webnovel

2

Kami tiba di sekolah Erick, tepatnya di tempat parkir mobil. Kenapa bukan rumah Erick? Dia bilang harus mengambil beberapa barang yang tertinggal dilokernya.

"Kamu disini saja, aku tidak akan lama,"

"Oke, tapi aku akan menunggu diluar ," Jawabku dengan tersenyum

"Ingat, jangan pergi dari sini atau kau akan tersesat," Dia berkata kepadaku sambil berjalan menjauh

Mana mungkin aku pergi dari sini? Di sekolah Erick yang seluas ini dan tak ada satupun orang yang kukenal. Aku mendengarkan nada dering handphone yang berada disaku celana jeansku. Aku melihat sebuah nama yang muncul dilayar handphone ku dan langsung menekan terima panggilan.

"Hello, mom?"

"Risa? Kamu sudah tiba di LA sayang?"

"Ya, aku sudah bersama Erick. Tenang saja, aku selalu bersamanya. Jadi aku akan jauh dengan kata "hilang atau tersesat". Don't worry,Mom, "

"Oke, but promise me you'll be a good girl in there,"

"I will,"

"Mom telpon lagi nanti. Take care my sweetheart, "

"Okay. Love you mom, bye"

"Love you too, sweety"

Aku memang putri sulung dari keluarga Viola-Zack, tapi tetap saja mereka selalu overprotektif padaku. Aku tahu mereka sangat khawatir karena aku seorang gadis. Mereka takut jika aku terjerumus dalam pergaulan yang negatif. Tapi bagaimanapun juga naluri remajaku keluar begitu saja. Teenagers are wild, you know? Tapi hal kulakukan masih dalam batas wajar, seperti absen.

Aku merasakan tatapan beberapa orang yang lewat di depanku. Apa aku terlihat aneh? Aku melihat bayangan wajahku sendiri di layar handphoneku. Mungkin mereka menyadari bahwa aku bukan dari sekolah mereka. Entahlah, aku tak mau terlalu memikirkannya.

Aku mencari sebuah tempat duduk di dekat parkir mobil. Sayangnya aku tak menemukan satu pun. Mungkin lebih baik aku masuk ke dalam mobil saja. Disaat aku akan masuk mobil, tiba - tiba seseorang menarik lenganku. Aku menatap seorang laki - laki asing didepanku. Dia menatapku seakan - akan aku masuk ke dalam mobil orang lain tanpa izin.

"Hei, Apa yang kamu lakukan?" Kata laki - laki itu dengan bahasa Inggris aksen Amerika yang kental

Beruntung aku bisa berbicara bahasa asing jadi aku tak perlu pusing - pusing mengerti maksudnya.

"Aku hanya ingin masuk ke dalam mobil. Memangnya kenapa?" Jawabku dengan tenang

"Kamu sepertinya bukan anak sekolah kami. Kenapa kamu bisa disini dan masuk ke dalam mobil Erick? Aku tahu pemilik mobil ini sedang didalam sekolah. Dan aku harus menghentikan seorang pencuri yang menyelinap ke mobil orang lain,"

Aku menatap mata abu- abunya dan melipat kedua tanganku ke depan.

"Kamu mungkin mengira aku berbohong, tapi aku adalah sepupu Erick," jelasku pada laki - laki asing didepanku

Dia terlihat masih tidak mempercayaiku. Kedua matanya menatapku tajam. Tapi harus kuakui, bahwa laki - laki didepanku ini terlihat sangat maskulin. Aku bahkan bisa mencium aroma parfum yang dipakainya. Baunya kalem tapi elegan. Aku sangat menyukai aromanya. Oke, cukup dengan pujiannya. Back to your sense, Jennie.

"Kamu bisa menelponnya, jika kamu sangat khawatir mobil temanmu akan dicuri seseorang," Jawabku tersenyum sambil menatap handphone yang ada disaku celana jeansnya

Sejujurnya aku malas berurusan dengannya. Tapi mau bagaimana lagi, laki - laki itu tak mendengarkan kata - kataku.

Sebelum sempat menelfon Erick, sepupuku itu tiba - tiba sudah datang menghampiriku. Dia terlihat bingung melihat kami berdua. Tapi dia segera menyapa laki - laki yang berada dihadapanku itu.

"Hai Daniel," sapa Erick kepadanya

"Erick?"

"Apa yang kau lakukan disini? Kupikir kau sudah pulang dari tadi,"

"Apa kau mengenalnya?" Tanya laki - laki yang dipanggil Daniel itu sambil mengarahkan pandangannya ke arahku

"Oh. Dia sepupuku,Jennie. Memangnya ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Erick kembali

Daniel tampak terkejut mengetahui bahwa dia salah menuduh orang. You better keep your mouth,dude. Jangan bertingkah seperti -aku tau segalanya-. Daniel menatapku dengan tatapan menyesal dan malu.

"Maaf, aku telah menuduhmu,Jennie. Aku sangat menyesal karena tidak mempercayaimu,"

"Jangan lakukan hal seperti ini lagi. Hati - hati, kamu bisa kehilangan teman karna sikapmu itu,"

Hari ini aku lebih memilih untuk memaafkan. Tidak ada yang lebih baik dibanding meredam kemarahanmu. Selain terlalu lelah akibat perjalanan jauh, aku sudah berjanji pada Mom untuk tidak menimbulkan masalah disini.

"Ya, aku janji tidak akan melakukannya," Kali ini Daniel menampakkan senyumannya. Dia terlihat lebih baik jika tersenyum seperti itu.

"Ayo Erick, antarkan aku pulang. Aku ingin segera istirahat dirumah, " ucapku sambil masuk ke dalam mobil Erick.

"Maaf, Jennie memang terlihat dingin. Tapi dia sebenarnya baik. Aku harus pergi sekarang. See you later bro,"

Aku mendengar perkataan Erick dari dalam mobil. Aku memang terlihat pendiam dari luar, tapi bukan berarti aku tidak tau cara berteman dengan orang lain. Aku hanya seorang gadis normal biasa dengan darah campuran Indo-Amerika.

Erick sudah menyalakan mesin Porsche nya. Aku melirik Daniel dari kaca spion mobil, hanya terlihat punggungnya berjalan menjauh menuju tempat parkir mobilnya.

"Apa yang kau bicarakan dengan Daniel tadi?" Tanya Erick sambil mengemudi

"Dia menuduhku sebagai pencuri saat aku mencoba masuk ke dalam mobilmu,"

"Itu karena tingkahmu yang mencurigakan. Jadi wajar saja dia berpikir kau mencuri mobilku," Jawab Erick

"Oke terus saja kau membelanya. Lebih baik aku tidak memberitahumu tadi,"

Erick tertawa mendengar jawabanku yang terlihat kesal. Dia senang jika dia berhasil membuatku kesal.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Erick kami membicarakan tentang masa kecil kami. Aku dan Erick saling mengejek satu sama lain tentang kekonyolan yang pernah kami lakukan. Aku sedikit terharu karena Erick masih ingat dengan jelas kejadian 10 tahun yang lalu. Hal - hal sepele saja aku terkadang lupa.

Kami berbincang - bincang sampai hampir tiba di rumah Erick. Porsche hitam Erick pelan- pelan masuk dan berhenti tepat dihalaman depan rumahnya. Aku bernapas lega bisa sampai rumah. Aku segera turun dari mobilnya dan membawa koperku masuk ke dalam rumah Erick. Aku ,Jennie Marrisa, mulai hari ini sampai 5 tahun kedepan akan tinggal di rumah Erick. Welcome home, Jennie.