webnovel

MENJEMPUT IMPIAN [18+]

Bukankah Bullying itu melanggar hukum? Melodi gadis berkacamata pindahan dari Jakarta menjadi bulan-bulanan bully dari kakak kelasnya sekaligus pemilik sekolah tersebut. Dion atmadisastra pria blasteran Bandung Jerman adalah pembuat onar yang membuat semua siswa ketakutan saat menatap dirinya. hingga suatu hari, Melodi harus menerima pelecehan dari kakak kelasnya tersebut dan membuat nya depresi hingga kehilangan kedua orang tuanya saat mendengar pelecehan terhadap putri tunggalnya. sedangkan Dion..pria pembuat onar itu seolah menutup mata pada kesalahannya dan memilih pergi meninggalkan Melodi yang hamil di usia belia. sebuah kehidupan pahit yang harus dia jalani menjadi seorang ibu di usia yang masih sangat muda.. hingga beberapa tahun kemudian, saat melodi mulai bisa menatap masa depan bersama putra nya, tiba-tiba. sosok Dion kembali datang menghantui kehidupan ibu dan anak tersebut. 18+ bacaan dewasa dan bijak dalam memilih bacaan, banyak adegan dewasa dan kata-kata kasar.

KimNia · Urban
Not enough ratings
322 Chs

bab 17. awal dari segala nya

Dion duduk di pojok ruang, keadaan lampu yang remang-remang serta suara music yang menggema membuat nya menggelengkan kepalanya menikmati suasana kafe saat itu

"gw dengar lo bawa melodi main ke villa Lo ya?" ucap seseorang yang datang tiba-tiba menghampiri Dion

Dion tersenyum tipis sambil mengangguk dan kembali menoleh kearah teman-temannya

"Kenapa dia tidak di bawa kesini?" Tanya nya lagi

Dion menengguk minuman nya sambil tertawa kecil

"Apa lo udah gila? Membawa Melodi ketempat yang seperti ini" sahut Dion sedikit terkekeh

"Adil" panggil Restu sambil menepuk bahunya

Adil menoleh sesaat sambil tertawa kecil

"Restu..makin gile aja Lo sekarang, keren!" ucap pria itu sambil menepuk-nepuk bahu nya

"Terimakasih atas pesta ini, Lo selalu tahu jika kita suka berpesta" ujar Fiki sambil duduk meneguk minuman soda di tangan nya

"Nikmatilah pesta kalian, pesan apapun yang kalian suka" ujar Adil sambil beranjak dari  empat Sahabat nya

"mantan Kaka kelas kita ini emang juara, usia segini udah punya kafe semewah ini" goda Dion tertawa

Adil menghentikan langkahnya sambil berkedip dan kembali melangkah kearah tamu-tamu yang lain

Jangan di tanya tentang Satria, karena kehadiran dia seolah tak ada

Pria tampan itu lebih asik menikmati dunianya yaitu menyendiri dan tenggelam dalam permainan game di ponselnya, meskipun begitu..ketiga sahabat nya itu memaklumi sifat nya sejak dulu..mereka adalah sahabat dekat sejak masih sekolah dasar.

Dentuman music semakin keras, semua yang ada di pesta itu saling menari dance dengan happy nya

Dion terus melirik jam tangannya, waktu menunjukkan hampir tengah malam..pemuda itu menghela nafas panjang sebelum dirinya beranjak dari duduknya

"Mau kemana Lo " tanya Adil heran

"Apa lagi.. palingan ingin bertemu Melodi" goda Fiki tertawa

Dion mengernyitkan dahinya sambil sedikit memanyunkan bibirnya

"Melodi..cewek baru yang di ceritain sama Restu waktu itu kan? ajang taruhan kalian bertiga?" ujar Adil sambil duduk di sebelah Satria

Fiki mengangguk sambil terkekeh

"kelakuan ga pernah berubah Lo semua" ledek adil cengengesan

"semua bermula dari Lo kan, semua kegilaan anak anak..berawal dari Lo" sahut Satria datar

sontak Adil menoleh kearah satria yang matanya masih menatap layar ponsel

"yaelah Sat" desah Adil pasrah

"emang bener kan, Lo itu mafia cinta di sekolah dulu, selalu menjadikan mereka bahan taruhan...kapan mereka akan jatuh cinta dan kapan mereka akan tidur sama lo, semua udah Lo atur" balas Satria lagi

adil terkekeh mendengar penuturan sahabat itu, meskipun terdengar sangat menyakitkan tapi memang seperti itu kebenaran nya

adil tahu benar sifat ketus sahabat nya, oleh sebab itu dia lebih memilih bersikap santai dari pada merasa tersinggung

"terus..Lo kapan jatuh cinta?" ledek Adil menoleh kearah Satria

satria mulai mengangkat wajahnya dan menatap wajah adil datar

"setelah gue menemukan seseorang yang cocok" sahut nya singkat

Adil mengangguk anggukan kepala nya sambil menepuk pundak satria pelan

Dion merapihkan kaus dan celana jeans nya kemudian meraih kunci mobil di atas meja

"Sudah tengah malam, gue harus pulang .. pestanya membosankan" gerutu Dion meledek

Fiki tertawa kecil

"bosan apaan? dari tadi Lo nambah mulu makan beef steak nya"  ucapnya sambil tertawa

"dah gitu minum nya juga nambah mulu" balas Restu cekikikan

Dion berdecih sambil berjalan meninggalkan teman-temannya yang menertawainya

"awas Lo semua" gumam Dion sambil memasukkan kunci kedalam saku celananya

****

Melodi membuka matanya perlahan, gadis itu mendengar suara kulkas terbuka di dapur

"Dion bilang disini banyak temen-temen yang bakal datang tapi dari tadi ga ada satupun yang datang, trus itu di dapur suara apa?" gumam melodi mengerutkan keningnya

di dapur masih terdengar gesekan kaki dan gelas di atas meja

"aduh suara apa ya itu? Apakah di villa ini ada hantu" pikir melodi

gadis itu beringsut memeluk kedua lututnya ketakutan, tubuhnya gemetar.. pasalnya gadis itu hanya tinggal sendirian di villa mewah ini,

"Tidakkkk" teriak melodi saat Dion memegang bahunya pelan

Melihat reaksi melodi yang kaget membuat dion tertawa terbahak-bahak

"Kamu pikir aku apa?" Tanyanya tertawa

melodi menarik nafas panjang

"Kemu bilang disini bakal banyak anak-anak, mana? aku sampai ketiduran" protes melodi kesal

dion duduk di sebelah melodi dan mencium pucuk kepalanya halus

"trus, kamu sendiri, kenapa tidur di sini? TV pun masih menyala" sahut Dion datar

melodi menarik nafas panjang

"kalo aku tahu kamu bohong, aku ga bakalan mau ada di villa ini.. apalagi cuma ada kita berdua, kalo ibu sampai tahu.. mungkin akan memarahi ku sepanjang hari"

Dion tersenyum tipis melihat Melodi dan memeluk bahu nya erat hingga membuat gadis itu menggetarkan tubuh nya karena grogi

"Boleh aku menginap disini" ucap dion tiba-tiba

melodi sontak menoleh ke arah Dionn heran

"Kenapa tidak pulang ke rumah aja, mana boleh kita berdua di villa ini " tanya melodi bingung

Dion terkekeh sambil mengusap wajah nya kasar

"Aku cuma pengen ngabisin malam Minggu ini sama kamu,"

melodi bergidik geli mendengar penuturan Dion barusan

"Kenapa?" Tanya Dion penasaran

melodi meminggirkan duduknya, mencoba menjauhi Dion, namun tangan pemuda itu nenarik pinggang melodi semakin dekat

"di-dion" gumam melodi gemetaran

Dion memeluk tubuh mungil melodi sambil tertawa, matanya terpejam dan dia semakin mengeratkan pelukannya

"Kau gadis yang sangat lugu melodi" batin Dionn dalam hati

Dion mencium bibir gadis itu perlahan, sangat lembut hingga membuat Melodi terbuai dan enggan untuk mengakhiri nya.

dion tersenyum menatap wajah melodi yang terpejam sekaligus gugup tak karuan

Pria tampan itu langsung menciumi tengkuk leher gadis mungil itu, tiba-tiba mata melodi terbuka sempurna

"Dion" panggil nya dengan bibir bergetar

dion menoleh kearahnya, wajah mereka saling bertemu.. seolah meyakinkan jika malam ini akan baik-baik saja

"Boleh aku melakukannya?" Tanya Dion lembut

Jantung melodi berdetak lebih kencang, gadis itu ingin menolak namun hasratnya tak mampu untuk berkata tidak! apakah melodi mulai hilang kesadaran?

"Aku takut" ucap melodi sambil menahan tangan Dion yang hendak membuka kancing baju gadis itu

Dion menatap binar mata gadis di hadapannya

"Kau percaya padaku kan?" Bisik nya pelan

Mata Melodi mulai berkaca-kaca, gadis itu takut sekaligus bingung

Haruskah malam ini terjadi?

Melodi memilin ujung bajunya sambil mengangguk perlahan, hancur sudah pertahanan melodi saat ini

dion tersenyum halus melihat reaksi melodi yang membolehkan hal ini terjadi, dan membuat gadis meneteskan air matanya.

"Aku percaya padamu dion" batin melodi dalam hati

****

melodi terbangun dari tidurnya, gadis itu mengusap wajahnya kasar

Lagi-lagi gadis itu meneteskan air matanya, dia sudah menyerahkan kegadisannya pada pemuda yang masih tertidur disampingnya.. bagaimana jika ibu nya tahu kelakuan anak gadis nya tersebut, bukan kah akan mengecewakan keluarga nya?

gadis itu menghela nafas berat

"Tuhan..aku bersalah padamu" isak Melodi

Perlahan melodi beranjak dari kasur menuju kamar mandi, gadis itu berkali-kali meringis menahan perih di area sensitif nya

"Kau sudah bangun? Kenapa tidak membangunkan ku" ucap Dion sambil mengucek-ngucek matanya

melodi menoleh sebentar tanpa berkata apa-apa

Melodi menghentikan langkahnya, gadis itu terdiam seribu bahasa

"Maafkan aku " ucap Dion lirih

melodi menggigit bibir bawahnya sedih, gadis itu menoleh dengan mata berkaca-kaca kearah Dion

"Tolong setelah ini jangan membuang ku" ucap melodi sambil meneteskan air matanya

Dion berlari kecil dan memeluk tubuh mungil Melodi

"Tidak akan!" Jawab nya cepat

melodi kembali menangis, gadis itu bahkan masih sekolah.. bagaimana bisa dia serendah itu melakukan hubungan seksual dengan pria yang bukan suaminya

dia hanya berharap, setelah ini lelaki yang menjadi pilihan nya tidak akan mencampakkan nya seperti pemuda lain yang membuang pacar nya di saat tuntas menyerahkan segalanya.