8 Berubah Dalam Sehari

Rumah sakit penjara menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena usaha percobaan pembunuhan dan keracunan massal itu saja.

Itu karena tuan Yudisthira Salman telah menarik perhatian khalayak.

Dia bukan hanya selamat dari upaya percobaan pembunuhan, tetapi juga selamat dari kecelakaan mobil mewah itu.

Kecelakaan yang mengerikan!

Mass Media di internet memuat video detik-detik terakhir kecelakaan yang di ambil dari kamera CCTV setempat.

Di tengah malam, hujan deras mengguyur deras, sebuah mobil sport mewah meluncur cepat di jalan raya. Saat kejadian, mobil sport itu tampak meluncur menghindari kendaraan lain yang meluncur lambat. Naas. mobil itu malah menabrak kontainer bermuatan berat. Tak ayal. Fatal. Mobil itu menghantam kendaraan besar tersebut. Tidak berhenti di situ. Akibat benturan keras itu, mobil itu terlempar ke belakang, melayang, terbang, menghantam dinding jembatan layang. Terbakar sendirian.

Pengendara mobil tidak selamat. Mayatnya hangus tinggal arang.

"Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan!" Polisi memberi jawaban ke wartawan.

Jawaban tidak memuaskan. Para wartawan itu mencari informasi sendiri. Mereka mencari berita ke rumah sakít. Tapi tuan Yudisthira Salman tidak bisa ditemui. Dia di kawal ketat.

Akhirnya mereka membuat pertanyaan sendiri jawab sendiri.

Mengapa mobil mewah itu bisa kecelakaan. Terbakar!

Mobil itu hancur, rusak parah. Hangus tanpa bentuk.

Berbagai pendapat bermunculan sehubungan dengan kecelakaan itu.

"Apa di mobil itu ada bomnya? Atau ada mesiu di dalamnya! Bukankah tuan Yudisthira memiliki pabrik senjata?"

"Itu pasti sabotase! Teroris ikut berperan! Bukankah tuan Yudisthira seorang konglomerat yang sering berhubungan dengan bisnis gelap dengan para mafia senjata?"

"Mobil mewah itu bisa dikendalikan dari jarak jauh. Apa mungkin sang pembunuh menggunakan remote control mengatur kendaraan itu seperti bermain games.

Mobil miliaran rupiah itu bisa di buat celaka dari jarak jauh!"

"Mobil mewah itu hangus hancur tanpa sisa! Sebenarnya siapa yang untung atau rugi! Tuan Yudisthira? Dia tidak akan rugi! Mobil itu di asuransi. Hilang mobil dapat mobil! Pihak asuransi pasti tidak mau rugi! Mereka akan melakukan penyelidikan. Penyebab kecelakaan itu harus ditemukan!

Orang-orang ramai berdiskusi dan membuat analisis sendiri.

Pendapat mereka di media sosial membingungkan publik.

Pembunuhan berencana? Ini pasti pembunuhan berencana! Tapi mereka salah sasaran.

Tuan Yudisthira saat ini sedang di periksa atas dugaan penyeludupan senjata dengan para pejabat kiri yang ekstrim.

Dia menjadi saksi penting dalam kasus ini. Bila dia berhasil dilenyapkan! Kasus ini pasti dibekukan!

"Luar biasa! Dia lolos dari dua upaya pembunuhan, tapi pembunuh itu salah sasaran. Bukan tuan Yudisthira Salman yang mati melainkan pengawalnya.

Tuan Yudisthira sang konglomerat, pemilik pabrik senjata terbesar di negeri ini lolos dari maut.

Dia juga menjadi korban upaya pembunuhan di rumah sakit. Gila!

Dia menjadi target 2 pembunuhan dalam semalam.

Dan dia selamat dari kedua upaya pembunuhan itu!

Tuan Yudisthira menjadi trending topik pagi ini!

"Aku yakin tuan Yudisthira sudah sudah curiga kalau dia bakal menjadi target pembunuhan. Dia menempatkan mata-mata dimana-mana!"

Orang-orang dari berbagai kalangan di luaran sana ramai berdiskusi secara terbuka di sosmed, di warung kopi, pedagang sayur, pedagang ikan, ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa, buruh pelabuhan... mereka membicarakan tuan Yudisthira Salman.

....

Pria yang menjadi otak pembunuhan itu terdiam.

Dia mendengarkan orang-orang membuat analisis dan asumsi.

"Yudisthira Salman tidak bisa dianggap enteng! Feeling-nya kuat. Surat wasiat itu hanya pancingan. Dia sudah menyiapkan itu sebelum diperiksa oleh kejaksaan!" Pria itu menyampaikan pendapatnya di depan Esther Melody, istri tuan Yudisthira.

"Apa yang bisa kulakukan sekarang? Roy sudah mati!" Esther Melody menangis, dia memutar rekaman pembicaraan terakhir dengan Roy.

"Hapus rekaman itu! Kamu ingin Yudisthira menemukan itu sebagai barang bukti? Dan menangkapmu sebagai otak pembunuhan!" Bentak pria itu. Esther Melody menurut. Dia menghapus rekaman suara itu.

Rencana mereka gagal. Mereka harus berhati-hati.

Esther Melody pulang ke rumah. Mengurung diri. Dia tidak ingin suaminya curiga.

***

Sementara itu, polisi atas perintah orang yang berkuasa telah

meinimalisir berita upaya pembunuhan itu.

Selain itu, pemerintah tidak ingin malu.

Upaya pembunuhan terhadap tuan Yudisthira Salman berlangsung di depan hidung semua orang.

Pria pelayan dapur rumah sakit yang palsu itu terlambat di selamatkan. Racun itu masuk ke jantungnya. Dia mati dengan tubuh biru. Yang lainnya, seperti pria perawat palsu itu, koma! Dia yang paling banyak memakan bubur itu. Dokter, dua orang perawat, dua orang pengawal tuan Yudisthira, empat orang petugas keamanan. Operasi cuci perut. Mereka selamat dari kematian. Tetapi mereka akan di periksa dalam waktu lama.

***

Pengacara Dyan Angkasa mengajukan somasi ke rumah sakit penjara itu.

Tuan Yudistira menolak di rawat di rumah sakit itu dan rumah sakit pemerintah lainnya. Dia mengajukan perawatan perawatan home care! Pemeriksaan kejaksaan dilakukan di rumahnya saja.

Penjagaan di rumah sakit diperketat.

Tetapi yang pasti, kepercayaan masyarakat menurun terhadap rumah sakit penjara tersebut. Rumah sakit itu ternyata tidak aman!

****

Dalam sehari tuan Yudistira Salman mampu membuat dirinya menjadi lebih kuat, lebih menakutkan, lebih mengerikan, lebih berkharisma.

Dia membalas musuh-musuhnya dalam sekali pukul, seperti memukul lalat.

Musuh-musuhnya membuat strategi baru untuk menjatuhkannya!

Tuan Yudisthira Salman tidak akan tinggal diam. Dia pasti melakukan rencana balas dendam.

Mereka terlambat berpikir.

Tuan Yudisthira Salman telah membalas komplotan itu. Langsung!

Di bayar kontan!

Sisanya harus membayar plus bunga. Bunga tinggi yang mengisap darah hingga ke tulang selangka.

TANPA AMPUN!

Tentu saja! Tuan Yudisthira orangnya tidak mengenal ampun.

Musuh-musuhnya akan mendapatkan akhir yang menyedihkan!

***

Ruang ICCU rumah sakit penjara.

Sejak pingsan tadi malam, Nindy dipindahkan ke ruang ICCU.

Dia harus menjalani operasi kedua. Jahitan di perutnya robek, terbuka.

Harus operasi sekali lagi

Nindy ketakutan. Dia pingsan setelah mendengar informasi itu.

Setelah sadar dia stress berat. Tidak bisa makan, tidak bisa BAB, tidak bisa kentut!

Sakitnya luar biasa! Lebih sakit daripada operasi Caesar karena melahirkan! Mengerikan!!!

Awas kamu Frans! Tunggu pembalasanku!

Nindy membakar amarahnya ke Frans Winata.

Semua derita yang dia alami, disebabkan oleh pria tidak tahu malu itu.

Tentu saja siapa lagi yang bisa disalahkan atas nasib ku ini?!

Nindy menyimpan rahasia mengapa jahitannya bisa robek.

Dua orang wanita yang merawatnya itu, Ratna dan Soraya, apabila tahu ceritanya, mereka bukannya kasihan, tetapi akan mentertawakan dirinya berulang-ulang. Dasar teman makan teman! Nindy sudah tahu sifat egois dan baik hati dan ketulusan kedua temannya itu. Mereka bertiga saling mem-bully.

Didalam hatinya, Nindy tidak menghapus dendamnya ke Frans.

Bangke kamu Frans!

Awas kamu... kamu akan mendapatkan sakit berlipat-lipat berikut bunganya yang bertambah-tambah.

TANPA AMPUN!

Dalam sehari Nindy berubah menjadi orang yang kejam dan penuh dendam.

Ratna White dan Soraya dibuat tercengang dengan kedatangan seorang pria muda dan tampan berwajah manis menjenguk Nindy. Dia pengacara Dyan Angkasa.

"Saya membawa surat perintah dari pengadilan atas pengajuan kembali (PK) kasus nona Nindy. Selamat dalam waktu dekat nona Nindy akan dibebaskan!"

Nindy terkejut bukan main. Terkejut yang membuatnya serasa ingin buang air besar.

BUUSH! Seketika ruang ICCU berhembus kan udara busuk mematikan. Nindy kentut!

Soraya dan Ratna White langsung muntah! Tuan Dyan Angkasa yang manis itu wajahnya berubah merah gosong! Angin kentut itu meledak tepat di depannya.

"Siapa suruh dia berdiri di kakiku. Rasakan akibatnya!"

NINDY KAMU TIDAK TAHU MALU!!!

Soraya dan Ratna White menyumpah.

avataravatar
Next chapter