webnovel

Menikahi Dosenku

Di jodoh kan dengan seorang Dosen tampan adalah keinginan sebagian kaum hawa, namun tidak dengan gadis ini, ia tidak bahagia di jodoh kan dengan seorang dosen tampan. Bahkan ia akan sangat bersedia jika ada yang mau bertukar tubuh dengannya.

Susi_Idawati · Teen
Not enough ratings
10 Chs

Hari Kedua Di Kampus

Kila sudah terbangun dari tidurnya ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai mandi ia langsung ganti baju untuk pergi ke kampus. Tidak lupa ia juga menasukan beberapa buku belajarnya, namun karena saat ini ia sudah bersetatus istrinya Sadewa dengan terpaksa ia juga harus menyiapkan sarapan untuk Sadewa.

Setelah ia selesai, kini ia mulai keluar dari kamarnya, ia menyimpan tasnya di kursi meja makan, lalu ia berjalan ke arah lemari kaca yang berisikan makanan, tak lupa ia juga mengambil coklat dari lemari esnya. Setelah itu ia pergi dan mulai mengoleskan coklat tersebut ke roti.

Ia menyimpan beberapa roti di piring, lalu ia juga memakannya, namun ia harus membuat kopi untuk Sadewa, ia berjalan kembali menuju rak piring dan gelas, ia mengambil gelas lalu mulai membuat kopi untuk Sadewa, tak lupa ia juga membuat kopi untuk dirinya.

Setelah selesai membuat kopi dan susu ia kembali duduk dan menyimpan kopi di dekat piring yang sudah ia isi dengan roti, kini Kila memakan roti dan juga meminum susu nya dengan santai. Ia juga terkadang bersenandung pelan, untuk memulai harinya yang indah ini.

Tiba-tiba Sadewa datang dari arah ruang utama, ia juga sudah siap dengan pakaian nya, rupanya saat Kila menyiapkan sarapan untuk Sadewa ia juga sudah bangun malahan ia juga sudah mandi.

"Pagi, " sapa Sadewa sambil tersenyum ke arah Kila.

Kila membalaskan senyuman Sadewa dengan mulut yang masih penuh dengan roti, ia juga melambaikan tangan ke arah Sadewa. Sadewa duduk di samping Kila, lalu ia mulai saraoan nya. Setelah beberapa menit berlalu Kila saat ini sudah berada di kampus, ia ke kampus naik angkutan umum.

Padahal tadi Sadewa sudah memaksanya untuk ikut dengannya saja ke kampus, namun Kila tetap pada pendiriannya, ia tidak mau ikut dengan Sadewa. Kila sudah berjalan bersama dengan sahabat nya menuju ke kelas.

"Ah pangeran ku belum datang yah, " ucap Kila sambil meneliti setiap ujung kampus itu, ia mencari seseorang yang sudah sejak semalam ia rindukan.

"Oh iya semalam dia minta nomor lu sama gue, " Bunga membicarakan apa yang Nathan minta tadi malam.

"Yang bener? terus kamu kasih gak? " Kila mendadak menghentikan langkahnya, ia memegang kedua pundak Bunga sambil menatapnya dengan penuh semangat.

"Ya gue kasih lah, " balas Bunga malas.

"Ah makasih yah sahabat yang baik hati dan tidak sombong ini, " ujar Kila sambil memeluk Bunga dengan erat.

"Ah lepasin tau gak, " Bunga mencoba melepaskan pelukan Kila.

Tiba-tiba saat mereka berpelukan Sadewa berjalan melewati mereka dengan wajah yang sangat amat datar, Kila melepaskan pelukannya lalu menatap ke arah Sadewa yang berjalan dengan wajah datarnya.

"Dih sok banget tu orang, " ujar Kila saat melihat Sadewa lewat tanpa bicara sedikit pun padanya, bahkan Sadewa tidak menatapnya sama sekali.

"Ah walaupun dengan wajah datarnya, gue tetep suka sama dia, " timpa Bunga sambil menatap kagum pada punggung kekar Sadewa.

Kila menatap ke arah Bunga, lalu memegang keningnya, " Lu gak lagi sakit kan? " tanya Kila yang heran dengan ekspresi wajah Bunga yang menurutnya terlalu keterlaluan.

" Gak lah, ya kali aja gue sakit, kalau gue sakit gue bakal bakalan ada di sini, " balas Bunga sambil berjalan mendahului Kila menuju kelasnya.

"Woy main ninggalin-ninggalin aja lu, " Kila berlari mengejar Bunga.

Hingga mereka sampailah di kelas mereka, mereka berdua langsung duduk di kursi dan mengeluarkan buku yang akan mereka gunakan untuk belajar.

Sementara itu di kelas lain Nathan sedang bersama dengan kedua temannya, mereka sedang membicaraka sesuatu hal yang sangat menarik untuk di perbincangan seperti.

"Lu tau dosen yang namanya Sadewa gak? " tanya Nathan.

"Tau emangnya kenapa? lagian siapa sih yang gak tau dia, dosen yang hampir di gilai sama semua mahasiswi di sini, " balas Alvin, pasalnya akan sangat keterlaluan sekali jika ada yang tidak mengenal Sadewa.

"Emangnya kenapa? " tanya Malik ia rasa Nathan tau sesuatu akan orang itu.

"Lu tau dong sama di Kila, cewek yang kemarin kita ributin, " balas Nathan.

"Iya tau, bisa langsung ke intinya aja gak? "

"Iya gue jelasin, menurut riset yang gue lakukan, ternyata dari banyaknya wanita yang tergila-gila akan ketampanan dan kesempurnaan yang di miliki Sadewa, si Kila kayanya benci banget yah sama tu orang, maksudnya sama sekali tidak tertarik sama Sadewa, " jelas Nathan ia tau itu dari beberapa teman perempuannya.

" Ini baru cewek yang gue suka, " ujar Malik sambil tersenyum.

"Ini milik gue yah, " timpa Alvin.

"Bentar dulu gue belum selesai, " ujar Nathan, rupanya ua belum menyelesaikan ucapannya.

"Terus apa lagi? " tanya Malik sambil mengerutkan keningnya.

"Tapi kemarin gue liat mereka satu gedung apartemen, dan yang paring parah lagi, gue liat kemarin mereka bertingkah layaknya orang yang sudah kenal lama, berbeda kalau kita lihat sekarang di sekolah, " lanjut Nathan.

"Mungkin aja mereka emang kenal karena tetanggaan, positif aja napa sih, " balas Malik, ia tau kalau tidak akan ada hubungan apa-apa di antara mereka.

"Iya emangnya yang ngejar Sadewa itu cuman satu dua? kan enggak banyak banget malahan, mana mungkin ia memilih Kila untuk di jadikan pacarnya, " Alvin merasa tidak pantas saja kalau sampai Sadewa memilih Kila untuk di jadikan pacarnya, karena menurut nya yang lebih sempurna dari Kila itu banyak.

Mereka sendiri tidak sadar kalau mereka juga terpesona dengan Kila, padahal yang lebih cantik dan sempurna di samping mereka juga banyak, terkadang tidak semua rasa suka pada seseorang di dasari oleh tampang dan juga seberapa sempurna ia menjalani kehidupan.

Ada pula orang yang akan membuat kita jatuh cinta tanpa sadar pada orang itu di karena kan orang itu mampu membuat kita tertawa di setiap hari-harinya, jadi tanpa sadar sebenarnya kita bisa nyaman dengan orang yang seperti itu. Urusan cantik dan sempurna, itu hanyalah bonus untuk kita.