webnovel

00.13

Emily berjalan sempoyongan, dia berpegangan di tembok dekat tempat cuci piring. Dia memegang kepalanya yang terasa berdenyut dan sakit.

"kepalaku sakit sekali. Aku harus segera istirahat"

Emily berjalan pelan-pelan keluar dari dapur. Dan tidak sengaja dia menyenggol piring yang ada di sampingnya.

Praakkkkkkkkkkkkkk (suara piring jatuh)

Danantya segera bergegas menuju suara. Menghampiri Emily yang sedang duduk jongkok mengambil serpihan piring yang pecah.

"are you okey?" ucap Danantya sambil membantu Emily mengambil pecahan piring

"I don't know why, i feel pain. Dari tadi pagi kepala ku pusing banget, apa aku harus istirahat sebentar ya" ucap Emily

"Yes sure, ayo aku antar ke kamar. Biarkan ini aku yang bereskan"

Danantya segera bergegas kembali ke dapur membereskan semua pecahan piring dan memasak bubur untuk Emily.

Emily merebahkan tubuhnya di ranjang setelah tadi di antar Danantya ke kamar. Dia mulai memejamkan matanya untuk beberapa menit.

"Em.. bangun sebentar dulu sayang" sambil mengusap kening Emily

Emily memejamkan matanya, badannya terasa lemas.

"Iya Dan, aku mau istirahat sebentar" ucap Emily

"Ayo bangun sebentar, sudah kubuatkan bubur, makan dulu dan minum obat"

Setelah selesai makan dan minum obat Emily segera tidur. Dia sudah tidak tahan merasakan kepalanya yang terasa sakit.

Malam semakin larut, hujan mulai mengguyur semua sudut kota. Emily masih terbaring di ranjangnya, sedangkan Danantya masih saja terpaku pada laptopnya yang sudah menyala sedari tadi.

Sudah seminggu ini mereka berada di sini. Suasananya membuat merek nyaman untuk fokus ke pekerjaan mereka masing-masing. Tapi Danantya belum menyadari adanya keganjalan yang di rasakan Emily setelah tinggal di rumah ini.

"sudah jam 23.45" ucap Danantya sambil melihat jam yang ada di laptopnya

Danantya segera mematikan laptopnya. Mematikan semua lampu rumah. Menghampiri Emily yang sudah tertidur pulas.

Danantya dan Emily Putri, akhirnya setelah memperjuangkan hubungan mereka setelah tidak di restui orang tua. Hubungan mereka sempat putus di tengah jalan karena ego masing-masing. Tetapi akhirnya mereka bersama kembali hingga ke pernikahan. Meskipun orang tua mereka juga belum sepenuhnya menyetujui hubungan mereka. Dan sering kali menjadi perdebatan yang melelahkan ketika mereka tinggal bersama dengan orang tua.

Malam semakin dingin setelah hujan mulai reda. Suara keramai di sekitar rumah sudah tidak ada lagi dan mulai Hening. Lampu-lampu warga juga sudah mulai padam.

Suara orang mengetuk pintu belakang terus berulang -ulang. Semakin di dengar suaranya terasa dekat. Emily yang sudah merasa membaik terbangun mendengar suara itu. Dia memastikan suara itu ada atau hanya halusinasinya. Semakin di dengar suara itu terus berulang.

Emily penasaran dengan asal suara itu, dia beranjak dari ranjangnya. Berjalan pelan-pelan karena takut membangunkan Danatya.

Emily sampai di lorong rumah pintu belakang di dekat jendela. seorang perempuan berbaju putih menghadap ke jendela. Rambutnya panjang sampai pinggul.

"Halo, siapa itu ?" ucap Emily

"Halo, halo siapa?" ulang Emily

Perempuan itu membalikkan badan tepat berhadapan dengan Emily, wajahnya terlihat pucat dengan balutan baju putih. Emily sangat kaget, dia bingung siapa yang sedang berada di hadapannya ini. Seketika pintu ruang belakang terbuka sendiri dan perempuan itu keluar dari pintu itu tampak tak menyentuh tanah..

"Hey, who are you?. Kenapa kamu bisa masuk rumah ini?

Mata Emily hanya tertuju pada pintu itu, dia masih tidak percaya..Tubuhnya terasa dingin dan lemas. Otaknya masih mencerna apa yang sedang terjadi.

"Sayang, sedang apa di sini" ucap Danantya sambil menepuk pundak istrinya..

Emily masih saja terdiam dan tatapannya menuju pintu yang tadi terbuka lalu menutup kembali.

"Sayang, kamu kenapa?" ucap Danantya dua kali

Emily baru menyadari keberadaan suaminya di belakangnya..

"Em em ... Tidak apa-apa..Aku tadi hanya melihat apakah hujan sudah reda Dan" ucap Emily terbata-bata

"Kamu harusnya istirahat sayang, badan kamu masih panas"

"Iya, ayo kita istirahat"

Emily masih penasaran, sambil berjalan ke kamar dia melihat kembali pintu dimana wanita tadi keluar.

"Emily, kamu melihat apa dari tadi menoleh kebelakang terus?" tanya Danantya yang penasaran

"Tidak apa-apa. Ayo ke kamar lagi"

Danantya masih tidak percaya dengan perkataan Emily seperti ada yang di sembunyikan tetapi memang yang dia lihat sedang tidak terjadi apa-apa.

"Ayo sayang kenapa berhenti, ayo ke kamar" ucap Emily

Setelah seminggu berada di sini, Ara pemilik rumah yang dulu belum datang kesini lagi. Mungkin dia akan ke sini membawa orang yang akan membantu pekerjaan Emily di rumah.

---

"Permisi... permisi"

Suara itu terdengar dari pintu utama. Danatya dan Emily segera terbangun.

"Em.. seperti ada yang datang" ucap Danantya

Danantya segera bergegas membuka pintu tersebut.

"Halo selamat pagi pak. Maaf pagi-pagi sekali sudah kesini mengganu Istirahat kalian"

"Iya tidak apa-apa Bu Ara. Silahkan duduk"

"Oiya ini pak saya bawa orang untuk membantu pekerjaan Nyonya Emily di rumah. Namanya Ella"

"Terimakasih Bu Ara, sudah banyak membantu" ucap Danantya

"Mari duduk, saya buatkan minum dulu"

"Tidak perlu repot-repot pak. Oiya Ibu Emily sedang tidak di rumah ?"

"Lagi istirahat karena sakit kepala"

Danantya, Ella dan Ara duduk di kursi ruang tamu.

"Oiya Ella, kamu mulai hari ini tinggal di sini bersama Pak Danantya dan juga Ibu Emily"

"Baik Bu" balas Ella

"Ella ini rumahnya tidak jauh dari sini Pak. Tapi dia akan tinggal disini saja karena jika sewaktu-waktu Ibu Emily perlu"

"Iya Bu Ara, sudah punya pengalaman dengan pekerjaan seperti ini Ella?"

"Sudah Pak, saya pernah bekerja selama 4 tahun. Tapi setahun ini saya di rumah mengurus suami saya yang dulu sakit tetapi sekarang sudah meninggal"

"Turut berduka ya Ella. Sebentar saya buatkan minum dulu Bu Ara"

Danantya bergegas ke dapur membuatkan minum. Sedangkan mereka berdua melanjutkan obrolan.

"Ini bukannya rumah ibu sudah lama tidak di huni ya ?" ucap Ella

"Iya baru saja ada pasangan suami istri ini yang membeli. Kamu kerja yang baik ya Ell"

"Baik Bu"

Entah kenapa tanpa sengaja Ella melihat ke arah lorong belakang yang sangat jauh terlihat dari kaca pintu. Dia melihat seorang perempuan berbaju putih membelakangi pandangannya. Lalu ketika Ella memejamkan matanya dan melihat ke arah itu wanita itu tak ada lagi.

"apakah tadi hanya halusinasiku saja ya?" ucapnya lirih

"Ella, Ell. Kamu kenapa melamun ?"

"Tidak apa-apa Bu. Mohon maaf mau tanya yang tinggal di sini siapa aja ?" tanya Ella penasaran

"Hanya berdua. Pak Danantya dan juga Bu Emily. Tadi saya sudah jelaskan kamu lupa ya?"

"Maaf Bu. saya lupa" sambil tersenyum

Danantya datang menyuguhkan dua gelas teh hangat. Mereka bertiga melanjutkan percakapan yang sempat terputus tadi.