webnovel

Dia Memegang Dagunya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sepuluh menit kemudian, setelah Su Xiqin bertanya kepada resepsionis mengenai Mo Jintian, ia melihat Tang Xixi berjongkok di lantai dan menanyai putranya. Hatinya yang semula begitu khawatir, seketika langsung lega. Tapi, perasaan kesal seketika muncul dalam benaknya. Ia pun menunduk dan melihat ke arah Mo Jintian yang sedang di lantai, "Mo Jintian, bukankah Mama sudah menyuruhmu untuk menunggu Bibi Xixi di sana? Kenapa malah berlarian ke sana kemari?"

Ketika melihat Su Xiqin marah, Tang Xixi menjawabnya, "Tadi dia bilang dia mengotori sepatu seorang pelanggan, lalu dia berjanji akan mencuci sepatu milik pelanggan itu."

Su Xiqin tidak tahu harus berkata apa dan hanya membatin, Anakku mencuci sepatu milik pelanggan?

"Bukan, dia tidak menyuruhku mencuci sepatunya," kata Mo Jintian sambil menatap Su Xiqin.

Su Xiqin sudah tidak marah lagi. Ia meraih kepala anaknya dan menyentuh dahinya, lalu berkata, "Lain kali, jangan lari-lari. Paham?"

Mo Jintian menutupi dahinya dengan tangan kecilnya sambil bergumam, "Aw, sakit..."

"Rasa sakit ini agar kamu tetap ingat dan lain kali tidak melarikan diri seperti tadi," kata Su Xiqin.

"Sudah aku bilang, aku tidak melarikan diri, Mama. Aku mengikuti ajaran Mama seperti yang sudah Mama ajarkan padaku. Aku harus bertanggung jawab ketika melakukan sesuatu, dan saat ini aku tidak bisa mengelak dari tanggung jawab. Aku tadi sudah mengotori sepatu pelanggan dan sekarang aku harus bertanggung jawab," terang Mo Jintian.

Su Xiqin terdiam sejenak mendengar penjelasan Mo Jintian. Kemudian, ia berkata, "Oke, baiklah. Tapi, karena Mama tidak tahu dia orang baik atau tidak, Mama tetap khawatir karena kamu masih anak-anak."

Tang Xixi yang berada di sampingnya tiba-tiba memarahi petugas yang ada di sana, "Lain kali jangan biarkan anak kecil melakukan hal seperti ini."

Su Xiqin sangat lega setelah keterkejutannya tadi. Jantungnya terasa seperti seketika berhenti berdetak saat mendengar bahwa putranya menghilang. Satu-satunya hal yang ada dalam benaknya adalah keinginannya agar Mo Jintian selalu aman dan sehat. Jadi, ketika ia akhirnya menemukan Mo Jintian, ia tidak tahan untuk menegurnya.

———

Setelah menemukan anaknya, Su Xiqin tidak langsung kembali ke ruangan. Ia tidak suka menemani banyak pria sehingga ia memesankan makanan terlebih dahulu agar Tang Xixi dan anaknya bisa makan. Setelah beberapa saat, barulah ia kembali ke ruangan yang tadi. Namun, saat ia masuk, hanya ada Bai Yanshen di ruangan itu.

"Mohon maaf, Presdir Bai. Tadi saya masih mencari anak saya," kata Su Xiqin.

Bai Yanshen mengangkat wajahnya, lalu menatap Su Xiqin dengan begitu dalam. Tatapan itu tampaknya mampu menembus apa yang dipikirkan oleh Su Xiqin sehingga membuatnya takut. "Duduklah," kata Bai Yanshen.

Su Xiqin sangat gugup di hadapan seorang pengusaha besar seperti Bai Yanshen, terlebih lagi ketika melihat matanya yang sunyi. Dengan hati-hati, ia berkata, "Presdir Bai, silahkan makan pelan-pelan. Saya akan menunggu Tuan makan. Setelah Tuan makan, saya akan menjelaskan konsep desainnya pada Tuan."

"Kamu ingin berdiri di sana dan mengawasiku makan?" kata Bai Yanshen dengan datar tanpa emosi sambil memegang sumpit.

Su Xiqin tertegun sesaat. Ia melihat wajah Bai Yanshen yang tampak begitu serius, namun ia tidak mengerti apa maksud Bai Yanshen mengatakan hal itu. Apa maksudnya Bai Yanshen menyuruhku untuk duduk dan makan bersama? pikirnya. Su Xiqin telah mendengar desas-desus mengenai betapa galaknya Bai Yanshen. Ia juga mendengar bahwa Bai Yanshen tidak pernah digosipkan dengan wanita manapun, sehingga ia berpikir bahwa tidak seharusnya ia menemani Bai Yanshen makan.

Bai Yanshen memandang Su Xiqin dengan tatapan yang dalam bagaikan dalamnya lautan hingga Su Xiqin jadi merasa linglung dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia pun berkata dengan sangat hati-hati, "Saya akan menunggu di luar pintu."

"Kita bicara sambil makan," kata Bai Yanshen. Suaranya begitu tenang dan nada yang harusnya terdengar memerintah hampir tidak terdengar. Su Xiqin memandang ke arah Bai Yanshen sejenak dan tidak memiliki pilihan lain selain duduk di sana. Ia pun mengambil tempat duduk yang sedikit jauh dari Bai Yanshen.

Ruangan itu begitu sunyi bagaikan air yang tenang. Kedua orang itu duduk dengan dikelilingi cahaya keemasan yang membuat pemandangan itu terlihat elegan. Piring di atas meja juga jadi terlihat sangat berkilau, seolah mengungkapkan bahwa makanan di atasnya juga tampak begitu lezat. Namun, Su Xiqin tidak bisa memakannya dengan tenang. Selezat apapun makanan yang dimakannya, lidahnya tidak bisa merasakan kenikmatan itu.

Hingga pada suapan ketiga, Su Xiqin tidak bisa menahan dirinya lagi. Ia pun membungkukkan badannya ke arah Bai Yanshen dan berkata, "Presdir Bai, saya ingin menjelaskan tentang bagaimana konsep desain saya."

Bai Yanshen menatap ke arah Su Xiqin, lalu menyeka ujung bibirnya dengan tisu di sampingnya. "Setelah makan, baru bicara," ujarnya.

Su Xiqin sedikit cemberut dan diam-diam berpikir, Bukankah tadi dia bilang kita akan bicara sambil makan? Namun, Bai Yanshen sepertinya tahu apa yang saat ini ada di dalam pikiran Su Xiqin. Bai Yanshen pun menunjuk ke arah makanan yang ada di atas meja, lalu berkata, "Cepat makan."

Su Xiqin mengangguk dan melanjutkan makan dengan tenang. Saat suapan kedua, ia mendengar Bai Yanshen bertanya padanya, "Apakah kamu sangat menginginkan kerja sama ini?"

Su Xiqin cepat-cepat menelan makanannya dan di detik berikutnya, ia berkata, "Kerja sama ini adalah peluang bagi Perusahaan Mo dan diragukan lagi, bekerja sama dengan perusahaan besar seperti Zhuo Sheng akan membuat kami bisa menjadi lebih maju. Jadi, tentu saja saya sangat menginginkan kerja sama ini." Selesai mengatakan itu, Su Xiqin melanjutkan dalam hati, Semoga saja dia tidak mendengar pertengkaranku dengan Mo Xigu saat itu.

"Kamu begitu setia pada Perusahaan Mo. Jika kamu tidak bisa memenangkan kerja sama ini, bagaimana?" tanya Bai Yanshen.

Perkataan Bai Yanshen seketika membuat wajah Su Xiqin membeku. Ia berpikir, Apakah dia bermaksud untuk memberitahuku bahwa Perusahaan Mo tidak akan bisa memenangkan permainan ini? Tapi, bukankah dia belum membaca draft desainnya? Karenanya, di detik berikutnya, Su Xiqin berdiri dan berkata, "Tuan Bai, Anda belum melihat draft desain saya. Jika Anda melihatnya, Anda akan—"

"Aku baru saja melihatnya. Sejujurnya, desain itu begitu bagus. Tapi, bukan hanya desain milikmu yang bagus," kata Bai Yanshen dengan tenang.

Su Xiqin tertegun sejenak, lalu berkata, "Tuan Bai, saya tahu bahwa desain dari perusahaan lain tidak seburuk itu. Tapi, setelah mendengar penjelasan saya, Anda akan mengerti apa yang membuat desain saya berbeda dengan yang lain."

"Maksudmu, unik?" tanya Bai Yanshen sambil menatap Su Xiqin. Su Xiqin hanya menganggukkan kepala. Ia pun berkata lagi, "Katakan."

Su Xiqin segera menjelaskan poin-poin penting yang sudah dicatatnya dan ia tidak butuh waktu yang begitu lama untuk menjelaskannya. Sepuluh menit kemudian, ia sudah selesai menguraikan poin penting yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

"Apa yang baru saja kamu katakan adalah cerminan gaya Tiongkok kuno dan kamu memakai setidaknya tiga elemen. Terlalu rumit untuk memasukkan tiga elemen dalam satu karya," komentar Bai Yanshen sambil melihat desain Su Xiqin.

"Presdir Bai, bukan itu yang menjadi titik masalahnya. Ini adalah sebuah metode internasional yang telah ditambahkan dengan gaya klasik Tiongkok. Sebuah permata dari berbagai bahan yang digunakan di tiga tempat berbeda akan memiliki efek yang berbeda juga," Su Xiqin berusaha menjelaskan.

Bai Yanshen mengambil rokok dan menyalakannya, lalu menyuruh Su Xiqin makan kembali. Su Xiqin mengangguk dan kembali mengambil sumpit untuk kembali makan, walaupun sebenarnya ia tidak bisa makan dengan tenang. Kemudian, Bai Yanshen memegang puntung rokok sambil menatap ke arah Su Xiqin yang sedang makan dengan kepala tertunduk.

Su Xiqin bisa merasakan bahwa Bai Yanshen terus menatapnya sehingga ia segera menelan makanannya dan mendongakkan kepalanya untuk melihat mata Bi Yanshen yang dalam. "Tuan Bai, silahkan makan juga," kata Su Xiqin. Ia tidak tahu topik apa yang harus dibicarakan untuk memecah kesunyian.

Setelah Su Xiqin selesai berbicara, Bai Yanshen meletakkan putung rokoknya. Tangannya tiba-tiba memegang dagu Su Xiqin dan ia mencondongkan tubuhnya ke depan.

Next chapter