webnovel

Pria yang Tidak Mendengarkan Kata-kata Orang Lain

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah Yan Xiruo selesai menyindir Ye Juemo, ia merasakan suhu udara yang ada disekitarnya seakan menurun beberapa derajat. Ia melirik pria yang selalu bersikap dingin ini, seketika tubuhnya gemetar ketakutan.

Setiap kali Ye Juemo ekspresinya tampak dingin dan terdiam dengan serius, Yan Xiruo selalu merasa perlu bernapas lebih panjang.

"Terima kasih atas kebaikanmu, sepertinya aku tidak bermasalah berada di sini semalaman." Yan Xiruo pun tidak menunggu balasan Ye Juemo terdengar, ia membalikkan badannya dan berjalan kembali ke geladak kapal.

Namun ketika baru berjalan beberapa langkah, pergelangan tangan Yan Xiruo ditahan oleh sebuah tenaga yang kuat. Sebelum ia bereaksi, badannya yang halus kurus sudah ditarik dengan kuat hingga kakinya tidak menyentuh tanah.

Ternyata Ye Juemo melakukan sesuatu yang tidak terduga. Seketika Yan Xiruo digendong ke pundaknya. Yan Xiruo sontak menjerit, "Aaaa!" Kepalan tangannya yang kecil memukul-mukul punggung Ye Juemo, "Apa yang kamu lakukan? Turunkan aku!"

Ye Juemo tidak menjawab seolah tidak mendengarnya, ia pun mulai berjalan menuju tangga dan naik ke atas.

"Turunkan aku! Kamu dengar tidak, lepaskan aku!" Dalam posisi ini, lambung Yan Xiruo tertekan oleh tulang bahu Ye Juemo dan ini membuat perutnya merasa tidak nyaman. Namun semakin kuat perlawanannya, maka lengan tangan yang memeluk kedua kakinya semakin mengerat.

Dasar pria yang kasar!

Yan Xiruo yang dalam posisi seperti itu langsung mendapat perhatian dari sekitarnya. Orang-orang langsung mengarahkan pandangannya ke Yan Xiruo saat ia berjalan melewati mereka. Semuanya memberikan tatapan dalam arti yang mendalam kepada mereka berdua.

"Kakak!" Ketika Ye Juemo sudah mau sampai ke kamarnya, suaranya Ling Zhihan terdengar di telinganya.

Yan Xiruo melihat beberapa pria yang berwajah tampan berjalan menuju arah mereka, ia dengan cepat menundukkan kepalanya, menggunakan rambut panjangnya menutupi wajahnya yang kecil itu. Kedua tangan yang awalnya masih memukul punggung Ye Juemo, sekarang memegang bajunya dengan erat.

Walaupun ia tidak mengenal pria-pria ini, namun Yan Xiruo adalah seseorang yang sudah menikah. Saat ada orang yang mengenalnya dan melihat dirinya di pundaknya Ye Juemo, mereka pasti akan salah paham menilainya.

"Kakak, kami baru saja mau mengajakmu ke lantai satu, aku telah mendengar bahwa tahun ini banyak perempuan yang cantik dan muda. tetapi sepertinya tidak usah kami mengundang kamu lagi. Sepertinya kamu sudah mendapatkannya sendiri ya!" Ling Zhihan tersenyum dengan nakal. Ia berjalan ke belakang Ye Juemo, dirinya sangat penasaran dengan perempuan yang bisa membuat kakaknya berperilaku seperti ini. Apalagi ia sangat tahu bahwa kakaknya merupakan orang yang tidak peka dengan hubungan pria dan perempuan. Ling Zhihan sangat penasaran dengan mukanya. 

Ling Zhihan melihat Yan Xiruo menutupi wajahnya dengan rambutnya, ia barusan mau membuka rambutnya dan melihat wajah perempuan ini. Namun, Ye Juemo sudah membuka pintu kamarnya dan membawa Yan Xiruo yang ada di pundaknya memasuki kamarnya. 

Suara 'Buk!' yang keras pun terdengar, mengunci teman-temannya yang penasaran di luar kamar.

Ling Zhihan pun menepuk-nepuk hidungnya, "Kakak sedang bermaksud melindunginya sekarang, ya!"

"Sudahlah, melihat dari pakaian yang dikenakan oleh perempuan itu, dia sepertinya bukanlah model pendatang baru atau selebriti terkenal yang ada di lantai bawah itu." Mu Yuchen memasukan tangannya ke dalam saku celananya dan melangkah ke depan, melihat Ling Zhihan masih melayang di depan pintu kamar Ye Juemo. Wajahnya yang tampan dan lembut itu menekuk sebuah senyuman yang menggoda, "Sepertinya kali ini Kakak sedang serius."

Ling Zhihan setuju dengan menganggukkan kepalanya, "Betul, sudah belasan tahun yang lalu saat melihatnya serius dengan seorang perempuan. Dulu dia dan Nianwei punya hubungan yang baik, sangat serasi! Mereka berdua bahkan sudah bertunangan, tinggal menunggu waktu untuk menikah, sayangnya Nianwei telah kehilangan jejak saat penyerangan teroris itu."

Teringat kerusuhan berdarah itu, Mu Yuchen menghela napas pada waktu yang lama, "Pada waktu itu, para teroris itu terlalu kejam, jumlah korban yang terbunuh pada kerusuhan tersebut juga belum diketahui dengan jelas oleh pemerintah, kan? Sudah bertahun-tahun yang lalu, kalau Nianwei benar-benar masih hidup, kenapa dia tidak kembali ke keluarganya dan Kakak?"

Ayah Ling Zhihan juga merupakan korban dari kerusuhan itu, teringat dengan kejadian itu, matanya pun memerah, "Sebenarnya dalam hati Kakak, dia pasti sangat mengerti, Nianwei bukanlah hilang tanpa bisa dideteksi, namun gadis itu sudah tiada di dunia ini lagi."

Mu Yuchen menepuk pundak Ling Zhihan dalam arti menghibur, "Tidak usah kita mengungkit masa lalu yang sedih lagi. Yuk, kita turun ke lantai bawah."