1 PROLOG

"Saya tidak mau menikah dengan anda, Tuan Prakoso. Atas dasar apa anda ingin menikahi saya? Saya dengan anda, tidak kenal satu sama lain. Saya adalah orang asing, begitu juga dengan anda. Menikah adalah janji suci sehidup semati yang hanya bisa saya lakukan satu kali seumur hidup, Tuan Prakoso. Bagi saya, menikah adalah ikatan sakral tidak bisa dimainkan." Perempuan berambut cokelat tersebut, menatap tajam pada laki-laki yang berpakaian cukup rapi di hadapannya.

"Saya adalah laki-laki yang sudah menodai anda, Miss Amira. Saya akan bertanggung jawab atas apa yang sudah saya perbuat. Dan, anda akan saya nikahi."

Perempuan itu terus menggelengkan kepalanya. "Saya, tidak mau menikah dengan laki-laki yang belum saya kenali sebelumnya. Anda orang asing, Tuan Prakoso. Lagipula saya juga tidak mengandung anak anda. Untuk apa anda bertanggung jawab? Tidak perlu menikahi saya."

"Saya akan tetap menikahi anda. Meski tidak hamil sekali pun, saya tidak peduli."

Selang berapa menit, perempuan tersebut memegang kepalanya. Dia juga sebelum tumbang terlihat menahan muntah dan terus memegang perutnya. Dengan cekatan, laki-laki tersebut membawa si calon istri paksaan ke rumah sakit. Tak peduli dengan penolakan, dia bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat. Apa saja resiko yang terjadi, dia akan menerima semuanya.

"Saya akan menikahi anda, Miss Amira, entah anda hamil atau tidak. Niat saya sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun itu. Anda akan menjadi istri saya," bisik laki-laki tersebut dengan menggendong perempuan yang terkulai lemas dalam dekapannya. Tak bisa dia pungkiri ternyata benih-benih cinta itu sudah timbul. Perempuan itu tak terlalu buruk, malah sangat cantik sekali. Jadi, tak ada alasan untuk menolak menikah.

Berani berbuat, berani bertanggung jawab.

avataravatar
Next chapter