webnovel

Kamu Bisa Memanggilku Siye

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Kakak Si…"

Lin Xue'er yang melihat Ye Xiao sedang merokok sendirian di halaman belakang pun memutuskan untuk menghampirinya seraya memanggil dengan suara manis.

"Kamu siapa? Aku tidak mempunyai adik perempuan."

Ye Xiao menghembuskan asap rokoknya. Dia melirik wanita itu sambil berkata, "Kamu bisa memanggilku Siye."

Lin Xue'er nyaris tersedak, "Apa Tuan Ye pelupa? Aku Lin Xue'er, adik sepupu dari kakak ipar pertamamu. Nenekmu juga mengatakan kalau kita cocok."

"Oh."

Ye Xiao menanggapinya ringan. Dia mengabaikan Lin Xue'er seolah-olah wanita itu hanya angin.

Lin Xue'er tidak terima diabaikan oleh pria itu. Baru saja mencari topik pembicaraan, Ye Xiao menghembuskan asap rokoknya lagi dan berkata tidak sabar, "Kamu menghalangi anginnya. Menjauhlah dariku!"

"..."

Lin Xue'er lagi-lagi mendapat pukulan yang tepat mengenai sasaran.

"Maaf."

Lin Xue'er masih memaksakan senyum dan berjalan ke sisi lain.

"Bau parfum-mu terlalu kuat sehingga menghalangiku untuk menghirup udara segar di sini." Ujar Ye Xiao pada akhirnya.

"..."

Lin Xue'er merasa jantungnya ditikam dengan keras. Rasanya sangat menyakitkan hingga membuatnya hampir tidak bisa bernapas.

"Maaf, aku akan pergi."

Lin Xue'er bergegas pergi sambil memegangi dadanya.

"Xue'er, kamu kenapa?"

Huang Shuya yang melihat Lin Xue'er sedang bersandar di dinding seraya memegangi dadanya dengan napas terengah-engah pun segera bertanya. 

"Kakak Sepupu…"

Begitu melihat Huang Shuya, rasa sakit yang baru saja dipukul oleh Ye Xiao seketika muncul kembali.

Tapi apa yang bisa dia banggakan jika mengadu?

Bagaimana bisa dia memberitahu orang lain tentang penghinaan yang baru saja dia dapatkan dari Ye Xiao?

Akhirnya, dia hanya bisa berpura-pura baik dan tersenyum, "Dadaku tiba-tiba sakit barusan. Kakak Sepupu sudah tahu kalau tubuhku cukup lemah."

"Kalau begitu, istirahatlah."

Huang Shuya buru-buru mendekat dan meraih tubuh Lin Xue'er. Kemudian, dia mencium dengan samar aroma asap rokok di tubuh gadis itu. Akhirnya, dia pun berhasil menebak apa yang terjadi. Lalu, dia berkata sambil tersenyum pahit, "Xue'er, jangan hancurkan hatimu hanya untuk Lao Si."

"Kakak Sepupu, aku tidak bisa menerimanya. Aku sudah jatuh cinta padanya pada pandangan pertama saat di pernikahanmu, enam tahun lalu. Aku berusaha keras membuat diriku terlihat cantik dan luar biasa agar pantas bersanding dengannya. Aku benar-benar ingin tahu seberapa cantik dan hebatnya wanita itu." Kata Lin Xue'er sambil menggigit bibir bawahnya.

"Xue'er, kurasa Lao Si menyukainya bukan karena wanita itu cantik ataupun hebat. Beberapa tahun terakhir ini, Nenek selalu mengatur kencan buta untuk Lao Si. Memangnya ada di antara para wanita itu yang tidak cantik dan hebat?"

Melihat sepupunya yang begitu keras kepala, Huang Shuya pun terus membujuk, "Dia adalah pria yang penuh pendirian. Dia bilang suka jika dia memang menyukainya. Sedangkan dia akan bilang tidak suka jika memang tidak menyukainya. Tidak akan ada istilah cinta tumbuh seiring berjalannya waktu dalam kamus Lao Si."

"Kakak Sepupu, kamu tidak perlu membujukku. Aku sudah bersumpah untuk menikahinya enam tahun lalu. Aku yakin bahwa hanya aku yang paling pantas mendapatkannya di dunia ini."

Lin Xue'er tampak tidak terima dan terus bertekad, "Sekarang, aku harus tahu siapa lawanku!"

"Huft…"

Huang Shuya menghela napas, "Kalau kamu tidak mau berhenti sampai kamu berhasil mencapai tujuanmu, apa yang akan kamu lakukan jika kamu sudah menjadi perawan tua saat itu?"

"Jika aku tidak bisa menikah dengan Ye Xiao, maka aku tidak akan menikah seumur hidupku!" Kata Lin Xue'er.

Huang Shuya tahu bahwa bujukannya tidak berguna. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya diam-diam.

***

"Ibu, Ibu sedang apa?"

Saat Mi Xiaomi sampai di rumah, dia melihat ada sebuah foto besar yang dipasang di ruang tamu dan kamar tidurnya.

Dan itu adalah foto Ye Xiao!

"Xiaomi, kudengar bahwa bayi dalam kandungan akan mirip dengan orang yang sering kita lihat sepanjang waktu. Aku melihat semua foto artis dan menyadari bahwa tidak ada dari mereka yang setampan Ye Siye. Jadi, aku mencetak fotonya yang paling bagus dan memasangnya, agar kamu bisa melihatnya setiap hari. Dan begitu saatnya tiba, bayinya pasti akan setampan dia." Kata Ibu Mi girang.