43 Chapter 43 : Song Tianchen Cemburu

Yan Mao memasukkan kentang kedua, dia menggoreng semua kentang dan akhirnya menambahkan beberapa kecap dan daun bawang, lalu rempah lainnya. Dia memisahkan dengan mangkuk kecil.

Tidak hanya kecap, dia juga menambahkan pasta paprika di mangkuk yang lain. Daddy Yan melihat kentang yang unik. Dia segera kagum dengan keterampilan putranya. Ketika dia mengambil satu potong kentang goreng, dia mencicipi dan tidak bisa menahan diri untuk memuji putranya.

"Mao Er, ini sangat enak, Daddy tidak tahu bahwa kentang bisa dibuat makanan seenak ini." Daddy Yan memuji putranya. Yan Mao merasa tersanjung, dia tersenyum senang.

Daddy Yan dan Yan Mao membawa masing-masing kentang goreng. Ketika keduanya berjalan ke depan rumah. Kedua anak itu mencium aroma yang enak, mereka segera bertingkah seperti anak anjing ingin meminta makanan.

Yan Mao dan Daddy Yan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Yan Mao dan Daddy Yan menyajikan makanan ringan di atas meja. Baik Ayah Yan dan Song Tianchen terkejut, mereka belum pernah melihat makanan seperti ini.

Baik Dabao dan Erbao sudah mengambil kentang goreng spiral dengan tusuk bambu. Mereka meniupnya beberapa kali dan mengigitnya. Mereka merasakan kentang yang dilumuri rasa pedas dan manis, kedua mata mereka segera melebar.

Dabao bersemangat, "Daddy, ini enak. Sangat enak."

Erbao mengangguk penuh persetujuan, "Daddy apa ini?"

Yan Mao tersenyum, "Senang kalian menyukainya, ini disebut kentang goreng roll."

"Kentang goreng roll? Apakah membutuhkan banyak minyak untuk menggorengnya?"

"Ya." Yan Mao mau tidak mau tersenyum, di dunia ini minyak adalah hal yang mahal, seseorang memasak dengan minyak itu sudah dianggap luar biasa. Apa lagi menggoreng kentang dengan minyak. Sungguh membuang banyak uang demi makanan mewah seperti ini.

Ayah Yan dan Song Tianchen merasa kagum dengan rasa yang pedas dan manis, Song Tianchen jarang makan makanan manis, bukan berarti dia membenci makanan manis, hanya saja di kemiliteran barang seperti itu sangat mahal untuk dibeli.

Namun rasa manis dan pedas ini benar-benar mengubah citranya terhadap makanan manis. Dia melirik kearah istrinya yang tersenyum lebar, entah bagaimana istrinya selalu memiliki ide-ide istimewa.

Dalam waktu seminggu, Yan Mao akhirnya menghasilkan 400 botol pasta paprika dan 300 botol selai mulberry. Wu Nian membawa banyak kereta Tuan Gong untuk mengangkut barang. Dia menatap kearah Song Tianchen yang sibuk meletakkan botol-botol pasta dan selai.

Banyak bawahan Wu Nian yang masuk dan mulai mengangkut botol-botol masuk ke dalam kereta, Wu Nian tersenyum cerah. Sebenarnya dia baru saja pergi ke restoran untuk mengambil uang dan kembali ke desanya. Ada tiga kereta yang penuh dengan botol-botol, pelayan sangat berhati-hati dengan mereka.

Wu Nian tersenyum, "Ger Mao, ini adalah bayarannya untuk semuanya 360 tael perak."

Yan Mao tersenyum senang, "Saudara Wu terima kasih banyak."

"Sungguh siapa yang berpikir bahwa Ger Mao benar-benar cerdas, barang ini bahkan belum pernah di buat oleh siapapun, kamu memiliki banyak ide yang baik. Tuan Gong mengatakan sesuatu padaku, jika Ger Mao setuju, dia ingin membuat nama produk ini atas namamu. Dengan ini, dia ingin memperpanjang kontrak."

Yan Mao terkejut, "Saudara Wu, bukankah kita belum satu bulan, kenapa Tuan Gong ingin memperpanjang kontrak?"

Wu Nian tersenyum, "Ger Mao, produkmu di terima dengan baik di ibu kota. Bahkan kemarin itu tidak cukup untuk sampai pada hari ini. Itulah kenapa Tuan Gong memaksaku untuk cepat datang padamu."

Yan Mao menganggukkan kepalanya, dia tidak berpikir bahwa ini akan di terima dengan baik. Yan Mao memiliki ide, namun untuk sekarang, dia tidak melakukan apapun. Dia hanya ingin menunggu anggurnya matang.

Wu Nian menatap Yan Mao yang sedang berpikir, dia segera bertanya. "Ger Mao, apa kamu memikirkan sesuatu?"

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Ya, aku ingin membeli sebuah toko dan membangun rumah anggur. Tidak bermaksud menjual anggur saja, aku juga ingin menggabungkannya dengan restoran."

Ketika Wu Nian mendengarkan ini, dia sedikit terkejut. "Kamu ingin membangun rumah anggur?"

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Ya, tapi tidak sekarang. Karena anggurku belum matang. Jika sudah matang, aku akan mengelolahnya menjadi anggur buatan rumahku sendiri." Lalu dia menatap kearah Wu Nian. "Saudara Wu, bisakah kamu mencarikanku sebuah toko, dengan lokasi yang lebih strategis, tidak apa-apa jika sedikit mahal."

Wu Nian memegang dagunya. "Aku ingat bahwa ada seorang pemilik toko ingin menjual tokonya. Tempatnya juga sangat bagus. Namun karena dia kekurangan uang baru-baru ini, dia berniat menjualnya. Namun pemilik toko itu mengatakan bahwa harganya sekitar 300 tael."

Yan Mao menatap kearah Wu Nian dengan pandangan berharap. "Saudara Wu, bisakah kamu mendapatkannya untukku."

Song Tianchen menatap istrinya, "Istri, sebuah toko biasanya memiliki harga sekitar 250 ke bawah. Itu terlalu mahal meskipun tempatnya sangat baik."

Yan Mao tidak terlalu mengenal tempat ini, wajar jika dia tidak mengenal harga dengan baik. Wu Nian setuju dengan Song Tianchen. "Tianchen benar. Harga toko itu benar-benar mahal, di mana kamu juga harus merenovasinya karena itu adalah toko lama."

Yan Mao menggelengkan kepalanya, dia merasa dia terlalu hijau di dunia ini. Untungnya suaminya dan Saudara Wu mengingatkannya. Wu Nian menatap kearah Song Tianchen dan istrinya. "Jika kamu benar-benar ingin toko itu, aku bisa mendapatkan dengan harga standar, jika bisa, aku mendapatkan harga yang lebih murah."

Yan Mao menatapnya dengan mata cerah, "Saudara Wu, terima kasih banyak. Aku yakin kalau Saudara Wu pasti bisa melakukannya."

Ketika Wu Nian di tatap dengan penuh harapan, dia merasa malu. Ujung telinganya sedikit memerah. Ketika Song Tianchen menatap ini, ada rasa cemburu yang kuat memenuhi matanya. Wu Nian tanpa sadar merasakan seseorang menatapnya dengan dingin.

Segera dia menatap bahwa itu berasal dari belakang Yan Mao. Dia tersenyum kaku.

"Ya, Ger Mao, aku akan segera pergi. Aku harus membawa ini semua. Kalau begitu aku pergi dulu." Tanpa menunggu jawaban Yan Mao dan Song Tianchen. Wu Nian sudah pergi lebih dulu.

Yan Mao, "Aneh, kenapa Saudara Wu terlihat sedikit pucat dan ketakutan?"

Mata dingin Song Tianchen berubah menjadi hangat ketika Yan Mao menatapnya, dia tersenyum lembut, "Mungkin kamu salah, dia terburu-buru ingin menghasilkan uang."

Yan Mao, "....." Mungkin ini benar juga.

Wu Nian sampai di depan para pelayan, ketika para pelayan menatap kearahnya, mereka melihat wajah Wu Nian yang pucat. Salah satu pelayan bertanya padanya. "Tuan Wu, kenapa kamu terlihat ketakutan?"

Wu Nian sedikit berkeringat dingin. "Tentu saja, nyawaku hampir melayang, bagaimana aku tidak ketakutan."

Semua pelayan, "....."

Apakah Tuan Wu salah minum obat hari ini?

avataravatar
Next chapter