6 Menikahi Clarissa

Clarissa sudah tidak lagi tinggal di Gardenia Apartemen. Dia mengontrak sebuah rumah yang dekat dengan tempatnya magang. Bahkan Clarissa tak mengeluarkan ongkos untuk transportasi. Jarak rumah kontrakan dengan kantor hanya 5 menit dengan berjalan kaki.

Saat Clarissa berjalan menyusuri trotoar, sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya.

"Ayo masuklah, kita berangkat bersama," ucap Andrew.

"Ini sudah sangat dekat aku jalan kaki saja," jawab Clarissa sambil tersenyum.

Andrew langsung membuka pintu mobil, dan menyuruhnya masuk. Di dalam mobil tidak ada percakapan keduanya. Mereka berdua terlihat seperti saling sungkan.

"Setelah meletakkan barangmu, aku tunggu di ruanganku," ucapnya sambil masuk ke dalam.

Clarissa juga tak menjawabnya. Setelah menaruh barang bawaannya, Clarissa memasuki ruangan Andrew.

"Ada apa Mas?" tanyanya singkat.

"Mengapa kamu jalan kaki ke kantor?" Andrew bertanya sambil terus menatapnya.

"Aku mengontrak rumah dekat kantor, jadi aku bisa berangkat dengan jalan kaki," jawabnya.

"Mulai hari ini tinggallah di apartemen milikku." Andrew terus mendesaknya.

"Tidak Mas. Aku tak ingin terlibat dengan hubungan yang rumit." Suara Clarissa terlihat sendu.

"Aku akan menikahimu secepatnya," ucap Andrew tegas.

"Jangan mengasihani ku Mas. Aku tak ingin terus menerima belas kasihan," jawabnya.

" Aku tak mau tau, aku akan segera menikahimu." Andrew langsung keluar, meninggalkan Clarissa di ruangannya sendirian.

*******

Andrew sudah berjanji akan menikahi Clarissa. Selain untuk menjaga hati Ibunya, juga karena Andrew menyukai Clarissa.

Dia pun melajukan mobilnya ke apartemen kekasihnya, Lanny. Sampai di apartemen, Lanny baru selesai mandi.

"Andrew ... kamu sudah berada disini. Sejak kapan?" tanya Lanny pada Andrew.

"Baru saja, aku ingin kita akhiri hubungan ini," ucap Andrew sambil menatapnya.

"Apa maksudmu Andrew?" tanya Lanny dengan ekspresi terkejut sekaligus tak percaya.

"Aku akan segera menikah," jelas Andrew.

"Apa kamu menghamili seorang wanita murahan?" Lanny meninggikan nada suaranya. Dia berpikir jika kekasihnya itu telah menghamili wanita yang sengaja menggodanya.

"Tutup mulutmu! Kamu pikir aku tidak tahu, kenapa kamu ingin merahasiakan hubungan kita ini. Bukankah kamu adalah wanita simpanan pemilik agensi model tempatmu bekerja? Jangan pikir aku bodoh. Bahkan kalau aku mau, aku bisa menyebarkan video perselingkuhan bodohmu itu ke media. Dan menjadikan karier yang kamu banggakan itu menjadi sampah." Andrew langsung meninggalkan apartemen Lanny.

Di kamarnya, Lanny mengamuk dengan berbagai kata umpatan. Dia melempar semua barang-barangnya menjadi sangat berantakan.

Lanny tak rela jika harus kehilangan sumber uangnya. Bahkan apartemen yang ditempatinya adalah pemberian Andrew.

*******

Andrew kembali ke kantornya, dan langsung menemui Clarissa di meja kerjanya.

"Clarissa, ayo ikutlah denganku," ajak Andrew padanya.

"Mau kemana Mas?" tanyanya.

" Ikuti saja aku," jawabnya tanpa ekspresi.

Clarissa mengikuti Andrew masuk kedalam mobilnya. Lalu keduanya berhenti di depan butik ternama.

"Mbak, tolong carikan gaun pengantin yang cocok untuknya," ucap Andrew pada pelayan butik.

"Apa artinya ini Mas?" Clarissa terus saja bertanya.

Setelah beberapa menit, Clarissa sudah memakai gaun pengantinnya. Dia keluar dari fitting room, Andrew yang melihatnya terpana dengan penampilan Clarissa.

"Gaun itu saya ambil Mbak," ucap Andrew pada pelayan butik.

"Baik Tuan, silahkan ditunggu sebentar," jawab pelayan butik dengan ramah.

Selesai membayar mereka berdua juga pergi ke toko perhiasan. Clarissa hanya memandangi Andrew tanpa mengatakan apapun.

"Cobalah... Apa ini pas dengan jarimu?" Clarissa memakainya, ternyata ukuran sangat pas.

"Baguslah kalau pas di jarimu." Andrew membayar cincin pesanannya.

Andrew membawa Clarissa ke apartemennya.

"Mulai hari ini kamu tinggal disini, besok pagi bersiaplah untuk pernikahan kita," jelas Andrew sambil melepaskan bajunya.

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Clarissa ketakutan.

"Aku mau ganti baju, kamu pikir aku mau ngapain?" tanyanya dengan nada menggoda.

Clarissa terdiam menatap Andrew yang berganti baju. Melihat tubuh setengah telanjang Andrew, Clarissa menelan ludahnya. Tubuh Andrew sangat atletis begitu menggoda. Clarissa seperti sudah tersihir dengan penampilan fisik lelaki itu. Tak tahan dengan godaan itu, Clarissa menutup dirinya dengan selimut di ranjang Andrew hingga akhirnya tertidur. Rasanya baru sebentar Clarissa tertidur, ternyata hari sudah pagi.

"Selamat pagi Nyonya, kami yang akan membantu Anda bersiap-siap," ucap seorang wanita dan 2 asisten yang berdiri di sampingnya.

"Aku mau mandi dulu." Clarissa masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selesai mandi, para wanita yang berada di kamar tadi mulai merias wajah Clarissa. Ada juga yang membantunya memakai gaun.

"Wajah sudah dirias, gaun sudah dipakai, rambut sudah ditata. Apalagi yang kurang?" ucap Clarissa dalam hati.

"Kamu sudah siap?" Tiba-tiba Andrew sudah berdiri di belakangnya dengan wajah yang terlihat sangat tampan, dalam balutan tuxedo warna hitam.

Clarissa hanya tersenyum memandang wajah tampannya. Andrew menggenggam tangannya, lalu membawanya masuk ke dalam mobil. Clarissa dibawa ke KUA, Penghulu, saksi dan wali juga sudah disiapkan disana.

Setelah melakukan berbagai prosesi pernikahan, mereka berdua telah sah menjadi suami istri.

"Sebagai bentuk rasa hormatmu kepada suamimu, cium tangan pria yang sekarang menjadi suamimu ini," ucap Andrew.

Clarissa menuruti ucapan Andrew. Dan mencium tangan lelaki yang sekarang menjadi suaminya. Semua selesai mereka berdua pulang menuju rumah keluarga Andrew.

"Kita mau kemana Mas?" tanya Clarissa.

"Tentu saja pulang ke rumahku," jawabnya.

Rumah mewah dengan halaman besar, membuat Clarissa terpana melihatnya.

"Mari kita masuk Nyonya Andrew." Andrew menggandeng tangannya menuju ke dalam rumah.

"Selamat datang Nyonya muda." Beberapa pelayan terlihat menyambut kedatangan Clarissa.

"Bagaimana kalian tahu aku membawa Istriku?" tanya Andrew penasaran.

"Tadi pagi Nyonya besar menelepon, menyuruh kami menyiapkan kamar utama untuk pengantin baru." Pelayan itu tersenyum menatap kedua majikannya.

Andrew membawa Clarissa memasuki kamar yang sudah disiapkan oleh para pelayannya. Kamar itu dihiasi dengan bunga-bunga, juga taburan kelopak mawar di atas sprei. Clarissa melihat sekeliling kamar pengantinnya. Dia cukup senang menjadi istri sah Andrew, walaupun dia tidak yakin tentang perasaan Andrew.

"Sayang ... bukankah sekarang kamu istriku? Kemarilah aku akan membantumu melepaskan gaun itu," ucap Andrew pada istrinya.

"Mas ... dimana orangtuamu?" tanya Clarissa sambil duduk membelakangi suaminya.

"Hari ini adalah malam kita, jangan membahas orang lain," balas Andrew dengan suara lirih.

Andrew mulai menurunkan resleting belakang gaun itu. Terlihat jelas punggung mulusnya. Dengan sangat lembut Andrew melepaskan bra milik Clarissa, dan melemparnya entah kemana. Kemudian dengan sangat pelan diturunkan juga gaun pengantinnya, sampai tergeletak di lantai. Andrew berlutut di bawah kaki Clarissa, sambil menciumi kaki indahnya. Clarissa begitu terbuai dengan sentuhan Andrew, hingga dia tak menyadari dirinya sudah telanjang bulat di depan suaminya itu. Andrew yang menatap tubuh mulus istrinya, menelan ludahnya sendiri. Tubuhnya terlalu menggiurkan, tak heran jika Ayahnya tergila-gila pada Clarissa.

Andrew mulai mendorong Clarissa ke pinggir ranjang. Kakinya masih berada di lantai, tapi tubuhnya terbaring di ranjang. Andrew sengaja ingin mempermainkan gairah Clarissa. Diciuminya area sensitifnya, lalu Andrew memasukkan lidahnya semakin dalam. Clarissa mengerang, membuat Andrew bergairah. Andrew sengaja menahannya, lalu diremasnya gundukan kenyal di dada Clarissa.

"Mas ... Ahhhh ... " Clarissa menjerit kenikmatan. Suara erangan yang terdengar sexy cukup membangkitkan gairah pasangan pengantin baru itu.

Jeritan Clarissa meruntuhkan benteng pertahanan suaminya. Dengan lembut Andrew memasukkan senjata pribadinya ke dalam lubang kenikmatan Clarissa. Baru beberapa kali hentakan, tubuh Andrew sudah bergetar merasakan pelepasannya. Clarissa menatap Andrew penuh arti.

"Maafkan aku Sayang, aku tak bisa menahannya lebih lama. Tubuhmu terlalu menggairahkan, hingga meruntuhkan pertahananku." Andrew terlihat kecewa pada dirinya sendiri.

"Mas ... Aku mencintaimu. Apapun tak akan merubah perasaanku." Clarissa tersenyum menatap suaminya lalu mencium bibirnya penuh gairah.

Kemudian Clarissa tertidur di pelukan suaminya hingga pagi menjelang.

Happy Reading

avataravatar
Next chapter