webnovel

Suasana Baru

Emily membuka pintu mobil, beranjak keluar dan menatap rumah yang ada di depannya. Seorang perempuan cantik berambut panjang terurai menatap ke arahnya dengan senyuman. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan selama 5 jam akhirnya mereka sampai di rumah yang baru saja mereka beli.

"Sayang, kita angkat barang-barang kita nanti saja" ucap emily kepada Danantya

Emily segera bergegas menghampiri perempuan tersebut dan diikuti oleh Danantya.

"Selamat datang di rumah baru Ibu dan bapak. Ini kunci ya "

"Iya terimakasih Ibu Ara" ucap Emily

"Mari saya antar keliling ruangan"

"Sayang, aku bawa barang-barang masuk dulu ya. Kamu keliling saja Ibu Ara" bisik Danantya

Danantya merapikan barang-barang yang mereka bawa, sedangkan Emily dan Ara keliling rumah.

"Aku sangat suka desain rumah ini, selera Ibu Ara sangat bagus dalam mendesainnya"

"Rumah ini yang mendesain suami saya Ibu Emily. Memang seleranya lumayan"

Emily berhenti di depan pintu yang tertutup rapat setelah melihat-melihat semua ruangan.

"kenapa Ibu Emily?" tanya Ara

"Ini ruangan apa ?, kenapa dari semua ruangan hanya ini yang ditutup ?"

"Ini adalah gudang penyimpanan barang-barang di rumah ini. Memang sengaja tidak saya buka karena terlalu kotor dan berdebu"

"Oke, kalau begitu boleh saya minta kunci ruangan ini?"

"Maaf Ibu Emily, saya lupa menaruh kuncinya nanti akan saya cari. Oiya saya ijin untuk pamit dulu karena ada janji dengan orang, mungkin saya lain waktu akan ke sini lagi. Selamat beristirahat"

"Terimakasih sudah menemani saya berkeliling ruangan"

Ara segera bergegas menuju mobil yang dia parkir bersebelahan dengan mobil Danantya.

"Mari Pak" ucap Ara yang melihat Danantya mengambil barang di mobilnya.

Danantya menghampiri Ara yang berada di depan pintu mobilnya.

"Oiya panggil saja saya Danantya, saya dengan Oktav sudah berteman cukup lama. Kapan-kapan kita bisa makan malam bersama"

"Baiklah, mungkin itu ide yang bagus. Double date" sambil tersenyum

"Anda sangat beruntung sekali Danantya memiliki istri yang sangat cantik"

"Terimakasih. Sampaikan salam untuk Oktav"

Ara tersenyum, dan segera bergegas masuk mobilnya. Dia membunyikan klakson dan segera pergi dari tempat itu. Danantya melambaikan tangan tanda membalas salam perpisahan.

Emily membuka kamar yang akan dia tempati bersama Danantya, tangannya menyentuh meja rias yang tampak berdebu. Seketika Emily terkaget oleh bayangan yang tak sengaja dia lihat dari cermin kamar. Bayangan itu dari pintu ruangan tempat penyimpanan barang yang kata Ara kuncinya tidak ada. Emily yang penasaran berbalik, memastikan apa yang tadi baru saja dia lihat. Dia mengikuti bayangan itu menuju ruangan belakang, dia menoleh ke sekeliling ruangan tak ada apapun.

"Apakah tadi hanya perasaanku saja ya?" gumamnya

Dia terkaget setelah beberapa menit, melihat bayangan tepat di belakangnya, Emily menutup matanya. Dia ingin berbalik tetapi sekujur tubuhnya terasa dingin. Dia sangat kaget ada orang yang menepuk pundaknya..

"Kenapa sayang?" tanya Danantya

Emily menghela nafas panjang ternyata bayangan tepat di belakangnya itu adalah suaminya. Emily berbalik dan menjawab pertanyaan Danantya.

"Tidak apa-apa, aku hanya melihat-lihat ruangan saja. Sepertinya aku membutuhkan seseorang untuk membersihkan rumah ini. Aku tak sanggup membersihkan rumah ini sendirian"

"Iya, nanti aku minta tolong Ibu Ara untuk mencarikan orang ya. Seperti nya Emily lelah, ayo istirahat sebentar di kamar" sambil merangkul Emily

"Darimana kamu tahu rumah ini di jual sayang" tanya Emily sambil berjalan meninggalkan ruangan itu dengan perasaan yang masih penasaran.

"Oktav, suami dari Ara adalah temanku semasa SMA. Rumah ini dulu mereka tempati, setelah membuat rumah baru mereka pindah dan menyewakan rumah ini tetapi sekarang sudah tidak ada yang menempati lagi"

"Jadi rumah ini sudah lama tidak di tempati sayang?"

"Iya mungkin, aku membeli rumah ini karena harganya sangat terjangkau" sambil merebahkan tubuhnya di kasur.

"Iya baiklah, sepertinya aku lumayan suka di tempat ini karena aku bisa tenang menyelesaikan semua tulisanku"

"Ayo istirahat sebentar sayang, besok aku sudah harus bekerja. Banyak sekali pekerjaan hari ini yang terbengkalai karena pindah rumah ini"

Emily dan Danantya segera beristirahat, sebelum besok di sibukkan oleh aktivitas.

Pernikahan sudah setahun berlalu, selama ini mereka tinggal di rumah Orang tua Danantya. Dan itu membuat Emily cukup tidak nyaman karena tidak bisa beristirahat dengan tenang. Semua hal dalam rumah tangga mereka seperti di atur-atur. Akhirnya mereka berdua memutuskan membeli rumah sendiri walaupun sebenarnya orang tua Danantya tidak menyetujui hal tersebut.

Mereka sudah pacaran hampir 5 tahun, karena selama itu hubungan mereka tidak pernah di setujui oleh kedua belah pihak orang tua. Orang tua Emily sangat tidak suka dengan Danantya karena sikapnya yang kurang sopan dan demikian juga orang tua Danantya tidak menyukai Emily karena tidak memenuhi kriteria menantu mereka. Emily tidak punya pekerjaan yang bagus menurut mereka. Sedangkan Danantya adalah seorang pengusaha sukses yang menjadi idaman para wanita.

Selama pernikah ini mereka berdua belum juga di karuniai anak. Membuat Emily semakin tidak di sukai oleh orang tua Danantya yang selalu membanggakan dengan istri kakak Danantya yang sudah memiliki dua anak, laki-laki dan perempuan.

Suara telepon berbunyi

Danantya yang baru 30 menit tertidur. Bangun mendengar dering telepon nya dia mengambil handphone yang dia letakkan diatas meja.

"Siapa sayang ?" tanya Emily yang juga terbangun

"Oktav suami Ara"

"Halo, gimana Danantya sudah sampai di rumah?"

"Halo brother, sudah dari tadi aku sampai. Apakah istrimu tidak bilang tadi ?"

"Aku sedang tidak di rumah Danantya, lagi di luar kota ada urusan kerjaan"

"Wah orang sibuk ya sekarang, aku dan istriku Emily senang sekali dengan rumah ini. Sangat luas dan desainnya bagus"

"Syukurlah kalau kamu suka Dan, oiya kapan-kapan aku dengan Ara kesitu ya. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan kamu"

"Oke, aku tunggu Tav"

"Oke, sampai ketemu nanti"

Panggilan telah berakhir, Danantya menoleh ke samping istrinya sudah terlelap lagi. Dia mencium kening istrinya yang sedang tertidur dan beranjak dari ranjang untuk segera mandi.

"Sayang nanti saja mandinya" sambil menahan tangan Danantya

"Aku kira kamu sudah tidur tadi" Danantya kembali merebahkan tubuhnya dan mencium kening Emily.

Waktu masih menunjukkan pukul 17. 00 WIB.

"Hari ini mau makan apa ?. Biar aku masak nanti. Kamu sudah lama tidak makan masakanku " tanya Emily

"Apa aja sayang, semua masakanmu enak"

"Baiklah, nanti antar aku Belanja dulu sayang. Kita tidak bawa persediaan sama sekali tadi. Oiya besok aku mau jalan-jalan keluar boleh? aku ingin cari ide-ide untuk tulisanku"

"Boleh sayang, tapi maaf ya besok aku ada kerjaan yang harus aku selesaikan jadi tidak bisa menemani"

"Tidak apa-apa sayang"

.