahnya sebelum melangkahkan kaki lebih dalam.

Apa yang harus kukatakan? pikir Jasmine grogi.

Leonardo terlihat memunggunginya. Pria itu masih asyik menatap keindangan kota yang terus berkelap-kelip karena taburan lampu. Dari ketinggian ini, lampu-lampu kota tak kalah indah dengan gemerlapnya bintang gemitang di angkasa raya.

Punggung itu lagi!! Ya Tuhan, kenapa dengan diriku? Kenapa aku bahagia hanya melihat punggungnya?! Apa kepalaku terantuk sesuatu saat aku pingsan dulu? Atau aku telah meminum obat yang membuat perasaanku menjadi aneh?? Benar, mungkin pria ini memberikan obat aneh padaku!! pikiran Jasmine berkecambuk semakin liar, punggung kokoh Leonardo lagi-lagi membuat jantungnya berdegup kencang. Cepat-cepat Jasmine menyahut air di atas meja dan mengenggaknya sampai habis.

Punggung!! Aku mau menyentuh punggungnya! batin Jasmine menjerit.

Tidak!! Sadar Jasmine!! Apa kau lupa betapa kejam dan mesumnya pria ini? Jasmine bergeleng untuk mengusir pikirannya.

Tapi diakan calon suamiku!! Apa aku tak boleh menyentuhnya sedikit?? Jasmine menggigit ujung kuku.

Tidak!! Ini salah!! Sadar, Jasmine!! Jasmine menampar pelan pipinya sendiri.

Eum ... tapikan cuma ... sedikit saja!! Oh, aku bisa gila!! Aku menginginkannya!! batin Jasmine meronta-ronta karena tak sanggup menahan rasa penasaran dan rindunya untuk merasakan punggung Leonardo.

"Kenapa bergerak gerik aneh di belakangku? Apa kau terpesona padaku, Baby?" Leonardo akhirnya memutar tubuhnya karena tak tahan lagi dengan pergolakkan batin Jasmine. Meski tak bisa mendengar suara yang ada di dalam pikiran wanita itu, namun cukup bagi Leonardo untuk memahami bahwa Jasmine sedang resah dan galau. Wanita itu mati-matian menyembunyikan hasratnya atas punggung Leonardo.

"Hah? Jangan GR! Dasar mesum." sahut Jasmine, wajahnya merona kemerahan karena hampir saja ketahuan sedang mengaggumi punggung. Ya Tuhan!! Punggung!!! Itu hanya punggung Jasmine. Apa kau gila?!

"Hei kau berhen—" Leonardo terpaku saat menatap Jasmine, sihir apa yang telah diberikan olehnya? Wanita itu telah berhasil membuat si raja hutan terdiam beberapa saat untuk mengagumi kecantikkannya. Sekejap, pria itu lupa akan dendamnya dan terjatuh pada pesona sang bunga.

Dada Leonardo bergemuruh detik itu juga, berdebur bagai ombak yang menghantam karang. Debarannya melaju dengan kecepatan tak terkira.

Gaun coctail hitam gemerlapan itu sukses membuat keindahan malam bertabur bintang tak ada artinya lagi di mata Leonardo.

"Apa aku secantik itu?" Goda Jasmine. Perubahan kecil yang membawa pengaruh sangat besar sedang terjadi dalam hidupnya. Efek kupu-kupu tercantik.

ooooOoooo

Ah, punggung!!! Aku juga mau peluk punggungnya Leon!! Siney siney aku peyukkkk 💋💋💋💋💋

Vote gaes

Kommen

avataravatar
Next chapter