1 BAB 1 Percobaan pertama

Aninda berkali kali menghembuskan nafasnya mencoba meredakan kegugupannya dan berkali kali juga sahabatnya yang sedari tadi berdiri di samping Aninda mencoba untuk membujuk Aninda untuk tidak melakukan hal konyol, Namun sayangnya sifat Aninda yang pantang menyerah tidak mengindahkan omongan sahabatnya tersebut.

Bagaimana tidak Aninda akan mencoba untuk mengatakan rasa Cintanya kepada cowok yang ia sukai sejak pertama kali Ia memasuki SMA. Setangkai mawar merah sudah berada di genggaman tangannya, hal itu yang membuat Sahabatnya Anisa Aqila yang di panggil Aninda Anisa itu sejak tadi membujuk dan memohon untuk tidak melakukan hal itu.

Anisa melarang karena takut Aninda akan di tolak mentah mentah kembali oleh cowok yang gadis itu sukai, bahkan ini bukan pertama kalinya Aninda mencoba mengutarakan perasaanya ini sudah beberapa kalinya gadis itu melakukan hal tersebut dan ujung ujungnya gadis itu di tolak dengan kata kata pedas cowok yang Aninda suka. Anisa tidak suka hal itu.

"Nin udahlah gak usah," Kata Anisa mencoba membujuk sahabatnya itu.

"Udah tenang aja gue udah kebal kok Nis, kalo seandainya gue di tolak gak jadi masalah yang penting kan gue udah mencoba," Katanya dengan menampilkan senyum terbaiknya. Anisa menghela nafas kasar sahabatnya memang terlalu bucin atau bisa di sebut terlalu bodoh.

"Astaga dunia emang udah kebalik," Aninda terkikik mendengar ucapan Anisa.

Anisa meliriknya sinis. "Ngapain lo ketawa." ketus Anisa.

"Enggak kok. Yaudah bye gue mau ngasih setangkai mawar merah untuk sang pangeran ku," katanya dengan tampang meledek Anisa.

"LEBAY LO!" Teriak Anisa karena memang Aninda sudah berlari menjauh.

Anisa hanya berharap semoga sahabatnya tidak lagi mendapatkan kata kata pedas dari cowok yang gadis itu suka, walau Aninda selama ini memang tidak mengeluhkan apapun padanya namun Anisa tau bahwa Aninda tidak baik baik saja. Karena mata tidak pernah bohong.

Aninda Fahira gadis ceria yang tidak suka Matematika, sifatnya yang keras kepala membuatnya harus mendapatkan apa yang ia suka terutama Cinta dari cowok incarannya. Dengan segala tekat dan mental gadis itu Mengejar cowok dengan sifat dingin dan ketus.

sedikit informasi Aninda memang menyukai cowok dingin dengan ucapan pedasnya namun bagi Aninda hal itu adalah daya tarik bagi cowok tersebut dan bagi Aninda juga Cowok itu beda dari cowok yang lain, pendiem dan tidak banyak bicara namun ketika berbicara panjang cowok itu akan mengeluarkan bumbu boncabenya. Pedes dan menyakitkan.

***

Dengan segala tekat dan mentalnya Aninda memasuki kelas XI IPA 1 kelas cowok yang Aninda suka, Aninda sempat kepikiran kenapa ia tidak pindah ke kelas XI IPA 1 saja kenapa ia masuk kelas XI IPS 4 Aninda hanya bisa menyesali kenapa dari awal tidak memasuki kelas IPA mau masuk IPA sekarang, sayangnya sudah telat.

seketika keadaan kelas senyap ketika Aninda masuk, karena memang jam pelajaran belum istirahat namun guru guru sedang rapat membuat jam pelajaran tertunda sementara. Pada dasarnya kelas IPA memang anak anak kelasnya sangat penurut jadi mereka para murid semuanya berada di kelas, sedangkan kelas Aninda semua berada di luar seperti pergi ke kantin, rooftop, UKS itupun hanya untuk tidur, dan untuk Anisa sendiri jangan di tanyakan lagi kalian semua tau lah ya.

"Hallo, boleh ngomong sebentar?" Cowok itu menaikan alisnya.

"Sebentar aja," Katanya lagi. Cowok itu mengangguk.

Aninda menghembuskan nafasnya, sedangkan setangkai bunga mawarnya di sembunyikan di belakang punggungnya. Anak anak kelas menunggu drama apa yang akan di tampilkan kali ini.

"Topiknya sama kali ini. hemm gue Cinta sama lo, mau gak jadi pacar gue." ujar Aninda dengan mengulurkan setangkai mawar merah ke hadapan cowok tersebut.

XI IPA 1 sudah menduga hal itu merasa iba kepada Aninda yang berkali kali berusaha mendapatkan cowok dingin itu namun berakhir di tolak mentah mentah oleh cowok itu.

Terdengar hembusan nafas kasar dari cowok tersebut. " Udah gue bilang, gue gak suka sama lo!"

"T-tapi kasih gue kesempatan untuk bisa Deket sama lo please," Aninda memohon dengan manangkupkan tangannya di depan dada.

"gak!"

"Alvaro kali ini aja"

"enggak!"

"gue cinta sama lo, kasih gue kesempatan untuk buat Lo juga cinta sama gue," lirih Aninda memandang Alvaro memohon.

Alvaro berdiri dari duduknya, menatap datar Aninda ntah kenapa Alvaro merasa kesal dan dongkol sekarang. Aninda terlalu memaksa Ia tidak suka cewek yang pemaksa seperti Aninda.

"Lo ngerti gak sih bahasa manusia! gue gak suka sama lo dan gak akan pernah gue kasih kesempatan buat cewek modelan kaya Lo!" Balas Alvaro pedas. Sakit itulah yang Aninda rasakan.

XI IPA 1 menyorakinya membuat Aninda menundukkan kepalanya. "Jadi gue di tolak lagi?"

"Menurut Lo!" Aninda mengangguk mendengar balasan Alvaro. Lain kali ia akan mencari cara yang lebih baik lagi supaya bisa di terima oleh Alvaro.

"Makanya jadi cewek itu punya malu dong," Kata salah satu teman sekelas Alvaro.

"Tau Lo gak malu apa di tolak di depan semua orang."

avataravatar