Kecewa

Celine berjalan tegak memasuki gedung perkantoran itu. Bangunan mewah, megah yang tegak menjulang di tengah congkaknya ibu kota. Wanita itu agak ragu saat melangkahkan kakinya ke tempat ini. Namun, tekad di dadanya sudah bulat. Dia ingin segera menyelesaikan semua.

Sudah hampir dua bulan ini tidak ada kabar dari Bisma, suaminya. Beberapa kali dia menghubungi lewat telepon, tetapi kurang di respons. Pesannya hanya dibalas sesekali, itu juga singkat. Satu hal yang masih rutin dia dapatkan adalah transferan untuk anak-anak.

Bisma seperti menghilang begitu saja, sejak telepon terakhir setelah kedatangan Tiara. Celine tidak bisa diperlakukan seperti ini. Dia tidak mau digantung, ingin kejelasan mengenai hubungan mereka. Apakah dia masih dianggap sebagai istri atau tidak.

Jika Bisma memang sudah tidak menginginkannya, baiknya dia diceraikan. Celine sakit hati dan merasa dirinya seperti barang yang bisa diambil dan dibuang dengan seenaknya.